Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Talitha Tiara Ramadhani
Abstrak :
ABSTRAK
Sebuah plaza di Kota New York bernama Plaza Javitz mengalami empat tahap perubahan. Perubahan terjadi akibat adanya penambahan objek-objek yang mengintervensi perubahan pola pergerakan dan penggunaan ruang di plaza. Intervensi setiap objek memberikan pemaknaan yang berbeda bagi plaza. Manusia memberikan makna ketika mengalami sebuah ruang. Makna yang diberikan berupa hasil interaksi manusia dengan objek dalam ruang melalui persepsi. Perubahan makna dapat terjadi akibat adanya kualitas pemaknaan yang dihasilkan sebuah tempat. Skripsi ini mencoba membahas bagaimana makna ruang plaza berubah akibat adanya intervensi objek. Penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui peran objek dalam proses pemaknaan pada ruang plaza tersebut.
ABSTRAK
A plaza in New York City named Plaza Javitz underwent four stages of change. Changes occur due to the addition of objects that interfere with changes in the pattern of movement and use of space in the plaza. Intervention of each object provides a different meaning for the plaza. Humans give meaning while in space. The meaning given is the result of human interaction with objects in space through perception. Changes in meaning can occur due to the quality of meaning generated a place. This thesis tries to discuss how the meaning of plaza space changed due to object intervention. This writing aims to know the role of objects in the process of meaning in the plaza space.
2017
S68774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mark, Richard
Illinois: Quite Light Publishing, 2004
973 Mac a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia, 1997
R 712 KAR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Satrya Adizaputra
Abstrak :
Lanskap merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang terbentuk melalui interaksi dinamis antara komponen biotik dan abiotik yang memiliki nilai estetika dan rekreasi yang signifikan, yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata dan kesejahteraan manusia. Masyarakat yang bertempat tinggal di Jabodetabek yang memiliki gaya hidup terlalu fokus pada pekerjaan menjadikan sebagai potensi wisatawan yang besar bagi objek wisata di Kecamatan Babakan Madang. Aktivitas wisata yang melibatkan ruang terbuka hijau dan dikelilingi alam dalam memberikan manfaat secara psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola lanskap dari Kecamatan Babakan Madang dan menganalisis hubungan antara pola lanskap dan daya tarik wisata. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan adalah untuk proses uji akurasi citra satelit. Data sekunder yang digunakan adalah citra satelit Sentinel 2-L2A, DEMNAS, dan foto-foto pemandangan yang diunggah pada Google Maps Photos. Pola Lanskap diperoleh menggunakan raster tutupan lahan dengan unit analisis bentuk medan dengan tools overlay  pada aplikasi ArcGIS Pro yang kemudian diolah menggunakan aplikasi Fragstats 4.2 dengan analisis tingkat lanskap yang menggunakan indeks lanskap Number of Patches (NP), Patch Density (PD), Largest Patch Index (LPI), Landscape Shape Index (LSI), Interposition & Juxtasposition Index (IJI), Shannon’s Diversity Index (SHDI), dan Shannon’s Evenness Index (SHEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola lanskap di Kecamatan Babakan Madang terbagi menjadi dua terfragmentasi atau tersebar pada lanskap datar, landai, dan landai berbukit. Sedangkan lanskap yang bersifat teragregasi atau mengelompok pada lanskap undakan berbukit dan perbukitan. Persebaran foto pemandangan sebagian besar berada pada tutupan lahan vegetasi dengan bentuk lanskap undakan berbukit dan perbukitan. Persebaran titik foto pemandangan juga berada pada lanskap yang bersifat teragregrasi karena keseragaman yang indah untuk dilihat oleh mata manusia. ......Landscape is an area on the earth's surface that is formed through dynamic interactions between biotic and abiotic components that have significant aesthetic and recreational value, which can be used for the benefit of tourism and human welfare. The population residing in the Jabodetabek area, which has a lifestyle overly focused on work, becomes a great potential for tourists to visit tourist attractions in Babakan Madang District. Tourism activities involving green open spaces and surrounded by nature provide psychological benefits. This study aims to analyze the landscape patterns of Babakan Madang District and analyze the relationship between landscape patterns and tourist attractions. The data used consist of primary and secondary data. The primary data are used for the accuracy test process of satellite imagery. The secondary data used are Sentinel 2-L2A satellite imagery, DEMNAS, and landscape photos uploaded on Google Maps Photos. Landscape patterns were obtained using land cover raster data with terrain shape analysis units using overlay tools in the ArcGIS Pro application, which were then processed using the Fragstats 4.2 application with landscape level analysis using landscape indices including Number of Patches (NP), Patch Density (PD), Largest Patch Index (LPI), Landscape Shape Index (LSI), Interposition & Juxtaposition Index (IJI), Shannon’s Diversity Index (SHDI), and Shannon’s Evenness Index (SHEI). The results show that the landscape pattern in Babakan Madang District is divided into two: fragmented or dispersed landscapes on flat, gently sloping, and gently hilly landscapes, while landscapes that are aggregated or grouped are found on hilly and mountainous landscapes. The distribution of landscape photos is mostly on vegetated land cover with undulating and hilly landscapes. The distribution of landscape photo points also occurs in landscapes that are aggregated due to the beautiful uniformity appealing to the human eye.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angra Angreni
Abstrak :
Merupakan segmen dari lingkungan bersejarah yaitu Kompleks Kawasan Gedung Sate yang menjadi tempat representatif untuk melakukan berbagai macam aktivitas budaya masyarakat. Wujud yang paling nyata dari proses budaya tersebut yaitu munculnya beragam budaya populer di ruang terbuka Lapangan Gasibu dan Koridor Taman MPRJB. Wujud budaya populer itu diantaranya adalah : kegiatan festival dan kesenian, aktivitas olah raga, kegiatan perkumpulan komunitas, dan pasar kaget. Namun, kondisi ini menyebabkan terjadinya problema yang dilematis pada perwajahan lingkungan menyangkut ide awal dan kenyataan yang ada sekarang. Untuk mencegah semakin memburuknya kondisi, maka diperlukan sebuah upaya untuk membentuk sebuah pusat budaya sebagai ruang yang representatif agar aktivitas berkebudayaan itu mendapatkan ruang yang memadai. Perancangan pusat budaya tersebut adalah di daerah Sekeloa dan Koridor Taman Monumen. Bertujuan untuk mewujudkan gagasan membuat garis lurus (sumbu imajiner) Gedung Sate ke Gunung Tangkuban Perahu. Konsep perancangan dirumuskan berdasarkan pendekatan cultural landscape. Cultural landscape dapat menjadi tolak ukur untuk menilai dan membangun lingkungan tempat tinggal; sarana untuk mengatasi perbedaan antara lingkungan bersejarah dan lingkungan dengan segala pengembangan barunya; sarana yang mengakomodasi segala bentuk budaya yang berkembang. Metode penelusuran sejarah dan survey digunakan untuk menemukan pembentuk cultural landscape yang paling menonjol pada kawasan, yaitu berupa : nilai historis kawasan, beragam budaya, dan keunikan kondisi geografis kawasan tersebut yang menjadikan kawasan ini berpotensi menjadi sebuah kawasan wisata sejarah, pendidikan, budaya, dan kuliner. Dengan demikian, pemahaman cultural landscape dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengaturan kuantitas dan kualitas unsur-unsur yang berhubungan dengan pembentukan dan penataan Kawasan Penggal Koridor dan Simpul Aksis Kawasan Gedung Sate ini, guna melestarikan dan mengembangkan kawasan tersebut agar tidak kehilangan identitas historis dan budayanya. Penataan dengan pendekatan cultural landscape diwujudkan dengan menggunakan prinsip desain Ekologikal Demokrasi, yang mengkaji manusia, alam, budaya, dan warisan bangunan bersejarah sebagai satu kesatuan pembentuk citra dan identitas tempat. ...... Corridor Segment Area and Kompleks Gedung Sate Axis Node is a part of the historic environment which is became the representative to perform a wide variety of cultural activities. The most obvious manifestation of the cultural process is the emergence of the variety popular culture in Gasibu Field and Corridor Segment Area. Manifestation popular culture that include : festivals and arts activities, sports activities, community association activities, and Pasar Kaget. However, this condition causes dilemma problems in the typographical arrangement environmental regarding the initial idea be compared with the fact now. To prevent worsening of the condition, it would require an effort to establish a cultural center as a representative space in order to the culture activity get the comfortable space. The design of the cultural center is in the Sekeloa area and Corridor Segment Area. Aimed to realize the idea of making a straight line (the imaginary axis) from Gedung Sate to Tangkuban Perahu Mount. The concept design was formulated based on the cultural landscape approach. Cultural landscape can be a benchmark for assessing and building living environments; means to resolve differences between the historic environment and the environment with all the new development; facilities that accommodate all forms of culture that flourished. History research and survey methods used to discover the cultural landscape forming the most prominent in the region, which are : the historical value of the area, diversity of culture, and the unique of geographical conditions area, that made this area could potentially become a tourist destination, like history tourism, education tourism, culture tourism, and culinary tourism. Thereby, understanding the cultural landscape can be used as a guide to arrangements the quantity and quality of the elements involved in the formation and structuring Corridor Segment Area and Kompleks Gedung Sate Axis Node, to preserve and develop the area in order not lose the historical and cultural identity. Arrangement of the cultural landscape approach is realized by using ecological democracy design principles, which examines the human, natural, cultural, historic and heritage buildings as a whole forming the image and identity of the place.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmah
Abstrak :
Taman tematik kerap memiliki lanskap dengan narasi ataupun cerita tertentu, namun narasi tersebut tidak selalu dapat diperlihatkan kepada pengunjung. Skripsi ini membahas mengenai bagaimana narasi digunakan pada taman tematik dan lanskap sebagai penyampai narasinya. Penyusunan elemen fisik lanskap penyampai narasi berupa form, path, elemen alami, dan signage sehingga membentuk suatu ruang yang dapat menyampaikan cerita. TMII menjadi studi kasus dalam mengamati elemen lanskap yang menjelaskan narasi. Dari studi kasus tersebut diketahui bahwa elemen lanskap dapat menjadi media penyampai narasi dengan memperhatikan sudut pandang dalam menyusun narasi dan menangkap narasi yang disampaikan dan sudut pandang penting untuk memahami dan merasakan kualitas ruang yang dibentuk pada ruang luar. ...... The landscape of a theme park is often seen with a certain narrative or story that is sometimes not explicitly shown to the visitors. This thesis discusses about how the landscape of a theme park becomes an agent of the narration used in the theme park. The physical elements of landscape that are used as the narrative agent, such as form, path, natural elements, and signage, composed to form a space that can tell the stories it holds. The case study of this thesis is TMII, observed thoroughly to see how the landscape of the said theme park became a narrative agent. From the observation, it can be concluded that the landscape can be a narrative agent, with point of view as a consideration to compose and to capture the narrative that is trying to be delivered. Point of view itself is an important factor for understanding and experiencing the spatial quality formed in an outdoor space. It is also important to consider what kind of element suits the narrative of the space, and how people experience the narrative itself.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lasita Khaerani
Abstrak :

Fenomena kerusakan yang terjadi pada bangunan gedung merupakan sesuatu hal yang pasti terjadi mengingat bahwa semakin tua umur bangunan gedung, kerusakan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipungkiri terjadinya. Terkait dengan kerusakan yang ada, dibutuhkan pekerjaan perawatan dan pemeliharaan guna menjaga kondisi bangunan gedung agar tetap laik pakai. Walaupun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sering kali pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan dilaksanakan tidak sesuai dengan sasaran karena tidak adanya prosedur pelaksanaan yang jelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan prosedur pemeliharaan dan perawatan komponen tata ruang luar dan tata grha dari bangunan gedung pemerintah berbasis risiko. Adapun risiko yang dimaksud adalah risiko yang mempengaruhi durasi aktivitas pekerjaan. Objek pada penelitian ini terletak di Provinsi DKI Jakarta, khususnya pada Gedung Pemerintahan Lembaga X. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa arsip, survei, dan studi kasus. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah standar operasional prosedur pekerjaan pemeliharaan dan perawatan komponen tata ruang luar dan tata grha bangunan gedung pemerintah berbasis risiko untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan.


It is undeniable the fact that most buildings will be damaged as they are getting older. Regarding to that matter, buildings’ care and maintenance work is needed to remain buildings’ best performance. Nevertheless, the reality in the field shows that the care and maintenance work is often poorly done due to the absence of clear procedure. The purpose of this research is to develop procedures for buildings’ care and maintenance work for landscape and housekeeping component in government building. During the process of procedures development, there will be further examination each activity to find any risks that might affect the overall work in order to improve work efficiency and effectiveness. The type of risk that will be futher assessed is the one that affects the duration of work. There are several methods that are being used in this research. They are analysis of archives, surveys, and case studies. The product of this research is Risk Based Standard Operating Procedures for Buildings’ Care and Maintenance for Landscape and Housekeeping Component of Government Building To Improve Work Efficiency and Effectiveness.

 

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nur Sarah
Abstrak :
Kota lama Tangerang ini memiliki identitas yang berhubungan dengan sejarah Cina Benteng. Pembahasan pada penelitian ini mengenai identitas cina benteng melalui lanskap budaya, mengidentifikasi karakteristik lanskap budaya Cina Benteng, serta menggambarkan aspek spasial dalam bentuk pola zonasi agar dapat terlihat identitas Kawasan Cina Benteng agar pelestarian kebudayaan Cina Benteng. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan mengumpulkan data seperti literatur, observasi, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk lanskap di pecinan bentuk lanskap ini terlihat pada bangunan cagar budaya yang menonjol yang di kelilingi bangunan pendukung yaitu permukiman penduduk Cina Benteng dan berada pada kawasan yang dibatasi oleh gang-gang sempit. Representasi identitas yang terbentuk dalam kawasan tersebut adalah sebuah pola ruang budaya Blok Kota Lama Tangerang terbentuk dari hasil sisa peninggalan bangunan Cina Benteng yang ada hingga kini serta pola aktivitas masyarakat yang masih sangat kuat eratannya dengan peninggalan bangunan tadi. Zona inti terpusat pada area yang memiliki titik pusat yaitu Klenteng Boen Tek Bio dan museum Benteng Heritage. Zona penyangga berada di luar kawasan titik cagar budaya. ......The old city of Tangerang has an identity related to the history of the Chinese Benteng. The discussion in this research is about the identity of the Chinese Benteng through the cultural landscape, identifying the characteristics of the Chinese Benteng cultural landscape, as well as describing the spatial aspects in the form of zoning patterns so that the identity of the Benteng Chinese area can be seen in order to preserve the Benteng Chinese culture. The method used is qualitative by collecting data such as literature, observation, and in-depth interviews. The results of the study show that the shape of the landscape in Chinatown is seen in the prominent cultural heritage buildings which are surrounded by supporting buildings, namely the Chinese Benteng settlements and are located in an area bounded by narrow alleys. The identity representation formed in the area is a pattern of cultural space in the Kota Lama Tangerang Block formed from the remains of the remains of the Cina Benteng building that exist today and patterns of community activity that are still very closely related to the heritage of the building. The core zone is concentrated in an area that has a center point, namely the Boen Tek Bio Temple and the Fort Heritage museum. The buffer zone is outside the cultural heritage point area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, Theodore D.
Jakarta: Erlangga, 2000
712 WAL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Adelia Kusumaningtyas
Abstrak :
Makalah ini membahas tentang lanskap budaya yang terkait dengan kosmologi Hindu di Situs Liangan. Situs Liangan terletak di kaki Gunung Sindoro dan berlatar belakang Hindu. Salah satu studi arkeologi dalam melihat situs arkeologi di kawasan Liangan adalah studi arkeologi permukiman, khususnya melalui pendekatan arkeologi lanskap budaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merekonstruksi aktivitas manusia melalui lanskap budaya dan terkait dengan kosmologi Hindu di Situs Liangan. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, Situs Liangan dapat dibagi menjadi empat wilayah dan memiliki ruang lanskap alam berupa dataran tinggi yang dimanfaatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Liangan di masa lalu. Caranya dengan membentuk teras-teras yang berada di sela-sela dinding teras yang dikeraskan dengan balok-balok batu yang biasa disebut talud. Selain itu, terlihat adanya pembagian konsep kosmologis pada areal yang meliputi pekarangan dan areal di luar pekarangan Situs Liangan.

Kata kunci: Situs Liangan, pemukiman, lanskap budaya, kosmologi Hindu, talud, halaman. ......This paper discusses the cultural landscape associated with Hindu cosmology at the Liangan Site. The Liangan site is located at the foot of Mount Sindoro and has a Hindu background. One of the archaeological studies in looking at archaeological sites in the Liangan area is the study of settlement archeology, particularly through an archaeological approach to cultural landscapes. The purpose of this research is to reconstruct human activities through the cultural landscape and associated with Hindu cosmology in the Liangan Site. The method used is descriptive analysis. Based on the research results, the Liangan Site can be divided into four areas and has natural landscape spaces in the form of highlands that were utilized and adapted to the needs of the Liangan people in the past. You do this by forming terraces that are in between or terrace walls which are hardened with stone blocks which are commonly called talud. Also, it is seen that there is a division of cosmological concepts in the area including the yard and the area outside the Liangan Site yard.

Key words: Liangan site, settlement, cultural landscape, Hindu cosmology, talud, grounds.

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>