Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azwar Manaf
"ABSTRAK
Telah dilanjutkan suatu studi teoritik dan eksperimental tentang magnet permanen Nd-Fe-B. Studi teoritik melibatkan teori klasik Stoner-Wohlfarth (S-W) dengan mengikut sertakan efek interaksi antar partikel (yang absen pada asumsi S-W). Hasil komputasi menunjukkan bahwa efek interaksi menurunkan koersifitas intrinsik magnet Nd-Fe-B. Terdapat kesesuaian secara kualitatip antara nilai komputasi dan nilai eksperimental meskipun terdapat perbedaan yang sangat besar secara kuantitatip. Baik model komputasi yang dikembangkan maupun optimasi sifat dari pengukuran eksperimental masih harus sama-sama menjalani perbaikan.
Studi eksperimental melibatkan dua proses berbeda untuk memproduksi magnet permanen Nd-Fe-B yaitu masing-masing proses konvensional sintering dan proses modern meltspinnig. Pada proses konvensional telah berhasil dipertahankan fasa utama Nd2Fe14B yang merupakan fasa magnetik magnet permanen setelah melalui tahapan sintering dan aniling meskipun masih teramati adanya fasa oksida yang seharusnya dihindarkan. Magnet permanen Nd-Fe-B untuk tiga komposisi berbeda (komposisi stoildometri; komposisi kaya Nd dan komposisi yang mengandungg Dy) telah dipelajari. Ketiga jenis magnet mencapai densitas medekati 100 % nilai teoritik dengan penggunaan tekanan sebesar 121 MPa untuk menghasilkan green compact dengan densitas 77 % dan densifikasi dicapai setelah proses anil pada temperatur -- 1100 °C selama 1 - 2 jam. Studi XRD menunjukkan bahwa magnet sinter komposisi stoildometri masih mengandung fasa kedua (a-Fe) yang diduga berasal dan sistem milling sedangkan magnet sinter Nd-Fe-B kaya Nd memiliki fasa kedua fasa kaya Nd. Magnet sinter yang dihasilkan menunjukkan koersivitas yang sangat tinggi demikian sehingga medan luar 1,5 T tidak cukup tinggi untuk menginduksi magnetisasi magnet. Ini memberikan loop histeresis yang tidak dapat dievaluasi.
Penelitian terhadap pita alloy Nd-Fe,Co-B material magnetik dengan teknik meltspinning menunjukkan bahwa pita alloy membentuk struktur nanokomposit sistem Nd.(Fe-Co)14BIFe-Co . Struktur nanokomposit ini memberikan ratio antara remanen dan polarisasi total > 0,5 meskipun diturunkan dari loop minor. Pengukuran temperatur transisi menyimpulkan bahwa subsitusi Co terhadap Fe pada fasa Nd2Fe14B meningkatkan Tc secara progresif dari 310 °C sampai 650 °C. Ukuran-ukuran kristal kedua fasa adalah sangat lulus (berskala manometer) sehingga memberikan efek interaksi. Namun efek interaksi tidak signifikan pada nilai Tc."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"Magnet permanen berbasis Sm-Fe-N merupakan magnet kelas baru yang ditemukan pada tahun 1990. Sejak ditemukan fasa magnetik ini telah banyak studi lanjutan yang dilakukan terutama sekali untuk meningkatkan sifat magnetiknya. Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis sifat magnetik dan struktur material magnet permanen berbasis Sm-Fe-N dengan komposisi nominal (SmxFe1oo-x)o.97N3, x = 6; 7,5; 9; 11,5 (at. %). Preparasi sampel dilakukan dengan teknik metalurgi serbuk menggunakan ball mill berenergi tinggi dan paduan nitrida didapatkan melalui reaksi gas-padatan. Kompaksi dilakukan dengan teknik kompaksi kejut.
Hasil identifikasi fasa dengan difraksi sinar-x menunjukkan bahwa fasa mayoritas yang hadir adalah Sm2Fe17N3 dengan struktur Th2Zn17 (rhombohedral) dihitung sekitar 90 %. Disamping itu hadir pula fasa kedua yaitu a-Fe sebagai konsekuensi komposisi di luar stoikiometri. Khusus untuk komposisi pada x = 11,5 terdapat kehadiran fasa SmN sebesar 0,14 %.
Hasil perhitungan konstanta kisi dengan metode Cohen memperlihatkan kesesuaian dengan nilai publikasi dan variasi komposisi magnet Sm-Fe-N tidak menyebabkan distorsi pada kisikisi kristal Sm2Fe17N3. Hasil analisis sifat magnetik diketahui terdapat peningkatan koersivitas dengan pertambahan kandungan Sm dalam' komposisi. Sedangkan harga remanen yang didapat melewati batas teoritis Stoner-Wohlfarth - 0,8 T. Namun secara umum remanen menurun dengan adanya peningkatan Sm. Demikian pula terjadi penurunan pada energi produk maksimum, (BH)n,. dengan bertambahnya kandungan Sm dalam komposisi.

Sm-Fe-N based permanent magnet belong to a new class of magnets were discovery in 1990. Since the discovery, a number of studies have been made to improve the magnetic properties. In this work, magnetic properties and materials structure of Sm-Fe-N based permanent magnets with (Sm)(Feio0.. )o,97N3 x = 6; 7,5; 9; 11,5 atomic persent composition have been analysed. Samples were prepared by powder metallurgy using high energy ball mills, then samples were nitrided using solid-gas reaction and subsequently compacted by shock compaction method.
Phase identification by XRD indicated that Sm2Fei7N3 is the majority magnetic phase with a volume fraction up to - 90 °I°. In addition, it was also identified an a-Fe as the second phase due to unstoichiometric composition of the magnet. Specially for x = 11,5 (at.%) also identified an SmN phase about 0,14 %. Lattice constants value of main phase that determined by Cohen's method is similar to that of published result. It is also shown that compositions of the magnets have no effect to lattice constants of main Sm2Fei7N3 phase.
The result of magnetic properties is increasing the coercivity with additional content of Sm composition. But the remanen value which is obtained more than Stoner-Wohlfarth theory - 0,8 T. In general, the remanen reduces by adding Sm. Also the maximum of product energy, (BH)max, is reduced by adding the content of Sm in the composition.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrul Nabil Sangadji
"ABSTRAK
Pada skripsi ini dilakukan perancangan model senjata magnet dengan kapasitor
dan lilitan yang berbeda-beda. Perancangan ini bertujuan untuk mengetahui
perbandingan antara kapasitor dan lilitan yang berbeda-beda terhadap kecepatan
peluru senjata magnet. Nilai kapasitor dan lilitan ini mempengaruhi kecepatan
peluru pada senjata magnet.Dengan menggunakan tegangan 32V dan dengan
Nlilitan= 72, kecepatan peluru dengan menggunakan kapasitor 37,6 mF adalah
sebesar 10.75m/s. Sedangkan untuk tegangan yang sama dengan Nlilitan= 102 dan
kapasitor 70mF kecepatan peluru sebesar18,18m/s. Semakin besar nilai
kapasitansi dan induktansi maka kecepatan peluru akan semakin tinggi.

ABSTRACT
A coil gun model with different value capacitor dan inductor were designed in this
final project. This design aims to determine the ratio between different value of
capacitor and inductor to the projectile velocity. Value of capacitor and inductor
affect the projectile velocity. Using 32 VDC battery, 37.6 mF capacitor and
Ncoil=72, the projectile velocity is 10,75 m/s. With the same battery, 70mF and
Ncoil=102, the procjectile velocity. is 18,18 m/s. The more value of inductor and
capacitor, the more projectile velocity."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42140
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia, PA: M. W. Lads Publishing Company, 1963
538 MAG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Febie Permata Sari
"

Telah dilakukan penelitian mengenai struktur kristal, morfologi dan sifat magnetic bahan Nd1-xSrxMnO3 (x = 0, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, 1) dengan metode sol-gel. Divariasikan substitusi Sr terhadap senyawa NdMnO3. Efek dari substitusi Sr terhadap NdMnO3 didapatkan dari perbedaan struktur kristal, morfologi, dan sifa magnetic setiap variasi komposisi Sr. Dengan karakterisasi struktur kristal menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD) dan karakterisasi morfologi menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) serta karakterisasi sifat magnetik menggunakan Vibrating Sample Magnetometer (VSM). Hasil XRD menunjukkan bahwa komposisi Sr di NdMnO3 tidak mengubah struktur kristal dari perovskite tersebut, tetapi parameter kisi dari struktur kristal berubah tiap komposisi Sr nya. Bentuk dan ukuran grain partikel juga sangat berbeda tiap komposisi Sr nya, hal ini menunjukkan bahwa komposisi Sr di NdMnO3 memang dapat mengubah strukur kristal, morfologi, dan sifat magnetik manganit perovskite NdMnO3.


Research on the crystal structure, morphology and magnetic properties of Nd1- xSrxMnO3 (x = 0, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, 1) was carried out using the sol-gel method. The Sr substitution of NdMnO3 was varied. The effect of Sr substitution on NdMnO3 was obtained from differences in crystal structure, morphology, and magnetic properties for each variation in the composition of Sr. With characterization of crystal structure using X-Ray Diffractometer (XRD) and morphological characterization using Scanning Electron Microscope (SEM) and characterization of magnetic properties using a Vibrating Sample Magnetometer (VSM). XRD results showed that the Sr composition in NdMnO3 change the crystal structure of the perovskite and the lattice parameters of the crystal structure changed with each Sr. composition. The shape and grain size of the particles are also very different for each Sr. composition, this shows that the Sr composition in NdMnO3 can indeed change the crystal structure, morphology, and magnetic properties of the NdMnO3 perovskite manganite.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fachri Shidiq
"Telah dilakukan rekayasa struktur material magnet pemanen berbasis fasa Nd2Fe14B melalui subsitusi parsial atom neodymium (Nd) dalam sel satuan dengan atom dysprosium (Dy) sehingga membentuk fasa (Nd,Dy)2Fe14B untuk meningkatkan nilai koersifitas. Rekayasa struktur untuk peningkatan nilai koersifitas dimaksud juga dilakukan melalui pengecilan ukuran partikel fasa (Nd,Dy)2Fe14B dengan memperpanjang durasi waktu penghalusan pada proses penghalusan mekanik. Ingot material dengan tiga komposi berbeda Nd20-xDyxFe14B dengan x = 1, 3, 5 at.% dipersiapkan dengan mini arc melting furnace (AMF) dan dilanjutkan dengan perlakuan anil selama 24 jam untuk homogenisasi mikrostruktur. Sampel magnet untuk masing - masing komposisi diperoleh setelah tahapan-tahapan penghalusan mekanik dengan variasi durasi waktu penghalusan 5, 10, 15 dan 20 jam. Evaluasi nilai koersifitas sampel magnet memperlihatkan peningkatan tajam terjadi karena pembentukan mikrostruktur yang terdiri dari fasa utama (Nd,Dy)2Fe14B dan fasa yang kaya Nd (Nd-rich phase) paska perlakuan panas.

A change of the cell structure of the permanent magnet materials based on the Nd2Fe14B phase has been carried out through partial substitution of the neodymium (Nd) atom with the dysprosium (Dy) to form (Nd, Dy)2Fe14B phase to increase the coercivity value. The increase in coercivity has also been achieved by refining the particle size of (Nd, Dy) by mechanical milling with varying times of time. Ingot of Nd20-xDyxFe14B with x = 1, 3, 5 at.% were prepared by mini arc melting furnace (AMF) and successively followed by annealing treatment for 24 hours in a sealed quartz tube for microstructure homogenization. As annealed magnetic ingots for for each composition was then mechanically refined for the duration of grinding times 5, 10, 15 and 20 hours and compacted in a cylindrical die of 12 mm diameter for magnetic sample preparation. The value of coercivity of all magnetic samples was evaluated from the hysteresis loop. It is found that the best improvement of coercivity occurred due to microstructural formation which consisting of the main phase (Nd, Dy)2Fe14B and the Nd rich phase (Nd rich phase) after heat treatment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Daulay, Syukur
"Barium heksaferit disubtitusi Mn, Ba(Fe1-xMnx)12O19, telah diteliti dengan nilai x=0.00, 0.05, 0.10, 0.15, 0.20, 0.30, 0.40 dan 0.50. Sampel dipreparasi dengan metode solid state reaction dengan tahapan milling, kalsinasi dan sintering. Sampel dicampur dari bahan dasar BaCO3, Fe2O3 dan MnO2 kemudian dimilling selama 24 jam dengan atraitor ball mill. Hasil DTA didapatkan ada peak endotermik pada suhu 200°C, 300°C dan 600°C yang berhubungan dengan dehidrasi sampel, dekomposisi MnO2 dan pelepasan CO2 dari BaCO3. Sampel dikalsinasi pada suhu 1200°C selama 2 jam dengan kenaikan suhu 30C/menit.
Hasil XRD setelah setelah kalsinasi menunjukkan bahwa tidak didapatkan lagi fase bahan dasar dan single phase. Hasil refinement dengan rietveld analysis didapatkan nilai parameter kisi a,b dan c. Sampel dikompaksi pada tekanan 5 MPa untuk sampel berbentuk ring dan 8MPa untuk sample berbentuk pellet pada medan magnet. Sampel disinterring pada suhu 1050°C, 1100°C, dan 1200°C selama 2 jam.
Sebelum dicapai suhu sampel ditahan pada suhu 100°C, 300°C dan 600°C masing-masing selama setengah jam. Massa jenis sample diukur dengan metode Archimedes dan didapatkan bahwa massa jenis sample diatas 75% dari massa jenis teori (5.3 gram/cm3). Hasil pengukuran porositas didapatkan bahwa porositas dibawah 10%. Sample diukur sifat magnetiknya dengan permagraph. Didapatkan bahwa remanence dan energy produk berkurang ketika nilai x bertambah.

Barium Hexaferit doped Mn, Ba(Fe1-xMnx)12O19, have been investigated for x=0.00, 0.05, 0.10, 0.15, 0.20, 0.30, 0.40 and 0.50. The preparation is carried out by solid state reaction that corresponds to milling, calcinations and sintering. The precursor BaCO3, Fe2O3 and MnO2 were mixed and milled for 24 hours using attraitor ball mill. DTA results shown there were endothermic peak at 200°C, 300°C dan 600°C that corresponds to sample dehydration, decomposition of MnO2 and releasing of CO2 from BaCO3. Samples were calcined at 12000C for 2 hours with increment 30C/minute.
XRD result showed there were no precursor phase and single phase. Lattice parameter obtained through refinement rietveld analysis. Samples were pressed by 5 MPa for ring shaped and 8 MPa for pellet shaped in magnetic field. Sample were sinterred at 1050°C, 1100°C, and 1200°C for 2 hours.
Before reached the sintering temperature was hold at 100°C, 300°C and 600°C for a half hours each. Density was measured trough arhimedes method and obtained that density was more thant 75 % theoretical density (5.30 gram/cm3). Porosity measurement result were under 10%. The sample magnetic properties was measured using permagraph. The results showed that remanence and energy product decrease as x value increase.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43262
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tryana Krisnaningsih
"Telah dibuat alat ukur dengan impedansi tinggi untuk mengukur polarisasi material dimana pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan perancangan dalam satu rangkaian. Alat ukur ini dibuat untuk mengukur polarisasi pada suatu bahan material ferroelektrik dan dapat menampilkan kurva histerisis. Bahan material ferroelektrik tersebut akan menimbulkan gejala terjadinya perubahan polarisasi secara spontan pada material tanpa gangguan medan listrik dari luar Sistem alat ukur ini terdiri dari 3 bagian utama yaitu alat ukur instrumentasi komputer sebagai pusat kendali dan pengolahan data dan LabVIEW sebagai bahasa pemprograman. Metode pengukuran menggunakan kapasitor eksternal yang dihubungkan dengan alat ukur instrumentasi.

Has been made the system measurement using high impedance for measure the material potential with design on one circuit.The purpose of this measurement is measure polarization on ferroelectric and displays the hysteresis curve ldquo. Ferroelectricity rdquo is a property of certain materials which possess a spontaneous electric polarization that can be reversed by the application of an external electric field. There are three main systems on this measurement and they are instrumental measurement computer control system and ldquo LabVIEW rdquo as programmer language. The method of this measurement is using external capacitor with connected to the measurement devices."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S44840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayatul Ismah
"Telah dilakukan pengamatan mengenai struktur domain pada kurva histeresis dari material ferromagnetik berbentuk elemen persegi dengan menggunakan simulasi mikromagnetik. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software OOMMF berdasarkan persamaan Landau-Lifshitz-Gilbert (LLG). Material yang digunakan adalah permalloy, kobalt, dan nikel dengan variasi ketebalan dan lebar elemen. Ketebalan dan lebar elemen memberikan pengaruh pada struktur domain. Semakin bertambahnya ketebalan maka energi total juga akan bertambah. Parameter lain yang mempengaruhi struktur domain adalah konstanta anisotropi. Kobalt membutuhkan energi yang lebih besar dibandingkan permalloy dan nikel dalam pembalikan magnetisasi karena memiliki konstanta anisotropi yang lebih besar sehingga waktu pembalikan yang dibutuhkan kobalt lebih lama.

We have investigated the domain structure in a ferromagnetic hysteresis loop of the square-shaped elements using micromagnetic simulation. Simulation is performed using software OOMMF based on the Landau-Lifshitz-Gilbert equation (LLG). The materials used are permalloy, cobalt, and nickel with thickness and width variations of elements. The thickness and width of the elements influence on the domain structure. The total energy increases with the increasing of thickness. Another parameter that affects the domain structure is the anisotropy constant. Cobalt requires greater energy than permalloy and nickel in the magnetization reversal because it has a larger anisotropy constant so that the switching time takes much longer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>