Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R.Muhammad Rizqy Hadyansyah
Abstrak :
Infestasi Pediculus humanus capitis (kutu kepala) merupakan masalah kesehatan yang masih sering ditemukan di seluruh negara di dunia. Namun, penggunaan permetrin 1% telah dilaporkan mengalami resistensi di seluruh dunia. Oleh karena itu, dilakukan pencarian obat alternatif yang berasal dari ekstrak tanaman Cymbogon citratus (sereh). Sereh sendiri merupakan tanaman yang banyak ditemui di Indonesia. Kutu kepala stadium dewasa diberikan perlakuan ekstrak daun sereh dengan konsentrasi (0,15 mg/cm2, 0,3 mg/cm2, dan 0,6 mg/cm2) dan permetrin 1% yang dilarutkan pada kertas filter. Pengamatan pada bioassay in vitro diamati pada menit ke-10, 20, 30, dan 60. Aktivitas dari enzim asetilkolinesterase (AChE), glutation-S-Trasnferase (GST), dan sitokrom C-oksidase (COX) dianalisis menggunakan metode CDC. Perubahan ultrastruktur kutu kepala stadium dewasa scanned microscope electron (SEM). Toksisitas ekstrak daun sereh lebih tinggi dibandingkan yang diperlihatkan dengan jumlah mortalitas yang lebih tinggi. Esktrak daun sereh menyebabkan kerusakan yang masif pada ultrastruktur yang dapat diamati pada perubahan lapisan kitin pada toraks dan abdomen, rontoknya rambut sensori, dan spirakel yang membengkak. Permetrin 1% tidak mengakibatkan kerusakan yang masif pada kutu kepala stadium dewasa. Ekstrak daun sereh meningkatkan aktivitas enzim AChE, GST, dan COX secara tidak signifikan. Permetrin 1% meningkatkan aktivitas enzim AChE, GST, dan COX secara signifikan. Ekstrak daun sereh memiliki toksisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan permetrin 1% ......Infestation of Pediculus humanus capitis (head louse) is a health problem that is still often found in all countries in the world. However, the use of 1% permethrin has been reported to experience resistance worldwide. Therefore, the search for alternative drugs derived from plant extracts of Cymbogon citratus (lemongrass) was carried out. Lemongrass itself is a plant that is widely found in Indonesia. Adult head lice were treated with lemongrass leaf extract with concentrations (0.15 mg/cm2, 0.3 mg/cm2, and 0.6 mg/cm2) and 1% permethrin dissolved on filter paper. Observations on in vitro bioassays were observed at 10, 20, 30, and 60 minutes. The activities of the enzymes acetylcholinesterase (AChE), glutathione-S-Transferase (GST), and cytochrome C-oxidase (COX) were analyzed using the CDC method. Ultrastructural changes of adult-stage head lice scanned electron microscope (SEM). The toxicity of lemongrass leaf extract was higher than indicated by the higher number of head lice mortality. Lemongrass leaf extract causes massive damage to the ultrastructure which can be observed in changes in the chitin layer in the thorax and abdomen, loss of sensory hairs, and swollen spiracles. Permethrin 1% does not cause massive damage to adult head lice. Lemongrass leaf extract insignificantly increased the activity of AChE, GST, and COX enzymes. Permethrin 1% increased the activity of AChE, GST, and COX enzymes significantly. Lemongrass leaf extract has a higher toxicity than 1% permethrin
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Ketidakmampuan memenuhi permintaan dari konsumen menjadi permasalahan utama pada penyulingan minyak sereh wangi di Desa Cimungkal Sumedang. Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan alternatif tindakan dalam rangka meningkatkan produksi minyak sereh wangi hasil penyulingan di Desa Cimungkal. Pemetaan proses produksi dilakukan dengan Value Stream Mapping (VSM) sebagai langkah awal untuk mengetahui waktu proses (lead time produksi) dan mengidentifikasi pemborosan yang terjadi, menganalisis penyebab terjadinya masalah di level manufaktur, serta merumuskan tindakan perbaikan untuk meningkatkan produksi minyak sereh wangi. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa aktivitas pada proses produksi minyak sereh wangi yang merupakan pemborosan dan harus diminimalkan. Dengan pemetaan dapat diketahui bahwa lead time penyulingan minyak sereh wangi awal adalah sebesar 647 menit atau 10,78 jam. Setelah dilakukan perbaikan (Future State) terjadi perbaikan Total lead time menjadi 274 menit. Value added activity mengalami peningkatan sebesar 38,93%, nonvalue added mengalami penurunan sebesar 3,63%, dan necessary but nonvalue added turun sebesar 35,3 %. Penelitian ini juga menghasilkan rumusan strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak sereh wangi.
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library