Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Media Putri Yohana
"Pembusaan pada minyak pelumas dasar atau lube base oil (LBO)
merupakan hal yang tidak diinginkan, karena dapat mengurangi kemampuan
pelumasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh wax
yang berada dalam LBO terhadap pembusaan. Slack wax dipisahkan dari
LBO dengan cara filtrasi menggunakan buchner dan pompa vakum.
DIgunakan empat jenis filter cloth yang terbuat dari bahan kain yaitu nordifa,
needle felt EIMCO-024, needle felt medison 024 8100, dan AIMCO 24-SI-AB.
LBO yang diperoleh ada 4 macam, yaitu HVI 60, 95, 160 dan 650. Pengaruh
wax terhadap pembusaan pada LBO diketahui dengan ujl pembusaan
dengan penambahan slack wax dengan konsentrasi 0,01; 0,1; 0,2; 0,5; 1,0
dan 5,0 %. Pengukuran diameter kristal wax dan filter cloth, uji viskositas,
tegangan permukaan, GO Simdist dan uji DSC juga dilakukan untuk
mendukung hasil di atas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
kestabilan busa meningkat dengan penambahan slack wax ke dalam LBO.
Viskositas minyak meningkat dengan penambahan wax sedangkan nilai
tegangan permukaan tidak begitu dipengaruhi adanya wax. GO Simdist
menunjukkan daerah distribusi karbon HVI 650 semakin besar dengan
penambahan wax . Dari uji DSC diketahui sampel dengan pembusaan tinggi
mengandung wax lebih banyak."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primananda Tavianti Yuliana
"Used Bleaching Earth Cake (UBEC) tergolong kedalam limbah B3 sehingga membutuhkan penanganan yang komperhensif. Berdasarkan karakteristik UBEC, ada beberapa alternatif pengolahan yang dapat digunakan untuk mengelola dan memaksimalkan penggunaan dari UBEC. Oleh karena itu dalam penelitian ini diuji karakteristik fisik dan kimia dari UBEC untuk mengetahui potensi nya sebagai Refuse Derived Fuel (RDF). Setelah itu dilakukan perbandingan 2 skenario pengolahan. Skenario pertama adalah pembakaran UBEC sebagai RDF pada rotary kiln kemudian abu yang dihasilkan akan digunakan sebagai subtitusi agregat halus pada pembuatan beton K350. Skenario kedua adalah pembakaran UBEC sebagi RDF pada Compressed Air Furnace dimana abu yang dihasilkan digunakan subtitusi semen pada pembuatan mortar pasangan tipe N. Sehinga didapatkan skenario mana yang terbaik dalam integrasi pengolahan limbah UBEC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UBEC terdiri dari material bleaching earth (Monmorillonite 53.3% and Klinoptilolith 40%), residu oli, dan pengotor (logam berat, residu karbonc, dan lain lain.). UBEC juga memenuhi standar kriteria sebagai RDF. Pada skenario 1 kuat tekan terbaik produk beton dicapai pada penggantian komposisi pasir dengan 10% ash rotary dimana kuat tekannya mencapai 38,45 Mpa dan daya serapnya 5,8%. Pada skenario 2 kuat tekan mortar pasangan tidak dapat terdeteksi dengan adanya penggantian semen dengan ash CAF. Kuat tekan diteliti melalui produk beton dan yang terbaik dicapai pada penggantian komposisi semen dengan 10% ash CAF dimana kuat tekannya mencapai 31,40 Mpa dan daya serapnya 9,3 %. Kedua komposisi terbaik tersebut telah diuji TCLP nya dan kedua nya memenuhi standar baku mutu PP 101 tahun 2014. Berdasarkan perbandingan aspek, kualitas produk olahan abu pembakaran, penaatan pada peraturan lingkungan dan keamanan produk terhadap lingkungan, serta nilai ekonomis dari tiap skenario dapat ditentukan skenario pengolahan terintegrasi yang paling baik dalam mengolah UBEC adalah skenario 1

Used Bleaching Earth Cake (UBEC), is categorized as hazardous waste that requires comprehensive handling. Refering to UBECs characteristic, there are view alternative treatments that can be use to handle and maximizing the utilities of UBEC.  Therefore, in this study tested the physcical and chemical characteristic of UBEC to determine its potential as Refuse Derived Fuel (RDF). After that a comparison of 2 processing scenarios was carried out. The first scenario is the combustion of UBEC as RDF on the rotary kiln, then the resulting ash will be used as subtle aggregate substitution in the manufacture of K350 concrete. The second scenario is the combustion of UBEC as RDF in Compressed Air Furnace (CAF) where the resulting ash is used as cement substitution in the manufacture of N-type mortar masonry. So we may conclude the best integrated treatment scenario to carry out for treating UBEC. The result showed that UBEC consisted of earth bleaching materials (Montmorillonite 53.3% and Klinoptilolith 40%), oil residues, and impurities (heavy metals, carbon dioxide residues, etc.). UBEC also meets the criteria standards for RDF. In scenario 1 the best compressive strength of the concrete product is achieved by replacing the composition of the sand with 10% rotary ash where the compressive strength reaches 38.45 Mpa and its water absorption is 5.8%. In scenario 2 the mortar masonry compressive strength cannot be detected by the replacement of cement with CAF ash. Compressive strength was examined through concrete products and the best was achieved by replacing cement composition with 10% ash CAF where the compressive strength reached 31.40 Mpa and its water absorptionis 9.3%. The two best compositions have been tested for TCLP and both of them meet the quality standard of PP 101 year 2014. Based on the comparison of view aspects: the quality of refined ash products, compliancewith environmental regulations and product safety for the environment, and also the economic value of each scenario,we can be determined the best integrated processing scenario in by processing UBEC in scenario 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ruliandini
"Biopelumas berbahan dasar metil ester dari minyak kelapa sawit (POME) adalah salah satu pelumas alternatif yang paling mungkin dikembangkan saat ini karena berasal dari minyak tumbuhan yang ketersediaannya tidak terbatas. Sementara itu, MXene, material baru berdimensi dua, belum banyak diaplikasikan sebagai zat aditif ke dalam pelumas terutama biopelumas. Menggunakan pendekatan simulasi dinamika molekuler, kestabilan MXene didalam POME beserta sifat termofisika campurannya akan diprediksikan. Kedalam campuran POME-MXene kemudian ditambahkan juga partikel nano unggul lainnya yaitu Al2O3. Dengan visualisasi, fenomena interaksi secara atomik yang terjadi diantara; POME-MXene, MXene- Al2O3 dan POME-MXene/Al2O3 dapat diketahui. Prediksi kestabilan, densitas, koefisien difusi dan konduktivitas termal dihasilkan dengan metode Equilibrium Molecular Dynamics (EMD) sedangkan metode Non-Equilibrium Molecular Dynamics (NEMD) diterapkan untuk memprediksikan nilai viskositas. Potensial Condensed-phase Optimized Molecular Potential for Atomistic Potential Studies (COMPASS) yang dihibridisasi dengan potensial sederhana LJ 12-6 digunakan untuk mendefinisikan interaksi intra dan inter-molekular pada molekul MXene, Al2O3 serta campuran POME-MXene/Al2O3. Dibandingkan dengan hasil uji laboratorium, didapatkan deviasi rata-rata kurang dari 10% sehingga sifat termofisika pada POME dapat diprediksikan dengan baik. Hasil visualisasi yang diperoleh mampu menjawab bagaimana mekanisme dan bentuk agregasi nanopartikel dalam POME, sehingga dapat menjelaskan sifat termofisika yang khas pada campuran POME dan MXene beserta hibridisasinya. Terutama nilai konduktivitas termal yang semakin turun seiring naiknya temperatur.

Due to its sustainable resources, Palm Oil Methyl Ester-based lubricants (POME) is one of the alternative lubricants most likely to be developed today. In this study, POME was reinforced by a novel 2D nanomaterial, MXene and other prominent nano material Al2O3. Using molecular dynamics simulation, the stability of MXene in POME and its thermophysical properties were predicted. The predicted interaction between two different dimension (MXene-Al2O3) were also covered. With visualization, other phenomenon of atomic interactions that occur between; POME-MXene and POME-MXene/Alumina were revealed. Predictions of stability, density, diffusion coefficient and thermal conductivity were generated by EMD method while the NEMD method was applied to predict viscosity values. COMPASS which was used to define intra-molecular interactions of POME was hybridized with the simple potential LJ 12-6 which defines the intra and inter-molecular interactions of MXene, Alumina and POME-MXene/Alumina molecules. Compared to laboratory test results, the average deviation is less than 10% so that the thermophysical properties of POME in a good agreement. The visualization results obtained were able to answer how the mechanism and form of nanoparticle aggregation in POME, so as to explain the thermophysical properties typical of the mixture of POME and MXene and its hybridization. Especially the value of thermal conductivity that decreases as the temperature rises."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Zata Amalia
"

Pelumas dasar bio adalah pelumas dasar yang diperoleh dari bahan-bahan hayati seperti minyak nabati. Pelumas berbasis minyak nabati dapat memenuhi kriteria baik dari fungsi maupun lingkungan, tetapi tidak dapat digunakan secara langsung sebagai pelumas karena memiliki kinerja yang buruk pada suhu rendah serta memiliki kestabilan termal dan oksidasi yang buruk, sehingga digunakan berbagai metode untuk meningkatkan kinerja, memperbaiki sifat dan karakteristik dari minyak nabati tersebut (Annisa & Widayat, 2018). Salah satu metode yang digunakan adalah modifikasi kimia. Modifikasi kimia merupakan modifikasi yang dilakukan pada minyak nabati melalui reaksi kimia (Rudnick, 2013). Metode modifikasi kimia pada sintesis pelumas dasar bio yang difokuskan dalam literature review ini meliputi reaksi esterifikasi/transesterifikasi, pembentukan estolida, dan epoksidasi dan pembukaan cincin. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya berupa data bahan baku, metode sintesis, katalis dan reaktan yang digunakan, serta suhu, tekanan, dan waktu operasi. Pada penelitian ini, 20 variasi data diolah menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan menentukan parameter-parameter dan urutan prioritas dari parameter tersebut sebagai pertimbangan dalam menentukan reaksi yang paling baik untuk digunakan dalam proses sintesis pelumas dasar bio, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian di laboratorium. Berdasarkan pengolahan data dengan AHP, diperoleh urutan prioritas parameter pada sintesis pelumas dasar bio adalah karakteristik produk, yield, penggunaan jenis katalis dan reaktan, suhu, tekanan, dan waktu operasi dan reaksi yang paling baik digunakan adalah transesterfikasi 1 dengan bahan baku yang digunakan adalah asam oleat dan trimetilolpropana (TMP) dengan katalis natrium metoksida (NaOCH3) pada suhu 150°C, tekanan 0,3 mbar dalam waktu 45 menit dengan perolehan yield sebesar 98%.


Bio-based lubricants are basic lubricants obtained from living materials such as vegetable oil. Bio-based lubricants can meet both functional and environmental criteria, but it cannot be used directly as lubricants because it has poor performance when used at low temperatures and have poor thermal stability and oxidation, so various methods are used to improve performance, properties and characteristics of the vegetable oil (Annisa & Widayat, 2018). One method used is chemical modification. Chemical modification is a modification made in vegetable oil through chemical reactions (Rudnick, 2013). Chemical modification methods in the synthesis of bio-base lubricants that are focused in this literature review include esterification/transesterification, estolide formation, and epoxidation and ring opening reactions. The data used are secondary data obtained from previous studies in the form of raw material data, synthesis methods, catalysts and reactants used, temperature, pressure, and time of operation. In this study, 20 variations of data were processed using Analytic Hierarchy Process (AHP) by determining parameters and priority order as a consideration in determining the best reaction to use in the process of synthesis of bio-base lubricants, so that it can be used as a reference in laboratory research. Based on data processing with AHP, the order of priority parameters obtained in the synthesis of bio base lubricants is product characteristics, yield, use of catalyst and reactant types, temperature, pressure, and operating time and the best reaction used is transesterfication with the raw material used is oleic acid and trimethylolpropane (TMP) with a sodium methoxide (NaOCH3) catalyst at temperature of 150°C, pressure of 0,3 mbar in 45 minutes with yield of 98%.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library