Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Veronika Yuliani
Abstrak :
Laktosa merupakan disakarida dengan struktur yang polihidroksi, sehingga dari laktosa dapat dibuat ester, yaitu bila direaksikan dengan asam vanilat yang memiliki gugus karboksilat. Di samping itu, asam vanilat juga memiliki gugus fenolik yang dapat bersifat sebagai antioksidan. Esterifikasi asam vanilat dengan laktosa dilakukan untuk memperbanyak gugus fenolik. Dalam penelitian ini, senyawa ester laktovanilat berhasil disintesis dari laktosa dan asam vanilat. Asam vanilat diperoleh dari oksidasi vanili dengan oksidator Ag2O yang terbentuk dari AgNO3 dengan NaOH berlebih, dengan rendemen 75,94%. Reaksi esterifikasi dilakukan dengan perbandingan mol laktosa: asam vanilat = 1:3, dibantu DCC sebagai aktivator dan DMAP sebagai katalis serta aseton sebagai pelarut. Reaksi dilakukan dalam sistem refluks pada suhu 60 ÂșC selama 24 jam. Dihasilkan ester laktovanilat dengan rendemen sebesar 76,82%. Asam vanilat dan ester laktovanilat di uji aktivitas antioksidannya dengan metode peredaman radikal DPPH, diperoleh nilai IC50 asam vanilat standar dan ester laktovanilat adalah 379,85 ppm dan 1314,33 ppm.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30379
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Abstrak :
Penetapan aktivitas laktase usus secara langsung dilakukan dengan mengukur laktase di epitel usus halus. Cara ini merupakan cara yang invasif dan secara etis tidak dapat dilakukan pada bayi sehat. Secara tidak langsung, penetapan aktivitas laktase, yang dinyatakan sebagai rasio ekskresi dan konsumsi laktosa dan laktulosa, memerlukan waktu 30 jam observasi di rumah sakit. Tujuan penelitian ini ialah mencari metoda penetapan aktivitas laktase yang tidak invasif dan tidak memerlukan waktu observasi yang lama. Bayi diberikan laktosa dan laktulosa sekaligus setelah 2 jam puasa, kemudian kadar laktosa dan laktulosa dalam urin diukur dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Aktivitas laktase dinyatakan dengan rasio ekskresi urin konsumsi laktulosa dan laktosa. Penelitian ini membuktikan bahwa cara pemberian laktosa dan laktulosa satu kali setelah puasa 2 jam dapat dipakai untuk penetapan aktivitas laktase dan bayi hanya perlu pengawasan selama 7 jam. (Med J Indones 2003; 12: 8-12)
Determination of intestinal lactase activity is directly done by measuring its activity in intestinal epithelium. This is an invasive method and ethically can not be done in healthy infants. Indirectly, determination of lactase activity, stated as excretion and ingestion ratio of lactose and lactulose, needs 30 hours hospitalized infants. The aim of this study was to look for a method for determination of lactase activity which is not invasive and not necessary hospitalized. Using this method lactose and lactulose were given as a single oral load after 2 hours fasting. Urine were collected for 5 hours starting from consuming sugar solution and then lactose and lactulose concentration in the urine were measured by High Performance Liquid Chromatography. The results showed single oral load of lactose and lactulose can be used for determination of lactase activity in infant and the infants were observed only for 7 hours. (Med J Indones 2003; 12: 8-12)
Medical Journal of Indonesia, 12 (1) January March 2003: 8-12, 2003
MJIN-12-1-JanMar2003-8
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Pulungan, Andria Amanda
Abstrak :
ABSTRAK
Diare telah menjadi salah satu penyebab meningkatnya kesakitan dan kematian pada anak. Diare biasanya disebabkan oleh infeksi. Sindrom Malabsorpsi dan beberapa enteropatogen bisa menyebabkan diare. Studi ini dilaksanakan untuk mencari prevalensi malabsorpsi laktosa dan malnutrisi pada pasien anak dengan diare dan mencari asosiasi malabsorpsi laktosa dan malnutrisi. Studi ini menggunakan studi potong lintang dengan menggunakan data sekunder. Jenis studi ini dipilih untuk mengetahui asosiasi malabsorpsi laktosa dan malnutrisi. Data yang dibutuhkan akan diperoleh dari profil analisis tinja dan rekam medis pasien anak yang dirawat di RSCM. Penelitian ini menemukan prevalensi malabsorpsi laktosa di pasien anak dengan diare sebanyak 18,2 . Prevalensi malnutrisi di pasien anak dengan diare sebanyak 38 . Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat asosiasi malabsorpsi laktosa dengan status nutrisi p>0.05 . Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai asosiasi malabsorpsi laktosa dan malnutrisi dengan sampel yang lebih besar.
ABSTRACT
Diarrhea remains as a leading cause of childhood morbidity and mortality in Indonesia. Diarrhea in children is usually caused by infection . However, numerous disorders could also result in diarrhea. It includes a malabsorption syndrome and various enteropathies. The study that we conduct is aimed to determine the prevalence of lactose malabsorption and malnutrition in pediatric patients with diarrhea and the association between lactose malabsorption. and malnutrition. The research design used for this study is a cross sectional using secondary data. This study is chosen to know the association between lactose malabsorption and malnutrition. The data in this study will be obtained from stool analysis profile and the medical record of pediatric patients that are treated in Cipto Mangunkusumo Hospital RSCM . This study found that the prevalence of lactose malabsorption in pediatric patients with diarrhea is 18.2 . This study also found that the prevalence of malnutrition is 38 .Moreover, the result of the study revealed that there is no association between lactose malabsorption and nutritional status P 0.05 . A further study is required to explored the association between lactose malabsorption and nutritional status with larger sample size
2016
S70361
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library