Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferry Dwi Kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Jalur gen Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) berperan dalam regulasi proliferasi sel, ketahanan hidup, diferensiasi, dan progresi tumor. Gen EGFR dengan domain tirosin kinase dalam ekson 18-21 yang mengalami mutasi berkorelasi secara respons klinik dengan pemberian Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI). Hal tersebut menyebabkan status mutasi gen EGFR menjadi faktor prediktif dalam pemberian TKI pada Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK). Namun pemeriksaan baku emas dalam mendeteksi mutasi gen EGFR adalah menggunakan direct sequencing yang membutuhkan jumlah sampel dengan sel kanker yang banyak, dengan sensitifitas yang rendah dan teknik yang tidak seragam. Metode penelitian: Metode PNA-LNA PCR Clamp mampu mendeteksi mutasi gen EGFR dengan rasio 1:1000 pada latar wild type. Metode ini menggunakan mekanisme imhibisi oleh Peptide Nucleic Acid (PNA) dan Locked Nucleic Acid (LNA) dalam urutan yang hampir sama ketika diamplifikasi menggunakan mesin real time PCR. Alel wild type a.kan dihambat oleh PNA sementara itu alel mutan akan berikatan dengan LNA dan ketika terjadi proses amplifikasi oleh DNA polimerase maka akan menyebabkan probe fluorogenik akan terpisah dan berpendar seiring dengan semakin meningkatnya siklus yang akan dideteksi oleh mesin SmartCycler. Hasil analisis dapat dijalankan selama 2 jam setelah dilakukan isolasi DNA. Sampel yang digunakan adalah PC9 (adenokarsinoma), PC3 (kanker prostate), H1975 (KPKBSK), dan H1299 H1975 (KPKBSK), Masing-masing sampel yang dibutuhkan adalah 15 μl dengan konsentrasi DNA 10 ng/μl. Hasil Penelitian: Metode PNA-LNA PCR Clamp mampu mendeteksi jenis mutasi E746-A750del-1p (tipe 1) pada sampel PC9 , delesi ekson 19 pada sampel PC3, T790M dan L858R pada sampel H1975, sementara itu tidak ditemukan mutasi pada sampel H1299. Kesimpulan: Metode PNA-LNA PCR Clamp dapat digunakan sebagai pemeriksaan alternatif dalam mendeteksi mutasi gen EGFR.
ABSTRACT
Introduction: Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) signaling pathway play a role in regulation of cell proliferation, survival, differentiation and tumor progression. Tyrosin kinase domain within exon 18-21 of EGFR gene had mutation significantly correlated with clinical response to Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI). Thus, EGFR gene mutation become a biomarker predictor to Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) treatment. However, the gold standar in detecting EGFR gene mutation is direct sequencing method which requires mostly cancer cells, low sensitivity and ununiformly technical handling.. Methods: A novel method which could allow detect EGFR gene mutation in 1:1000 wild type background has developed. It needs only a small amount of citology or histopatology samples in one day processing. It works based on inhibitory mechanism between Peptide Nucleic Acid (PNA) and Locked Nucleic Acid (LNA) in the nearly same sequences when it is amplified by PCR machine. PNA will attach to wild type allele so further amplification would be inhibited while LNA will attach to mutant allele then it would be flourecence when it is separated from sequencer during amplification by Taqman enzyme. Finally, Real time PCR machine will detect the signal from the mutant sequence thus mutant determination would be analyzed after 2 hours running. The samples are PC9 (adenocarcinoma), PC3 (prostate cancer), H1975 (non small cell lung cancer), and H1299 (non small cell lung cancer). Total amount of each sample is 15 μl with DNA concentration is 10 ng/μl. Results: This method reveals the mutations which are E746-A750del-1p (type 1) in PC9, exon 19 deletion in PC3, T790M and L858R in H1975 while no mutation in H1299. Conclusion The PNA-LNA PCR Clamp could be an alternative method in detecting EGFR gene mutation.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mais
Abstrak :
Tingkat paparan benzo[a]pyrene (BaP) salah satu senyawa PAH pada polusi udara dapat dihitung dengan menggunakan metode Hemoglobin-Adduct. Responden terpilih ialah polantas (individu berisiko tinggi), polisi administrasi (individu berisiko rendah), dan pasien kanker (individu yang diduga telah mengalami paparan). Produk hidrolisis asam yang dilakukan pada globin (sampel darah) ialah hidrolisat BaP-adduct berupa senyawa benzo[a]pyrene tetrahydrotetrol (BaPT), dan dianalisis dengan HPLC-Fluoresensi fasa terbalik kolom RP-18, eluen metanol-air (55:45). Hasil uji validasi metode ialah batas deteksi (LOD) dalam penelitian ini mencapai 0,31 pg/mg globin dan batas kuantifikasi (LOQ) ialah 1,03 pg/mg globin. Konsentrasi adduct BaPT pada polantas berkisar 1,36 ? 7,38 pg/mg globin, pada polisi bagian administratif berkisar 0,01 ? 1,85 pg /mg globin, sedang adduct pada pasien kanker paru berkisar 2,58 ? 50,94 pg /mg globin. Disimpulkan bahwa terdapat peranan paparan BaP dalam polusi udara terhadap tingginya tingkat konsentrasi B[a]P Hb-Adduct yang diperoleh.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30460
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raania Amaani
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Kanker paru merupakan kanker dengan insidensi tertinggi di dunia. Tatalaksana kanker paru sampai sekarang masih menjadi tantangan. Senyawa alami antikanker mulai dikembangkan, salah satunya kedelai hitam. Kedelai hitam Glycine soja memiliki zat bioaktif yang berpotensi sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan tingkat toksisitas ekstrak etanol kedelai hitam terhadap sel kanker paru A549. Metode: Identifikasi kandungan ekstrak etanol kedelai hitam dilakukan dengan uji kromatografi lapis tipis KLT dan uji fitokimia. Uji sitotoksisitas dilakukan dengan MTT-assay secara in vitro. Variasi konsentrasi yang digunakan pada penelitian ini adalah 6,25, 12,5, 25, 50, 100, 200, 400, dan 800 ug/ml. Hasil dan Pembahasan: Hasil uji KLT menunjukkan bahwa terdapat 6 senyawa pada ekstrak etanol kedelai hitam. Hasil uji fitokimia membuktikan bahwa kedelai hitam mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, triterpenoid, dan glikosida yang memiliki potensi sebagai antikanker. Ekstrak etanol kedelai hitam menunjukkan aktivitas sitotoksik yang moderat pada sel kanker paru A549 IC50= 114,51 ug/ml , sedikit dibawah cisplatin IC50= 85,45 ug/ml sebagai kontrol positif. Konsentrasi ekstrak tertinggi 800 ug/ml memberikan persentase inhibisi tertinggi 83,8 dan nilai optical density yang berbeda bermakna dengan konsentrasi lainnya
ABSTRACT
Introduction Lung cancer incidence is the highest incidence of cancer in the world. Management of lung cancer is still a challenge today. The natural anticancer compounds are being developed, one of which is black soybeans. Black soybean Glycine soja has bioactive compounds that has potential as anticancer. Objective of this research is to determine the secondary metabolite content and toxicity level of black soybean ethanol extract to A549 lung cancer cell. Method Identification of the content of black soybean ethanol extract was performed by thin layer chromatography TLC and phytochemical test. The cytotoxicity test performed was in vitro MTT assay. The concentration variations used in this study were 6,25, 12,5, 25, 50, 100, 200, 400, and 800 ug ml. Results and Discussion The TLC results show that there were 6 compounds in black soybean ethanol extract. Phytochemical test results prove that Glycine soja contains flavonoids, alkaloids, saponins, tannins, triterpenoids, and glycosides that have potential as anticancer. Black soybean ethanol extract show moderate cytotoxic activity in A549 cells IC50 114,51 ug ml , slightly below cisplatin IC50 85,45 ug ml as a positive control. The highest extract concentration 800 ug ml give highest percentage inhibition 83,8 and significantly different optical density with other concentrations p
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nazarudin
Abstrak :
Latar belakang : Toksisitas hematologi sering terjadi pada pasien dengan Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK) yang diobati dengan kemoterapi berbasis platinum. Data sebelumnya menunjukkan bahwa trombositopenia karena kemoterapi berbasis karboplatin adalah rendah tetapi tidak ada data lokal yang menjelaskan angka kejadian trombositopenia pada KPKBSK yang diterapi dengan regimen karboplatin+gemsitabin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan membandingkan angka kejadian toksisitas hematologi seperti trombositopenia, anemia, leucopenia, neutropenia dan perdarahan yang disebabkan kemoterapi karboplatin+gemsitabin dengan karboplatin+paklitaksel dan karboplatin+etoposid pada pasien KPKBSK. Dan juga membandingkan respons objektif dari ketiga regimen tersebut. Metode:. Penelitian ini kohort retrospektif pada pada pasien KPKBSK yang menerima 1.250 mg/m2 gemsitabin pada hari ke-1 dan hari ke-8 dan karboplatin AUC-5(Area under curve) hari pertama. Pasien yang menerima ≥ 2 siklus ikut dalam penelitian ini. Kami menilai dan membandingkan toksisitas hematologi tiap siklus seperti trombositopenia, anemia, leucopenia, neutropenia dan perdarahan serta respons objektif dari ketiga regimen berbasis karboplatin selama kemoterapi. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan total 115 pasien (rerata umur 55.6±10, rerata jumlah siklus adalah 4, jenis histologi adenokarsinoma 91%, stage III or IV) Pasien KPKBSK yang menerima regimen karboplatin+gemsitabine (n=38), karboplatin+paklitaksel (n=39) dan karboplatin+etoposid (n=38). Angka kejadian trombositopenia regimen karboplatin+gemsitabin adalah 34.2%, karboplatin+paklitaksel 5.1%, dan karboplatin+etoposid 5.3%. Waktu terjadinya trrombositopenia pada regimen karboplatin+gemsitabin 2 siklus lebih cepat dari regimen lain. Toksisiti hematologi trombositopenia regimen karboplatin+gemsitabin sebesar 15,8% dengan grade 3-4, leukopenia 18,4% dengan grade 3- 4 dan anemia 5,3% grade 3-4. Overall respons rate dan time to progression dengan regimen karboplatin+gemsitabin lebih baik dari regimen lainnya. Kesimpulan : Angka kejadian dan waktu terjadinya toksisitas hematologi pada regimen karboplatin+gemsitabin lebih tinggi daripada regimen karboplatin+paklitaksel dan karboplatin+etoposid.. Tetapi Overall respons rate dan time to progression pada karboplatin+gemsitabin lebih baik daripada regimen lain. Background : Hematological toxicities often occur in patients with non-small-cell lung cancer (NSCLC) who are treated with chemotherapy. In our data had shown that thrombocytopenia due to carboplatin based chemotherapy was low but there was not any local data about carboplatin - gemcitabine regimen. The aim of this study is to investigate and to compare the frequency of hematologic events, such as thrombocytopenia, anemia, leucopenia, neutropenia, and hemorrhage due to combination of gemcitabine-carboplatin with carboplatin-paclitaxel, and carboplatin-etoposide in non-small cell lung cancer patients. And also to compare objective response of the three platinum based regimens. Methods : We conducted a retrospective cohort study that enrolled all non-small-cell lung cancer patients who received 1.250 mg/m2 gemcitabine on day 1,8 and AUC-5 carboplatin on day one. Patients who received 2 cycles or more are included in this study. We investigated and compared objective response of the three platinum based regimens and the frequency of thrombocytopenia, anemia, leucopenia, neutropenia, hemorrhage, during chemotherapy period. Results : A total 115 patients (mean age 55.6±10, median number of cycle of chemotherapy was 4, histological findings were adenocarcinoma 91%) with stage III or IV NSCLC received chemotherapy carboplatin-gemcitabine (n=38), carboplatin-paclitaxel (n=39) and carboplatin-etoposide (n=38). Frequency of thrombocytopenia in patients with NSCLC treated with combination of carboplatin-gemcitabin regimen was 34.2%, carboplatin-paclitaxel 5.1%, and carboplatin-etoposide 5.3%. The Carbo-gemcitabine group developed thrombocytopenia 1 or 2 cycles earlier than other group . The hematological toxicities data with carbo-gemcitabine regimen have shown that thrombocytopenia was 15,8% patient with grade 3 or 4, leucopenia 18,4% patients with grade 3 or 4 and 5,3% grade 3 or 4 anemia. Overall respons rate and time to progression with carboplatin-gemcitabine regimen were better than the other regimens Conclusion : Thrombocytopenia was found in gemcitabine and carboplatin regimen but lower than other published data. Overall respons rate and time to progression with carboplatin-gemcitabine regimen were better than the other regimens.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T58938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bariqi Abdillah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menerapkan dan menganalisa teknik pengolahan citra untuk deteksi kanker paru-paru. Teknik pengolahan citra banyak digunakan di beberapa masalah medis untuk perbaikan citra dalam deteksi fase dan pengobatan dini. Penelitian ini mengusulkan metode deteksi kanker paru-paru berbasis segmentasi citra. Segmentasi citra adalah salah satu pengolahan tingkat menengah dalam pengolahan citra. Pendekatan wilayah dan watershed digunakan untuk proses segmentasi citra CT scan. Fase deteksi yaitu peningkatan kualitas citra menggunakan filter Gabor, segmentasi citra, dan ekstraksi fitur dengan binerisasi. Dari hasil percobaan, ditemukan efektivitas dari pendekatan tersebut. Fitur utama untuk mendeteksi kanker adalah dengan menggunakan perbandingan yang dilakukan dengan persentase piksel dan penanda citra.
ABSTRACT
In this undergraduate thesis, we implement and analyze the image processing method for detection of lung cancer. Image processing techniques are widely used in several medical problems for repairs picture in the phase detection and early treatment. This research proposed a detection method of lung cancer using image segmentation. Image segmentation is one of intermediate level processing in image processing. Marker control and watershed approach are used to segment of CT scan image. Detection phases are followed by image enhancement using Gabor filter, image segmentation, and features extraction with binarization. From the experimental results, we found the effectiveness of our approach. The main detected features for accurate images comparison are mask labeling with high accuracy and robust.
2016
S64589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library