Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mirza Unsury
Abstrak :
Pembangunan lingkungan hidup merupakan subsistem dari pembangunan nasional. Hal ini telah ditetapkan dalam GBHN 1993. yaitu terwujudnya kelestarian lingkungan hidup dalam keseimbangan dan keserasian yang dinamis dengan perkembangan kependudukan agar dapat menjamin pembangunan nasional yang berkelanjutan. Untuk itu, tanggungjawab dalam pengendalian lingkungan hidup merupakan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan pembangunan lingkungan hidup tersebut dibuat berbagai kebijaksanaan dan perangkat hukum pendukungnya baik di tingkat pusat maupun di daerah. Di tingkat pusat telah dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal), sedangkan di daerah dibentuk Bapedalda (Badan Pengendalaian Dampak Lingkungan Daerah) sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 1996 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah. Guna mengatasi berbagai persoalan lingkungan hidup yang terjadi di Propinsi Jambi, maka pemerintah setempat menerbitkan Peraturan Daerah Propinsi Jambi Nomor 6 Tahun 1998 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (Bapedalda) dan kemudian diganti dengan Perda No. 5 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (Bapedalda), yang berfungsi sebagai lembaga koordinasi dalam penanggulangan masalah lingkungan hidup yang sering terjadi di propinsi ini. Ada 3 (tiga) masalah lingkungan hidup yang mendapat prioritas Pemerintah Propinsi Jambi saat ini yaitu, masalah penebangan liar (illegal logging), masalah PETI (penambangan emas tanpa izin), dan masalah pembabatan hutan bakau (mangrove). Bagaimana kinerja lembaga ini dalam menangani masalah lingkungan yang terjadi di Propinsi Jambi adalah fokus dari penelitian ini. Kinerja lembaga ini dapat ditinjau dari Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) dan Renstra (Rencana Strategis) yang dibuat lembaga ini. Bertolak dari permasalahan itu maka tujuan dari studi ini adalah untuk meneliti bagaimana pelaksanaan Tupoksi dan Renstra, apa ada keterkaitan satu sama lainnya, dan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja Bapedalda Propinsi Jambi, dan bagaimana kinerja Bapedalda tersebut. Berdasarkan analisis isi (teks), terdapat keterkaitan antara tugas pokok dan fungsi dengan rencana strategis Bapedalda Propinsi Jambi. Proses analisis dimulai dari Tupoksi, kemudian Renstra yang diuraikan dalam bentuk program dan kegiatan, dan terakhir realisasinya. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja Bapedalda Propinsi Jambi maka, peneliti melakukan uji regresi berganda dengan menggunakan SPSS. Sedangkan untuk mengukur kinerja lembaga menggunakan metode pengukuran dengan Skala Likert. Berdasarkan uji regresi berganda, maka dapat diketahui bahwa kinerja Bapedalda Propinsi Jambi sangat dipengaruhi oleh empat faktor tersebut dengan nilai R Square 0,903 atau 90%. Sementara itu, berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan skala likert, maka secara keseluruhan kinerja lembaga ini masuk dalam kreteria Baik (76,73%). Bila dilihat berdasarkan masing-masing faktor maka faktor Kepemimpinan (85%) ini masuk dalam kriteria Sangat Baik. Meskipun demikian, ditinjau dari faktor sumberdaya khususnya sarana pada lembaga ini perlu ditingkatkan lagi (69,08%). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: (1) ada kesesuaian antara Tupoksi dan Renstra yang dibuat Bapedalda Propinsi Jambi. (2) Terdapat empat faktor yang mempengaruhi kinerja Bapedalda yaitu, kepemimpinan, struktur organisasi, sumber daya (sumberdaya manusia, dana) dan koordinasi. (3) Kinerja Bapedalda Propinsi Jambi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masuk dalam kriteria Baik (76,73%). Saran dari hasil penelitian ini (1) Pengelolaan lingkungan merupakan kerja multi-sector, multi-diciplinary, multi-temporal, dan multi-scale, maka perlu pengembangan keterpaduan pengelolaan lingkungan dalam kaitannya dengan peningkatan hubungan antar lembaga, (2) Diperlukan perubahan kebijakan, khususnya peningkatan kualitas kelembagaan dengan memperbaiki unsur-unsur pendukung.
Environmental development is a sub-system of national development. This has been specified in GBHN 1993 that is forming dynamically harmony with citizenry improvement to warranty continuous national development. Therefore, responsibility in environmental control is the collective commitment between the society and government. In order to reach the environmental development, there are many supporting policies and law force both centrally and regionally. Ministry of Environment (MNLH) and the Environmental Impact Control Council (Bapedal) has been established within the central level. While regionally, there are Regional Environmental Impact Control Council (Bapedalda) complies with the Domestic Minister's decree no. 98/1996, about the Environmental Impact Control Council organizational and administration guides. To overcome various environmental issues in Jambi, its local government has established Bapedalda of Jambi that functioning as the coordinating institution to assess many environmental problem, which often to occur in this province. There are three environmental issues, which have been its priority, such as illegal logging, illegal mining and mangrove forest pruning. About how does this institution works in assessing environmental issues, which occur in Jambi, are the focus of this study. The institution's performance may review from its Main Task and Function (Tupoksi) and Strategy Planning (Renstra) that has made. Whether the Renstra and Tupoksi commencement complying the Section 19 and 20 of the Regulation No. 5/2000 of Jambi, and factors which, affecting its performance. Therefore, intention of this study is to inquire of how Tupoksi and Renstra commencement, whether they are related, and what factors which may affects the Jambi Bapedalda's performance, and how is its performance in the extent of the affecting factors. This research was done through descriptive method and census sampling of entire Bapedalda's employees. The analysed unit is Bapedalda of Jambi. Based upon textual analysis, there are relationship between main task and function with the Jambi Province Bapedalda's strategic plan. The analysis process started from Tupoksi, then describing Renstra into programs and activities, and its realization lastly. To recognizing the performance of Jambi Bapedalda, the author has commencing doubled-regression examination using SPSS. While the Likert-Scale measurement method was used to measure its performance. Based on a doubled regression examination, it has been recognized that the Jambi Province Bapedalda's performance is dependent to those factors, by an R Square value of 0,903 or 90%. Meanwhile, from the measurement results using Likert Scale, concluded that generally, the Institution's performance is in Good criterion (76,73%). Viewed from these factors, solely, its Leadership is Very Good (85%). However, viewed from its resources special of infrastructure, it shall be more improved (69,08%). From the results, concluded that; (1) there are appropriateness between Tupoksi and Renstra which made by Bapedalda of Jambi. (2) There are four factors, which influencing its performance such as; leadership, organizational structure, resources (human, funding and infrastructure) and coordination, after the doubled-regression examination, its performance dependence to these four factors are high. While, the Likertscale measurement said that the institution's performance is good (76,73%). Suggestion result of the research (1) Environmental management represent activity multi sector, multi dicipline, multi temporal, and multi scale, therefore environmental management need to improve coordination inter stake holders. (2) Needed by change of policy, specially the make-up of the quality of institute to improve supporter element.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susy Sriwahyuni Sukiswo
Abstrak :
Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global. Kecamatan Arongan Lambalek merupakan daerah rawan malaria di Kabupaten Aceh Barat dengan kategori Medium Incidence Area dengan nilai Annual Parasite Incidence (API) 3,67 per 1000 penduduk masih di atas target API Nasional pada fase eliminasi API kurang dari 1 per 1000 penduduk tahun 2013. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik, sosial ekonomi, perilaku, dan kondisi lingkungan rumah yang berpengaruh terhadap kejadian malaria di Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan kasus kontrol dengan metode penarikan sampel yaitu purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini terdiri 33 kasus dan 33 kontrol, kelompok kasus adalah orang yang dinyatakan positif malaria sedangkan kelompok kontrol orang yang dinyatakan negatif berdasarkan pemeriksaan mikroskopis/rapid diagnostic test tahun 2014. Analisis statistik yang digunakan analisis univariat, bivariat (kai kuadrat), dan multivariat (regresi logistik). Hasil analisis bivariat diketahui ada lima variabel yang berpengaruh, yaitu pekerjaan (p = 0,000, OR = 0,05), pengetahuan (p = 0,000; OR = 17,5), sikap (p = 0,001; OR = 7,43), tindakan (p = 0,000; OR = 9,8), dan lingkungan (p = 0,000; OR = 9,0). Berdasarkan hasil analisis multivariat, pengetahuan adalah determinan yang paling berpengaruh (p = 0,006; OR = 12,783, CI 95% = 2,045?79,893). Penyuluhan yang intensif mengenai malaria perlu dilakukan untuk lebih menambah pengetahuan dan informasi masyarakat. ...... Malaria is an infectious disease of global concern. The Subdistrict of Arongan Lambalek in West Aceh which belongs to the Medium Incidence Area category was a malaria endemic area with Annual Parasite Incidence (API) 3,67 at 1000 population in 2013. The API was higher than national API on elimination phage less than 1 at 1000 population. The objective of this research was to analyze the characteristic, socioeconomic, behavioral, home environment conditions to determine of malaria incidence in Arongan Lambalek Subdistrict, of West Aceh District. This research was analytic observational case control approach with purposive sampling method. The number of samples in this study comprised 33 cases and 33 controls, the cases are people who tested positive for malaria, while the control group of people who tested negative by examination microscopic/rapid diagnostic test in 2014. The statistical analysis used univariate, bivariate (chi-square), and multivariate (logistic regression). The results of the bivariate analysis are five variables known to affect malaria, they are job (p = 0.000, OR = 0.05), knowledge (p = 0.000; OR = 17.5), attitude (p = 0.001; OR = 7.43 ), action (p = 0.000; OR = 9.8), and the environment (p = 0.000; OR = 9.0). Based on the results of the multivariate analysis (logistic regression) knowledge is the most dominan determinan (p = 0.006; OR = 12.783, 95% CI = 2.045 to 79.893). Intensive counseling regarding malaria is needed, to make people know more knowledge and information about malaria.
[Place of publication not identified]: Jurusan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Beijing Shiyou Daxue Chabanshe 2000
R 403.337 Z 175 cs
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala,
050 KMD
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library