Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahansa Putra
"Material multiferroic merupakan material yang berkembang pesat berdasarkan peningkatan jumlah publikasi per tahun. Material multiferroic sendiri adalah material yang memiliki dua atau lebih sifat ferroic; feroelektrik, feromagnetik, dan feroelastis. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah bahan magneto-listrik multiferroik atau bahan yang memiliki sifat feroelektrik dan feromagnetik dapat dipengaruhi oleh medan magnet. Dengan merancang suatu alat yang dapat mengukur perubahan nilai permitivitas relatif dengan frekuensi ketika diberikan medan magnet, penulis dapat mengetahui apakah material yang diuji merupakan material multiferroic magneto-electric. Hasil pengukuran sampel piezoelektrik diperoleh nilai permitivitas relatif dari 18047-35254 pada frekuensi 100Hz-1kHz dan 9524-18047 pada frekuensi 1kHz-10kHz. Hasil yang diperoleh tetap sama bila dipengaruhi oleh medan magnet, karena piezoelektrik merupakan bahan feroelektrik.

Multiferroic material is a material that is growing rapidly based on the increasing number of publications per year. Multiferroic material itself is a material that has two or more ferroic properties; ferroelectric, ferromagnetic, and ferroelastic. In this research, the writer wants to know whether multiferroic magneto-electric materials or materials that have ferroelectric and ferromagnetic properties can be affected by magnetic fields. By designing a tool that can measure changes in the relative permittivity value with frequency when a magnetic field is applied, the authors can find out whether the material being tested is a magneto-electric multiferroic material. The measurement results of piezoelectric samples obtained relative permittivity values ​​from 18047-35254 at a frequency of 100Hz-1kHz and 9524-18047 at a frequency of 1kHz-10kHz. The results obtained remain the same when affected by a magnetic field, because piezoelectric is a ferroelectric material."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husain Haikal
"ABSTRAK
Dalam studi ini, penelitian mengenai penggunaan metode External Magnetic Field - Tungsten Inert Gas pada aplikasi sambungan tumpul dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari pemampatan busur las terhadap kualitas hasil sambungan tumpul pelat tipis SS 304. Proses pengelasan ini dilakukan tanpa menggunakan logam pengisi tambahan autogenous weld . Pada penelitian ini medan magnet luar ditimbulkan dengan meletakkan solenoid magnetik di sekeliling obor las TIG. Pengaktifkan medan elektromagnetik ini dilakukan secara dinamis dengan menggunakan mikrokontroler. Parameter pengelasan yang digunakan yaitu arus pengelasan 100; 105; 110 A dan kecepatan pengelasan 1,6; 1,8; 2,05 mm/s. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelasan EMF-TIG dapat menghasilkan lebar manik yang lebih seragam di sepanjang jalur las dengan standar deviasi sebesar 0,08 dibandingkan dengan las TIG konvensional sebesar 0,12. Peningkatan kecepatan las sebesar 2,05 mm/s menyebabkan tidak berpengaruhnya penambahan medan magnet luar terhadap lebar manik las. Parameter arus 105 A dengan kecepatan 1,6; 1,8; 2,05 mm/s menghasilkan pemampatan lebar manik atas berturut- turut sebesar 0,87; 0,61; 0,1 mm. Parameter pengelasan dengan arus 105 A dan kecepatan las 1,6 mm/s memiliki efek pemampatan manik atas yang lebih besar yaitu sebesar 0,84 mm dibandingkan arus 110 A yaitu 0,38 mm.

ABSTRACT
In this study, research on the use of External Magnetic Field method Tungsten Inert Gas in butt joint applications was done to determine the effect of welding arc compression on the quality of butt joint of SS 304 thin plate. The welding process was performed without using autogenous welds. In this study an external magnetic field was generated by placing a magnetic solenoid around the TIG welding torch. Enabling this electromagnetic field is done dynamically using a microcontroller. Welding parameters used are welding current 100 105 110 A and welding speed 1.6 1.8 2.05 mm s. The results of this study showed that EMF TIG welding can produce a more uniform bead width along the weld line with a standard deviation of 0.08 compared with conventional TIG welding of 0.12. Increased welding speed of 2.05 mm s causes no effect on the addition of an external magnetic field to the width of the weld bead. The current parameters are 105 A with a speed of 1.6 1.8 2.05 mm s resulted in compression of the top bead width by 0.87 0.61 0.1 mm. The welding parameters with a current of 105 A and welding speed of 1.6 mm s have a larger upper bead compression effect of 0.84 mm compared to 110 A currents of 0.38 mm."
2017
T48474
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Nugraha
"Kondisi magnetis material menunjukan fenomena yang menarik yaitu apabila arus bolak-balik diterapkan pada inti suatu transformator maupun mesin listrik berputar maka dapat menimbulkan terjadinya histerisis dan anus Eddy. Kedua gejalatersebut merupakan rugi energi yang hares diminimalisasi agar kinerja suatu instrumen listrik, dalam hal ini motor induksi, menjadi baik. Minimalisasi rugi energi melibatkan komponen utama yaitu karakteristik bahan dan tebal Iaminasi yang digunakan.
Analisis material meliputi besi murni (99,9 % Fe), besi-silikon (4 % Si 96 % Fe), besi-silikon ( 3,3 % Si 96,7 % Fe), besi-silikon (3 % Si, 97 % Fe). Dasar pen ilihan material yaitu pemakaiannya yang luas, murah dan mudah didapatkan. Dengan merujuk pada karakteristik magnetik keempat material tersebut dapat dihitung besar rugi-rugi inti yang terjadi dalam Watt 1 kilogram.
Penerapan keempat material pada motor induksi menunjukan variasi yang mencerminkan perbandingan rugi inti terhadap daya keluaran motor induksi. Dengan mengacu pada IEC Publication No. 72 yang memuat data dimensi laminasi mesin dan daya keluaran maksimum 37 KW maka dengan menggunakan simulasi program Matlab versi 4.2c.1 diperoleh persamaan polinornial orde 4 yang menyatakan hubungan keduanya. Studi banding meliputi keluaran daya 5 KW, 10 KW dan 15 KW dengan perbedaan jurnlah kutub 2 dan kutub 4 dapat dilihat total rugi inti dan persen terhadap daya keluaran motor induksi tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library