Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"ABSTRAK Telah dilakukan sintesis senyawa magnetik BaO.6(Fe2O3) dengan bahan dasar limbah baja yang disebut mill scale dan Barium Sulfat, BaSO4. Senyawa BaSO4 terlebih dahulu dikonversi menjadi BaCO3 melalui reaksi padat (solid state reaction) dengan serbuk KOH kering di dalam alat pembuat serbuk ball mill dengan waktu milling divariasikan 15 - 300 menit. Serbuk hasil milling direaksikan dengan gas CO?2 yang dialiri selama 0-60 menit. Evaluasi senyawa dengan XRD menunjukkan bahwa senyawa baru BaCO3 berhasil terbentuk dengan fraksi berat meningkat progresif dengan bertambahnya waktu alir gas CO2. Fraksi berat BaCO3 yang berhasil diperoleh dari sintesis dengan cara ini bisa mencapai 72%. Senyawa magnetik BaO.6(Fe2O3) berhasil dibuat dengan mereaksikan senyawa BaCO3 dan mill scale yang dioksidasi menjadi Fe2O3, setelah proses sinter pada suhu 1100 oC selama 14 jam. Berdasarkan evaluasi XRD terhadap material pasca sinter menunjukkan bahwa dalam metarial terdapat senyawa BaO.6(Fe2O3) sebanyak 90.33% berat sedangkan 9.67% masih terdiri dari BaSO4. Telah pula berhasil dibuat sampel magnet dengan menggunakan material hasil sintesis dengan nilai remanen terukur sebesar 0.36 kG. Masih lebih kecil dibandingkan nilai remanen yang ada di pasaran yaitu 1 kG. Kata kunci: ball mill; barium heksaferit; barite; sintering."
Lengkap +
[Universitas Indonesia, ], 2003
S30169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiyatri Widuri
"Meningkatnya jumlah penduduk dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat menyebabkan bertambah pula kebutuhan tenaga listrik untuk rumah tangga, disamping untuk proses industri itu sendiri. Kebutuhan akan kehadiran tenaga listrik yang besar ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kemungkinan pengaruh medan listrik dan medan magnet yang terjadi terhadap kesehatan. Penelitian yang sudah banyak dilakukan hasilnya tidak menunjukkan konsistensi, di satu sisi akan menyebabkan terhambatnya pembangunan dan pengembangan kelistrikan nasional. Di sisi Iain secara psikologis menimbulkan keresahan pada masyarakat dan dapat membuka peluang bagi orang yang ingin mengambil kesempatan pribadi yang bahkan dipolitisir. Skripsi ini mengusulkan parameter ambang batas medan listrik, medan magnet dan medan elektromagnetik yang diperbolehkan memapar pada manusia sesuai kondisi di Indonesia dengan membandingkan standard ambang batas lnternasional dan mengacu pada ketentuan WHO tentang kriteria kesehatan lingkungan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Romario Akbara
"Penggunaan motor BLDC semakin marak digunakan karena memiliki efisiensi dan kecepatan yang tinggi serta volume yang kecil dan bobot yang ringan sehingga banyak digunakan di bidang industri, mobil listrik, dan peralatan elektronik. Penelitian ini dibuat untuk meneliti pengaruh ketebalan magnet dan jarak offset permanen magnet terhadap parameter motor seperti konstanta BEMF, torsi, dan riak torsi. Untuk melihat parameter tersebut digunakan software berbasis FEA (Finite Element Analysis). Hasil yang didapat adalah nilai torsi sebanding dengan ketebalan magnet dengan torsi terbesar diperoleh saat tebal magnet 3,50 mm pada penelitian ini yaitu sebesar 5,7275 Nm dan riak torsi mengurang seiring dengan bertambahnya jarak offset permanen magnet dengan riak torsi terkecil diperoleh saat jarak offset 20 mm dengan riak torsi sebesar 0,7845%.
The use of BLDC motors increasingly widespread because it has a high efficiency and speed as well as a small volume and light weight so widely used in industry, electric cars, and electronic equipment. This study was made to examine the influence of the thickness of the permanent on and the offset distance of the permanent magnet on motor parameters such as BEMF constants , torque, and torque ripple. To view the parameters used software based on FEA (Finite Element Analysis). The results showed that the value of the torque is proportional to the thickness of the permanent magnet with the highest torque obtained when magnet thickness is 3,50 mm by 5,7275 Nm and torque ripple reduced in line with increasing the distance of offset permanent magnet with the lowest torque ripple obtained when the distance of offset permanent magnet is 20 mm by 0,7845%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Estri Perdinasari
"Berbagai metode pengendalian pada motor sinkron magnet permanen (permanent magnet synchronous motor atau PMSM) telah dikembangkan untuk mendapatkan kerja motor yang lebih efisien salah satunya adalah field oriented control dimana posisi dan kecepatan rotor diperlukan. Pada penelitian ini dilakukan pengendalian kecepatan pada PMSM menggunakan field oriented control tanpa menggunakan sensor. Nilai posisi dan kecepatan rotor diestimasi dengan menggunakan Model Reference Adaptive System (MRAS). Berbagai pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja dari pengendalian tanpa sensor pada motor. Dari hasil pengujian diketahui bahwa pengendalian kecepatan tanpa sensor ini dapat berjalan dengan baik.

Various methods of permanent magnet synchronous motor (PMSM) control have been developed to get the motor work more efficiently, one of which is field oriented control where the position and speed of the rotor is required. In this study, PMSM speed is controlled using sensorless field oriented control. Rotor position and speed is estimated with stator current and voltage using Model Reference Adaptive System (MRAS). Various tests are carried out to determine the performance of sensorless control on the motor. From the test results it is known that the motor speed can be controlled."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charles
"Motor DC tanpa sikat telah menjadi salah satu jenis motor listrik yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, menggantikan motor DC dan motor AC asinkron. Penelitian banyak dilakukan untuk meningkatkan kinerja dari motor BLDC. Penelitian ini bertujuan untuk perancangan desain variasi panjang dan tinggi magnet permanen pada motor arus searah tanpa sikat 12 alur 10 kutub. Penelitian dilakukan dengan melakukan simulasi motor tanpa beban dan dengan beban terhadap variasi panjang dan tinggi magnet permanen. Dari penelitian ini, dapat dilihat bahwa variasi panjang magnet dan tinggi magnet mempengaruhi tegangan induksi yang dihasilkan, dimana semakin panjang dan tinggi magnet semakin besar tegangan induksi, torsi, dan efisiensi. Desain dengan panjang 12 mm dan tinggi 3 mm memiliki tegangan induksi terbesar yaitu 41.79 Volt dan efisiensi 96.324% serta memiliki rata-rata torsi sebesar 5,52 Nm.
Brushless DC motor has become one kind of electric motor which are widely used in various applications, replacing DC motors and asynchronous AC motors. Research done much to improve the performance of the BLDC motor. This study aims at designing the variation in the length and height of the permanent magnet brushless direct current motor 12 slot 10 poles. Research carried out by simulating the motor no-load and load variation in the length and height of the permanent magnet. From this research, it can be seen that the variation in the length of magnets and magnet high influence induced voltage is generated, where the length and height of the larger magnet induced voltage, torque, and efficiency. Design with a length of 12 mm and a height of 3 mm has the largest induced voltage is 41.79 volts and efficiency of 96.31% and has an average highest torque amounting to 5.43 Nm."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatra Hagusta Prisandi
"Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks Aksial Tanpa Inti Stator memiliki unjuk kerja yang pada umumnya ditentukan oleh gelombang tegangan dan arus. Kedua hal tersebut dipengaruhi oleh konfigurasi Desain geometris generator. Studi ini membandingkan pengaruh jumlah kumparan stator terhadap nilai dan bentuk gelombang fluks magnet dan tegangan keluaran. Asumsi jumlah kutub magnet rotor pada tiap Desain penelitian adalah sama yaitu 24 kutub. Kesimetrisan antara setiap permukaan stator yang menangkap fluks magnet dari rotor setiap waktu sangat mempengaruhi tegangan keluaran. Hasil studi menunjukkan bahwa Desain 9 stator sesuai untuk konfigurasi tiga fasa sedangkan Desain 12 stator selaras untuk generator konfigurasi satu fasa.

A Coreless Axial Flux Permanent Magnet (AFPM) Synchronous Generator has a work quality that is determined by the voltage and current waves. Both of those things are influenced by geometric configuration of the generator. This research compares the effect of the number of stator coils to the magnet flux captured and the voltage generated for every design. It is stated that the number of rotor magnetic poles in every design are same, 24 poles. How symmetrical between every stator`s surface capture the magnetic flux in every second is very extremely affecting the output voltage. The result of this research proves that design with 9 coils is appropriate for three phase configuration, while design with 12 coils is suitable for one phase configuration of generator."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S853
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Jarekson
"ABSTRAK
Pada dasarnya, unjuk kerja generator sinkron magnet permanen ditentukan oleh
arus dan tegangan keluaran. Hasil keluaran tegangan dan arus ditentukan oleh
kesimetrisan dan konfigurasi desain geometris dari generator tersebut. Skripsi ini
membandingkan jarak antar magnet permanen pada rotor terhadap fluks magnet
yang dihasilkan. Fluks tersebut akan menentukan gelombang sinusoidal yang
terbentuk dan tegangan keluaran. Hasil dari simulasi dan analisa menunjukan
bahwa jarak antar magnet permanen tidak secara langsung mempengaruhi unjuk
kerja dari desain generator yang ditentukan.

ABSTRACT
Basically, performance of axial flux permanent magnet coreless type stator
synchronous generator determined by the current and voltage output. Voltage and
current output determined by symmetry and geometric design configuration of
this generator. This undergraduate thesis compares the distance between polar
magnetic permanent magnet on the rotor with magnetic flux generated. Flux will
determine the sinusoidal wave and output voltage. Result of simulation and
analysis indicate that the distance between polar magnetic permanent magnet does
not directly influence to the performance of given generator design."
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1803
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Manaf
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995/1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3   >>