Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paris : Didier-Larousse , 1969
413.028 CAH (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Saiful Mubin
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas medan makna rasa heran dalam bahasa Jawa. Objek kajian pada penelitian ini adalah kata-kata yang memiliki makna rasa heran. Kata-kata tersebut dicari dalam majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2012 terutama pada rubrik, Cerita Sambung, Cerita Cekak, Alaming Lelembut, Gelanggang Remaja, dan Wahana Bocah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kata-kata yang bermedan makna rasa heran dalam bahasa Jawa, mengetahui komponen makna, dan mengetahui relasi makna. Penelitian ini menggunakan teori medan makna, komponen makna, dan relasi makna. Metode penelitian yang digunanakan adalah penelitian kualitatif. Metode penulisan dalam peneletian ini adalah deskriptif-analitis. Langkah pertama dalam menganalisis data adalah menemukan komponen makna yang dilanjutkan dengan menganalisis hubungan makna dari masing-masing kata. Hasil penelitian menunjukkan ada 22 kata yang masuk dalam medan makna rasa heran. Dari kedua puluh dua kata kata tersebut menunjukkan adanya hubungan sinonimi.

ABSTRACT
This thesis analizes semantic domain of a sense of wonder in the Javanese language. Object in this thesis are the words that have meaning sense of wonder. The words are searched in Panjebar Semangat magazine of the 2012th edition especially on the rubric, Cerita Sambung, Cerita Cekak, Alaming Lelembut, Gelanggang Remaja, and Wahana Bocah. The purposes to find out words from semantic domain of a sense of wonder in the Javanese language, the semantic components, and the semantic relation. This thesis uses semantic domain theory, the semantic component theory, and the semantic relation theory. The method for this thesis is a qualitative research. The method of writing is descriptive-analytical. The first step in analyzing the data is to find the semantic components and then analyzing the semantic relation of each words. The results of this thesis show there are twenty-two words that entering the semantic domain of a sense of wonder. The twenty-two words indicate the synonymy."
2014
S53154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Continuum, 2004
415 LEX
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The ideal introduction for students of semantics, Lexical Meaning fills the gap left by more general semantics textbooks, providing the teacher and the student with insights into word meaning beyond the traditional overviews of lexical relations. The book explores the relationship between word meanings and syntax and semantics more generally. It provides a balanced overview of major theoretical approaches, along with a lucid explanation of their relative strengths and weaknesses. After covering the main topics in lexical meaning, such as polysemy and sense relations, the textbook surveys the types of meanings represented by different word classes. It explains abstract concepts in clear language, using a wide range of examples, and includes linguistic puzzles in each chapter to encourage the student to practice using the concepts. “Adopt-a-word” exercises give students the chance to research a particular word, building a portfolio of specialist work on a single word."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2010
e20376621
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Nuraini
"This paper1 deals with the phonology and the lexicology of the Indonesian Bajo language and more specifically with the dialect or variant that can be heard all around the Flores Sea in Kangean, South-East Sulawesi, Sumbawa, and Flores. The phonological survey focuses on vowel lengthening, gemination, pre-nasalized phonemes, and sandhi. The second part of this paper proposes an insight into Bajo lexicology, restricted to nominal and verbal derivation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
909 UI-WACANA 12:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muis
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi lalu mengelompokkan data jenis jenis oposisi makna leksikal di dalam bahasa Indonesia. Teori tentang oposisi makna leksikal seturut Cruse (1986) dijadikan kerangka acuan di dalam tesis ini. Kajian ini menggunakan metode kualitatif. Data pasangan oposisi makna leksikal diperoleh dari sejumlah terbitan. Di dalam telaah ini dibicarakan sebelas subtipe oposisi makna leksikal, yang mencakupi oposisi makna (1) komplemen, dengan tiga subtipenya: (la) komplemen interaktif. (lb) komplemen satisfaktif, dan (lc) komplemen kontraaktif, (2) antonim--dengan tiga pembagiannya: (2a) antonim berkutub, (2b) antonim seimbanglekuipolen, dan (2c) antonim bertumpang-tindih, yang di dalamnya mencakupi antonim ketunaan/privatif--, (3) tentangan direksional—yang meliputi subtipe (3a) tentangan antipodal, (3b) tentangan timbalan, (3c) tentangan reversif, dengan dua pembagiannya: tentangan reversif takbersandar dan tentangan reversif restitutif—, dan (4) tentangan relasional, yang mencakupi dua subtipe: (4a) konversif langsung dan (4b) konversif taklangsung. Di dalam beberapa pasangan oposisi leksikal itu terdapat pelbagai macam fitur makna. Beberapa fitur makna di dalam pasangan oposisi leksikal itu dideskripsikan di dalam kajian ini. Misalnya, laki-laki : perempuan fitur maknanya adalah fitur jenis kelamin dan pria : wanita berfitur makna fitur usia/umur. Tesis ini juga menjawab persoalan kelas kata apa raja yang mengungkapkan jenis oposisi makna leksikal tertentu. Di dalam bahasa Indonesia diketahui bahwa pasangan jenis oposisi leksikal tidak terdapat pada semua kelas kata. Melalui penelitian ini diketahui bahwa kekomplemenan terdapat pada (1) verba, (2) adjektiva_ (3) nomina, dan (4) adverbia. Keantoniman terdapat pada (1) verba dan (2) adjektiva Tentangan direksional terdapat pada (1) verba, (2) adjektiva, (3) nomina, (4) pronomina penunjuk, dan (5) preposisi. Tentangan relasional terdapat pada (1) verba, (2) adjektiva. (3) nomina, dan (4) konjungtor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T39167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisar Budiman
"Morfem atau satuan bentukan terkecil dalam bahasa terbagi menjadi dua, yakni morfem terikat dan morfem bebas. Morfem dalam kosakata bahasa Indonesia ternyata bisa merepresentasikan gender, baik morfem terikat (-wan, -man, -wati) maupun morfem bebas (kata dasar yang memiliki beban makna berorientasi pada gender tertentu). Selain itu,  penggunaan fonem /i/ dan fonem /a/ yang dapat menjadi pembeda yang merepresentasikan gender tertentu. Umumnya, berdasarkan paparan di atas sufiks -wan, -man menjadi representasi dari perwakilan maskulin, terutama untuk hal yang berkaitan dengan profesi atau sebutan, sedangkan sufiks –wati menjadi representasi dari perwakilan feminin. Begitu pula dengan fonem vokal /a/ yang mewakili maskulin dan fonem vokal /i/ yang mewakili feminin pada kata-kata tertentu.

The smallest units of formation in language, morphemes, can be divided into two categories: bound morphemes and free morphemes. In the vocabulary of the Indonesian language, morphemes can represent gender, both bound morphemes (-wan, -man, -wati) and free morphemes (base words with gender-oriented meanings). Additionally, the use of the phonemes /i/ and /a/ serves as a distinguishing factor representing specific genders. Typically, based on the above exposition, suffixes such as -wan and -man become representations of masculine entities, particularly in terms of professions or designations. Meanwhile, the suffix -wati represents feminine entities. Similarly, the vowel phoneme /a/ is associated with masculinity, while the vowel phoneme /i/ is associated with femininity in specific words."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Febriana Wardani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi repetisi sebagai kohesi leksikal yang membangun pertalian semantis dan jenis-jenis kohesi leksikal lain yang terdapat dalam sebuah artikel biografis. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan analisis wacana dalam tataran semantis dan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kohesi leksikal dari M. A. K. Halliday dan Ruqaiya Hasan dalam Cohesion in English serta teori keutuhan wacana dalam aspek leksikon yang disampaikan oleh Harimurti Kridalaksana dalam kumpulan kertas kerja berjudul _Beberapa Masalah Linguistik Indonesia_. Analisis kohesi yang berupa penjabaran jenis-jenis kohesi leksikal dalam data kemudian dihitung dan dibuat persentase hingga dicapai sebuah kesimpulan bahwa repetisi selalu menjadi kohesi yang paling besar proporsinya. Dalam penelitian ditemukan bahwa repetisi leksem berkata dasar sama dapat berupa proses nominalisasi atau verbalisasi leksem. Temuan berikutnya dalam penelitian ini adalah jenis lain repetisi, yaitu repetisi non-identik. Ditemukan pula bahwa repetisi leksem dapat berupa nominalisasi leksem berkata dasar tidak sama. Temuan lainnya adalah nominalisasi konsep yang dapat dikategorikan dalam kohesi leksikal berjenis reiterasi"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariestianto Waskita
"Perubahan kebijakan pemerintah tentang peminatan di SMA membuat siswa maupun pihak sekolah bingung dalam menyikapinya. Penghapusan hasil tes psikologi sebagai salah satu rekomendasi pemilihan Kelompok Peminatan, membuat tidak adanya standar objektif dan terukur. Teori Cattell-Horn-Carroll CHC, sebagai teori inteligensi paling komprehensif saat ini, dapat menjadi kerangka kerja bagi suatu alat ukur acuan pemilihan Kelompok Peminatan di SMA. Penelitian ini dilakukan dalam rangka mengonstruksi alat ukur pengetahuan leksikal, sebagai salah satu kemampuan spesifik yang menjadi bagian dari Teori CHC, yang dapat diadministrasikan secara kelompok dan berfungsi sebagai acuan rekomendasi Kelompok Peminatan di SMA.
Alat ukur diadministrasikan pada 104 siswa nwanita=70. Awalnya, alat ukur memiliki 40 item, kemudian dikurangi menjadi 20 setelah dilakukan analisis item. Lewat pengujian reliabilitas didapatkan ? =.65. Item-item pada alat ukur memiliki tingkat kesulitan bertingkat dan bervariasi. Item mampu membedakan tingkat pengetahuan antar individu. Item juga memiliki pilihan jawaban yang berfungsi baik dan tersebar merata. Alat ukur memiliki korelasi positif signifikan dengan r = .286 dengan alat ukur subtes 3 dari TIKI-M. Skor alat ukur dinterpretasikan dengan metode scaled score M=10, SD=3.

Changes in goverment policy over majoring in senior high school are confusing for both students and the school. Deletion of psychological testing as one of standard reference for senior high school majoring recommendation, left us with no objective and measured references. Cattell Horn Carroll Theory of Intelligence CHC, as the most comprehensive contemporary theory, can be a suitable framework for a new standard reference for senior high school majoring. This study attempts to construct a lexical knowledge measurement, as a part of narrow abilities within The CHC Theory, which can be administered in group and served as a reference for senior high school majoring.
This measurement was administered to 104 students nfemale 70. Initially, this measurement had a set of 40 items, which divided into synonym and antonym parts, then reduced to 20 items through item analysis. From reliability testing, .65 is obtained. Items in this measurement are consisted of varying degree of difficulties and can discriminate level of lexical knowledge between individuals. Distractors in each item are well performed and spread evenly among false choice. This measurement correlates positively significant with TIKI M's subtest 3 with r .286. Score from this measurement can be interpreted using scaled score M 10, SD 3 method.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>