Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Butarbutar, Tiodora Br.
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran penghayatan makna cinta dalam perkawinan dan dalam hubungan perselingkuhan pada laki-laki dan perempuan yang melakukan perselingkuhan. Teori-teori yang digunakan adalah teori segitiga cinta Stemberg, teori perkawinan dan teori mengenai perselingkuhan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam pada empat orang subyek yang melakukan perselingkuhan yang terdiri dari dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Dari hasil penelitian didapatkan gambaran mengenai makna cinta pada lakilaki dan prempuan yang melakukan perselingkuhan sebagai berikut: 1. Cinta, dengan ketiga komponennya adalah bukan hal yang mendasari perkawinan keempat subyek. 2. Adanya pemahaman yang tidak utuh mengenai definisi cinta pada ketiga subyek di mana mereka melihat cinta hanya sebagai satu komponen cinta dari tiga komponen cinta dari segitga cinta Stemberg, intimacy, passion dan commitment. 3. Penghayatan subyek terhadap makna cinta dalam perkawinan yang tidak menyeluruh di mana ada komponen-komponen cinta yang dinyatakan penting oleh subyek tetapi perwujudannya dalam perilaku sehari-hari tidak tampak. 4. Ketidakpuasan terhadap pasangan dalam perkawinan mendorong keempat subyek untuk melakukan perselingkuhan, walaupun mungkin bukan menjadi sebab langsung. 5. Perselingkuhan yang dilakukan oleh keempat subyek memiliki dampak yang sama pada keadaan rumah tangga yaitu, terpecahnya atau berkurangnya perhatian untuk anggota keluarga. Saran diberikan untuk penelitian lebih lanjut di mana penelitian akan lebih lengkap bila diperoleh data dari pasangan dalam perkawinan dan pasangan dalam hubungan perselingkuhan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fromm, Erich
New York: Harper Collins, 2000
152.41 FRO a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ghassani
Abstrak :
Ahlam Mosteghenemi adalah seorang penulis dan penyair Aljazair yang cukup terkenal di dunia Sastra Arab Modern. Karyanya banyak diakui dunia sebagai karya yang bernilai sastra tinggi. Beberapa karyanya menjadi karya berbahasa Arab pertama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Penerbit American University di Cairo. Ia cukup banyak mendapatkan penghargaan sastra seperti Naguib Mahfouz Medal for Literature untuk novel Memory of the Flesh (1998), The George Tarabeh Prize for Culture and Creativity (1999), dan The Pioneers of Lebanon Committee Medal (2004), The Most Famous Woman in Arabic World (2009). Dalam skripsi ini penulis membahas puisi karyanya yang berjudul Hatta Anta (َدْ ٔ َأ ىَّرَد) dan Bila Qalbin Bila Umrin (ٍشُّْعَلاِتٍةٍْ َل َلاِت). Kedua puisi tersebut menjadi sumber data primer dalam skripsi ini. Dua puisi tersebut dianalisis menggunakan metode deskriptif-analisis. Penelitian skripsi ini terfokus pada analisis struktural bentuk puisi dan mengungkapkan unsur pembentukan fisik puisi berupa tipografi, enjambemen pungtuasi, dan imaji dari kedua puisi tersebut. Selain itu, penulis juga menganalisis struktur batin puisipuisi tersebut yang meliputi pembuktian tema cinta dengan menguraikan komponen makna cinta yang terkandung dalam kedua puisi ini dan pencarian unsur cinta untuk menentukan jenis cinta seperti apa yang digambarkan pada puisi-puisi tersebut. Setelah menganalisis kedua puisi tersebut, bentuk dari kedua puisi tersebut sesuai perubahan perasaan dan emosi yang dirasakan oleh tokoh dalam kedua puisi tersebut dan kedua puisi ini merupakan puisi yang bertemakan cinta. Jenis cinta dalam kedua puisi ini berbeda sesuai dengan unsur cinta yang terkandung dalam kedua puisi ini. ...... Ahlam Mosteghenemi is an Algerian author and a poet, who is popular in the world of modern Arabic Literature. Many of Her works have been widely recognized as high literary value. Some of her works become the first Arabic language works that have been translated in English version by American University Publisher in Cairo. She has already got significant number of awards in Literature, such as Naguib Mahfouz Medal for Literature for her novel titled "Memory of the Flesh" (1998), “The George Tarabeh Prize for Literature for Culture and Creativity" (1999), and "The pioneers of Lebanon Committee Medal" (2004), and "The Most Famous Woman in Arabic World” (2009). In this minithesis, the author discusses Mostaghenemi's poetries which are titled "Hatta Anta" ( َدَْٔأ ىَّ ر َد) and “Bilaa Qalbin Bilaa Umrin” (ٍشُّْع َلاِت ٍةٍَْل َلاِت). These poetries become the primary data in this minithesis. Those two poetries are analyzed by using descriptive-method analysis. The minithesis research is focused on structural analysis of poetry form and utter physical formation element which are typography, enjambment, punctuate, and image from the two poetries. Besides, the author also analyzed inner structure of the poetries, which include theme verification by expounding component of love-meaning that are contained in the poetries, and the searching of love element for determining types of love, as what have been described in the poetries. After analyzing the poetries, the formation of the two poetries are appropriate with the changes of feeling and emotion felt by the character in the poetries, and the theme of these poetries are about love. The kinds of love in the poetries are different, according to love element that is involved in these poetries.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stein, Ben
Jakarta: Gramedia, 2006
152.41 STE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Adri Kurniawan
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1995
S2385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Dyah A
Abstrak :
ABSTRAK
Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk menghayati peristiwa atau kejadian di dalam hidupnya. Ada banyak emosi yang dapat dirasakan oleh manusia, dan salah satunya adalah emosi cinta. Cinta dinilai sebagai salah satu hal esensial dalam kehidupan manusia (Strong & DeVault, 1989). Cinta merupakan dasar bagi terbentuknya bermacam-macam hubungan interpersonal.

Ada banyak bentuk cinta. Dalam kebudayaan Yunani dikenal empat bentuk cinta, yaitu: storge, agape, philia dan eros. Tetapi penelitian ini hanya akan memusatkan perhatian pada salah satu bentuk cinta, yaitu eros. Eros seringkali disebut juga sebagai cinta romantik (romantic love) (Rathus, 1993).

Fromm (dalam Peele,1988) mengemukakan bahwa cinta merupakan sesuatu yang unik, sehingga penghayatan cinta bagi setiap individu dalam suatu hubungan akan bersifat unik pula. Brehm (1992) mensinyalir perbedaan tersebut mungkin berkaitan dengan tiga faktor, yaitu: perbedaan jenis kelamin, perbedaan lamanya hubungan yang terjalin dan perbedaan kepribadian individu yang terlibat. Di antara ketiganya, perbedaan jenis kelamin merupakan faktor yang paling berpengaruh.

Hubungan pacaran merupakan salah satu bentuk hubungan intim antara pria dan wanila yang didasari oleh rasa cinta yang kuat atau eros. Pada hubungan tersebut masing - masing pihak akan memperlihatkan penghayatan cinta yang berbeda. Salah satu penyebabnya adalah adanya perbedaan jenis kelamin di antara kedua individu tersebut.

Oleh karena itu penelitian ini hendak melihat adakah perbedaan cinta antara pria dan wanila dalam hubungan pacaran. Untuk menjawab permasalahan tersebut dpilihlah teori Segitiga Cinta dari Stemberg (1988). Teori ini menyatakan bahwa cinta mengandung tiga komponen, yaitu intimacy passion dan commitment. Ketiga komponen ini merupakan pembentuk (building block) cinta dan masing-masing komponen memiliki sifat serta peran yang berbeda. Maka pemasalahan penelitian ini adalah adakah perbedaan komponen- komponen cinta antara pria dan wanita dalam hubungan pacaran?

Dari hasil perhitungan t-test ternyata tidak ditemukan perbedaan antara pria dan wanita untuk ketiga komponen tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh dua hal, yaitu: karena pengaruh budaya sebagaimana yang disinyalir oleh Brehm (1992) atau implikasi dan teknik pengambilan sampel, dimana subyek dalam penelitian ini adalah pasangan pria dan wanita yang sedang berpacaran.

Jika dilihat dari harga rata-rata (mean) untuk setiap komponen, kelompok subyek wanita memberikan penilaian yang Iebih tinggi untuk komponen intimacy dibandingkan dua komponen lainnya. Artinya wanita komponen intimacy yang paling tepat menggambarkan diri serta pasangannya dalam hubungan pacaran Sementara komponen commitment dinilai Iebih sesuai/tepat bagi kelompok subyek pria dibandingkan kedua komponen Iainnya.

Dari penelitian ini juga terlihat bahwa hubungan pacaran pada dewasa muda didasari oleh consumate love, yaitu jenis cinta yang merupakan kombinasi antara ketiga komponen cinta, yaitu; komponen intimacy, passion dan commitment (Stemberg, 1988).
1999
S2597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Eva Grace Rouli
Abstrak :
ABSTRAK
Hubungan pacaran merupakan salah salah jenis hubungan interpersonal. Menurut Bird dan Melville (1994), hubungan pacaran adalah suatu hubungan atau proses formal yang dilewati oleh perempuan lajang dan laki-laki lajang, dimana dalam proses/hubungan itu masing-masing memilih pasangan hidupnya. Dalam hubungan pacaran, pasangan kekasih biasanya saling mencurahkan atau mengekspresikan cinta dan kasih sayangnya terhadap satu sama lain. Menurut Plutchik, cinta adalah salah satu jenis emosi kompleks yang dibentuk dari kombinasi dua emosi dasar, yaitu joy dan acceptance. Sementara itu, dengan merujuk pada definisi ekspresi emosi menurut Gross dan John (1997), maka ekspresi emosi cinta dapat diartikan sebagai manifestasi dari emosi cinta yang muncul dalam bentuk perilaku. Menurut Buscaglia (1988), ekspresi emosi cinta ini sangat penting bagi perkembangan hubungan pacaran. Ekspresi emosi cinta juga penting karena dapat memperkuat emosi cinta itu sendiri (Tysoe, dalam Sukaria, 1995). Adapun setiap budaya memiliki display rules yang berperan dalam mengatur tampilan atau ekspresi emosi seseorang. Sesuai dengan stereotip gender dan beberapa literatur, disebutkan bahwa perempuan lebih ekspresif dibandingkan dengan laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti gambaran ekspresi emosi cinta dalam hubungan pacaran menurut laki-laki dan perempuan. Subyek penelitian adalah individu dewasa muda yang berusia antara 20-30 tahun. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Subyek diminta untuk memberi tanda centang (v) pada skala yang sesuai dengan diri subyek, untuk setiap ekspresi emosi cinta yang dilakukan subyek kepada pasangannya dan untuk setiap situasi dimana subyek mengekspresikan emosi cinta kepada pasangannya. Untuk mengukur ekspresi emosi cinta, dilihat nilai mean dari total ekspresi verbal dan nilai mean dari total ekspresi non verbal pada kelompok subyek laki-laki dan perempuan. Kemudian dilakukan perhitungan t-test untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok subyek dalam jenis-jenis ekspresi emosi cinta (verbal dan non verbal), serta antara jenis-jenis ekspresi cinta itu sendiri pada masing-masing kelompok subyek. Selain itu, dilihat pula nilai mean dari setiap ekspresi untuk mengetahui ekspresi-ekspresi mana yang paling sering dan yang paling jarang dilakukan subyek. Kemudian untuk mengukur situasi ekspresi emosi cinta, dilihat dari nilai mean setiap situasi untuk mengetahui pada situasi-situasi apa subyek cenderung mengekspresikan dan pada situasi-situasi apa subyek cenderung tidak mengekspresikan emosi cinta kepada pasangan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok subyek laki-laki dan perempuan dalam mengekspresikan emosi cinta kepada pasangannya, baik secara verbal maupun secara non verbal. Hasil penelitian juga menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antar jenis ekspresi emosi cinta (verbal dan non verbal), baik pada kelompok subyek laki-laki maupun pada kelompok subyek perempuan. Dalam hal ini, kelompok subyek laki-laki dan kelompok subyek perempuan sama-sama lebih ekspresif secara non verbal daripada secara verbal. Hasil penelitian yang diperoleh ternyata tidak sesuai dengan stereotip gender dan literatur yang menyebutkan bahwa perempuan lebih ekspresif daripada laki-laki. Hasil tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, karena kesetaraan gender yang saat ini sudah mulai berkembang. Kedua, karena pengaruh kemajuan jaman sehingga masyarakat sekarang menjadi lebih terbuka. Selain itu, dikatakan pula bahwa individu yang mengalami emosi cinta akan cenderung mengekspresikannya baik secara verbal maupun secara non verbal (Fitness & Fletcher, 1993). Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pembenahan terhadap alat ukur ekspresi emosi cinta dan situasinya serta lebih memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ekspresi emosi cinta. Pada penelitian lanjutan sebaiknya juga dilakukan metode observasi dan wawancara disamping metode kuantitatif untuk dapat memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh mengenai ekspresi emosi cinta yang diteliti pada konteks yang lebih spesifik. Selain itu, dapat juga dilakukan penelitian lintas budaya mengenai ekspresi emosi cinta atau penelitian perbandingan antar kelompok usia yang berbeda maupun status hubungan yang berbeda.
2002
S3117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Diantika
Abstrak :
ABSTRAK
Masa dewasa muda merupakan masa perubahan yang dramatis dalam hubungan interpersonal. Pada masa itu seseorang berusaha untuk membentuk hubungan yang intim ('Intimacy). Intimacy dapat berupa hubungan persahabatan, pacaran, maupun pernikahan. Intimacy merupakan salah satu bentuk hubungan yang dikarakteristikkan ke dalam hubungan attachment yang terjadi pada masa dewasa. Attachment itu sendiri dapat diartikan sebagai hubungan antara dua orang yang merasakan ikatan yang kuat satu sama lain yang melakukan sejumlah hal untuk mempertahankan hubungan tersebut. Pada dasarnya, attachment berlangsung di sepanjang kehidupan seseorang semenjak ia bayi hingga dewasa. Attachment pada masa kecil biasanya terbentuk antara seseorang dengan orangtuanya atau pengasuhnya. Attachment yang terbentuk saat kecil merupakan tahap awal pembentukan attachment dan menentukan hubungan interpersonal seseorang selanjutnya dengan figur attachment yang lain. Pada masa dewasa muda attachment dapat terbentuk antara seseorang dengan teman, sahabat, maupun pacar. Attachment pada tiap orang terbentuk dengan cara yang berbeda sehingga membentuk kualitas attachment yang berbeda pula pada tiap orang. Kualitas attachment yang terbentuk memiliki tiga tipe yaitu attachment yang secure, avoidant, dan ambivalent/arvcious. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara kualitas attachmenl dengan orangtua di masa kecil dan kualitas attachment dengan pacar di usia dewasa muda. Salah satu tugas perkembangan dewasa muda adalah memilih pasangan hidup dan belajar untuk hidup beradaptasi dengan pasangannya. Mengingat hal tersebut, sangatlah penting untuk meneliti kualitas attachment dengan pacar di usia dewasa muda dan hubungannya dengan kualitas attachment dengan orangtua di masa kecil. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat ukur, yang terdiri dari alat ukur kualitas attachment dengan orangtua di masa kecil dan alat ukur kualitas attachment dengan pacar di usia dewasa muda yang dibuat oleh peneliti berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dan sejumlah teori dan literatur yang ada. Subjek dalam penelitian ini adalah individu dewasa muda yang berusia 22-28 tahun yang sedang menjalin hubungan pacaran kurang dari satu tahun serta berada di dalam satu kota dengan pacarnya. Subjek dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode incidental sampling. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: pertama, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas attachment yang secure dengan orangtua di masa kecil dan kualitas attachment yang secure dengan pacar di usia dewasa muda. Kedua, terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas attachment yang arnious dengan orangtua di masa kecil dan kualitas attachment yang anxious dengan pacar di usia dewasa muda. Dan Ketiga, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas attachment yang avoidant dengan orangtua di masa kecil dan kualitas attachment yang avoidant dengan pacar di usia dewasa muda.
2004
S3373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>