Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djoko Triyono
Abstrak :
ABSTRAK Studi sifat kemagnetan dan analisis kinetika alloy magnetic berbasis Nd-(Fe,Co)-B telah dilakukan. Ingot dan pita-pita alloy magnetic Nd10(Fel-xCox)14B6 (at %) dengan komposisi x = 0 ; 0.1; 0.2 ; dan 0.5 dibuat masing-masing dengan arc melting furnace dan Teknik melt spinning dengan kecepatan substrat 30 m s pita-pita sampel kemudial dianil dengan temperature 700 C selama 2 sampai 120 menit untuk meningkatkan derajat kristalisasi fasa yang terbentuk adalah Nd2(Fe,Co)14B sebagai fasa utama, dan fasa minar alpha-Fe serta Co. studi XD menunjukkan bahwa volume sel satuan fasa utama berkurang dengan peningkatan subsitusi Co. ukuran butir rata-rata fasa utama dievaluasi dengan menggunakan formula Scherrer dan ditemukan bahwa semua butiran berukuran dalam skala nanometer. Pengukuran sifat kemagnetan menggunakan VSM untuk alloy yang dipelajari diketahui bahwa nilai koersivitas masimum 499 kAm diperoleh untuk alloy dengan komposisi x = 0,1 setelah aniling pada temperature at 700 C selama 2 menit Remanen dari semua pita-pita alloy berkisar antara 0.80-1.10 T Peningkatan nilai remanen disebabkan oleh exchange coupling annatar fasa Nd2(Fe,Co)14B dan partikel alpha-Fe yang berukuran ultra halus (nanometer) di dalam alloy Nd-Fe-B dengan kandungan Nd rendah. Produk energi maksimum dari pita alloy yang telah dianil berkisar antara 28-115 kJ m3. Pengukuran temperature Curie, Tc dengan menggunakan differential scanning calorimeter (DSC) dari pita-pita kristalin menunjukkan bahwa terjadi kenaikan nilai Tc dari 304 C untuk alloy x = 0 sampai 650 C untuk alloy x = 0.5. kinetika kristalisasi dari fasa amorf alloy Nd10(Fe1-xCox)84B6 juga telah dianalisis dengan menggunakan DSC. Energi aktivasi Ec dan konstanta Avrami, n untuk kristalisasi alloy dengan komposisis X = 0 dan x = 01 dihitung dengan menggunakan metode Kissinger yang telah dimodifikasi. Hasil-hasil analisis kinetika menunjukkan bahwa transformasi fasa dikontrol oleh proses difusi dengan laju pertumbuhan dan nukleasi konstan.
ABTRACT Magnetic studies and kinetic analysis on melt spun ribbon of Nd-(Fe,Co)-B based permanent magnets have been done. Ingot and ribbon samples of Nd10(Fel-xCox)14B6 (at %) with x = 0 ; 0.1; 0.2 ; and 0.5 compositions were prepared by arc melting furnace and melt spinning with substrate velocity of 30 mis respectively. The ribbon samples were subsequently annealed at 700 C for 2-120 minutes to promote crystallization. The phases present in the samples are Nd2(Fe,Co)14B type as main phase, alpha-Fe, and Co as the addition. X-ray diffraction studies indicate that the volume of unit cell of main phase tends to decrease by Co substitution. The mean grain size of main phase was also evaluated by line broadening analysis, using the Scherrer formula and found that all the grains were in nanometer scale. From magnetic measurements by VSM for the alloys under studied, it is found that the maximum coercivity of 499 kA per m was observed in the ribbon alloy of x = 0.1 composition after annealing at 700 C for 2 minutes. Remanence of all as-spun and heat treated ribbons are in the range of 0.80 to 1.10 T (above the theoretical value based on Stoner-Wohlfarth theory.L12; Js = saturation magnetization). The enhancement of remanence raised due to exchange coupling between nanosized Nd2(Fe,Co)14B and cc -Fe particles in the Nd-Fe-B alloys with lower Nd content. Maximum energy products of the annealed ribbon are in the range of 28 to 115 kJ per m3. The Curie temperature, T, measurement of crystallized melt spun ribbon by Differential Scanning Calorimeter (DSC) show an increase the value of L from - 304 C for alloy x = 0 to -650 C for alloy x = 0.5. The kinetic of crystallization process of amorphous Nd1o(Fe1-x Cox)14B6 alloy have also been analyzed by DSC employed modified Kissinger method from which activation energy, Ec and Avrami constant, n for the crystallization were determined for alloys with composition x = 0 and x = 0.1. Results of kinetic analysis show that the phase transformation is a diffusion-controlled transformation with initial growth of particles nucleated at a constant rate.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Mulyadi
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian ini dipelajari Spektroskopi Impedansi bahan soft magnetik FeSi dan finemet(Fe73- Si13,5-Cu1-B9-Nb3). Bahan-bahan tersebut dianil pada temperatur 800oC selama 30, 60 dan 90 menit.Temperatur dan lama anil sebanding dengan besarnya perubahan impedansi. Sebelum annealing sampel diukur dengan metode Spektroskop Impedansi kemudian dibandingkan dengan Spektroskopi Impedansi setelah sampel dianil. Untuk mengolah dan menganalisa data hasil pengukuran digunakan program komputasi. Plot data yang diperoleh dipergunakan untuk memperkirakan model rangkaian ekivalen yang cocok bagi mateial tersebut.Dari studi literatur diperoleh bahwa secara umum model rangkaian adalah berupa serangkaian dari paralel RC.Untuk mengetahui komposisi fasa-fasa pada bahan FeSi dilakukan karakerisasi menggunakan XRD.Dari pola difraksi diketahui bahwa FeSi adalah kristalin.Pengujian komposisi unsur-unsur dengan XRF menunjukkan FeSi terdiri dari 97 persen berat Fe dan 3 persen berat Si.Terjadi perubahan ukuran butir sampel FeSi sebelum dianil dan setelah dianil.Perubahan ukuran butir diamati menggunakan SEM. Hasil sementara menunjukkan bahwa dengan beberapa perlakuan annealing menghasilkan spektrokopi Impedansi yang berbeda. Dengan perubahan struktur yaitu membesarnya grain dan perbaikan kristalisasi maka diharapkan diperoleh korelasi antara struktur mikro terhadap sifat konduksi sampel .
2007
T21355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norita
Abstrak :
Telah dilakukan preparasi alloy magnet FeSi dengan variasi Si = 1, 2, 3 dan 4 at % menggunakan metode arc melting. Alloy tersebut kemudian di anil pada temperatur 800 C selama 1 jam. XRD dan fotomikro digunakan untuk meneliti struktur mikro seperti fase, parameter kisi, ukuran, distribusi dan batas butir. Analisis struktur mikro menunjukkan terjadinya fase tunggal a-Fe baik pada kondisi As cast maupun kondisi annealed. Proses anil menyebabkan pertumbuhan ukuran butir dan kristalisasi serta difusi atom-atom Si pada kristal a-Fe. Karekterisasi listrik menggunakan RLC meter menunjukkan bahwa rangkaian ekivalen alloy FeSi adalah rangkaian RL yang tersusun secara seri. Bertambahnya %Si dalam alloy FeSi baik dalam kondisi As cast dan kondisi annealed cenderung meningkatkan nilai resistivitas dan induktansi listrik. Proses anil juga menyebabkan nilai resistivitas dan induktansi listrik meningkat.
Preparation of FeSi magnetic alloy with composition of Si = 1, 2, 3 and 4 at% has been done using arc melting technique under Ar atmosphere. These alloy was annelead at 800 C for 1 hour. XRD and metallography was used to investigate the existance of phase, lattice parameter, size, boundary and distribution of grains. Microstructural analysis of as-cast and annealed samples show that these alloys consist of single phase a-Fe. Heat treatment of these alloys cause grain growth, crystalization and diffusion of Si atoms in a-Fe crystals. Electrical characterization by RLC meter indicates RL series circuit as equivalent circuit. Increasing %Si in FeSi alloy both in as-cast and annealed state tend to increase the values of electrical resistivity and inductance. These values also increase due to annealing process.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21571
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Anwari
Abstrak :
Alnico merupakan salah satu kelompok jenis paduan magnet permanen yang penting. Kelompok ini dinamakan Alnico karena mengandung Alumunium, Nikel, Cobalt dan tentunya Besi yang mempunyai prosentase terbesar. Fariasi kamposisi dan proses telah menghasilkan banyak sekali jenis magnet A!nlco. Pemakaian terbesar magnet A!nlco adalah pada industrl alat-alat elektronik, loudspeaker, kamunikasi, MagnetOs dan industrl alat ukur elektranik. Alnico V merupakan salah satu jenis magnet Alnico Anisotropi dimana proses pendinginan dalam medan magnet memegaag peranan penting dalam menentukan hasil akhir yang diperoleh. Komposisi magnet Alnico V adalah 51% Fe, 8% AI, 14% Ni, 24% Co dan 3% Cu. Magnet A!nloo V yang telah dimagnetisasi mempunyai lnduksi remanen ( B,) = 1.2 T, Medan koersifitas (H.)= 0.6 Oe dan BH maks = 5.0 MG Qe. Dalam penelitian ini diteliti pengaruh kandungan master alloy terhadap berat jenis dan sifat kemagnetan magnet Alnico V sebelum dimagnetisasi dengan menggunakan Impulse Magnetizer. Fariasi kumposisi yang dibarikan masing-masing adalah 0"/0, 40"/o, 50% dan 60% dan dicetak dengan tekanan II tanlcm2. Proses sinterlsasi dilakukan pada atmosfer Hidrogen kerlng dan ternperatur 1300 •c dengan lama penahanan 4 (empat) jam yang dilanjutkan dengan pendinginan cepat (4 •cs·') dari 1300 - 850 •c kernudian dilakukan pendinginan lambat dalam medan magnet dari 820 - 500 •c. Terakhir dilakukan temperisasi selama 8 (jam) pada temperatur 585 •c. Dimensi dan berat jenisnya dihitung kemudian dibahas &ktor-&ktor yang mempengaruhinya. Dernikian juga sifat kemagnetannya. Basil optimum yang diperoleh untuk nilai berat jenis adalah campuran yang mengandung master alloy 40% dengan berat jenis 6.21 gr/cm'. Untuk sifat kemagnetan sebelum dimagnetisasi, basil optimum diperoleh juga untuk campuran yang mengan~ dung master alloy 40% dengan B, = ll80 Gauss, H., = 40 Oe dan energi maksimum (BH~~o) = 12000 G Oe.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Sudrajat
Abstrak :
Telah dilakukan fabrikasi alloy hasil rekayasa fasa magnetik dengan cara substitusi parsial atom praseodymium (Pr) oleh atom dysprosium (Dy) pada fasa magnetik utama Pr2Fe14B sehingga membentuk fasa subsitusi (Pr,Dy)2Fe14B untuk meningkatkan nilai koersivitas intrinsiknya (JHc). Pada kegiatan penelitian ini telah dilakukan fabrikasi alloy magnet permanen komposisi (Pr15-xDyx)Fe77B8 dimana nilai x divariasi x = 0,1,2 dan 3 (wt.%) melalui proses peleburan menggunakan alat arc-melting. Ingot hasil peleburan dikapsulasi menggunakan tabung kuarsa dengan solusi argon melalui proses vacuum sealing system dengan tingkat kevacuuman 4x10-5 mBar dan tekanan argon 0,21 mBar. Ingot dalam kapsul kuarsa dianil pada temperature 9000C selama 24 jam. Ingot hasil anil dihaluskan menggunakan disk-mill dalam waktu singkat sekitar 15 detik dilanjutkan dengan penghalusan menggunakan planetary ball mill dengan variasi waktu 8,10,12 dan 15 jam dalam kondisi basah menggunakan toluene untuk meminimalkan terjadinya oksidasi. Hasil pengujian karakteristik intrinsik terhadap ingot alloy (Pr15-xDyx)Fe77B8 dengan variasi x=0,1,2,3 menggunakan alat permagraph berupa BH-Loop menunjukkan hasil terbaik adalah yang dimilling 10 jam dan menunjukkan setiap penambahan Dy dapat meningkatkan nilai koersivitas jHc. Sampel magnet dengan komposisi x=0,1,2,3 memiliki nilai JHc masing-masing 140, 210, 270 dan 370 (kA/m), nilai magnetisasi remanen Mr = 0,27, 0,33, 0,32 dan 0,33 Tesla dan nilai produk energi maksimum (BH)maks masing-masing sebesar 35,81, 54,11, 89,13, dan 119,37 kJ/m3. Disimpulkan bahwa subsitusi Dy terhadap Pr dalam alloy (Pr15-xDyx)Fe77B8 meningkatkan nilai koersivitas sampel magnet tepat digunakan untuk pembuatan magnet permanen koersivitas tinggi. ......Alloys have been fabricated by partial substitution of praseodymium (Pr) atom with dysprosium (Dy) in the main magnetic phase Pr2Fe14B to form Dy substituted Pr2Fe14B phase to increase the intrinsic coercivity (JHc). In this study, alloys (Pr15-xDyx)Fe77B8 of x = 0.1,2 and 3 (wt.%) compositions were fabricated through the arc-melting process. The ingot was encapsulated using a quartz tube through a vacuum sealing off system with a vacuum level of 4x10-5 mBar and an argon gas pressure of 0.21 mBar. The encapsulated ingot was annealed at a temperature of 900 0C for 24 hours. The annealed ingot was disk-milled for a short period of time about 15 seconds, followed by mechanical milling using a planetary ball mill for 8,10,12 and 15 hours in wet conditions using toluene to minimize the oxidation. Magnetic properties of samples, which evaluated by Permagraph showed that the best results were obtained from samples made of powder materials after milling for 10 hours. It is found that the addition of Dy increased the coercivity of magnet samples. The coercivity of sample with x = 0,1,2,3 was 140, 210, 270 and 370 kA/m respectyivelly. The respective remanence Mr of samples was 0.27, 0.33, 0.32 and 0.33 Te and the maximum energy product (BH)max was 35.81, 54.11, 89.13, and 119, 37 kJ/m3. It is concluded that the substitution of Dy for Pr in (Pr15-xDyx)Fe77B8 alloys is effective to increase the coercivity lead to high coercivity permanent magnets
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bethanivitra Arisoni
Abstrak :
Penambahan medan magnet eksternal secara permanen selama proses pengelasan adalah salah satu perkembangan pengelasan TIG. Penambahan medan magnet eskternal pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap geometri busur las, lebar manik lasan, dan kedalaman penetrasi. Magnet yang digunakan memiliki dua ukuran dan empat belas konfigurasi yang berbeda berdasarkan peletakannya. Dari hasil pengujian, didapatkan bahwa variasi konfigurasi dan kekuatan magnet yang diberikan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap geometri busur, lebar manik, dan kedalaman las. Garis-garis gaya magnet dengan kekuatan medan magnet yang lebih besar relatif lebih memengaruhi geometri busur las, yang berdampak pada lebar manik dan kedalaman las sesuai dengan arah gaya magnet dari konfigurasi yang diberikan. Busur las yang telah dimampatkan oleh garis gaya magnet dapat memiliki area kontak panas yang kecil sehingga panas terpusat, menghasilkan lebar manik las yang sempit dan penetrasi las yang dalam. Konfigurasi dengan nilai lebar manik las relatif kecil dengan kedalaman las relatif besar untuk pengelasan dengan tebal magnet 3mm adalah H (lebar manik 5,152mm, kedalaman 2,539mm) dan dengan tebal magnet 5mm adalah B (lebar manik 4,768mm, dan kedalaman 3,039mm). ......The addition of external magnetic field (EMF) with permanent magnets during welding is one of the development in TIG welding. The addition of EMF in this research is to find the effect on arc geometry, weld bead width, and depth of penetration. Magnets used have two different strengths and fourteen variations of configuration. Result shows that each configuration and magnets’ strength affect arc geometry, weld bead width, and depth of penetration variously. Bigger strength of magnet relatively results in stronger magnetic lines of force, enhancing the magnetic force’s effect from each configuration on arc geometry, weld bead width, and depth of penetration. Compressed arc from magnetic lines of force concentrates heat, resulting in narrow weld bead and deep penetration. Configuration H with 3mm-thick magnets (5,152mm weld bead width, 2,539mm depth of penetration) and B with 5mm-thick magnets (4,768mm weld bead width, 3,039mm depth of penetration) have the narrowest weld bead width and deepest penetration for both strengths tested.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqlima Nuril Kamilah
Abstrak :
Material lapisan Ni80CoxFe20-x (x = 0, 5, 10, 15, dan 20) disintesis dengan metode elektrodeposisi pada substrat ITO-PET. Struktur kristal, fasa material, sifat magnetik dan perubahan resistivitas akibat pengaruh komposisi Ni80CoxFe20-x diteliti melalui karakterisasi X-Ray Diffractometer (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), Energy Dispersive Spectroscopy (EDS)-Mapping, Vibrating Sample Magnetometer (VSM), dan metode Four-Point Probe pada Cryogenic Magnetometer (Oxford Teslatron Instrument). Hasil XRD menunjukkan struktur kristal FCC dengan space group Fm3m. Komposisi dari seluruh sampel mencapai komposisi target (dengan toleransi ±5) dan homogenitas yang baik melalui karakterisasi EDS-Mapping dan SEM. Hasil VSM menunjukkan seluruh sampel merupakan material soft feromagnetik pada suhu ruang. Seluruh sampel berhasil menghasilkan lapisan dengan saturasi magnetisasi >80 emu/gram dan nilai koersivitas <250 Oe. Kelima sampel memiliki rentang saturasi magnetisasi dari 90,387-159,792 emu/g dan koersivitas dari 95,84-191,33 Oe di mana saturasi magnetisasi tertinggi terjadi pada komposisi Ni80Co10Fe10 sedangkan koersivitas terendah terjadi pada komposisi Ni80Co15Fe5. Pengujian nilai resistivitas listrik terhadap perubahan temperatur (5-300 K) menunjukkan bahwa seluruh sampel bersifat konduktor dikarenakan nilai resistivitasnya meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi suatu material memengaruhi sifat magnetik dan nilai resistivitasnya. Komposisi lapisan Ni80CoxFe20-x (x = 0, 5, 10, 15, dan 20) yang memiliki fasa tunggal, lapisan yang homogen, komposisi yang mencapai target, bersifat soft magnetic dengan koersivitas rendah (<250 Oe) dan saturasi magnetisasi yang tinggi (>80 emu/gram) serta perubahan resistivitas yang kecil terhadap temperatur adalah x = 15, yaitu Ni80Co15Fe5.
Films of Ni80CoxFe20-x (x = 0, 5, 10, 15, and 20) was synthesized by electrodeposition method on ITO-PET substrate. The crystal structure, material phase, magnetic properties and change of resistivity as a result of composition changes on Ni80CoxFe20-x was characterized by X-Ray Diffractometer (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), Energy Dispersive Spectroscopy (EDS)-Mapping, Vibrating Sample Magnetometer (VSM), and Four-Point Probe Method using Cryogenic Magnetometer (Oxford Teslatron Instrument). XRD results show FCC crystal structure with the Fm3m space group. The composition of all samples was successfully close to the target composition (with ±5 tolerance) and even homogeneity through EDS-Mapping and SEM. VSM results show that all samples are soft ferromagnetic in room temperature. All samples successfully achieve saturation of magnetization >80 emu/gram and coercivities <250 Oe. All samples resulted with saturation of magnetization ranging from 90,387-159,792 emu/g and coercivity ranging from 95,84-191,33 Oe where the highest saturation of magnetization was found at the composition of Ni80Co10Fe10 while the lowest coercivity was found at the composition of Ni80Co15Fe5. Characterization of resistivity values under the influence of temperature change (5-300 K) shows that all samples are conductors because of the increase of resistivity values when temperature is increased. The result of this experiment shows that the composition of a material affects the magnetic properties and resistivity value. The composition of Ni80CoxFe20-x (x = 0, 5, 10, 15, dan 20) films that has a single phase, uniform film, composition that reaches the target, is soft magnetic with low coercevities (<250 Oe) and high saturation of magnetization (>80 emu/gram), and low resistivity value change under the influence of increased temperature is x = 15, that is Ni80Co15Fe5.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library