Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iwan Eka Nugraha
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gap yang terjadi antara kepemimpinan yang ada pada top level rnanagement (intended) dengan teaming organization yang berkembang di organisasi ini, termasuk di dalamnya level manajer (deliberate) dan level karyawan (emergent) serta menjelaskan pengaruh dari gap tersebut terhadap basis daya saing. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan mengambil studi kasus pada Otonta Batam Salah satu Badan Otorita untuk kawasan Pulau Batam dan sekitarnya yang berada Iangsung di bawah Presiden. Sampel diambil secara random yang berstrata secara tidak proporsional (disproportionate stratified random sampling) dari dua wilayah sebanyak 153 sampel yang terdiri dan 2 manajer dan 151 karyawan. Instrumen yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Leaming Organizational Profile (LOP), untuk mengetahui pembelajaran yang saat ini berkembang pade level karyawan dan manajer (emergent versus deliberate) dan principles of developmental leadership questionare untuk mengetahui kepemimpinan yang seat ini berkembang pada level pimpinan (intended). Untuk mengukur variabel-vanabel tersebut digunakan skala licked. Dan hasil penelitian, diketahui bahwa kafyawan dan manajer di Otorita Batam tingkat pembelajarannya masih di_ bawah rata-rata dar_i standar yang diuji oleh Marquardt dan tingkat kepemimpinan di Otorita Batam pun masih kurang dari standar nilai menurut J.W. Gilley oleh karena itu, secara umum dapat dinyatakan bahwa dengan adanya standar yang masih di bawah rata-rata, maka. usaha top level management Otorita Batem untuk membangun leaming organization dan kepemimpinan masih memiliki kelemahamkelemahan yang mendasar sebagai basis daya saing.
2001
T5257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deon Montasser
Abstrak :
Penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh orientasi pembelajaran dan orientasi pasar kepada keinovasian perusahaan, dilakukan dengan menggunakan metode survey kepada 96 karyawan Divisi Corporate Solutions pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Adapun metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linier bergada dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian didapatkan bahwa (1) Orientasi pembelajaran merupakan komitmen perusahaan untuk meningatkan kemampuan perusahaan dalam beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di internal dan eksternal. Penerapan pembelajaran yang dilakukan oleh perusahaan melalui kesamaan persepsi dalam mencapai tujuan bersama, keterbukaan dan adanya saling berbagi pengalaman di antara karayawan dan unit kerja; (2) Orientasi pasar merupakan ukuran dimana perusahaan memiliki kemampuan dalam mendapatkan, mengelola dan menggunakan informasi pasar untuk tujuan strategik perusahaan. Perusahaan selalu mendengarkan informasi dari pelanggan melalui riset sehingga digunakan untuk melakukan perencanaan dan pengembangan produk/layanan terbaru untuk mengusai pasar yang dituju; (3) perusahaan selalu melakukan inovasi dalam produk dan layanan hal ini terlihat bahwa dalam kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan dalam pengenalan produk dan layanan terbaru. Keinovasian yang dilakukan tersebut nampak pada kemampuan perusahaan untuk menghadirkan ide-ide produk dan layanan terbaru di pasar, dan memiliki cara baru dalam menyelesaikan masalah internal perusahaan; dan (4) secara statistik, orientasi pasar dan orientasi pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan positif kepada keinovasian perusahaan, namun orientasi pasar merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keinovasian perusahaan. Artinya inovasi yang dilakukan perusahaan lebih didasarkan dalam memenuhi keinginan pelanggan dan penguasaan terhadap pasar yang ingin diraih.
The purpose of this thesis is to examine the relations among learning orientation, market orientation and innovativeness in PT.Excelcomindo Pratama, Tbk, Corporate Solutions division. The study involves a questionnaire-based survey of medium-high level employees with a total of 96 respondents. The data were analyzed with double liner regression and hypothetical testing. The research indicates four findings, (1) commitment to learning was used by the company to improve the ability to adapt with internal and external changes. (2) The company always listen from customer trough research and used the information for planning and developing new products in order to win the market. (3) firm innovativeness has proved positively with the increasing of introduction/new product in the last five years also the ability to serve new ideas products in the market and continue to provide new method of internal process. (4) The research indicates that learning orientation and market orientation has positively affects firm innovativeness. However market orientation show dominant impact in firm innovativeness which means that the innovation is drive by customer and the target market.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Robert P.
Abstrak :
ABSTRAK
Jakarta memiliki kawasan Kotatua seluas ± 846 ha berada di wilayah Kota Jakarta Barat dan Utara. Keberadaan Kotatua merupakan bukti autentik perjalanan sejarah sebuah kota, dan dapat didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pada era Gubernur Ali Sadikin (1966-1977) Pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan menjaga kelestarian kawasan Kotatua sebagai peninggalan sejarah yang harus dilindungi dan direvitalisasi agar dapat menjadi identitas Jakarta sebagai ?kota joang? dan memiliki daya tarik sebagai daerah tujuan wisata. Kebijakan tersebut dilanjutkan oleh keenam gubernur berikutnya, namun, kinerja revitalisasi Kotatua sampai saat ini belum menunjukkan hasil sebagaimana diharapkan. Hambatan pada implementasi revitalisasi menjadi titik awal analisis terhadap kebijakan tersebut, dengan menempatkan tesis kolaborasi multi organisasi sebagai kendala utama rendahnya kinerja revitalisasi. Melalui kerangka tesis tersebut penelitian ini mengeskplorasi masalah-masalah melalui tiga aspek (Trikarya Senge) yaitu: conceptual work, relational work, dan action-driven work yang mempengaruhi kebijakan revitalisasi Kotatua; dan membangun model intervensi sistemik untuk meningkatkan efektivitas organisasi yang terlibat dalam revitalisasi Kotatua. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan SSM (Soft Systems Methodology). Dua metode ini dianggap dapat memenuhi tujuan penelitian, karena memiliki kelebihan dalam menghasilkan kedalaman dalam eksplorasi masalah yang terkait dengan kinerja revitalisasi Kotatua, dan melakukan perbaikan sistemik terhadap masalah-masalah yang ditemukan. Penelitian menyimpulkan: 1) Masalah-masalah yang ditemukan dalam proses implementasi kebijakan revitalisasi Kotatua merupakan masalah yang tidak terpisah dari proses perumusan kebijakan dan evaluasi kebijakan. Keterkaitan tersebut ditandai oleh aspek konseptual (conceptual work) yang menjelaskan konteks perumusan kebijakan, aspek relasional (relational work) yang mencerminkan konteks keterkaitan, dan aspek kesatuan tindakan (action-driven work) serta temuan baru berupa aspek pelembagaan (institutional work) keempatnya disebut dengan ?Catur karya? tencermin dalam konteks implementasi kebijakan; 2) Model intervensi catur karya untuk kolaborasi multi organisasi dalam implementasi kebijakan revitalisasi Kotatua menempatkan unsur-unsur berikut ini sebagai kunci suksesnya, yaitu: a) pengembangan komunitas Kotatua; b) penyusunan grand strategy; c) pembangunan sistem dan ruang relasional; d) pembangunan budaya interaksi reflektif; e) pengembangan sistem informasi inter multi organisasi; f) membangun strategi inovasi; g) restrukturisasi mata rantai bisnis revitalisasi; h) penetapan dan pengembangan leading sector; dan i) formalisasi sistem kolaborasi multi organisasi. Sebagai saran praktis, peneliti menganjurkan perlunya dibentuk satu Leading Sector dengan memberikan peranan serta kewenangan yang lebih besar kepada UPT.Kotatua, agar mampu mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh institusi terkait secara kolaboratif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan revitalisasi. Kemudian, khusus untuk mengintegrasikan kegiatan revitalisasi di wilayah Jakarta barat dan Utara disarankan untuk membentuk sebuah ?Kawasan khusus? Kotatua Jakarta.
ABSTRACT
Jakarta has Kota tua covering ± 846 ha, located in the area of West and North Jakarta. The existency of Kotatua has shown an authentic historical journey of a city and proven to be potential for increasing the citizens? welfare. In the era of Governor Ali Sadikin (1966-1977) The Jakarta Capital City Administration has issued a policy of preserving the Kotatua area as the historical heritage to be protected and revitalized for the purpose of gaining the identity of Jakarta as ?kota joang? (the city of fight) and the appeal of tourism destination. Then the policy was followed by the next sixth governor, but up to the present the performance of Kotatua revitalization has not shown results as expected. The problem of policy implementation, became a starting point of the analysis including its formulation and evaluation, has placed the thesis of multi organization collaboration as the main obstacle poor performance of Kotatua revitalization. Through the framework of thesis, this research explore the issues through three aspects (Trikarya Senge) namely: conceptual work, relational work, and action-driven work, which influence the revitalization policy of Kotatua; and developing a model of systemic interventions to increase the effectiveness of the organizations involved in Kotatua revitalization. This research uses the qualitative method and the SSM (Soft Systems Methodology) two methods are considered to meet the objectives of the study because of their ability in presenting the depth of the problem exploration related to the performance of the revitalization of Kotatua, as well as to the systemic improvement on the problem ever found. This research has concluded that: 1) The problems found during the process of the implementation of Kotatua revitalization policy have been those ones which are inseparable from the process of formulation and evaluation of the policy. Such correlation has been identified through the conceptual aspect defining the formulation of the policy, the relational aspect reflecting the context of evaluation, and the action-driven work as well as new findings in the form of institutional aspects, the four aspect then called ?Catur Karya? which tend to reflect the context of the policy implementation; 2) The intervention model of four-action work for the multi organization collaboration in the implementation of Kotatua revitalization policy has placed the following factors as the key success: a) the development of Kotatua community; b) the arrangement of grand strategy; c) the establishment of relational space and system; d) the development of interaction reflective culture; e) the development of inter multi organization information system; f) the establishment of innovation strategy; g) the restructuring of the business chain revitalization; h) the establishment and the development of leading sector; and i) the formulation of collaboration system of multi organization. For practical purposes, the researcher suggests the importance of producing Master plan of Kotatua and establishing a Leading Sector by providing role and greater authority to UPT Kotatua, to be able to coordinate all activities undertaken by the relevant institutions collaboratively in the process of formulating, implementing, and evaluating the policy of Kotatua revitalization. Further, specifically to integrate the activities of revitalization in the area of West and North Jakarta are advised to form a Jakarta Kotatua ?Special area?.
Depok: 2011
D1199
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Liani Hellena
Abstrak :
Modernisasi yang dilakukan KPP Pratama Jakarta Gambir Dua merupakan upaya untuk terus mengembangkan dirinya menjadi kantor pelayanan pajak masa depan yang lebih baik, yang dapat dipandang sebagai learning organization. Namun penerapan learning organization terutama di organisasi publik bukanlah suatu hal mudah. Terdapat beberapa hambatan yang perlu diantisipasi yakni hambatan pada level organisasi dan level individu. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan membahas penerapan Learning Organization, serta faktor-faktor yang mendorong dan menghambat Learning Organization di KPP Pratama Jakarta Gambir Dua. Berdasarkan program-program modernisasi yang diaplikasikan KPP Pratama Jakarta Gambir Dua, maka penelitian ini menggunakan dasar teori yang relevan dengan aplikasi koseptual dari Learning Organization menurut M.J. Marquardt (1996). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif yang bersifat deskriptif, dengan survei menggunakan instrument learning organization profile dan perhitungan menurut skor M.J. Marquardt. Hasil penelitian selanjutnya dievaluasi dengan membandingkan terhadap nilai rata-rata organisasi didunia menurut hasil penelitian M.J. Marquardt. Analisis hasil penelitian dilihat dari 2 sisi, yaitu persepsi seluruh karyawan sebagai responden serta persepsi 3 kelompok responden secara proposional berdasarkan kategori jabatan yaitu Pimpinan, Account Representatif/Fungsional dan Pelaksana. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan KPP Pratama Jakarta Gambir Dua, dengan jumlah responden yang menjawab kuesioner secara lengkap telah memenuhi syarat minimum tabel Krejcie. Hasil analisis dengan metode kuantitatif sebelumnya kemudian dilakukan pembahasan melalui Focus Group Discussion dengan para pimpinan, petugas AR dan pelaksana di KPP Pratama Jakarta Gambir Dua. Tujuan dilakukan FGD adalah untuk memperkuat validitas hasil penelitian mengenai kenyataan tingkat LO, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta saran-saran yang diberikan untuk lebih meningkatkan penerapan LO di KPP Pratama Jakarta Gambir Dua. Hasil penelitian berdasarkan jawaban seluruh responden adalah bahwa tingkat penerapan aspek dinamika pembelajaran diperoleh nilai rata-rata 22,51, aspek transformasi organisasi 23,26, dan aspek teknologi diperoleh 23,71. ehingga nilai ratarata ketiga aspek tersebut berada didalam range nilai rata-rata organisasi dunia menurut hasil penelitian Marquardt. Sedangkan nilai rata-rata kedua aspek lain yaitu aspek pemberdayaan manusia adalah 21,01, dan aspek pengelolaan pengetahuan adalah 19,89, yang keduanya berada dibawah range nilai rata-rata penelitian Marquardt. Secara keseluruhan, kelima aspek LO telah diterapkan cukup baik di KPP Pratama Jakarta Gambir Dua. Tingkat penerapan Learning Organization di KPP Pratama Jakarta Gambir Dua berdasarkan hasil analisis jawaban 3 level jabatan yaitu pimpinan, AR/Fungsional dan Pelaksana, adalah bahwa dilevel pimpinan, tingkat penerapan kelima aspek LO telah baik diterapkan dan tidak ada hambatan yang berarti. Dilevel AR/Fungsional diperoleh hasil bahwa hanya aspek pengelolaan pengetahuan dan pemberdayaan manusia dikategorikan cukup, sedangkan ketiga aspek LO lainnya dikategorikan telah baik diterapkan. Sedikit hambatan pada aspek pemberdayaan manusia ditunjukkan pada kurangnya reward system, dan pada aspek pengelolaan pengetahuan ditunjukkan pada kurang terselenggara acquisition knowledge akibat fungsi seksi PDI belum berjalan dengan baik, serta transfer and utilization knowledge yang terhambat akibat kurangnya koordinasi antar AR dengan fungsional pemeriksa. Hal yang perlu mendapat perhatian pada penelitian ini yaitu berdasarkan hasil persepsi responden di level pelaksana diketahui bahwa tingkat penerapan kelima aspek LO berada dibawah nilai rata-rata. Dan berdasarkan klasifikasi Marquardt hanya aspek transformasi organisasi dan teknologi yang cukup diterapkan, sedangkan ketiga aspek lainnya dikategorikan buruk. Kenyataan dilapangan dapat dilihat dari tingkat pengetahuan dan keahlian pegawai yang belum merata, kurangnya motivasi dalam bentuk reward system, kurangnya keseimbangan antara kebutuhan individu dan organisasi, sistem promosi dan mutasi yang kurang memotivasi, kurangnya scanning imperative, kurang kesesuaian antara diklat yang diadakan dengan keahlian yang dibutuhkan, serta kurangnya peran pimpinan sebagai transformational leader. Faktor-faktor yang mendorong KPP Pratama Jakarta Gambir Dua sebagai LO dari sisi organisasional yaitu modernisasi yang dilakukan dalam bentuk perubahan struktur menjadi lebih fleksibel dan sesuai fungsi, adanya jabatan AR dengan SDM yang berkualitas, perubahan remuneration system yang memotivasi, penerapan kode etik yang mendukung budaya perbaikan citra aparat, serta pengaplikasian SI DJP dengan teknologi tinggi. Sedangkan dari sisi individual adalah tacit yang mendukung pembelajaran, keinginan untuk mengembangkan kapasitas diri serta adanya sikap mau bekerjasama secara tim. Kesimpulan hasil penelitian adalah bahwa KPP Pratama Jakarta Gambir Dua sebagai Learning Organization telah cukup baik menerapkan kelima aspek LO, meskipun di sisi pemberdayaan manusia masih belum diterapkan reward system yang baik, dan di sisi pengelolaan pengetahuan belum terselenggara acquisition serta transfer and utilization knowledge dengan baik. Sedangkan untuk tingkat pelaksana, penerapan LO masih dirasakan kurang dari ketiga aspek selain aspek transformasi organisasi dan teknologi. Sehingga diperlukan perbaikan-perbaikan agar KPP Pratama Jakarta Gambir Dua sebagai Learning Organization mampu mencapai tujuan organisasi yaitu pelayanan yang optimal, peningkatan kinerja serta peningkatan penerimaan pajak, serta dapat mewujudkan visi untuk menjadi public service yang berstandar internasional, baik dari sisi kualitas aparat maupun manajemennya.
Modernization in Small Tax Office of Jakarta Gambir Two (STO of Jakarta Gambir Two) is a sustainable effort to develop and become better tax office service in the future, that will be perceived as a learning organization. However, to implement learning organization particularly in public organization is not an easy effort. There are several obstacles to encounter, obstacles in the organization level and in the individual level. The research purpose is to know and to explain the implementation of Learning Organization, the factors those encourage as well as inhibit Learning Organization in Small Tax Office of Jakarta Gambir Two. Based on modernization programs application in Small Tax Office of Jakarta Gambir Two, therefore this research is applying relevant basic theory and concept of Learning Organization according to M.J.Marquardt (1996). The research method is descriptive quantitative method, which the survey is using instrument learning organization profile and calculation score according to M.J.Marquardt. This research result further will be evaluated by comparing with the average value of organizations worldwide according to M.J.Marquardt research result itself. Analysis of research result will be identified from 2 sides, perception of the whole employees as the respondent and perception of 3 groups of respondent proportionally based on occupation category i.e. the Leader (manager level), Account Representative/Functional level and lower level of employee. Research population is the entire staffs of Small Tax Office of Jakarta Gambir Two, with the number of respondent answering questionnaires completely has qualified the minimum requirement of Krejcie Table. Furthermore, the analysis result from the previous quantitative method will be discussed in a Focus Group Discussion (FGD) consist of the leader, AR/Functional Officer, and the lower level employee in Small Tax Office of Jakarta Gambir Two. FGD purpose is to strengthen the research result validity regarding LO level, determinant factor, and recommendation in order to enhance the implementation of LO in Small Tax Office of Jakarta Gambir Two. Research result indicated that implementation level of learning dynamic aspect has the mean score 22.51, organization transformation aspect 23,26 and technology aspect 23.71. Therefore the mean scores of those three aspects are within the range of the mean scores of organizations worldwide according to Marquardt research result. However, the mean scores of the other two aspects i.e. people empowerment aspect 21.01 and knowledge management aspect 19.89 are below the range of Marquardt research?s mean scores. However the entire five aspects of L O have been implemented quite well in Small Tax Office of Jakarta Gambir Two. The Implementation level of Learning Organization in Small Tax Office of Jakarta Gambir Two based on analysis result of the answers of 3 level respondent, is on the Leader level, implementation level of learning dynamic aspect, organization transformation aspect and people empowerment aspect, are above the average level, however, knowledge management aspect and technology aspect are on the average level. Those are indicating that the Leader level of perception toward five aspects of LO is implemented well without any significant obstacle. However on AR/Functional level, it was found that only knowledge management and people empowerment aspect is on the average value of organizations worldwide, the other three LO aspects are above the average value. A little bit obstacles are indicating by not sufficient in reward system from people empowerment aspect, and not sufficiently implementing the acquisition, transfer and utilization of knowledge from knowledge management aspect. The factor to be highlighted in this research that based on respondent perception result on the lower level employee, the implementation of entire five aspects of LO are below the average value and based on Marquardt classification, only organization transformation aspect and technology aspect are sufficiently implemented (fair), the three other aspects are categorized as poor. The fact that knowledge level and employee skill are not equally distributed, lack of motivation due to the reward system, lack of balance between organization need and individual need, promotion and transfer system that is not encouraging motivation, lack of scanning imperative, not match between the employee training and the skill required, and lack of leader role as a transformation leader. The factors that are encouraging Small Tax Office of Jakarta Gambir Two as Learning Organization from the organizational perspective are modernization that performed in the changing structural form to become more flexible and functional, AR position with highly qualified human resources, remuneration system change to encourage motivation, code of ethics implementation(code of conduct in working) which will increase public image, and the implementation of high technology information system (Information System of Directorate General of Taxation). Besides, from individual perspectives are tacit (individual knowledge) which is motivated learning process, self development and better team work attitude. Finally, to conclude that Small Tax Office of Jakarta Gambir Two as a Learning Organization has quite well implemented five aspects of Learning Organization, however from people empowerment aspect, not sufficiently implementing good reward system, and from knowledge management aspect, not sufficiently implementing the acquisition, transfer and utilization of knowledge. Regarding the lower level employee, LO implementation is not sufficient on the three aspects instead of organization transformation and technology aspect. Therefore, Small Tax Office of Jakarta Gambir Two as a Learning Organization needs some improvement in order to achieve its organization goal i.e. optimum service, performance increase and tax revenue increase, and also in order to realize its vision to become internationally standard public service agency, whether its fiscus quality as well as its management quality.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Rohmawati
Abstrak :
Tesis ini membahas analisis pengaruh budaya organisasi dan organisasi pembelajaran terhadap strategi bisnis serta persepsi terhadap kinerja perusahaan dalam konteks PT Indofarma (Persero) Tbk. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan dilakukan melalui survei terhadap karyawan PT Indofarma (Persero) Tbk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dan organisasi pembelajaran berpengaruh signifikan positif terhadap cost leadership, differentiation dan focus strategy. Lebih lanjut ditemukan bahwa cost leadership strategy tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sedangkan differentiation dan focus strategy berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan. ......This thesis describes the influence analysis of organizational culture and learning organization to business strategies and its perception to the corporate performance in the context of PT Indofarma (Persero) Tbk. This research is a quantitative study and conducted through a survey of employees of PT Indofarma (Persero) Tbk. The results showed that organizational culture and learning organization have positive significant effect on cost leadership, differentiation and focus strategies. Further found that the cost leadership strategy does not have positive effect on company performance, while differentiation and focus strategies have positive and significant effect on the performance of the company.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
To keep us with dynamic environmental changes, modern organizations need to develop internal capabilities, especially those related to intelectual or intangible assets, to become learning organizations. Such organizations need to incorporate the so called Knowlegge Management (KM). As strategic innovation processes, the KM reconstruction in learning organizations refers to continuous directive organizational learning values. The KM reconstruction can thus be viewed as a continuous managerial process on learning empowerment in order to create knowledge through implicit knowledge sharing, concept creation, appropriate concept supports, prototype creation, and knowledge acquisition of organization.
TEMEN 3:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ferdianto
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang organisasi pembelajar yang memungkinkan organisasi dapat beradaptasi lebih baik dan lebih cepat terhadap perubahan lingkungan yang begitu cepat terjadi. Permaslahan dalam penelitian ini bagaimana karakteristik Learning Organization yang mencakup kelima sub-sistem menurut Marquadt : Learning, Organization, People, Knowledge, dan Technology dan mendeskripsikan hambatan-hambatan terselenggaranya organisasi pembelajaran pada Balai Diklat BNN. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Secara metodologis, berdasarkan tujuannya jenis penelitian ini adalah deskriptif yang menggunakan satu variable. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Balai Pendidikan dan Pelatihan Badan Narkotika Nasional, dengan tekniknya adalah sensus dengan jumlah sebanyak 36 orang. Adapun instrument yang digunakan adalah kuesioner tentang Learning Organization Profile yang dikembangkan oleh Marquadt dalam bukunya 'Building the Learning Organization : A System Approach to Quantum Improvement and Global Success'. Hasil analisis data dapat diketahui bahwa karakteristik learning organization di Balai Pendidikan dan Pelatihan Badan Narkotika Nasional diperoleh nilai rata-rata untuk setiap sub-sistem adalah 1 Learning :25,75; 2 Organization :25,53; 3 People : 26,31; 4 Knowledge : 24,83; dan 5 Technology : 24,25. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa di Balai Pendidikan dan Pelatihan Badan Narkotika Nasional mempunyai karakertistik yang kuat jika dilakukan usaha keras untuk perbaikan-perbaikan yang significant, karena karakterisitknya masih tergolong kuat dan skor rata-ratanya berada di bawah 30 masih dibawah yang direkomendasikan oleh Marquadt. Maka dari itu harus dibangun strategi-strategi yang signifikan dari setiap sub-sistem yang ada. Untuk menjadi organisasi pembelajar diperlukan penyelarasan dan penyesuaian visi pribadi dengan visi organisasi melalui pendalaman diskusi dan mengakomodasi, mendorong dan menghargai segala bentuk kerjasama kelompok. Dengan demikian proses transformasi menuju organisasi pembelajar akan efektif. ...... This tesis learning about learner organization that enables organizations can adapt better and faster toward change of environmental conditions rapidly. The problem on this research is the characteristics of Learning Organization which embrace five sub systems according to Marquadt Learning, Organization, People, Knowledge, and Technology and describe the detentions of learningprocess at Narcotics National Board BNN Education and Training Center. The approach of this research is quantitative approach. Methodologically, based on the purpose of this research is descriptivewhich using one variable. The population of this research is all employees of Education and Training Center Narcotics National Board, with the technique is census with 36 people. This tesis using questionnaire about the Learning Organization Profile for the instrument developed by Marquadt in his book Building the Learning Organization A System Approach to Quantum Improvement and Global Success. The results of data analysis describing about the characteristics of learning organization at the Education and Training Center Narcotics National Board Obtained the average value for each sub system is 1 Learning 25,75 2 Organization 25,53 3 People 26,31 4 Knowledge 24.83 And 5 Technology 24.25.To sum up, based on these findings, Education and Training Center National Narcotics Board has strong Characteristic by significantly improvements, because it is still relatively strong and the average score is below 30 still below recommended By Marquadt. Therefore, significant strategies must be developed from each sub system. To become a learning organization requires the alignment and adjustment of personal vision with the vision of the organization through the discussion and can accommodate, encourage and appreciate all forms of group cooperation. Thus the process of transformation into the learning organization will be effective.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library