Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M.A. Ala Almaududi
Abstrak :
Dalam rangka menghasilkan produksi migas di lapangan lepas pantai Perusahaan “PO”, terdapat gas buang (flaring dan venting) yang berpotensi menjadi sumber emisi gas rumah kaca (Ritchie & Roser, 2020; The World Resources Institutes, 2020) dan dapat menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Diperlukan usaha perolehan dan penyediaan energi migas yang tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan serta tetap dapat menghasilkan keuntungan, selaras dengan prinsip Sustainability Energy (Russel, 2008; Klarin, 2018). Sebagai upaya penerapan prinsip Sustainability Energy di Perusahaan “PO”, dilakukan kajian terkait dampak gas buang dari kegiatan operasi produksi migas dengan menggunakan pendekatan metode Life Cycle Assesment/ LCA (Elcock, 2007). Mengacu pada metode LCA, dilakukan kajian dengan tahapan; menentukan tujuan (goal) dan ruang lingkup (scope) penelitian; melakukan life cycle inventory terhadap proses dan data yang dikumpulkan; menghitung impact assesment dari emisi Gas rumah kaca yang disebabkan gas venting dengan menggunakan metode IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) Inventory Guideline 2006, dan dari gas flare dengan menggunakan metode Compendium API (American Petroleum Institute) 2009; dan tahapan selanjutnya melakukan intrepretasi, menentukan skenario perbaikan lingkungan serta kajian keekonomiannya. Kegiatan operasi produksi migas di perusahaan “PO” menghasilkan total gas buang sebesar 12.73 mmscfd (juta kaki kubik per hari) yang dapat menyebabkan emisi GRK sebesar 756 Gg (Giga gram) CO2 ekuivalen setiap tahun. Dengan skenario upaya perbaikan lingkungan (penerapan gas microturbine, gas lift, merubah gas venting menjadi gas flare), menghasilkan potensi pengurangan emisi GRK antara 240-368 Gg CO2 ekuivalen setiap tahun, namun penerapannya tidak dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan apabila diperlakukan sebagai “business as usual” sehingga prinsip Sustainability Energy tidak dapat dipenuhi. Diperlukan upaya lebih lanjut untuk mendorong tercapainya prinsip Sustainability Energy dalam usaha penyediaan energi migas, diantaranya melalui penerapan mekanisme pasar karbon atau pemberian insentif dari pemerintah. ......Some excess gas is flared and vented in offshore oil and gas production at PO Company; the gas flare and vent is a source of greenhouse gas (GHG) emissions potential that cause global warming and climate change (Ritchie & Roser, 2020; The World Resources Institutes, 2020). Therefore further efforts need to reduce the causes of environmental damage, including implementing the principle of Sustainable Energy, an attempt to obtain and provide energy that implies environmentally friendly and generates economic profit (Russel, 2008; Klarin, 2018). The Life Cycle Assessment (LCA) approach is feasible to apply the principle of sustainable energy in the oil and gas industry (Elcock, 2007). Refer to the LCA approach, there are steps for determining the impact of excess gases (flaring and venting) in PO company; defining the goals and scope; conducting life cycle inventory; calculating the impact assessment of greenhouse gas emissions (gas venting calculation refer to IPCC Inventory Guideline 2006, and for gas flare refer to API Compendium 2009); next phase is interpretation, define scenarios of environmental improvement and economic analysis. The total excess gas from oil and gas production operations at "PO" company is about 12.73 mmscfd (million cubic feet per day), generating GHG emissions potential of 756 Gg (Giga gram) CO2 equivalent every year. Due to environmental improvement scenarios (i.e., Microturbine, gas lift, or venting to flare), GHG emission reductions are between 240-368 Gg CO2 equivalent annually. Nevertheless, the implementation cannot generate profits for the company if it is treated as "business as usual." Hence further efforts are needed to encourage the fulfillment of Sustainability Energy in PO company, including implementing a carbon market mechanism or encouraging government incentives
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Afriansyah
Abstrak :
Industri tahu yang tersebar di wilayah DKI Jakarta dengan teknologi yang masih tradisional, penggunaan kayu bakar dan tidak adanya fasilitas pengolahan limbah cair berpotensi untuk memberikan dampak bagi lingkungan. Untuk menganalisis potensi dampak lingkungan yang dihasilkan dapat menggunakan pendekatan Life Cycle Assessment terhadap daur hidup produksi tahu untuk dua industri tahu di kecamatan Mampang Prapatan dan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Analisis dampak dilakukan dengan metode change-oriented yaitu menggunakan tiga skenario untuk membandingkan penggunaan bahan bakar kayu, LPG dan adanya fasilitas pengolahan limbah cair untuk unit fungsional 1 kg tahu. Batasan sistem yang digunakan yaitu gate to gate dan pengolahan data menggunakan software OpenLCA serta metode CML-IA Baseline untuk metode penilaian dampak. Skenario penggunaan sampah kayu sebagai bahan bakar dan tanpa adanya pengolahan limbah cair pada daur hidup produksi tahu menghasilkan dampak tertinggi yaitu dampak GWP sebesar 3.73902 kg CO2 eq, acidification sebesar 0.02424 kg SO2 eq, eutrophication sebesar 0.02215 kg PO4 eq, human toxicity sebesar 2.55568 kg 1.4-DB eq dan photochemical oxidation sebesar 0.00090 kg C2H4 eq. Dengan analisis kontribusi diketahui proses perebusan merupakan hotspot dengan rata-rata kontribusi dampak sebesar 88.18% dengan sampah kayu sebagai kontributor utama. Pada industri tahu yang menggunakan LPG sebagai bahan bakar, hotspot terletak pada proses penggilingan kedelai dengan energi listrik sebagai kontributor utama. Rekomendasi perbaikan dengan penerapan cleaner production dan pembangunan fasilitas pengolahan limbah cair pada industri tahu diharapkan dapat menurunkan potensi dampak lingkungan yang dihasilkan. ......The tofu industry, which is spread throughout the DKI Jakarta area, using traditional technologies, relies on firewood, and lacks wastewater treatment facilities, all of which have the potential to harm the environment. A life cycle assessment (LCA) approach can be applied for two tofu industries in the Mampang Prapatan and Jagakarsa sub-districts, South Jakarta, to analyse the potential environmental impacts. The impact analysis used a change-oriented LCA method with three scenarios to compare the use of wood fuel, LPG, and wastewater treatment facilities for the 1 kg tofu functional unit. Impact analysis was performed using OpenLCA software and the CML-IA Baseline method with a gate-to-gate system boundary. The scenario of using wood waste as fuel and without wastewater treatment in the life cycle of tofu production resulted the highest impact GWP of 3.73902 kg CO2 eq, acidification of 0.02424 kg SO2 eq, eutrophication of 0.02215 kg PO4 eq, human toxicity of 2.55568 kg 1.4-DB eq and photochemical oxidation of 0.00090 kg C2H4 eq. With contribution analysis, the use of wood waste as fuel in the boiling process is a main contributor to all impact categories with an average impact contribution of 88.18%. In the tofu industry that employed LPG as fuel, the hotspot lay in the soybean milling process, with electricity as the main contributor. Recommendations for improvement with the implementation of cleaner production and the construction of wastewater treatment facilities in the tofu industry are expected to reduce the potential environmental impacts produced.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Rahadian
Abstrak :
Environmental, Social and Governance (ESG) merupakan tiga faktor penting dari pelaku industri untuk mendukung keberlanjutan (sustainability). Target utama kriteria lingkungan dalam ESG antara lain adalah upaya mengatasi perubahan iklim dengan mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan operasi yang dilaksanakan. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dampak lingkungan dari produksi minyak mentah berat di lapangan Zuli melalui melakukan Life Cycle Assessment (LCA) menggunakan software SimaPro. Ruang lingkup penelitian ini adalah cradle-to-gate, meliputi proses pemboran, well service, ekstraksi bahan baku, proses pemisahan, proses flaring, pengangkutan fluida kotor, dan pengolahan air terproduksi. Dengan menggunakan beberapa metodologi karakterisasi dampak, yaitu IPCC 2013, CML-baseline dan non-baseline, dan Cumulative Energy Demand, hasil penilaian dampak menunjukkan bahwa untuk 1 MJ minyak yang dihasilkan, kontribusi potensial 2.49 g CO2-eq GWP, 1.49×10-10 kg CFC11-eq Ozone Layer Depletion, 2.66×10-6 kg PO4-eq Eutrophication, 1.05 MJ Fossil Abiotic Depletion, 9.42×10-10 kg Sb-eq non-Fossil Abiotic Depletion, 1.71×10-5 kg ​​SO2-eq Acidification, 1.10 × 10-4 MJ dan 1.03 × 10-4 MJ Cumulative Energy Demand non-Renewable dan Renewable. ......Environmental, Social and Governance (ESG) are three important factors for industry players to support sustainability. The main targets of the environmental criteria in the ESG include efforts to overcome climate change by reducing the environmental impact in every stages of their activities. This study aims to identify the environmental impact of crude oil production in the Zuli field through conducting a Life Cycle Assessment (LCA) using SimaPro software. The scope of this research is cradle-to-gate, covering the drilling process, well service, raw material extraction, separation process, flaring process, dirty fluid transportation, and produced water treatment. By using several impact characterization methodologies, namely IPCC 2013, CML-baseline and non-baseline, and Cumulative Energy Demand, the impact results show that for 1 MJ of oil produced, potential to contribute 2.49 g CO2-eq GWP, 1.49×10-10 kg CFC11-eq Ozone Layer Depletion, 2.66×10-6 kg PO4-eq Eutrophication, 1.05 MJ Fossil Abiotic Depletion, 9.42×10-10 kg Sb-eq non-Fossil Abiotic Depletion, 1.71×10-5 kg ​​SO2-eq Acidification, 1.10 × 10-4 MJ and 1.03 × 10-4 MJ Cumulative Energy Demand non-Renewable dan Renewable.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Zahira
Abstrak :
Biodiesel merupakan merupakan salah satu alternatif solusi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis minyak bumi. Bahkan kini penggunaan biodiesel dengan basis minyak kelapa sawit telah mulai dikomersilkan. Namun penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel erat kaitannya dengan isu-isu lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis besar emisi dan dampak lingkungan yang dihasilkan dalam produksi biodiesel, sekaligus membandingkan dampaknya dengan dampak lingkungan solar. Analisis dilakukan dengan metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan menggunakan perangkat lunak SimaPro. Data yang digunakan merupakan data primer perusahaan dengan dilengkapi data sekunder dari literatur serta database global. Pendekatan batasan sistem yang diterapkan adalah cradle-to-gate, yaitu dimulai dari tahap kebun benih, pembibitan, perkebunan, pabrik kelapa sawit, stasiun penyimpanan, dan pabrik rafinasi. Metode analisis dampak lingkungan yang digunakan adalah metode ReCiPe 2016 midpoint (H). Berdasarkan perhitungan, dampak lingkungan global warming potential yang dihasilkan 1 ton biodiesel sebesar 959,56 kg CO2-eq. Dibandingkan dengan nilai GWP solar, apabila dilakukan penggantian bahan bakar komersil menjadi B20 didapatkan perhitungan bahwa akan terjadi penurunan dampak GWP sebesar 13% atau 2,46 juta ton CO2-eq selama satu tahun di Indonesia.  ......Biodiesel is considered as a viable alternative solution to reduce the consumption of fossil fuel-based fuels. The utilization of biodiesel derived from palm oil has started to be commercialized. However, the use of palm oil as a feedstock for biodiesel production is closely associated with environmental issues. This study aims to analyze the magnitude of emissions and environmental impacts generated in biodiesel production and compare them with the environmental impacts of conventional diesel fuel. The analysis is conducted using the Life Cycle Assessment (LCA) method with the SimaPro software. The data used include primary data from the company, supplemented with secondary data from literature and global databases. The system boundary applied in this study is cradle-to-gate, starting from the seed production, nursery, estate, palm  oil mill, bulking, and refinery. The environmental impact assessment method used is the ReCiPe 2016 midpoint (H). Based on the calculations, the global warming potential (GWP) impact generated by 1 ton of biodiesel is estimated at 959.56 kg CO2-eq. When compared to the GWP value of conventional diesel fuel, replacing commercial fuel with a blend of 20% biodiesel (B20) would result in a 13% reduction in GWP impact, equivalent to 2.46 million tons of CO2-eq over one year in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita
Abstrak :
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dengan produksi minyak kelapa sawit sebesar 60% dari produksi minyak kelapa sawit dunia. Salah satu produk industri kelapa sawit yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah minyak goreng. Tingginya produksi dan konsumsi minyak goreng menjadikan produk ini sebagai salah satu komoditi yang esensial untuk menunjang kehidupan masyarakat. produksi minyak kelapa sawit menjadi kontroversi karena prosesnya yang menimbulkan kerusakan lingkungan seperti deforestasi, pelepasan gas rumah kaca, dan pencemaran ekosistem perairan. Selain itu, kemasan plastik minyak goreng yang terbuat dari bahan baku tak terbarukan juga menambah dampak terhadap kerusakan lingkungan. Untuk dapat mengatasi masalah ini dan menuju produksi minyak goreng yang berkelanjutan, penelitian ini menganalisis dampak lingkungan yang dihasilkan oleh produksi satu liter minyak goreng dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Penelitian ini menganalisis dampak produksi minyak goreng dalam tiga jenis kemasan terhadap sepuluh kategori dampak lingkungan. Secara keseluruhan, dampak lingkungan terbesar dihasilkan oleh proses produksi minyak goreng. Proses yang paling banyak menjadi hotspot dalam kesepuluh kategori dampak adalah proses transportasi, penggunaan listrik, dan penggunaan pupuk. Jenis kemasan botol merupakan jenis kemasan yang paling banyak memiliki nilai dampak tertinggi dari sepuluh kategori yang dinilai. ......Indonesia is the largest palm oil producing country in the world with palm oil production of 60% of the world's palm oil production. One of the products of the palm oil industry that is most widely used by the community is cooking oil. The high production and consumption of cooking oil makes this product one of the essential commodities to support people's lives. The production of palm oil is controversial because the process causes environmental damage such as deforestation, the release of greenhouse gases, and pollution of aquatic ecosystems. Alongside the problem mentioned, the plastic packaging that are made of unrenewable resources will also add some environmental problems. To be able to overcome this problem and lead to sustainable cooking oil production, this study analyzes the environmental impact produced by the production of one liter of cooking oil using the Life Cycle Assessment (LCA) method. This study will analyze the environmental impacts of cooking oil production in three types of packaging on ten environmental impact categories. The cooking oil production gives the most environmental impact. The process that have the most hotspots of all categories are transportation, electricity, and fertilizer usage. The bottle type of packaging has the highest rank of all impact categories.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Salsabila
Abstrak :
Dengan meningkatnya pertumbuhan pasar dan produksi dari kendaraan listrik (EV), meningkat pula permintaan akan pemakaian sumber energi yang berkelanjutan dan efisien untuk produksinya. Sumber energi ini digunakan untuk proses produksi komponen penting seperti baterai EV yang berbasis nikel. Nikel berperan penting dalam teknologi baterai, proses peleburannya yang energy intensive berperan penting dalam menentukan dampak dari produksi EV ini terhadap lingkungan untuk industri pertambangan nikel dan juga industri kendaraan listrik. Saat ini, masih digunakan sumber energi batu bara untuk proses pengolahan dan peleburan nikel, tetapi telah muncul adanya peluang baru untuk mengimplementasikan penggunaan sumber energi yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk mendukung proses produksi EV yang berkelanjutan secara keseluruhan. Sumber energi gas menjadi salah satu alternatif yang akan dilakukan analisis komparatif pada penelitian ini untuk fungsinya sebagai sumber energi penambangan dan peleburan nikel jika dibandingkan dengan batu bara. Analisis komparatif akan ditinjau dari segi proses produksinya, implikasi terhadap produksi baterai untuk kendaraan listrik, dan dampak lingkungannya. Berdasarkan hasil pada penelitian ini, proses produksi nikel dengan batu bara menghasilkan emisi karbon sebesar 817,01583 kg CO2 eq dan penipisan ozon sebesar 2,00440E-5 kg CFC-11 eq sedangkan proses dengan energi gas menghasilkan emisi karbon sebesar 816,20447 kg CO2 eq dan penipisan ozon sebesar 2,00116E-5, sehingga terjadi penurunan sebesar 0,0993% untuk emisi karbon dan penurunan 0,16% untuk potensi penipisan ozon. ......With the increasing market growth and production of electric vehicles (EV), the demand for the use of sustainable and efficient energy sources for their production also increases. This energy source is used for the production process of important component s such as nickel-based EV batteries. Nickel plays an important role in battery technology, its energy intensive smelting process plays an important role in determining the impact of EV production on the environment for the nickel mining industry and also the electric vehicle industry. Currently, coal energy sources are still used for nickel processing and smelting, but new opportunities have emerged to implement the use of a greener and more sustainable energy sources to support an overall sustainable EV production process. Gas energy sources are one of the alternatives that will be carried out in a comparative analysis in this research for their function as an energy source for nickel mining and smelting when compared to coal. The comparative analysis will be reviewed in terms of the production process, implications for battery production for electric vehicles, and environmental impacts. Based on the research conducted, it is found that nickel processing using coal-based energy emits 817.01583 kg CO2 eq carbon emission and 2.00440E-5 kg CFC-11 eq ozone depletion while natural gas-based energy emits 816.20447 kg CO2 eq carbon emission and 2.00116E-5 kg CFC-11 eq ozone depletion, overall resulting in a 0.0993% decrease in carbon emission and 0.16% decrease in ozone depletion potential.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Dandy Widiantara
Abstrak :
Kegiatan produksi timah memberikan dampak negatif tidak hanya terhadap lingkungan dan tapi juga sumber daya alam. Hal ini terutama terjadi karena kebutuhan energi yang besar dalam kegiatan penambangan dan pengolahan timah. Salah satu kegiatan yang membutuhkan banyak energi adalah penggunaan energi. PT XYZ merupakan salah satu produsen timah di Bangka Belitung yang melakukan upaya efisiensi energi pada proses produksi nya. Untuk mengetahui dampak lingkungan dan efisiensi energi pada PT XYZ dilakukan penilaian daur hidup pada keselurah aktifitas produksi, yaitu menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Tujuan penelitian ini adalah Mengevaluasi dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi timah PT XYZ menggunakan metode LCA serta menganalisis penurunan dampak lingkungan dan biaya yang dihasilkan setelah adanya program-program efisiensi energi. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi daur hidup menggunakan metode LCA dengan software SIMAPRO dan metode CML IA Baseline, analisis pengelolaan energi menggunakan standar Sistem Manajemen Energi ISO 50001, serta perhitungan analisis biaya menggunakan metode Benefit Cost Ratio (BCR). Program 1 yang diterapkan adalah modifikasi pengeringan debu tanur dengan menghilangkan unit rotary kiln. Program 2 yang diterapkan adalah peralihan teknologi tanur pantul menjadi tanur listrik. Pemilihan program didapatkan dari hasil penentuan Significant Energy Used (SEU), dan evaluasi eksisting menggunakan LCA. Hasil penilaian daur hidup setelah program didapatkan bahwa persentase dampak yang dihasilkan dari program 1 dan 2 jauh lebih rendah dibandingkan skenario 1, seperti terlihat pada dampak abiotic depletion, setelah adanya program 1 menjadi hanya 87,17% dan setelah program 2 sebesar 12,92% dibandingkan dengan eksisting (100%). Hal itu juga terjadi dengan ke empat dampak yang lain dari mulai global warming potential, ozone layer depletion, acidification, dan euthropication. Hasil analisis biaya program ke-1 adalah program yang akan memberikan benefit secara lebih cepat, karena perbandingan efisiensi energi dengan biaya investasi lebih baik. Tapi tidak signifikan memberikan impact pada penurunan dampak lingkungan. Namun, program ke-2 memberikan benefit lebih lambat, namun memberikan impact pada penurunan dampak lingkungan dengan lebih signifikan. ......Tin production activities have a negative impact not only on the environment but also on natural resources. This mainly occurs because of the large energy requirements in tin mining and processing activities. One activity that requires a lot of energy is energy use. PT XYZ is one of the tin producers in Bangka Belitung which makes energy efficiency efforts in its production process. To determine the environmental impact and energy efficiency at PT XYZ, a life cycle assessment was carried out on all production activities, namely using the Life Cycle Assessment (LCA) method. The aim of this research is to evaluate the environmental impacts resulting from PT XYZ's tin production process using the LCA method and to analyze the reduction in environmental impacts and costs resulting from energy efficiency programs. In this research, a life cycle evaluation was carried out using the LCA method with SIMAPRO software and the CML IA Baseline method, energy management analysis using the ISO 50001 Energy Management System standard, and cost analysis calculations using the Benefit Cost Ratio (BCR) method. Program-1 implemented was a modification of kiln dust drying by eliminating the rotary kiln unit. Program-2 implemented is the transition from reflective furnace technology to electric furnace. Program selection is obtained from the results of determining Significant Energy Used (SEU), and existing evaluation using LCA. The results of the life cycle assessment after the program showed that the percentage of impacts resulting from programs 1 and 2 was much lower than scenario 1, as seen in the impact of abiotic depletion, after program 1 it was only 87.17% and after program 2 it was 12.92% compared to existing (100%). This also occurs with the four other impacts starting from global warming potential, ozone layer depletion, acidification, and eutrophication. The results of the 1st program cost analysis are programs that will provide benefits more quickly because the ratio of energy efficiency to investment costs is better. However, it does not have a significant impact on reducing environmental impacts. However, the second program provides benefits more slowly but has a more significant impact on reducing environmental impacts.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Divanti Thaqia Juliansyaf
Abstrak :

Sampah plastik merupakan suatu permasalahan yang harus diperhatikan. Hal ini disebabkan oleh sifat yang dimilikinya yaitu sulit untuk diuraikan sehingga dapat mencemari lingkungan sekitar jika tidak segera diatasi. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang bersifat user friendly untuk membantu proses evaluasi pada produk kemasan plastik secara menyeluruh dengan menggunakan pendekatan Life Cycle Assessment (LCA) untuk mempermudah kerja pengguna serta meningkatkan kesadaran terkait dampak lingkungan yang ditimbulkan dari produk kemasan plastik. Untuk memperoleh sistem tersebut, perlu melalui beberapa tahapan dimulai dari studi literatur, pengumpulan data produk, pembuatan dataset, perumusan standar LCA, hingga pembuatan algoritma dari program pembelajaran mesin berbasis deep learning. Pembuatan dataset dilakukan menggunakan fitur random number yang terdapat pada software Microsoft excel. Sedangkan, untuk pengumpulan data produk serta perumusan standar LCA dilakukan berdasarkan database ecoinvent 3.7.1 yang disediakan oleh software openLCA. Metode deep learning digunakan untuk meningkatkan efisiensi di dalam melakukan pengolahan data. Di dalam proses pembuatan algoritma deep learning, dilakukan optimasi parameter yang terlibat seperti test size, random state, jumlah layer dan dense, learning rate, batch size, serta epochs agar dapat memperoleh akurasi yang optimum. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil akhir berupa program prediksi skor LCA untuk produk kemasan botol plastik dengan menggunakan metode pembelajaran mesin berbasis deep learning dengan tingkat akurasi sebesar 92%.


Plastic waste is a matter of concern. This is due to the nature it possesses i.e. it is difficult to decipher so it can pollute the surrounding environment if it is not addressed immediately. Therefore, it is necessary to have a user-friendly system to assist the evaluation process on plastic packaging products thoroughly by using the Life Cycle Assessment (LCA) approach to facilitate user to work as well as to raise awareness related to the environmental impact caused from plastic packaging products. To obtain such systems, it is necessary to go through several stages, start from literature studies, product data collection, dataset creation, formulation of LCA standards, until algorithm creation from deep learning-based machine learning programs. The dataset creation is performed using the random number features contained on Microsoft excel software. Whereas, for product data collection and formulation the LCA standards are performed based on the 3.7.1 ecoinvent database provided by the openLCA software. Deep learning methods are used to improve efficiency inside performing data processing. Inside the process of creating deep learning algorithms, involved parameter optimizations such as test size, random state, number of layers and denses, learning rate, batch size, as well as epochs are performed to obtain optimum accuracy. From the research already conducted, the final result was obtained in the form of an LCA score prediction program for plastic bottle packaging products using a deep learning-based machine learning method with an accuracy rate of 92%.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rahmania Putri
Abstrak :
Data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari limbah kemasan plastik sangatlah signifikan dalam satu siklus hidup kemasan plastik. Sejauh ini, upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak lingkungan sampah plastik menggunakan suatu metode asesmen secara komprehensif belum banyak dilakukan. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah life cycle assessment (LCA). LCA adalah metode sistematis untuk menganalisis secara kuantitatif dampak lingkungan suatu produk pada seluruh siklus hidup produk. Kendala dalam melakukan LCA salah satunya adalah proses yang kompleks untuk mengidentifikasi produk pada keseluruhan siklus hidupnya sehingga dibutuhkan metode asesmen LCA yang user-friendly dan mempermudah dalam melakukan LCA. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan itu adalah dengan membangun model deep learning untuk memprediksi skor LCA pada produk kemasan plastik detergen cair yang dapat mempersingkat waktu serta meningkatkan efisiensi dalam melakukan asesmen LCA. Hasil penelitian berupa program prediksi skor LCA untuk produk kemasan plastik detergen cair menggunakan metode eco-indicator 99 dengan menggunakan jumlah dataset 240 terdiri dari 8% data real, 75% data dummy, 17% data hybrid. Parameter model lainnya antara lain test size 0,2, random state 6, batch size 64, dengan 3 hidden layer dan dense 64,32,16, epoch 1000 dan learning rate 0,01. Program menghasilkan akurasi optimum sebesar 99,39% yang dihasilkan dari regression metrics menggunakan R2 score. ......Data from the Indonesian Plastic Industry Association (INAPLAS) and Badan Pusat Statistik (BPS), plastic waste in Indonesia reaches 64 million tons per year. The environmental impact of plastic packaging waste is very significant in a plastic packaging life cycle. So far, efforts to increase public awareness of the environmental impact of plastic waste have used a comprehensive assessment methods have not been widely carried out. One method that can be used is life cycle assessment (LCA). LCA is a systematic method for quantitatively analyzing the environmental impact of a product over the entire product life cycle. One of the obstacles in conducting LCA is the complex process of identifying products throughout their life cycle, so a user-friendly and easier LCA assessment method is needed. One solution that can be used to overcome these limitations is to build a deep learning model to predict LCA scores on liquid detergent plastic packaging products which can shorten time and increase efficiency in conducting LCA assessments. The result of the research is an LCA score prediction program for liquid detergent plastic packaging products using the eco-indicator 99 method using a total of 240 datasets consisting of 8% real data, 75% dummy data, 17% hybrid data. Other model parameters include test size 0.2, random state 6, batch size 64, with 3 hidden layers and dense 64,32,16, epoch 1000 and learning rate 0.01. The program produces an optimum accuracy of 99.39% resulting from regression metrics using the R2 score.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Dewi Irzalinda
Abstrak :
ABSTRAK
Meningkatnya konsumsi kemasan plastik memberikan pengaruh pada lingkungan. Dampak lingkungan yang dihasilkan seperti kontribusi terhadap peningkatan global warming, non-renewable energy, dan dampak lingkungan lainnya. Dalam studi ini, penilaian dampak lingkungan dilakukan untuk mengevaluasi siklus hidup kemasan plastik fleksibel menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan dampak lingkungan yang diperoleh dalam proses pembuatan kemasan plastik fleksibel yang terdiri dari 2 lapis plastik dan aluminium. Kemasan yang dinilain adalah gabungan dari PET, LLDPE, dan Aluminium dengan OPP, CPP, dan Aluminium. Penelitian dilakukan berdasarkan 1 m2 kemasan plastik fleksibel yang diproduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemasan plastik OPP/CPP/Al memiliki dampak lingkungan terendah dari PET/LLDPE/Al. Selain itu, dampak lingkungan tertinggi dihasilkan dari kedua kemasan plastik selama proses dry laminating.
ABSTRACT
The increasing consumption of plastic packaging has an effect on the environment. The environmental impacts results contributing to increased global warming, non-renewable energy, and other environmental impacts. In this study, an environmental impact assessment was carried out to evaluate the life cycle of flexible plastic packaging using the Life cycle assessment (LCA) method. The purpose of this research is to analyze and compare the environmental impacts obtained in the process of making flexible plastic packaging consisting of 2 layer plastic and aluminum. The packaging assessed is a combination of PET, LLDPE, and Aluminum and OPP, CPP, and Aluminum. The study was conducted based on 1 m2 of flexible plastic packaging produced. The results showed that OPP/CPP/Al plastic packaging had the lower environmental impact than PET/LLDPE/Al. In addition, the highest environmental impact generated from both plastic packaging during the dry laminating process.
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>