Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Fajri Nur Amin Basyeban
"
ABSTRAKPenerapan Transfer Pricing terkait pinjaman intra-group kerap dilakukan oleh perusahaan yang memiliki hubungan istimewa. PT XYZ Indonesia merupakan wajib pajak yang memiliki hubungan istimewa dengan PT ABC Tbk, PT DEF, XY Ltd dan PT Y dan melakukan sejumlah transaksi afiliasi seperti transaksi pembayaran bunga atas pinjaman dan transaksi penghasilan bunga atas pinjaman. Berdasarkan fakta tersebut PT XYZ Indonesia wajib menyusun transfer pricing documentation atas pembayaran bunga pinjaman yang dibayarkan dan penghasilan bunga pinjaman yang diterima untuk membuktikan bahwa transaksi antar afiliasi memenuhi prinsip kewajaran dan kelaziman usaha. Dalam menentukan kewajaran tingkat bunga atas transaksi pinjaman, PT XYZ Indonesia menggunakan Bank Indonesia Interest Rate sebagai data pembanding eksternal pada dokumentasi transfer pricing. Penelitian ini juga akan menjelaskan permasalahan yang timbul dalam penerapan transfer pricing documentation berdasarkan PMK 213/PMK.03/2016. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan teknis analisis data kualitatif. Data yang dikumpulkan sebagai landasan analisis didapatkan melalui wawancara mendalam dengan narasumber sesuai dengan kredensial mereka di bidang Transfer Pricing dan Pajak Internasional. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Transaksi Intercompany loan atas Penghasilan Bunga Pinjaman dan Biaya Bunga pinjaman yang dilakukan oleh PT XYZ Indonesia dan piuhak afiliasi telah memenuhi penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha.
ABSTRACTThe Implementation of Transfer Pricing related to intra-group loans is often done by companies that have a special relationship. PT XYZ Indonesia is a taxpayer who has a special relationship with PT ABC Tbk, PT DEF, XY ltd, and PT Y and conducts a number of affiliated transactions such as interest payment transaction on loans and interest income transaction on loans. Based on aforementioned fact, PT XYZ Indonesia is obliged to prepare transfer pricing documentation on loan interest payments paid and loan interest income received to prove that transaction between affiliates meet the arms length principle. In order to determine the reasonableness of the interest rate for loan transactions, PT XYZ Indonesia uses Bank Indonesia Interest Rate as an external comparable data on transfer pricing documentation. This study will also explain the problems arise in the application of transfer pricing documentation based on PMK 213/PMK.03/2016. The research method uses qualitative approaches and qualitative data analysis techniques. Data collected as a basis for analysis were obtained through in-depth interviews with informants according to their credentials in the field of International Tax and Transfer Pricing. The results of this study are that the Intercompany loan Transactions on Loan Interest Income and Loan Interest Expense carried out by PT XYZ Indonesia and its affiliated parties have fulfilled the application of the arms length principle."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mohamad Noor Fahriar Putra
"
ABSTRAKPerlakuan biaya bunga pinjaman untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak dalam hal Wajib Pajak memperoleh penghasilan berupa bunga deposito yang dikenakan PPh final haruslah berpedoman pada Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-46/PJ.4/1995, dimana aturan tersebut mengindikasikan adanya dugaan penempatan dana deposito yang berasal dari dana pinjaman bank, apabila hal tersebut terjadi maka biaya bunga pinjaman pada hakikatnya adalah biaya untuk mendapatkan penghasilan berupa bunga deposito yang dikenakan PPh final, sehingga tidak dapat dibebankan sebagai biaya. Penelitian ini betujuan untuk menganalisis argumentasi dan pembuktian yang dilakukan oleh Perum Percetakan Uang RI dan Fiskus dalam menentukan bahwa biaya bunga pinjaman merupakan biaya sehubungan dengan penghasilan final atau tidak dan menganalisis Putusan Pengadilan Pajak Perum Percetakan Uang RI ditinjau dari asas kepastian hukum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa menurut argumentasi fiskus koreksi biaya bunga pinjaman dilakukan karena dana yang ditempatkan pada deposito Perum Peruri berasal dari pinjaman sehingga biaya bunga tidak dapat dibebankan secara fiskal, kemudian melalui pembuktian dalam persidangan, fiskus dapat membuktikan bahwa Perum Peruri tidak dapat memenuhi 3 (tiga) unsur pengecualian pada penerapan SE-46/PJ.4/1995, selanjutnya argumentasi Perum Peruri menyebutkan bahwa dana yang ditempatkan pada deposito bukan berasal dari pinjaman, melainkan dari laba ditahan sementara dana pinjaman bukan ditempatkan pada deposito, melainkan pembelian mesin-mesin produksi, kemudian melalui pembuktiannya, Perum Peruri dapat memenuhi 3 (tiga) unsur pengecualian pada penerapan SE-46/PJ.4/1995. Pada Putusan Pengadilan Pajak sengketa ini, Majelis Hakim berpendapat substansi biaya bunga pinjaman sangat berkaitan erat dengan bidang usaha Perum Peruri, dan Putusan Pengadilan Pajak yang mengabulkan seluruhnya permohonan banding Perum Peruri telah memenuhi asas Kepastian Hukum.
ABSTRACTTreatment of loan interest expense for calculate the amount of taxable income in the case that a Taxpayer obtaining deposit interest income which is subject by the final income tax must refer to Director General of Taxes Letter Number SE-46/PJ.4/1995. That rules indicate the alleged placement of deposits derived from bank loans, if this happens, the interest expense on the bank loan is essentially the cost of obtaining income in the form of deposit interest subject to final tax income, so that it cannot be charged as a fiscal costs. The purpose of this research was to analyze the analyze the arguments and evidence carried out by the Perum Percetakan Uang RI and Fiskus to determine that the cost of loan interest is the costs related to the final tax or not, and to analyze the tax court ruling on behalf of Perum Peruri from the legal certainty principal. The study method is qualitative which is used in-depth interviews. The results of this study indicate that according to the arguments of the tax authorities, fiscal correction of the interest loan expense is made because the funds placed on Perum Peruri deposits come from bank loans so that the interest costs cannot be charged as a fiscal costs, and then through verification in the tax court, the tax authorities can prove that Perum Peruri cannot fulfill 3 (three) exceptions in the implementation of SE-46/PJ.4/1995. according to the argument Perum Peruri, which is stated that the funds placed on deposits did not come from bank loans, but from retained earnings while the bank loans funds were not placed on deposits, but for the purchases of production machine. then through its verification, Perum Peruri can fulfill 3 (three) exceptions in the implementation of SE-46/PJ.4/1995. In this dispute of the Tax Court, the Panel of Judges argued that the substance of the loan interest cost was closely related to Perum Peruri's business sector, and the Tax Court Decision that granted all Perum Peruri's appeal had fulfilled the principle of Legal Certainty."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library