Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Effionora Anwar
Abstrak :
Salah satu produk modifi kasi pati yang dapat digunakan sebagai bahan penyalut lapis tipis (fi lm coating) tablet adalah maltodekstrin. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan maltodekstrin DE 5-10 sebagai bahan penyalut lapis tipis tablet. Maltodekstrin DE 5-10 diperoleh dengan cara hidrolisis pati singkong menggunakan enzim α-amilase dari NOVO (Termamyl L120®) pada suhu 85°C selama 65 menit. Maltodekstrin DE 5-10 digunakan sebagai bahan penyalut pada konsentrasi 10, 15, 20 dan 25%, sebagai bahan salut pembanding digunakan hidroksimetil selulosa (HPMC). Evaluasi tablet salut dilakukan berdasarkan ketentuan yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi III dan IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maltodekstrin DE 5-10 dari pati singkong dapat digunakan sebagai bahan penyalut lapis tipis dengan hasil yang cukup baik pada konsentrasi 10-25%, bahkan pada konsentrasi 10% hasilnya lebih baik dari tablet yang disalut dengan hidroksimetil selulosa.
The Use of Maltodextrin from Tapioca Starch as a Film Coating Tablet Material. Maltodexrin is a modifi ed starch product which can be use as a material fi lm coating tablet. The aim of the research was to study the capability of maltodextrin as a material fi lm coating exipient. Maltodextrin DE 5-10 was made by hidrolysis of tapioca starch with α-amylase enzyme from NOVO (Termamyl L120®), at 80° C, for 65 minute. Maltodextrin was used as a fi lm coating material at concentration 10%,15%,20% dan 25%. As a comparative fi lm coating material was used HPMC. The evaluation of the coating tablet was done accordance to Farmacope Indonesia third and fourth edition. The result show that maltodextrin DE 5-10 from tapioca starch can be used as fi lm coating at concentration 10-25% with concentration 10% gave better result a HPMC.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zaki
Abstrak :
Tablet cepat hancur merupakan bentuk sediaan farmasi yang sedang berkembang saat ini karena karakteristik yang dimilikinya, yaitu dapat hancur di rongga mulut tanpa perlu dikunyah dan tanpa adanya bantuan air tambahan. Komponen penting dalam tablet cepat hancur adalah penghancur. Maltodekstrin dan pragelatinisasi pati singkong (PPS) merupakan eksipien yang dapat berfungsi sebagai penghancur. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan tablet cepat hancur menggunakan maltodekstrin DE 10-15 dan pragelatinisasi pati singkong dalam berbagai konsentrasi sebagai eksipien. Pati singkong dipragelatinisasikan hingga didapat PPS. Selanjutnya PPS dicampurkan dengan maltodektrin DE 10-15 untuk dibuat menjadi tablet cepat hancur dengan metode granulasi basah. Evaluasi tablet menunjukkan bahwa formula F yang mengandung maltodekstrin DE 10-15 sebesar 40% dan PPS sebesar 10% memiliki kriteria yang baik sebagai tablet cepat hancur. Formula F memiliki kekerasan 3,39 kp, keregasan 0,74%, waktu pembasahan 7,87 detik dan waktu hancur 38,55 detik. ......This study developed a novel fast disintegrating tablets. Maltodextrin DE 10-15 and pregelatinized cassava starch (PCS) with various concentration were used as tablet disintegrant. The PCS was obtained from pregelatinized process. The resulting PCS was then mixed with maltodextrin DE 10-15. The resulting mixture was then formulated into fast disintegrating tablet using wet granulation method. The obtained tablets were then evaluated. The evaluation showed that formula F which contained 40% maltodextrin DE 10-15 and 10% PCS have the best characteristic as fast disintegrating tablet. Formula F exhibited 3,39 kp of hardness, 0,74% of friability, 7,87 seconds of wetting time and 38,55 seconds of disintegration time.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S787
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zilfia Mutia Ranny
Abstrak :
Furosemid merupakan obat diuretik kuat yang memiliki sifat hidrofobik. Formulasi dari obat hidrofobik untuk pemberian secara oral ini merupakan tantangan karena memiliki kelarutan dan disolusi yang buruk. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi dan mengetahui peningkatan kelarutan dari mikrokapsul furosemid menggunakan polimer hidrofilik maltodekstrin DE 10-15. Metode mikroenkapsulasi yang digunakan yaitu semprot kering. Pada penelitian ini perbandingan bobot yang digunakan antara furosemidmaltodekstrin adalah 1:1, 1:2, dan 1:4. Polimer hidrofilik seperti polivinilpirolidon (PVP) dan hidroksipropilmetilselulosa (HPMC) juga digunakan pada formula untuk membandingkan hasil mikrokapsul furosemid-maltodekstrin DE 10-15. Perbandingan bobot furosemid terhadap PVP dan HPMC masing-masing adalah 1:1. Mikrokapsul furosemid ini dikarakterisasi meliputi uji morfologi, distribusi ukuran partikel, uji perolehan kembali, efisiensi penjerapan, penentuan uji kelarutan, analisis termal menggunakan differential scanning calorimetry, dan difraksi sinar-X. Hasil karakterisasi menunjukkan mikrokapsul furosemid yang dihasilkan memiliki morfologi partikel yang berbentuk bulat sampai tidak beraturan dengan distribusi ukuran partikel berkisar 5,47 ? 17,09 μm. Persentase efisiensi furosemid yang terjerap dalam mikrokapsul berkisar 88,21 ? 111,91%. Pada hasil analisis DSC dan XRD menunjukkan mikrokapsul furosemid mengalami transformasi dari bentuk kristal ke bentuk amorf. Hasil uji kelarutan furosemid dalam mikrokapsul menunjukkan peningkatan daripada senyawa furosemid murni.
Furosemid, a loop diuretic drug is a hydrophobic drug which is poorly soluble in water. The formulation of hydrophobic drug for oral drug delivery is challenging due to poor solubility and poor dissolution of this drug. The primary goal of this study was to characterize and to improve solubility of furosemid by microencapsulation with certain maltodextrin DE 10-15 using spray drying technique. In current research, three weight ratio of furosemide to maltodextrin DE 10-15 being used are 1:1, 1:2, and 1:4. Hydrophillic polymer such as polyvinyl pyrrolidone (PVP) and hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) also were used to compare microcapsules of furosemide with maltodextrin DE 10-15. Weight ratio both PVP and HPMC being used are 1:1. Furosemide microcapsules was characterized in terms of morphology, particle size distribution, recovery factor, entrapment efficiency, dissolution test, thermal analysis using differential scanning calorimetry, and X-ray diffraction. The result of characterization showed that the morphology of spray dried microcapsules were in spherical to irregular shape and the particles size range was about 5,47 ? 17,09 μm. Furosemide was incorporated into the microcapsules with entrapment efficiency of range between 88,21 ? 111,91%. The results of thermal analysis using differential scanning calorimetry and X-Ray diffraction showed that furosemide transformed from the crystalline state to amorphous state. From the prepared microcapsules results have shown that solubility has been improved from its spray dried microcapsules in comparison to pure furosemide.
Depok: [Universitas Indonesia, ], 2011
S33206
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library