Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatikhul Yatuni Asmara
"Nyeri adalah gangguan rasa nyaman yang dialami oleh klien pasca pembedahan laparatomi yang berasal dari Iuka insisi di abdomen. Penanganan nyeri ada 2 macam, yaitu secara farmakologi dan nonfarmakologi. Kompres dingin sebagai salah satu bentuk stimulasi cutaneus merupakan contoh penanganan nyeri nonfarmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivitasan kompres dingin dalam menurunkan nyeri pada klien pasca pembedahan laparatomi 1-2 hari. Metode penelitian yang digunakan adalah pr-eexperiment one group pretest postest. Data diperoleh dari klien pasca pembedahan laparalomi 1-2 hari yang dirawat di ruang IRNA A lantai 4 kiri RSUPN Cipto Mangunkusumo yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden. Metode pengolahan data yang digunakan yaitu fischer exact probability test. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat nyeri pada klien pasca pembedahan laparatomi 1-2 hari sebelum dan sesudah dilakukan kompres dingin."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5041
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Dewi Sinardja
"Nyeri pasca bedah merupakan salah satu penyebab nyeri akut yang paling umum. Penanganan nyeri yang efektif merupakan komponen fundamental dari pelayanan pasien yang berkualitas. Di RS Prima Medika belum ada protokol standar penanganan nyeri pasca bedah. Tujuan penelitian ini untuk mengukur intensitas nyeri pasien pasca bedah di RS Prima Medika, membuat protokol standar penanganan nyeri pasca bedah di RS Prima Medika dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan aman bagi pasien.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui observasi intensitas nyeri pada pasien pasca laparotomi dan wawancara mendalam dengan informan serta telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan intensitas nyeri pada periode 24 jam pasca bedah adalah nyeri ringan, pada periode 48 jam pasca bedah intensitas nyeri bervariasi antara nyeri ringan sampai sedang dengan prosedur penanganan nyeri yang tidak terarah dengan baik. Diperlukan suatu SOP untuk memberikan penanganan nyeri pasca bedah yang optimal.

Fundamental component to serve a quality service to the patient. There is no Standard operating procedure in pain management in Prima Medika Hospital. The aim of this study is to measure the intensity of pain in postoperative patient in this hospital, to arrange a standard operating procedure for postoperative pain management to serve a quality and safe service to the patient.
This is a qualitative descriptive study where data were collect by observed pain intensity in post laparotomy patient, in-depth interviews with the informans and reviewed documents.
Result show that pain intensity in 24 hours after surgery were mild, and in 48 hours the pain intensity were mild to moderate with no proper protocol. A standard operatimg procedure is needed to give the best pain management to the patient
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Siska Ruthvina
"ABSTRAK
Angka kejadian apendisitis di negara maju khususnya daerah perkotaan meningkat. Apendisitis dapat terjadi karena gaya hidup yang kurang baik dalam pola konsumsi makanan rendah serat masyarakat perkotaan. Komplikasi apendisitis antara lain perforasi sehingga menimbulkan efek, salah satunya adalah keluhan nyeri. Pemberian posisi semi fowler dan bantal di bagian bawah punggung adalah intervensi keperawatan yang efisien, sederhana dan mandiri. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan anak post operasi laparotomi appendiktomi dengan pemberian posisi semi fowler dan bantal di bagian bawah punggung. Evaluasi dari pemberian posisi semi fowler terbukti memberikan rasa nyaman dan mengurangi nyeri pada anak dengan post operasi laparotomi appendiktomi. Intervensi keperawatan pemberian posisi semi fowler dan bantal di bagian bawah punggung dapat menjadi evidence based practice pada anak post laparotomi appendiktomiKata kunci: Appendiktomi, manajemen nyeri, pemberian posisi.

ABSTRACT
The rate of appendicitis in developed countries especially in urban areas increased. Appendicitis could occur due to the lifestyle because of low fiber food consumption pattern of urban communities. One of the complications of appendicitis was perforations, so that generated pain. Semi fowler positioning and pillow in the bottom of the backbone was efficient, simple and eased independent nursing interventions. This paper aimed to describe nursing care of laparotomy appendectomy children in post surgery period with semi fowler positioning and pillow in the bottom of the backbone. The evaluation of semi fowler positioning proved to improve children rsquo s comfort and reduced the pain with post surgery laparotomy appendectomy. The intervention of care nursing of semi fowler positioning and pillow in the bottom of the backbone could be an evidence based practice to children in post laparotomy appendectomy period. Key words Appendectomy, pain management, positioning.
"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nopriansah
"

Portsmouth Physiological and Operative Severity Score for the enUmeration of Mortality and morbidity (P-POSSUM) merupakan sistem skoring yang memprediksi morbiditas dan mortalitas berdasarkan 12 parameter fisiologis dan 6 parameter pembedahan. American Society of Anesthesiologist’s Physical Status (ASA-PS), yang terdiri dari 6 tingkatan, adalah skoring prediksi risiko pembedahan yang pertama kali dikembangkan dan paling sering digunakan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah kemampuan prediksi in-hospital mortality skoring P-POSSUM lebih baik dibanding skoring ASA-PS. Penelitian kohort retrospektif di RSCM selama bulan Mei-Juli 2018. Sebanyak 230 rekam medis diambil sesuai pasien yang menjalani laparotomi emergensi pada periode 1 Januari 2016-31 Desember 2017. Penilaian status ASA dicatat sesuai rekam medis dan dilakukan penilaian P-POSSUM. Analisis data dilakukan dengan komparatif Area Under the Curve (AUC), Hosmer Lemeshow goodness of fit dan multivariat regresi logistik. Angka in-hospital mortality pasien pascalaparotomi emergensi periode Januari 2016-Desember 2017 adalah sebesar 21,3%. Nilai kalibrasi ASA-PS lebih baik dibanding dengan P-POSSUM (p 0,072 vs 0,043). Nilai diskriminasi P-POSSUM lebih baik dibanding dengan ASA-PS (AUC 87,9% vs 76,2%). Komponen P-POSSUM yang paling berhubungan dengan in-hospital mortality adalah usia, riwayat gangguan napas, GCS, hemoglobin, natrium, kontaminasi intraperitoneal dan EKG. Skor P-POSSUM lebih baik dibanding ASA-PS dalam memprediksi in-hospital mortality pasien pascalaparotomi emergensi.


Portsmouth Physiological and Operative Severity Score for the enUmeration of Mortality and morbidity (P-POSSUM) is a scoring system which predicts morbidity and mortality based on 12 physiologic and 6 operative parameters. American Society of Anesthesiologist’s Physical Status (ASA-PS), consists of 6 categories, is the first scoring system predicting risk preoperatively and mostly use to this date. Our goals are to evaluate and compare the ability of these two scores in predicting mortality. This is a retrospective cohort taken place in RSCM within May to July 2018. There was 230 medical records taken as samples based on patient who underwent emergency laparotomy within period 1 January 2016 to 31 December 2017. ASA physical status was recorded and P-POSSUM score was assessed. Data were analyzed to compare Area Under the Curve (AUC), Hosmer Lemeshow goodness of fit and multivariate of logistic regression. In-hospital mortality of patient undergoing emergency laparotomy within period January 2016 to December 2017 is 21.3%.  Calibration performance of ASA-PS is better than P-POSSUM (p 0,072 vs 0,043). Discrimination performance of P-POSSUM is better than ASA-PS (AUC 87,9% vs 76,2%). Parameters of P-POSSUM, which most related with in-hospital mortality, are age, respiratory disorder, GCS, hemoglobin, sodium, intraperitoneal contamination and ECG. P-POSSUM is better than ASA-PS in predicting in-hospital mortality of patient undergoing emergency laparotomy.

"
2018
SP-PDF
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Swabhawa Uttama
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T57281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wifanto Saditya Joe
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library