Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Oktaviani
"Perkembangan teknologi pada dunia militer sedang berkembang pesat, salah satunya adalah material baru untuk aplikasi kendaraan tempur dimana merupakan sebuah komposit laminat. Komposit ini terbuat dari lembaran logam AA7075 dan kevlar yang ditambahkan epoksi resin. Setelah dilakukan penambahan serbuk nano TiC dilakukan pengujian untuk mengetahui kemampuannya untuk menyerap energi balistik dari proyektil. Terbentuknya Solid Thickening Fluid (STF) yaitu dengan mencampurkan serbuk nano TiC dengan PEG-400, menggunakan magnetic stirrer selama 2 jam, yang nantinya akan diimpregnasikan ke lapisan kevlar. Langkah selanjutnya ialah membuat struktur komposit laminat dengan metode hand layup dilanjutkan dengan proses pengeringan di temperatur ruang. Setelah itu, Daya serap energi dari komposit yang diimpregnasi oleh STF nantinya akan dibandingkan dengan komposit tanpa impregnasi dengan variasi jumlah lapisan sebanyak 8, 16, dan 24 lapisan kevlar. Selain itu, komposit dilakukan pengujian SEM untuk melihat persebaran serbuk nano keramik pada kevlar serta pengujian foto makro untuk mengetahui jenis kegagalan setelah pengujian balistik. Hasil penelitian dari penambahan TiC dan penambahan jumlah lapisan kevlar pada sampel menunjukkan hasil yang baik pada pengujian balistik dan impak.

Technological developments in the military world are growing rapidly, one of which is a new material for combat vehicle applications which is a laminated composite. This composite is made of AA7075 sheet metal and kevlar with added epoxy resin. After adding TiC nanopowder, a test was carried out to determine its ability to absorb ballistic energy from projectiles. Solid Thickening Fluid (STF) is formed by mixing TiC nano powder with PEG-400, using a magnetic stirrer for 2 hours, which will later be impregnated onto a kevlar layer. The next step is to make a laminate composite structure with the hand layup method followed by a drying process at room temperature. After that, the energy absorption of composites impregnated by STF will be compared with composites without impregnation with variations in the number of layers of 8, 16, and 24 layers of kevlar. the results of the addition of TiC and the addition of the number of layers of Kevlar on the sample showed good results in ballistic and impact testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Halida Ibrahim
"Peninjauan ini bertujuan untuk mempelajari faktor optik pada kaca pada laminasi yakni nilai-U, nilai SHGC, serta penambahan lapisan kaca pada kaca laminasi terhadap perubahan suhu dalam bangunan. Metode yang dilakukan adalah pengkajian literatur yang kemudian dijadikan landasan untuk melakukan observasi pada Bangunan FISIP yang terletak di Depok, sebagai salah satu contoh kasus bangunan yang terletak pada daerah beriklim tropis. Kemudian dilakukan simulasi untuk melihat perubahaan suhu ruangan dengan menggunakan jenis kaca laminasi dengan nilai optik yang berbeda. Dari hasil simulasi, ditemukan bahwa penggunaan teknologi tunggal pada kaca laminasi bening mampu menghasilkan suhu ruangan dengan rentang 30.2oC - 31.4 oC, sedangkan pada jenis kaca laminasi berwarna menghasilkan suhu dengan rentang 29 oC -30.2 oC. Pada penggunaan teknologi ganda terjadi penurunan suhu yang tinggi, dimana suhu tersebut berada pada rentang 27,1 oC - 28,5 oC. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan teknologi ganda mampu menciptakan performa termal yang baik pada bangunan. Tetapi, dari hasil pertimbangan biaya yang akan dikeluarkan, penggunaan teknologi ganda tidak boleh digunakan pada seluruh bidang pada bangunan tinggi di iklim tropis
The aim of this article was to observe and analyze factors that may affected optic glass including U-value, SHGC value, and additional layer application of laminated glass (double glazing technology) in building temperature changes. This article represents a synthesis of an extensive literature review then became a baseline to observe FISIP buildings, located in Depok, as one of the buildings sample for tropical climates. In addition, we also did the stimulation test to observe alteration in room temperature by using 2 types of laminated glasses with different optical values. We found that single glazing technology application on clear laminated glass adjusted room temperature from 30.2oC to 31.4 oC. Whereas single color laminated glass application, set the room temperature ranges between 29 oC to 30.2 oC. Interestingly, the application of double glazing reduced the indoor temperature between 27.1 oC to 28.5 oC. These results showed that the significance of thermal performance of buildings can be accomplished by application of double glazing technology. Nevertheless, double glazing technology were not suggested to apply in all of edge of tropical building design due to the high cost issues."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library