Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dudung Abdu Kodir
Abstrak :
Semakin lama waktu milling maka akan diperoleh ukuran butir yang lebih halus. Hal ini membuktikan bahwa apabila butiran semakin kecil, maka berakibat luas permukaan kontak antar butir semakin besar yang berarti pula porous bahan ini semakin kecil sehingga konduktivitas bahan semakin baik ditandai dengan berkurangnya resistivitas bahan ini. Resistivitas meningkat seiring dengan peningkatan lama pemanasan. Hal ini disebabkan bahwa tingkat oksidasi bahan semakin besar dengan lamanya proses pemanasan, yang berarti bahwa kandungan oksigen pada bahan ini semakin besar. Sifat resistivitas bahan akan cenderung menurun apabila bahan tersebut dikenai medan magnet yang terus membesar. Jadi semakin tinggi medan magnet, resistivitas sample semakin menurun Secara umum ciri dari sifat positif magnetoresistance adalah resistivitas bahan semakin meningkat apabila dikenakan medan magnet luar. Sedangkan negative magnetoresitance adalah perubahan resistivitas bahan semakin menurun apabila dikenakan medan magnet luar. Sifat magnetoresistance yang lazim diteliti banyak orang adalah negative magnetoresistance. Apabila gejala penurunan resistivitas ini cukup besar maka disebut dengan sifat Giant Magnetoresistance (GMR)
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Jazuli
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T39845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radias Ependi
Abstrak :
Sampel La0,5Ba0,5Mn1-xTixO3 dengan x = 0 ; 0.05 ; 0.10 dan 0.15 dari bahan dasar La2O3, BaCO3, MnCO3, dan TiO2 disentesis dengan menggunakan metode mechanical alloying. Keempat bahan dasar tersebut dicampur dengan menggunakan Planetary Ball Milling selama 25 jam, dikompaksi, kalsinasi pada suhu 8000C selama 10 jam dan disintering pada suhu 12000C selama 12 jam. Identifikasi fasa dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar X dan refinement GSAS dan diperoleh sampel La0,5Ba0,5Mn1-xTixO3 single phase untuk semua komposisi x, yang memiliki struktur kristal Monoklinik. Pengukuran terhadap nilai konduktivitas dan magnetoresistansi (MR) sampel diukur menggunakan Four Point Probe (FPP), sedangkan nilai magnetisasinya diukur menggunakan permagraph. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut disimpulkan bahwa semakin besar doping Ti yang diberikan pada sampel La0,5Ba0,5Mn1-xTixO3 membuat nilai magnetisasi dan konduktivitas sampel semakin menurun. Nilai negatif magnetoresistansi sampel pada umumnya mengalami penurunan. Untuk x = 0.15 nilai negatif magnetoresistansi sampel paling besar yaitu 4,26%. Penurunan nilai magnetisasi dan konduktivitas sampel seiring bertambahnya komposisi x yang diberikan, karena adanya kompetisi exchange interaction yang terjadi pada sistem, yaitu adanya interaksi Double Exchange (DE). Interaksi Double Exchange (DE) terjadi antara ion Mn3+-O-Mn4+ yang saling berdekatan.
La0,5Ba0,5Mn1-xTixO3 sample with concentration x = 0 ; 0.05 ; 0.10 ; and 0.15of La2O3, BaCO3, MnCO3, and TiO2 are synthesized using mechanical alloying. The fourth of basic matter are mixed with using Planetary Ball Milling during 25 hours, compacted, calcinations on 8000C during 10 hours and sinter at 12000C during 12 hours. Phase identification is carried out using X ray diffraction and GSAS refinement, getting La0,5Ba0,5Mn1-xTixO3 which single phase for all x composition, that have Monoklinik crystal structure. Conductivity and magnetoresistance (MR) are measured using Four Point Probe (FPP), while magnetization is measured using permagraph. From the measurement we get that the bigger Ti doping the more magnetization and conductivity is decreases. For negative magnetoresistance generally is increase, the biggest negative magnetoresistance is 4,26% for x = 0.15. The decreases of magnetization and conductivity sample with increasing composition x is given, due to there were competition exchange interaction in the system, that is interaction Double Exchange (DE). interaction Double Exchange (DE) happened between Mn3+-OMn 4+ ion adjacent to each other.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T33749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisza Afrilyna
Abstrak :
Sampel La0,67Ba0,33Mn1-xTixO3 dengan x = 0; 0,02; 0,04 dan 0,06 dari bahan dasar La2O3, BaCO3, MnCO3, dan TiO2 disentesis dengan menggunakan metode mechanical alloying. Identifikasi fasa dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar X dan refinement GSAS diperoleh single phase dengan struktur kristal monoklinik. Pengukuran terhadap nilai resistansi dan magnetoresistansi (MR) sampel diukur menggunakan Four Point Probe (FPP) sedangkan nilai magnetisasi diukur menggunakan permagraph. Berdasarkan hasil pengukuran pemagraph didapatkan La0,67Ba0,33Mn1-xTixO3 bersifat soft magnetik dan penambahan Ti menurunkan nilai magnetisasi. Berdasarkan hasil pengukuran FPP nilai resistansi meningkat seiring penambahan Ti. Nilai magnetoresistansi sampel pada umumnya mengalami penurunan kecuali pada x= 0,06. Untuk x=0 rasio magnetoresistansi paling besar yaitu -3,437 % pada temperatur ruang. Penambahan Ti menyebabkan rasio ion Mn4+ berkurang tersubtitusi ion Ti4+ terjadi pelemahan interaksi Double Exchange sehingga meningkatkan nilai resistansi dan menurunkan rasio magnetoresistansi.
Perovskite compounds La0,63Ba0,33Mn1-xTixO3 with composition x = 0 ; 0,02 ; 0,04 and 0,06 were made by synthesizing the basic materials La2O3, MnCO3, BaCO3, and TiO2 by mechanical alloying methods. This four basic ingredients are mixed using Vibrating Ball Milling for 10 hours, calcined at 800oC temperature for 10 hours, in compacting, and sintering at 1100oC temperature for 12 hours. Then be indentified by X-Ray difraction phase and GSAS refinement and obtained sample La0,67Ba0,33Mn1-xTixO3 single phase for all composition x, which has monoclinic crystal structure. magnetization measurements were conducted with pemagraph, while the Four Point Probe (FPP) is performed to measure the value of resistance and magnetoresistance (MR) in the sample. Based on the results of measurements obtained pemagraph La0, 67Ba0, 33Mn1- xTixO3 are soft-magnetic and the addition of Ti lowers the value of the magnetization. Based on the measurement results FPP the resistance value increases with the addition of Ti. Sample magnetoresistance values generally decreased except for x=0,06. For x = 0 the large magnetoresistance ratio is -3.437% at room temperature . The addition of Ti causes Mn4 + ion ratio decreases substituted Ti4+ ions weakening Double Exchange interaction thus increasing resistance and lowering the value of magnetoresistance ratio.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T33751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah Arifni
Abstrak :
Paduan senyawa perovskite La0,85Ba0,15Mn1-xTixO3 dengan komposisi x = 0,0; 0,1; 0,15; dan 0,2 dibuat dengan mensintesis bahan dasar La2O3, MnCO3, BaCO3, dan TiO2 dengan metode Mechanical Alloying. Keempat bahan dasar tersebut dicampur dengan menggunakan Planetary Ball Milling selama 25 jam, dikalsinasi dengan suhu 800oC selama 10 jam, dikompaksi, dan di sintering dengan suhu 1200oC selama 12 jam. Kemudian dilakukan identifikasi fase dengan difraksi sinar X dan refinement GSAS dan diperoleh sampel La0,85Ba0,15Mn1-xTixO3 single phase untuk semua komposisi x, yang mempunyai struktur kristal monoklinik. Pengukuran magnetisasi sampel dilakukan dengan phermagraph, sedangkan Four Point Probe (FPP) dilakukan untuk mengukur nilai resistivitas dan magnetoresistansi (MR) pada sampel. Dari hasil Permagraph didapatkan kurva hyterisis yang menunjukkan bahwa pada saat sampel belum didoping Ti masih bisa termagnetisasi oleh medan magnet eksternal, tetapi setelah didoping Ti sifat magnetnya menjadi paramagnetik yang tidak dapat termagnetisasi. Sedangkan hasil pengukuran dengan FPP menunjukkan bahwa sampel mengalami penurunan resistivitas tetapi setelah mencapai medan magnet tertentu. Nilai rasio magnetoresistansi meningkat seiring dengan semakin besarnya medan magnet eksternal, tetapi menurun dengan bertambahnya doping Ti. Nilai Magnetoristansi terbesar pada saat x = 0 yaitu -3,44%.
Alloy perovskite compounds La0,85Ba0,15Mn1-xTixO3 with composition x = 0,0; 0,1; 0,15; and 0,2 were made by synthesizing the basic materials La2O3, MnCO3, BaCO3, and TiO2 by Mechanical Alloying methods. This four basic ingredients are mixed using Planetary Ball Milling for 25 hours, calcined at 800oC temperature for 10 hours, in compacting, and sintering at 1200oC temperature for 12 hours. Then be indentified by X-Ray difraction phase and GSAS refinement and obtained sample La0,85Ba0,15Mn1-xTixO3 single phase for all composition x, which has monoclinic cristal structure. Magnetization measurements were conducted with phermagraph, while the Four Point Probe (FPP) is performed to measure the value of resistivity and magnetoresistance (MR) in the sample. From the results obtained Permagraph hyterisis curve which shows that when the Ti doped samples yet still be magnetized by an external magnetic field, but after the Ti doped the magnetic properties paramagnetic that can not be magnetized. While taking the measurements with FPP results indicate that the sample resistivity decreased but at a certain activation field. Magnetoresistance ratio also decreased but very small, with the largest negative magnetoresistance when x = 0 is -3.44%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T33753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohsin
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian struktur domain ferromagnet berbentuk kubus telah dilakukan dengan simulasi mikromagnetik OOMMF, berdasarkan persamaan Landau-Lifshitz- Gilbert. Dalam penelitian ini telah dilakukan pengamatan dinamika struktur domain pada material feromagnet Permalloy (Py), Nickel (Ni), Besi (Fe), dan Kobalt (Co) berbentuk nanocubes (kubus) dengan variasi panjang sisi dari ukuran 20 nm sampai dengan 100 nm, ukuran sel 2,5 × 2,5 × 2,5 􀝊􀝉ଷ, dan faktor damping α = 0,1. Suhu sistem adalah 0 kelvin. Proses simulasi mikromagnetik ini dilakukan dalam dua bagian, (1) pengamatan struktur domain pada keadaan medan eksternal nol, dan (2) diberi medan magnet eksternal. Bagian pertama, difokuskan pada pengamatan struktur domain dan energi sistem mikromagnetik pada kedaan tanpa medan magnet eksternal atau ground state. Dari hasil pengamatan, diperoleh bahwa terjadi transisi struktur domain dari domain tunggal (single-domain/SD) menjadi struktur vortex-wall (VW) yang berhubungan dengan diameter kritis atau panjang sisi kritis. Di bawah panjang sisi kritis, struktur domain yang terbentuk adalah SD, sedangkan struktur VW teramati di atas panjang sisi kritis. Hasil simulasi mikromagnetik memperlihatkan bahwa panjang sisi kritis mendekati prediksi teori. Selanjutnya dianalisis energi sistem mikromagnetik berhubungan dengan transisi struktur domain. Menariknya, pada daerah transisi terjadi perubahan energi demagnetisasi dan energi exchange. Dibawah panjang sisi kritis, energi demagnetisasi lebih besar daripada energi exchange. Berikutnya, energi exchange mengalami kenaikan di atas panjang sisi kritis. Bagian kedua, dilakukan pengamatan jika material diberi medan magnet eksternal.Pada bagian ini, difokuskan untuk memperoleh data karakteristik magnet; seperti kurva histeresis, medan koersivitas, magnetisasi remanen, medan pembalikan, medan nukleasi, dan waktu pembalikan. Dari analisis kurva histeresis, diperoleh medan koersivitas menurun dengan meningkatnya panjang sisi kubus. Hasil ini sesuai dengan hasil eksperimen. Tentang medan pembalikan, berhubungan dengan besar medan magnet eksternal yang diperlukan untuk membalik dari keadaan saturasi ke keadaan saturasi berikutnya. Teramati bahwa medan pembalikan Co mempunyai nilai paling besar dibandingkan Py, Fe, dan Ni, serta meningkat dengan bertambahnya panjang sisi kubus. Hal yang sangat menarik, struktur domain dan profil energi pada keadaan remanen mirip dengan keadaan ground state. Hasil ini memperlihatkan bahwa feromagnetik nanocubes dapat dipertimbangkan dalam merealisasikan devais-devais berbasis magnet.
ABSTRACT
We have systematically investigated domain structures of ferromagnetic nanocubes model by means of public micromagnetic simulation, OOMMF based on Landau-Lifshitz-Gilbert equation. Materials used in the micromagnetic simulation consisted of Permalloy (Py), Nickel (Ni), Iron (Fe), and Cobalt (Co). Edge length of nanocubes were carried out from 20 nm to 100 nm with cell size 2.5 × 2.5 × 2.5 􀝊􀝉ଷ and the damping constant was fixed ߙ= 0.1. The temperature system was fixed absolute zero temperature. The micromagnetic investigation of domain structures, we separated in two part, (1) the investigation domain structures in zero external field condition, and (2) applied magnetic field. First part, we have focused to domain structure and magnetization energy in zero external field condition or ground state. From the observation, we found that the transition of domain structure from a single-domain (SD) to a vortex-wall structure (VW) was related to critical diameter (critical edge length). Below the critical edge length, all the cases exhibited a SD structures while a VW structure was found above the critical edge length. The micromagnetic simulation results showed that the critical edge length agrees with the theoretical prediction. Furthermore, we have analyzed the magnetization energy systems corresponded to the transition domain structure. Interestingly, the transition domain structure is shown by changing the demagnetization and exchange energy. Below the critical edge length, the magnetization energy was dominated by the demagnetization energy rather than exchange energy. Then, the exchange energy startly dominated above the critical edge length. Second part, we investigated the dynamics domain structure with applied the external field. In this, we focused to find the magnetic properties; such as hysteresis loops, coercivity field, remanent magnetization, switching field, nucleation field, and switching time. From analyzing the hysteresis loops, we found that the coercivity field decreased as the diameter increased. This results in agreement with the experiment results. Concern to the switching field, the magnitude of applied field to switch from one saturation to another saturation. We found that the switching field of Co the largest of switching field with respect to diameter. Mostly interesting, the domain structures similarly exhibited to the ground state condition at the remanent state as well as the magnetization energy profiles. We concluded that behavior in ferromagnetic nanocubes may allow us to consider in a practical design of magnetic recording devices.
2013
T35485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Markorijasti
Abstrak :
Sintesa dan karakteristisasi Rasio magneto-resistansi bahan LaMnO3 telah berhasil dilakukan. Bahan LaMnO3 yang dihasilkan memiliki fasa tunggal dengan struktur kristal orthorhombic, space group Pnma (I-62) dan parameter kisi a =5,44145 ± 0.00093 A, b = 7,70625 ± 0.00074 A dan c = 5.53700 ± 0,00098 A, dengan sudut pembentuk kristal α=β=γ=90°, volume satu unit sel V = 232,184 ± 0,069 A3, kerapatan satu unit sel ρ = 6,005833 g/cm3. Kualitas fasa yang dihasilkan cukup baik dengan komposisi unsur La:Mn:O = 22,40% : 19,73% : 59,80%. Dari pengamatan SEM, morfologi permukaan bahan menunjukkan partikelnya berbentuk buat-bulat hampir homogen, dengan distribusi ukuran partikel sebesar 1000 - 3000 nm. Rasio magneto-resistansi terbaik yang dihasilkan adalah 33,30% pada arus 10 mA. Faktor-faktor yang memberi kontribusi keberhasilan penelitian ini antara lain proses milling, kompaksi dan pemanasan ulang, sehingga diperoleh homogenitas campuran, porositas yang minimal dalam pembentukan fasa, pengikatan oksigen, sehingga diperoleh fasa LaMnO3 yang lebih sempurna. Dalam penelitian ini variasi kompaksi dan pemanasan ulang merupakan faktor ekstrinsik yang mempermudah orientasi untuk memperbesar domain magnetik.
The synthesis and characterization of magnetoresistance ratio on the material compound of LaMnO3 was successfully carried out. It yielded single phase with orthorombic crystal structure, space group Pnma (I-62) and grid parameter of a = 5.44145 ± 0.00093A, b = 7.70625 ± 0.00074 A and c = 5.53700 ± 0.00098 A, in the angle of crystal shaper α=β=γ= 90°, one unit cell volume V = 232.184± 0,09A3, one unit cell density ρ = 6.005833 g/cm3 The phase quality yielded is sufficiently good in the element composition La : Mn: O = 22.40%: 19.73% : 59.80% respectively. Based on the observation of SEM that the morphologically material indicated a round particles are almost homogeneous, in the distribution of particle size is 1000 - 3000 nm. The best magneto-resistance to be yielded is 33,30% with current I = 10 mA. The factors contributing to successful of this research among other milling process, compact and re-heating, so that it was obtained a compound was homogeneous, a minimal porosities, phase forming, oxygen binding, and thus it was obtained phase of LaMnO3 is more perfected. In this research, that compact variation and reheat are extrinsic factor that is may easily orientation to enlarge magnetic domain.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21383
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Witha Berlian Kesuma Putri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39872
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Sujana
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai posisi data yang diambil dibawah permukan air laut Maka diperlukan posisi kedalaman air wahana dan arah wahana terhadap kutub utara. Informasi ini penting karena dengan digabungkan dengan panjang tali alat maka dapat diperoleh panjang alat secara garis lurus dari GPS di kapal. Alat ini mengubah tekanan air yang diterimanya menjadi perubahan tahanan. Selanjutnya diumpankan tegangan ekstisasi pada sensor tersebut, dimana akan keluar tegangan yang besarnya sebanding dengan kedalaman air laut. Dengan sensor tekanan ke tahanan piezoresistive yang mampu mengukur sampai kedalaman 200 meter dengan keluaran tegangan sampai 2,5 volt. Dengan menggunakan mikrokontroler serial 80 dari Ateml sinyal analog tadi diubah ke sinyal digital 11 bit sehingga mampu mengukur sampai ketelitian 9,77 cm kedalaman. Tegangan ini kemudian diolah oleh rangkaian elektronik sehingga hasil akhirnya berupa petunjuk kedalaman dalam bentuk display dan data serial. Demikian juga dengan arah kompas, medan magnet bumi mengubah tahanan dari bahan permaloy menjadi berubah tergantung besarnya medan magnet yang diterima oleh bahan tersebut, bahan disusun menjadi konfigurasi jembatan wheatstone untuk kemudian diberi tegangan eksitasi seperti susunan sebelumnya pada sensor kedalaman, keluaran dari sensor ini berupa lebar pulsa dimana besarnya sudut azimuth berbanding lurus dengan lebar pulsa yang dihasilkan. Lebar pulsa ini kemudian dihitung dengan perbandingan terkecil sampai terendah berpadanan dengan sudut 0 derajat sampai 360 derajat
2008
T39854
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>