Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dede Permana
Abstrak :
Tesis ini meneliti mengenai upaya rekonsiliasi politik Libya yang sedang berada dalam keadaan darurat, sehingga sangat perlu dilakukan kesepakatan politik bersama untuk menangani kebuntuan negosiasi antara kedua pemerintahan ?GNC? (General National Congress) di Timur dan HoR (House of Representative) di Barat. Berbagai pihak Libya dengan didukung oleh komunitas Internasional beserta UNSMIL (United Support Mission in Libya) mewujudkan pemerintahan pemersatu Libya (GNA / Government of National Accord) pada Deklarasi Sukhairat 2015. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus dengan pendekatan deskriptif - analitik dan ditulis dengan data yang diperoleh dari dokumentasi, arsip situs - situs, website resmi dan wawancara. Konsep resolusi konflik digunakan untuk menjelaskan dampak dan prospek stabilitas di Libya dan teori Intervensi Mastenbroek digunakan untuk menganalisa upaya GNA dalam menengahi ranah perpolitikan Libya. Hasil penelitian menyatakan bahwa Deklarasi Sukhairat merupakan sebuah langkah yang penting untuk penyatuan konflik politik di Liyba, dan terhambatnya penerapan kesepakatan politik yang telah dideklarasikan di Sukhairat pada 17 Desember 2015 karena ada butir ke delapan yang memindahkan kekuasaan militer kepada Dewan Presidium dalam pemerintahan GNA. ...... This thesis examines Libya's political reconciliation efforts after being in a state of an emergency. To overcome this problem, a joint political agreement was needed between the General National Congress (GNC) in the eastern parts of Libya and the House of Representative in the western parts. Through the Declaration of Sukhairat (2015), Libya which was supported by the United Nation Support Mission in Libya (UNSMIL) and International community tried to establish the Government of National Accord (GNA). This thesis is a case study research with a qualitative approach by emphasizing the study method on descriptive-analytic. The data was obtained from the documentation, archives (books, articles, journals, and websites). The concept of conflict resolution was used to describe the impact and prospects of stability in Libya, while Mastenbroek Intervention theory was used to analyze GNA efforts to mediate the political realm in Libya. The results states that Sukhairat Declaration is an important step for the political unification of Libya. However, the provision about transferring military power into the Presidium Council was hampering the implementation of the political agreement of Sukhairat.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris, Lilian Craig
Boulder, Colorado: westview Press, 1986
961.204 HAR l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Rahmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai pemikiran Muammar Qaddafi yang terdapat dalam The Green Book serta penerapannya selama 1969-1977. Dalam melakukan penelitian ini, metode penelitian sejarah menjadi metode yang dipilih. Hasil penelitian ini adalah bentuk pemikiran Muammar Qaddafi yang menjadi solusi dalam bidang politik, ekonomi, dan social, serta penerapnnya bagi negara Libya. Ada dua fase revolusi yang terjadi selama kurun waktu 1969-1977. Tahun 1969-1973 adalah fase awal revolusi yang bertujuan untuk mengkondusifkan keadaan negara pasca penurunan raja Idris. Fase kedua dimulai dari tahun 1973-1977 yang merevolusi bentuk negara dari bentuk Monarki menjadi Jamahiriya (Negara Massa) yang berdasarkan pada keputusan rakyat.
Abstract
This thesis discusses about the ideas of Muammar Qadhafi contained in Al-Kitab Al- Akhdar and its application from 1969 to 1977. Therefore, this study uses the methods of historical research. The result of this research is Muammar Qadhafi?s way of thinking which became the solution in the political, economic, and social fields as well as its application for Libya. There are two phases of the revolution that occurred during the period of 1969-1977. The years between 1969 and 1973 were the initial phase of the revolution that aims to make the condition of the country concucive after the fall of king Idris. The second phase started from 1973 to 1977, revolutionizing the form of the state from monarchy to Jamahiriyah (Mass State) which was based on the people?s decision.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43631
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maysya Fadella
Abstrak :
ABSTRAK
Revolusi atau Arab Springs adalah rangkaian protes atau unjuk rasa dan gelombang demonstrasi di seluruh Timur Tengah dan kawasan Afrika atau dikenal juga dengan Kebangkitan atau Pemberontakan Arab. Peristiwa ini diawali dengan unjuk rasa yang terjadi di Tunisia pada 2010 yaitu protes seorang pedagang yang bernama Mohammad Bouazizi yang membakar dirinya sendiri karena hak-haknya merasa dirampas oleh pemerintah. Aksinya ini mampu meledakkan sumbu-sumbu yang ada di kawasan Timur Tengah lainnya seperti Mesir, Libya, Yaman, Suriah hingga Bahrain. Unjuk rasa yang paling parah dan memakan banyak korban adalah di Libya ketika Libya dipimpin oleh Muammar Qaddafi. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Qaddafi banyak diwarnai oleh kejahatan dan kekejaman yang membuat rakyat Libya semakin memberontak dan ingin melakukan perubahan. Rakyat Libya begitu marah sehingga mereka terus melakukan unjuk rasa. Puncaknya adalah ketika rakyat Libya berhasil menurunkan Muammar Qaddafi sekaligus membunuhnya. Metodologi penelitian ini menggunakan studi kepustakaan yang diperoleh dari buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal, karangan ilmiah, dan sumber-sumber tertulis baik cetak maupun elektronik.Hasil dari penelitian ini adalah gerakan pemberontakan dan kejahatan-kejahatan yang dilakukan rakyat Libya terhadap pemerintahan Muammar Qaddafi 1969-2011 di Libya dan juga kejahatan-kejahatan yang dilakukan Muammar Qaddafi selama memerintah Libya.
ABSTRACT
Arab springs was a range of protest and wave demonstration in The Middle East and around Africa, known as Arab resurgence. Started as a rally that happened in Tunisia on 2010, a trader named Mohammad Bouazizi that rip himself because he felt government had seized his right. His action can blowing up the countries around them such as Mesir, Libya, Yaman, Suriah and Bahrein. The worst rally was happened in Libya, and got so many victim, was lead by Muammar Qaddafi. All the policies by him colored by harm and wickedness and made the Libyans to make a changes. The Libyans was mad and always make a rally. The highest achievement by Libiyan was to mend and kill Muammar Qaddafi. These methodology research are using scientific books, journal, scientific written, and written source and electronic source. The result of this research is a movement of rebellion and crimes committed by the Libyan people against the government of Muammar Qaddafi 1969 2011 in Libya and also the crimes committed Muammar Qaddafi during the rule of Libya.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Amril
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persaingan kelompok milisi dalam penguasaan sumber daya ekonomi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Libya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teori konflik, teori greed dan grievance, serta teori pertumbuhan ekonomi dipakai untuk menganalisis ekonomi politik Libya pasca revolusi. Penelitian ini menunjukkan bahwa persaingan antar kelompok milisi atas sumber daya ekonomi telah terjadi sejak masa transisi pemerintahan Libya pada 2011 dan berlanjut sampai tulisan ini dibuat. Sumber daya ekonomi yang diperebutkan antara lain adalah minyak, pusat-pusat perdagangan, bank, jalur-jalur perdagangan di daerah perbatasan, bandara, serta posisi-posisi penting di pemerintahan. Kelompok milisi yang berkonflik seringkali menggunakan kekerasan demi memperoleh keuntungan ekonomi dan politik. Hal inilah yang menciptakan kompleksitas konflik politik Libya. Penelitian ini berkesimpulan bahwa konflik politik yang disibukkan dengan persaingan berbagai aktor internal dan eksternal untuk memperebutkan sumber daya ekonomi dan kekuasaan, memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat Libya.
This study aims to analyze the competition of militia groups in the control of economic resources and it influences on Libyas economic growth. The approach used is a qualitative approach. Conflict theory, greed and grievance theory, and economic growth theories are used to analyze Libyas post-revolution political economy. This research shows that the competition between militia groups over economic resources has occurred since the transition period of the Libyan government in 2011 and continues until this writing. Economic resources contested include oil, trade centers, banks, trade routes in country borders, airports, and important positions in government. Conflicting militia groups often use violence to obtain economic and political benefits. This is what creates the complexity of the Libyan political conflict. This research concludes that  the political conflicts that are preoccupied with the competition of various internal and external actors to fight over economic resources and power, have a negative influence on economic growth and social life of the Libyan people.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriono
Abstrak :
ABSTRAK
Penulis dalam Skripsi ini mencoba menggambarkan bentuk gagasan Nasionalisme Arab yang terjadi di Libya oleh Mu'ammar al-Qazzafi pada masa awal ia berkuasa. Periode ini merupakan Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) pertama pada awal Qazzafi berkuasa. Nasionalisme telah menjadi peranan penting keterlibatan Qazzafi dalam politik regional yang didukung oleh faktor letak geografi yang strategis dan sumber daya manusia.

Faktor penting lain yang mempengaruhi Qazzafi pada awal ia berkuasa adalah pecahnya perang Arab-Israel dan melonjaknya harga minyak di pasaran Internasional.

Upaya Qazzafi untuk menggabungkan Libya dengan negara-negara tetangga terutama negara-negara Arab dan Afrika Utara merupakan ciri yang paling menonjol dalam sejarah politik Libya.

Untuk mewujudkan gagasan-gagasannya, Qazzafi mengeluarkan Teori Universal Ketiga (Third universal Theory) yang dibukukan dalam The Green Book (Baku Hijau), merupakan risalahnya tentang politik. Isi dari Green Book di antaranya adalah upaya-upaya untuk menunjukkan jalan menuju kebebasan atas keinginan ekonomi baik dari luar negeri maupun tekanan-tekanan dari dalam negeri. Selain itu juga merupakan cara menuju sosialisme dalam arti keadilan sosial dan Cara menuju persatuan yang. diartikan pertama sebagai persatuan bangsa Arab, baru kemudian persatuan seluruh umat Islam.

Setelah menyajikan secara deskriptif diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Qazzafi tidak berhasil mewujudkan gagasan nasionalisme Arabnya khususnya tentang persatuan, hal ini disebabkan karena sikap radikal Qazzafi dalam menghadapi negara-negara Arab. Gagalnya Qazzafi dalam mengembangkan ide sosialisme dan kebebasan disebabkan karena kurangnya pemahaman rakyat, selain itu juga adanya kendala-kendala yang datang baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
1995
S13397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vandewalle, Dirk
London: I.B. Tauris, 1998
961.204 1 VAN l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library