Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wigati
"Bagi LAPAN sebagai lembaga penelitian di bidang antariksa, asset pengetahuan yang bisa berupa individu peneliti beserta pengalamannya, hasil penelitian, serta infrastruktur pendukung seperti proses, organisasi dan metode, perlu dikelola secara signifikan untuk mencapai visi dan misinya.
Penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) melalui suatu perencanaan strategis dengan langkah awal melakukan penelitian kondisi lingkungan internal dan eksternal menggunakan analisa SWOT. Hasilnya didapat LAPAN berada pada posisi kuadran Threat-Weakness. Selanjutnya dilakukan pemetaan pengetahuan dan manajemen pengetahuan dengan NASA sebagai pembandingnya, sehingga didapat hasil LAPAN termasuk belum optimal dalam menerapkan manajemen pengetahuan.
Langkah berikutnya, membuat perencanaan strategis manajemen pengetahuan di Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, salah satu pusat penelitian di LAPAN.

LAPAN is research institute for aerospace scope, many kind of resource asset is scientist included their experience, result of examination and infrastructure institution like organization, method and process needed to be empowered deeply to achieve their vision and mission.
Application of knowledge management in the strategic plan with start at examination in internal and external area concern used The SWOT analysis. The result SWOT analysis shows that LAPAN condition in the Threat-Weakness quadrant. More application done at mapping the knowledge and knowledge management to be compare with NASA. And result saw that LAPAN still not optimal yet in applies of knowledge management.
Further more make strategic plan for knowledge management in Pusat Teknologi Wahana Dirgantara one of center examination in LAPAN.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pande Putu Budi Herryawan
"Strategi yang jitu diperlukan untuk memenangkan suatu pertempuran. Pertempuran yang dimaksud tidak harfiah seperti pertempuran antara dua kelompok yang sama-sama mengangkat senjata untuk memaksakan kehendaknya. Pertempuran dalam kondisi saat ini bisa meluas menjadi pertempuran dalam memenangkan persaingan usaha atau bisnis. Perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki strategi yang jitu akan terkalahkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki strategi yang jitu. Saat ini, banyak sekali teori-teori mengenai strategi yang dapat dipakai sebagai acuan untuk pembuatan strategi yang jitu. Teori-teori tersebut beraneka ragam mulai dari strategi yang berasal dari strategi pertempuran pada masa Kekaisaran Ming, Strategi Sun Tzu, sampai dengan strategi-strategi modern seperti Blue Ocean Strategy. Semua jenis strategi tersebut dapat dipakai oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan usaha tetapi bila semudah itu dengan hanya mengikuti seperti di buku-buku strategi tersebut dapat memenangkan persaingan usaha maka semua orang di dunia ini akan menjadi pengusaha yang berhasil dan tidak ada lagi orang miskin atau karyawan. Kenyataan di dunia ini adalah persentase pengusaha berhasil sangat kecil sekali dibandingkan jumlah penduduk dunia. Lalu timbul pertanyaan apa yang membedakan pengusaha berhasil dengan sisa penduduk dunia lainnya. Jawaban dari pertanyaan tersebut di atas sebenarnya mudah saja, yaitu perusahaan harus menjadi The Right Man/Woman in The Right Place and Time. Untuk menjadi seseorang yang tepat di tempat dan waktu yang tepat, perusahaan harus melakukan pengenalan lingkungan terlebih dahulu. manajemen harus mengetahui kelemahan dan kekuatan relatif dibandingkan dengan perusahaan pesaing (faktor eksternal). Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatan perusahaan, manajemen dapat mengetahui posisi perusahaan dan dapat memilih strategi apa yang harus dipilih bila berada di posisi tertentu. Semua ini karena strategi akan berbeda untuk perusahaan yang memiliki sumber daya berlimpah dengan perusahaan yang memiliki sumber daya minim. Setelah mengetahui posisi dibandingkan pesaing, manajemen melihat faktor-faktor internal perusahaan untuk melihat apakah kondisi internal dapat mendukung perusahaan apabila suatu strategi yang dipilih oleh manajemen diterapkan. Setelah mengetahui kekuatan dan kelemahan eksternal maupun internal, manajemen mulai dapat untuk memformulasikan strateginya. Tahap formulasi strategi harus dimulai dengan menetapkan misi perusahaan yaitu untuk apa perusahaan didirikan atau apa yang selama ini dilakukan perusahaan dan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan. Setelah mengetahui batasan untuk apa perusahaan didirikan, manajemen dapat menetapkan visi perusahaan yaitu tujuan perusahaan di masa depan. Penetapan visi ini dapat diperjelas lagi dengan menetapkan tujuan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, misalnya dalam waktu lima tahun. Setelah manajemen menetapkan batasan-batasan dalam hal kemampuan dan tujuan perusahaan, maka manajemen dapat dengan mudah untuk memilih strategi apa yang paling tepat dengan kondisi perusahaan. Perlu diingat bahwa formulasi strategi tidak hanya untuk tingkat perusahaan saja tetapi lebih baik lagi apabila dijabarkan ke dalam tingkat unit bisnis dan fungsional. Tetapi manajemen harus menekankan bahwa strategi tingkat bawah harus mendukung strategi tingkat di atasnya sehingga sinergi dapat tercipta.
Setelah strategi diformulasikan, manajemen sebaiknya memasyarakatkan strategi ini ke semua tingkatan di perusahaan sehingga diharapkan pada tahap pelaksanaan strategi tidak ada satupun unsur di dalam perusahaan yang melenceng dari strategi induk perusahaan. Manajemen tidak perlu khawatir strategi ini akan diduplikasi oleh perusahaan pesaing sebab strategi yang tepat untuk satu perusahaan belum tentu akan berhasil jika diterapkan di perusahaan lain. Semuanya bersumber dari faktor kekuatan dan kelemahan eksternal maupun internal perusahaan yang kemungkinan besar berbeda-beda. Apabila strategi telah dilaksanakan maka kemungkinannya hanya akan dua yaitu sukses atau gagal. Penetapan kata sukses atau gagal dapat ditentukan oleh berbagai macam metode. Metode penilaian keberhasilan yang paling umum digunakan adalah dengan memakai indikator-indikator keuangan. Tetapi pada saat ini, penilaian berdasarkan indikator-indikator keuangan ini mulai diragukan keakuratannya. Indikator indikator keuangan hanya dapat menjelaskan kegagalan setelah semuanya telah terjadi (atau disebut lagging indicator) tetapi tidak mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab kegagalan atau kesuksesan (atau disebut dengan leading indicator). Teori Balanced Scorecard mencoba untuk menambahkan tiga indikator tambahan sebagai leading indicator yang dapat menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan atau kesuksesan perusahaan. Indikator-indikator ini (atau yang diistilahkan dalam Teori Balanced Scorecard sebagai perspektif) adalah indikator pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Karya akhir ini mencoba untuk mengevaluasi langkah-langkah PT. Poultry Agroindustry, Tbk. dalam melakukan kebijakan strategisnya dan mencoba untuk menilai apakah manajemen berhasil melaksanakan kebijakan strategis yang diambil dengan baik atau gagal dengan memakai pendekatan Balanced Scorecard. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, dapat diambil keputusan bahwa perusahaan telah melakukan tahap-tahap pembuatan strategi yang tepat. Perusahaan telah melakukan analisa kekuatan dan kelemahan internal dan eksternal perusahaan.
Berdasarkan hasil tersebut, manajemen menetapkan misi, visi, dan tujuan perusahaan tetapi tetap terlihat masih ada keterbalikan pengartian misi dan visi yang dilakukan oleh manajemen. Terakhir manajemen telah menetapkan langkah-langkah strategis yang akan diambil oleh perusahaan berdasarkan misi, visi, dan tujuan yang telah ditetapkan. Hal yang dapat dipuji dari tim manajemen adalah manajemen telah menetapkan strategi untuk tingkatan unit bisnis dan fungsional walaupun tidak dipisahkan secara tegas. Dalam penilaian kinerja perusahaan, selama ini PT. Poultry Agroindustry hanya memakai indikator keuangan. Dilihat dari indikatorindikator keuangan, perusahaan masih jauh di bawah para pesaingnya.
Karena hanya memiliki lagging indicator maka manajemen tidak pernah tahu apa penyebab mereka selalu inferior dibandingkan pesaingnya. Oleh karena itu, perusahaan diberikan beberapa indikator yang dapat membantu manajemen mengetahui penyebab mengapa perusahaan lebih inferior dibandingkan pesaing-pesaingnya. Sebagai saran yang membangun, perusahaan disarankan untuk melakukan perubahan perubahan dalam strateginya untuk melakukan alih teknologi, membuka diri terhadap usaha di luar bisnis inti, dan memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Selain itu juga disarankan untuk mengembangkan konsep Balanced Scorecard ini sampai per deskripsi kerja dengan harapan perusahaan dapat mendeteksi faktor penghambat (bottle neck) secara lebih akurat dan detail."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T24103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford, 2005
658.4 CON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Pudjanegara
"Tesis ini membahas strategi korporasi yang digunakan oleh manajemen PT. XYZ sebagai perusahaan pembiayaan yang fokus pada usaha pembiayaan konsumen khususnya pembiayaan sepeda motor, untuk mengalihkan obyek pembiayaan sepeda motornya dari pembiayaan motor merek Jepang ke merek Cina, segera setelah manajemen melihat persaingan pada pembiayaan motor merek Jepang sudah tidak sehat. Banyak pesaing yang masuk ke dalam usaha ini, dan keuntungan yang semakin kecil, sehingga dapat mengakibatkan kesulitan yang besar bagi perusahaan. Fokus dari penelitian juga untuk melihat apakah ada hubungannya atau kesamaan antara strategi yang digunakan oleh manajemen tersebut dengan strategi blue ocean.

This thesis discusses corporate strategies used by the management of XYZ as a finance company focused on consumer financing business, especially motorcycles financing, to divert the object of their motorcycle financing from Japanese brand to China brand, as soon as management sees the competition on the financing of the Japanese brand motorcycles are not healthy. Too many competitors, small profit margin, which cause great difficulties for the company. The focus of this research is also to see the relationship or similarity between the strategies used by the management with the blue ocean strategy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29501
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Krisbiyantoro
"ABSTRAK
Metode pengadaan langsung merupakan cara pengadaan yang paling sederhana
dimana tidak melalui proses lelang, lebih efisien karena dapat melakukan
negosiasi langsung kepada penyedia barang/jasa tanpa perantara. Penelitian
dilakukan dengan mengumpulkan data melalui survei kuesioner. Kemudian data
tersebut dievaluasi dengan analisa deskriptif dan divalidasi dengan wawancara
pakar. Manajemen pengadaan langsung di kecamatan dan kelurahan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta secara keseluruhan dari tahap perencanaan sampai dengan
pengendalian tidak berjalan dengan baik, SDM dalam pengadaan mempunyai
keterampilan yang kurang dan pejabat-pejabat yang bertanggung jawab dalam
pengadaan belum sepenuhnya bersertifikat. Selain itu terdapat 13 proses yang
belum diatur secara jelas atau tidak sesuai dengan best practice, maka dibuat
strategi dalam pelaksanaan manajemen pengadaan langsung yang dapat
diterapkan di kecamatan dan kelurahan Provinsi DKI Jakarta.

ABSTRACT
Direct procurement method is the simplest way which does not through an auction
process, is more efficient because it can negotiate directly to the providers without
any intermediaries. The study was conducted by collecting data through a
questionnaire survey. Then the data is evaluated by descriptive analysis and
validated with expert interviews. Direct procurement management in districts and
villages of DKI Jakarta as a whole from the planning stage until the control is not
going well, the human resources in the procurement have lack of skills and the
officials that responsible in procurement has not been fully certified. In addition
there are 13 processes that are not yet clearly regulated or not in accordance with
best practice, then the strategy was made in the implementation of direct
procurement management that can be applied in the districts and villages of DKI
Jakarta."
2015
T44709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pearson, Barrie
London: Mercurry, 1991
650 PEA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Haribakti Sukandar
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Industri televisi di Indonesia dimulai sejak TVRI mulai mengudara pada tahun 1960 yaitu sejak Presiden Soekarno mengambil keputusan bahwa Republik Indonesia harus memiliki stasiun televisi sendiri. Pendirian stasiun televisi milik pemerintah itu sendiri dimaksudkan untuk meliput peristiwa-peristiwa penting antara lain Conefo Games di tahun 1960 dan Asian Games tahun 1962 di Jakarta. Selanjutnya selama kurang lebih 28 tahun TVRI merupakan satu-satunya stasiun televisi di Indonesia.
Industri televisi mengalami perkembangan pesat sejak dikeluarkaqnnya ijin pendirian stasun televisi oleh swasta pada tahun 1988, dengan dipelopori oleh PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), yang selanjutnya diikuti oleh stasiun-stasiun lainnya seperti Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Surya Cipta Televisi Indonesia (SCTV), Andalas Televisi (ANTV) dan Indosiar. Perkembangan televisi swasta demikian pesatnya sehingga dalam waktu kurang dari 5 tahun, jangkauan siaran sudah dapat mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia dan negara-negara tetangga. Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan TVRI yang memerlukan lebih dari 20 tahun untuk mencapai kondisi yang sama. Hal ini dimungkinkan karena kelonggaran-kelonggaran perizinan yang diberikan pemerintah, kecepatan antisipasi pihak swasta dan perkembangan teknologi pertelevisian itu snediri. Selain itu juga peluang bisnis dalam industri tlevisi untuk melengkapi media-media lainnya snagat terbuka lebar. Total anggaran iklan di Indonesia sejak diperbolehkannya televisi swasta mengudara mengalami kenaikan ytang sangat pesat, apalagi dengan kebijaksanaan pemerintah yang tetap melarang TVRI untuk menayangkan iklan.
Dengan perkembangan di atas yang demikian pesat dan dalam lingkungan eksternal perusahaan yang dapat dikatakan bergejolak, RCTI sebagai salah satu perusahaan jasa siaran televisi berusaha untuk memainkan peranannya dalam industri televisi. Posisinya sebagai pelopor televisi swasta dalam usianya yang relatif masih sangat muda kini mulai menghadapi persaingan ketat dari pesaing-pesaing barunya. Keadaan ini memaksa RCTI untuk menyusun strtegi agar dapat memenangkan persaingan. Posisi sebagai pelopor tidak akan dapat dipertahankan jika RCTI tidak menyusun strateginya secara formal. Namun di tengah lingkungan yang bergejolak inipun juga dapat merupakan peluang baik yang dapat dimanfaatkan oleh RCTI.
Dengan latar belakang pendidikan yang diperoleh di program Magister Manajemen Universitas Indonesia dan salah satu topik mata kuliah mengenai manajemen strategis, kami mencoba menyusun sebuah karya akhir yang mengacu pada topik tersebut dan sekaligus mencoba untuk menganalisis kebijaksanaan strategis di RCTI.
Karya akhir ini dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan RCTI dalam menyusun strategi perusahaan di masa mendatang. Penyusunan strategu perusahaan ini mengikuti langkah-langkah proses manajemen strategis yang didasari pada misi organisasi.
Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan infomrasi melalui metode pengisian kuesioner dan interview pada para direksi RCTI dan beberapa manajer tingkat menengah, guna memperoleh gambaran operasi dari setiap fungsi organisasi dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki masing-masing fungsi organisasi.
Studi literatur dan pengumpulan data baik dari media cetak, bahan seminar, Peraturan Pemerintah maupun sumber data sekunder lainnya dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang terdapat didalam industri penyiaran televisi ini.
Setelah komponen-komponen lingkungan internal maupun lingkungan eksternal diidentifikasi, dilakukan pembobotan terhadap komponen-komponen tersebut berdasrkan kepentingannya masing-masing dalam mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan metode proses hirarki analitik (PHA). Metode ini akan menggambarkan posisi RCTI di dalam diagram SWOT, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan analisis penentuan strategi utama dan strategi fungsi yang harus dilakukan RCTI di kemudian hari."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Renditia
"Peran perbankan nasional dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat haruslah lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta kepada berbagai lapisan masyarakat tanpa adanya diskriminasi, sehingga bila dilakukan dengan baik maka akan memperkuat struktur perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UMKM merupakan suatu bentuk kegiatan usaha yang paling banyak terdapat di tengah masyarakat.
Besarnya potensi UMKM tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) membuka unit usaha Mitra Usaha Rakyat (MUR) yang khusus bermain di segmen pembiayaan UMKM. Studi ini memberikan acuan bahwa strategi pertumbuhan dan strategi stabil dihasilkan melalui formulasi strategi berdasarkan kaidah teoritis dan praktis. Dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pemberian kredit dan menekan jumlah kredit macet.

Role of national banks in the gather and distribute funds to the community, should be giving more attention to financing the activities of the Small and Medium Enterprises (SME) and to various segments of society without discrimination, so that if done properly it will strengthen the national economic structure. This is because the SME is a form of business activity, most commonly found in the community.
The amount of the potential of the SME is one of the factors that cause the Bank BTPN open SME - business units specifically to play in the financing of micro financing segment. This study provides growth strategy and stable strategy based on the rule through theoretical and practical. With a view to increasing the number of credit and press the amount of non performing loans."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Widjaya Sadguna
"ABSTRAK
Kondisi perhotelan dan pariwisata di Indonesia sejak masa krisis sampai dengan sekarang mengalami pertumbuhan yang tidak menggembirakan. Sektor pariwisata yang dijadikan salah satu tulang punggung penerimaan negara di luar migas tidak bisa pulih karena krisis multi dimensi Indonesia yang tidak kunjung menunjukan perbaikan. Negara- negara tetangga sesama ASEAN telah berhasil menggalakan sektor pariwisatanya, bahkan Thailand sejak tahun 1998 sudah berhasil membalikan keadaan ini dengan mengalami pertumbuhan positif. Kondisi sosial, politik dan keamanan yang buruk adalah faktor yang membuat Indonesia tidak mampu menarik wistawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Wisatawan asing takut berkunjung ke Indonesia karena setiap hari terdapat begitu banyak berita yang menghawatirkan dan mengerikan dengan terjadinya kerusuhan antar etnis, pemboman, dan berita-berita lainnya yang menakutkan.
Memasuki era otonomi daerah kota Semarang yang seharusnya berbenah diri di sektor pariwisata, hal ini tidak terjadi karena terkena dampak buruk dari kondisi di tanah air seperti di atas. Kondisi perhotelan di Semarang, lebih khusus lagi hotel berbintang empat dan lima terlihat harus susah payah mempertahankan bisnis mereka saat ini. Hotel berbintang empat dan lima di Semarang terdiri dari; hotel Ciputra Semarang, hotel Patra Jasa Semarang, hotel Graha Santika Semarang, dan hotel Grand Candi Semarang yang merupakan satu- satunya hotel berbintang lima. Ke empat hotel tersebut memiliki pangsa pasar yang serupa yaitu tamu hotel yang berasal dari kalangan bisnis dan meeting sehingga mereka harus berhadapan satu sama lainnya.
Penyusunan karya akhir ini dilakukan dengan dua pendekatan yaitu secara eksploratori riset atau desk research yaitu melakukan studi literatur dan pengumpulan Analisa persaingan secondary datas. Riset kualitatif dilakukan atas persepsi konsumen dari hotel berbintang empat dan lima di Semarang untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi konsumen terhadap hotel- hotel yang ada. Strategi yang diterapkan dari masing- rnasing hotel ini adalah ekstensifikasi di produk yang ditawarkan dan strategi positioning yang membedakan hotel satu sama lainnya.
Strategi ini merupakan bagian dari strategi konsolidasi dari masing- masing hotel untuk mengahadapi tantangan besar di kondisi ekstemalnya seperti kondisi ekonomi yang membuat kemampuan pasar yang menurun, pasar menciut, dan dukungan sektor perbank~ yang sulit. Kesulitan ini ditambah lagi dengan menurunnya tamu dari kalangan tamu bisnis asing yang berkunjung di Semarang karena takut mengunjungi Indonesia. Tamu dari kalangan wisatawan asing hampir tidak bisa diharapkan lagi karena secara keseluruhan mengalami penurunan seperti yang dialami daerah- daerah lain di Indonesia.
Berbicara lebih lanjut tentang produk- produk hotel berbintang empat dan lima di
Semarang, terkesan produk yang ditawarkan tidak memiliki perbedaan yang cukup
signifikan, karena satu dengan lainnya terlihat mirip dan sangat mudah ditiru. Sebenamya
positioning yang ditetapkan masing- masing hotel sudah cukup baik, dengan melihat
potensi yang dimiliki. Tampak setiap hotel berusaha mencari segmen tersendiri untuk
menarik kehadiran tamu hanya belum terlihat efektif dan masih mencari bentuk yang
paling pas.
Dari riset yang dilakukan ditarik suatu kesimpulan bahwa kondisi perhotelan berbintang empat dan lima di Semarang belum memiliki atribut tertentu yang kuat dipersepsi konsumennya. Hal ini cukup menghawatirkan karena tidak terlihat faktorpembeda dari masing- masing hotel, sehingga konsumen cenderung tidak akan loyal
terhadap hotel tertentu.
Ketertarikan pasar di hotel berbintang em pat dan lima di Semarang terlihat rendah
karena data- data penunjang seperti tingkat hunian kamar dan harga kamar terlihat
rendah. Hanya saja apabila kondisi pertumbuhan mulai menunjukan perbaikan di
kemudian hari hal ini bisa mengundang pendatang baru yang potensial. Pendatang baru
yang mengetahui bahwa konsumen tidak bisa membedakan kekuatan masing- masing
hotel akan menetapkan strateginya kepada atribut- atribut yang lemah tadi.
Untuk mensiasati penurunan pendapatan, hotel berbintang empat dan lima di
Semarang telah mencoba mengatasi penerimaan yang menurun dari tingkat hunian dan
harga kamar (dibandingakn dengan US Doillar) dengan menggenjot sektor penerimaan
lainnya, seperti menggencarkan penerimaan dari sektor konvensi, F&B, dan paket- paket
yang di tawarkan kepada masyrakat lokal. Strtegi ini diakui cukup berhasil dengan ratarata
penerimaan dari sektor non-kamar meningkat menjadi 30% -50%, bergantung dari
masing- masing hotel yang ada.
Hotel berbintang empat dan lima di Semarang disarankan agar memperhatikan
pembuatan strategi jangka panjang yang lebih jelas untuk mem-positioning-kan hotelnya
dengan lebih spesifik. Hotel Ciputra yang di saat ini dipandang sebagai hotel bisnis akan
berkonsentrasi pada sisi kuatnya di sektor bisnis dan hotel Patra Jasa yang ingin menjadi
hotel resort harus membenahi diri ke arah resort dan leisure hotel. Hotel Graha Santika
harus pula menemukan positioning yang jelas ap'*ah ingin menjadi hotel bisnis murni
ataukah hotel dengan pendekatan leisure. Sementara itu hotel Grand Candi yang
merupakan hotel berkelas bintang lima satu-- satunya di Semarang tidak bisa mengandalkan kategori bintang limanya saja untuk menarik perhatian tamu yang akan
menginap. Grand Candi yang ingin menjadi hotel berbintang lima plus, yaitu dengan
membidik pasar leisure hotel tampaknya belum berhasil membangun imej seperti yang
diharapkan.
Ke empat hotel ini mendapat persaingan keras dari hotel berbintang tiga di
Semarang yang semakin memperbaiki diri dari segi kualitas pelayanan dan perbaikan
fisik dari kamar- kamar yang ada. Tantangan lainnya adalah investor yang ingin masuk
juga ke pasar hotel kategori bintang empat ke atas kelak apabila kondisi sudah mulai
membaik nantinya. Strategi yang tepat harus dibuat untuk menghadapi persaingan jangka
pendek dan mengantisipasi persaingan di waktu mendatang."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakhy Wahyu Novrizal
"Penelitian ini mengkaji strategi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) di dalam industri pompa bensin khususnya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.xx.xxx, dan sumber potensialnya untuk menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan. Ada tiga aspek yang diteliti, yaitu faktor sosialisasi, pelatihan praktis dan perilaku manusia sumber daya. Para responden yang diteliti adalah seluruh karyawan Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.xx.xxx, yang berjumlah 35 orang.
Berdasarkan hasil penelitian, hanya faktor perilaku sumber daya manusia yang berpengaruh secara signifikan untuk keunggulan kompetitif perusahaan, sedangkan faktor lainnya tidak berpengaruh secara signifikan. Beberapa cara alternatif untuk mengembangkan strategi manajemen sumberdaya manusia meliputi merekrut orangorang terbaik, kemampuan mengembangkan diri secara maksimal, peningkatan tantangan dan evaluasi akhir. Untuk meraih keunggulan kompetitif, organisasi perlu memperhatikan pentingnya pengelolaan strategi manajemen sumberdaya manusia.

This research investigated Human Resource Management (HRM) strategy in the gas station industry in SPBU 34.xx.xxx, and its potential sources of creating company competitive advantage. There were three aspects being investigated, namely socialization, training practices, and human resources behavior. Respondents were all of the gas station employees in SPBU 34.xx.xxx, totally 35 person.
Based on the result, only human resource behavior factor had significant influence on the company competitive advantage, while the other factors didn?t have significant influence. Some alternative ways to develop human resource management strategy includes recruiting the best people, the ability to reach their maximum potential ability, increase the challenge and evaluation. To achieve a competitive advantage, organizations need to pay attention to the importance of managing human resource management strategies.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T21744
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>