Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Suatu penelitian “cross-sectional” dilakukan untuk mempelajari hubungan antara kadar peroksida lipid plasma dengan usia serta factor-faktor lain yang ada pada kelompok lanjut usia. Empat ratus empat puluh pria dan wanita berusia 55-85 tahun dipilih secara random dari para lanjut usia binaan puskesmas di Jakarta. Pemeriksaan fisik setelah anamnesa dan juga pengambilan sampel darah dilakukan pagi hari dalam keadaan puasa. Lipid plasma dan peroksida lipid plasma diukur jumlahnya menggunakan metode standard. Didapatkan perbedaan kadar peroksida lipid yang berhubungan dengan umur; yaitu kadarnya terus meningkat sampai kelompok umur 70 tahun. Para lanjut usia yang berusia 70 tahun atau lebih mempunyai kadar peroksida lipid plasma yang lebih rendah. Kadar peroksida lipid ini tidak dipengaruhi oleh kadar lipid plasma. Kadar peroksid lipid meningkat pada mereka yang menderita penyakit kronis degeneratif, makin banyak jenis penyakitnya makin tinggi kadar peroksida lipid. (Med J Indones 2004; 14: 71-7)
A cross-sectional study was done to see the possible association of plasma lipid peroxides in the elderly with age and other factors. Plasma lipid peroxides is a product of free radical reactions which according to the latest theory of aging is the cause of aging process. Lipid peroxides were also found high in coronary heart disease. Four hundred forty relatively healthy elderly, age 55-85 years, were randomly chosen from free living elderly under guidance of health care centers (PUSKESMAS) in Jakarta. Anamnesis and physical examination were done in the morning in the health centers. Blood samples were taken in fasting conditions, plasma lipids and lipid peroxides were measured according to standard methods. There was an age difference of lipid peroxides level in the elderly, which increased with age up to 70 years old. Elderly 70 years old and over had low plasma lipid peroxides. The level was not related to high plasma lipids.Higher level was found when more chronic degenerative diseases were found. (Med J Indones 2004; 14: 71-7)
Medical Journal of Indonesia, 14 (2) April June 2005: 71-77, 2005
MJIN-14-2-AprJun2005-71
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Utomo Muhammad
Abstrak :
ABSTRAK
Membran fosfolipid sel endotelial arteri koroner sangat rentan untuk mengalami oksidasi oleh radikal bebas, karena mengandung rantai asam lemak berikatan rangkap berganda. Demikian pula lipoprotein plasma terutama fraksi LDL, bahkan hasil modifikasi oksidatifnya akhir-akhir ini diyakini berperanan dalam pembentukan sel busa serta plak aterosklerotik.

Meskipun belum dapat dibuktikan bahwa peroksida lipid, hasil modifikasi oksidatif tersebut, merupakan penyebab primer penyakit jantung koroner (PJK), tetapi kadarnya dilaporkan meninggi dalam plasma darah penderita, selaras dengan peningkatannya dalam jaringan vaskuler yang mengalami aterosklerosis.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingginya kadar peroksida lipid dalam plasma dapat mencerminkan beratnya penyakit jantung koroner.

Penelitian bersifat deskriptif terhadap 98 kasus yang memenuhi kriteria dan terdaftar di RSJHK selama periode 30 September 1989 sampai dengan 31 Januari 1990, terdiri atas 47 kasus angina pektoris, 22 kasus infark miokard akut, dan 29 kelola. Delapan puluh tiga orang laki-laki dan 15 orang wanita. Delapan puluh lima orang menjalani pemeriksaan angiofrafi koroner, 68 orang diperiksa profil lipidnya, tetapi hanya 56 orang yang mempunyai data angiografi dan profil lipidnya, tetapi hanya 56 orang yang mempunyai data angiografi dan profil lipid lengkap. Sedangkan peroksida lipid diperiksa pada seluruh kasus.

Diperoleh data kadar peroksida lipid yang berbeda bermakna antara kelompok kelola, dengan kelompok angina maupun dengan kelompok infark miokard akut, masing-masing dengan p < 0,001. Antara kedua kelompok yang disebut terakhir tidak ada perbedaan bermakna, demikian pula antara laki-laki dan wanita. Serta tidak ada korelasi dengan umur, kadar kolesterol total, trigliserida, LDL-kolesterol, ataupun HDL-kolesterol.

Dengan uji univariat Mann-Whitney dan uji multivariat secara analisis diskriminan dapat dibuktikan bahwa peroksida lipid merupakan prediktor independen bagi PJK. Sensitifitas 55,07% dan spesifisitas 75,86% bila digunakan secara tunggal. Sensitifitas menjadi 95,45% dan spesifisitas menjadi 75,0% bila digabungkan dengan faktor umur dan jenis kelamin.

Secara statistik kadar peroksida lipid dapat menjadi diskriminator antara PJK dengan skor koroner tinggi dan PJK dengan skor koroner rendah. (p=0,00322)

Sebagai kesimpulan, peroksida lipid kadarnya meningkat pada kasus PJK, dan dapat menjadi salah satu prediktor beratnya aterosklerosis.

Penelitian lebih lanjut pada populasi yang lebih besar, perlu dilakukan untuk memperoleh validitas data lebih baik dan jika mungkin sekaligus menilai manfaat antioksidan dalam pengobatan serta pencegahan lesi koroner dini.

1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library