Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Syafiq
Abstrak :
Despite recommendation for higher energy intake during lactation than during pregnancy, researches at Jakarta and Depok showed that energy consumption during lactation was lower than during pregnancy. The purpose of this study is to investigate the association between individual characteristics and energy consumption during lactation, and to assess the relationship between energy consumption during lactation to duration of breastfeeding among 60 mothers in the working area of PuskesmasMargajayaBekasi City in 2014. This research used a cross-sectional design; data was collected through primary data collection by questionnaire and Semi-quantitative Food Frequency Questionnaire. Analysis was conducted using chi-square technique. The study found that mothers of sufficient age (>27 years old), multiparous, and had low (<2,100 kcal/day) energy intake during pregnancy had significant higher risk to low energy consumption during lactation. Mothers with low energy consumption during lactation had 4 times higher risk of short duration of breastfeeding. It is recommended to provide information on the importance of higher energy intake during lactation due to the higher need to support breastmilk production and also to shift forward the nutrition recommendation regarding additional energy intake during lactation period from month 6 to month 4 due to higher energy requirement that commences when lactating mothers enter the fourth month of lactation.

Konsumsi Energi Saat Laktasi dan Durasi Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Margajaya Kota Bekasi Tahun 2014. Kendati rekomendasi angka kecukupan gizi menunjukkan lebih tingginya kebutuhan energy ibu saat laktasi dibandingkan saat hamil namun penelitian di Jakarta dan Depok menunjukkan konsumsi energy ibu laktasi justru lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan konsumsi energi ibu laktasi serta hubungan antara konsumsi energy ibu laktasi dengan durasi menyusui di Puskesmas Margajaya Kota Bekasi tahun 2014. Penelitian dilakukan secara cross sectional terhadap 60 orang ibu menggunakan kuesioner termasuk Semiquantitative Food Frequency Questionnaire. Analisis dilakukan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna antara umur ibu, paritas, dan konsumsi energy ibu hamil dengan konsumsi energi ibu menyusui. Ibu cukup umur (>27 tahun), multipara dan konsumsi energy hamil rendah (<2.100 Kal/hari) berisiko untuk memiliki konsumsi energy laktasi yang rendah. Selain itu, ditemukan hubungan bermakna antara konsumsi energy ibu laktasi dengan durasi menyusui. Ibu yang konsumsi energinya saat laktasi rendah berpeluang 4 kali lebih besar untuk memiliki durasi menyusui yang singkat. Direkomendasikan perlunya informasi kepada ibu tentang pentingnya konsumsi energi saat laktasi karena kebutuhannya yang tinggi untuk mendukung produksi ASI.Disarankan juga agar peningkatan rekomendasi angka kecukupan energi untuk ibu laktasi bulan ke 6-12 dimajukan menjadi bulan ke-4 mengingat kebutuhan gizi memasuki bulan ke-4 tersebut sudah sangat besar.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A. Vera R. Hakim
Abstrak :
A cross sectional survey was conducted to determine the prevalence of heavy metal contamination and nutritional status of lactating women and children living in a low socio economic urban coastal community. The study was carried out in Kenjeran, Surabaya, East Java, Indonesia. Socio-economically-linked parameters and nutritional status were assessed using a standardized questionnaire. Anthropometric measurements were collected from all mothers and children, 94 venous blood and 86 breast milk samples were collected from the mothers and 10 blood samples were obtained from the children. Blood and breast milk samples were analyzed at BATAN1 in Jakarta, BLK2 in Surabaya and at SEAMED laboratory. The median age of the children was 15 months (range: 2-50 months). Median age of mothers and fathers was 26 and 30 years, respectively. The fathers? main occupation was in the private sector (33%) followed by fishermen (24%). Most mothers remained at home (80%). Stunting in children was 25.3% (HAZ<-2 SD), wasting was 9.9% (WHZ<-2 SD) and underweight was 30.8% (WAZ<-2 SD). Anemia was prevalent in 60% of the children (Hb<11g/dL) and 56.4% of the mothers (Hb<12g/dL). High levels of lead (71.3%), cadmium (33%) and mercury (8.5%) were found in the blood of the mothers and high levels of lead (94.2%), cadmium (77.9%) and mercury (34.9%) were found in the breast milk. Levels used to determine "high" Pb, Cd and Hg in blood were 300µg/L, 5gglL and 15µg/L, respectively. Levels used to determine "high" Pb, Cd and Hg in breast milk were 201.tg/L, 5 µgfL and 3.5 µg/L, respectively. Median levels of Pb-B, Cd-B and Hg-B were 416.7µg/L, 22.5 1411, and 6.3 µgfL, respectively. Median levels of Pb-M, Cd-M and Hg-M was 537.6 µg/L, 36µg/L and 0.7 µg/L, respectively. All children exceeded the level of concern for lead in blood recommended by the Centers for Disease Control (10µg/dL). High lead in breast milk was associated with low hemoglobin concentrations in the mothers' blood, and a high mercury concentration in blood was associated with the frequency of fresh fish intake. As a consequence of high heavy metal exposure in the environment, the population of Kenjeran is suffering from adverse health effects. Contaminated breast milk is a major public health concern for the future of the child's mental development and growth. Heavy metal contamination may endanger the health and well-being of the population, reduce work productivity and raise national health costs. Further studies are needed to monitor the extent of heavy metal contamination in coastal communities surrounding urban areas. Improving the micronutrient status of the population, raising public awareness on the negative health effects of metal toxicity, developing strategies to prevent further exposure, improving the quality of drinking water, identifying alternative sources of income and implementing industrial waste control laws are recommended. Notes : 1) BATAN : Badan Tenaga Atom National (National Institute for Atomic Energy) in Jakarta. 2) BLK : Balai Laboratorium Kesehatan (Laboratory of the Department of Health) in Surabay.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Restu Marsiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Onset laktasi terlambat dapat menjadi salah satu faktor risiko kegagalan pemberian ASI eksklusif. Ibu yang mengalami onset laktasi terlambat juga berisiko melakukan pemberhentian pemberian ASI lebih cepat. Ibu multipara dapat mengalami keterlambatan onset laktasi dan gagal memberikan ASI eksklusif, sehingga onset laktasi pada ibu multipara perlu untuk diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara frekuensi menyusui dengan onset laktasi pada ibu multipara. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kohort prospektif pada 148 ibu multipara postpartum di Jakarta Timur. Sampel dipilih dengan tehnik consecutive sampling. Analisis dilakukan dengan uji korelasi Spearman dan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi menyusui dan tingkat stress berhubungan signifikan dengan onset laktasi ibu multipara p=0,001 . Semakin jarang frekuensi ibu menyusui bayinya maka onset laktasi ibu bertambah bepeluang lebih lama sebesar 0,237 hari. Semakin tinggi tingkat stress ibu maka onset laktasi berpeluang bertambah lebih lama sebesar 0,135 hari. Penelitian ini merekomendasikan petugas kesehatan untuk mendorong ibu sering menyusui bayinya dengan mengenali tanda-tanda stress pada ibu postpartum di awal masa menyusui. Tindakan intervensi untuk menurunkan stress perlu dilakukan untuk membantu mendorong terjadinya onset laktasi.
ABSTRACT
2018
T50808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Eka Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah kesehatan anak masih menjadi perhatian bagi dunia, termasuk masalah pemenuhan gizi. Salah satu aspek yang menggambarkan pencapaian pemenuhan gizi adalah melalui presentase pemberian Inisiasi Menyusui Dini IMD dan ASI eksklusif. Pelaksanaan IMD di Indonesia masih belum mencapai target dan kurangnya informasi dan motivasi kepada ibu hamil menjadi salah satu penyebab utama rendahnya praktik pemberian IMD dan ASI eksklusif di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menilai adanya dampak pemberian edukasi laktasi prenatal IMD terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita hamil mengenai IMD. Penelitian ini menggunakan teknik uji eksperimental dengan membandingkan kelompok intervensi yang diberikan edukasi laktasi prenatal mengenai IMD dengan kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner pretest dan posttest. Hasil uji mc nemar didapatkan nilai p sebesar < 0.0001 pada perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi dan nilai p sebesar 0.109 pada perubahan sikap sebelum dan sesudah intervensi. Pada hasil perubahan perilaku didapatkan bahwa seluruh ibu hamil dalam kelompok intervensi memiliki perilaku yang baik setelah diberikan intervensi. Sebagai kesimpulan, terdapat perbedaan bermakna pada pengetahuan dan perilaku mengenai IMD pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan edukasi dibandingkan dengan kelompok kontrol dan tidak ditemukan perbedaan bermakna pada sikap mengenai IMD pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan edukasi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
ABSTRACT
Children 39s health problems are still a major concern, including nutrition problem. One aspect that illustrates the accomplishment of nutrition fulfillment is through the percentage of early initiation of breastfeeding IMD and exclusive breastfeeding. Implementation of IMD in Indonesia still has not reached target which lack of information and motivation to pregnant mother become one of the main cause of this condition. This study aims to find out about the impact of prenatal lactation education on the improvement of knowledge, attitudes and behavior of pregnant women about IMD. This study uses experimental test techniques by comparing the intervention group provided with prenatal lactation education about IMD with the control group. Data were collected using pretest and posttest questionnaires. The result of the test was obtained p value.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Adekayanty
Abstrak :
Menyusui merupakan cara terbaik untuk menyediakan makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sikap ibu merupakan salah satu faktor yang dapat diubah dalam memengaruhi pemberian ASI pada bayi. Dukungan dari orang terdekat termasuk ayah juga dapat memengaruhi pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan sikap terhadap menyusui antara ibu dan ayah. Metode penelitian ini menggunakan desain studi komparatif melalui pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 105 responden pasangan suami istri yang memiliki bayi berusia maksimal enam bulan, dan menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan Iowa Infant Feeding Attitude Scale (IIFAS) versi Bahasa Indonesia. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan sikap antara ibu dan ayah terhadap menyusui dengan nilai p value 0,000 (p value ≤ 0,05). Pendidikan kesehatan mengenai ASI eksklusif perlu melibatkan seorang ayah agar dapat meningkatkan pemahaman ayah terkait ASI eksklusif.
Breastfeeding is the best way to provide ideal food for babys growth and development. Maternals attitude is one of the factors that can be changed in influencing breastfeeding in infant. Support from the closest people including fathers can also influence breastfeeding. This research was conducted to identify differences in attitudes toward breastfeeding between maternal and father. The methodology of this research is comparative study design with a cross sectional approach with a sample of 105 respondents husband and wife who have babies up to six months old by using consecutive sampling technique. The instrument used are Iowa Infant Feeding Attitude Scale (IIFAS) in Indonesian version. Data analysis used is univariate and bivariate with Chi Square test. The result of this research shows that there were differences in attitudes between maternal and father towards breastfeeding with a p value of 0,000 (p value ≤ 0,05). Health education about exclusive breastfeeding needs to involve a father so that improve fathers knowledge about exclusive breastfeeding.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lessy Alfiani Sri Fazar
Abstrak :
Menyusui merupakan cara seorang ibu untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi. Pengetahuan tentang pentingnya ASI dan intensi menyusui merupakan hal penting dalam meningkatkan ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan dan intensi menyusui antara ibu hamil remaja dengan ibu hamil dewasa. Desain penelitian yang digunakan aadalah jenis cross sectional komparatif. Jumlah responden dalam penelitian ini 214 ibu hamil primipara. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan (p=0,260; α=0,05) dan intensi menyusui (p= 0,391; α=0,05) antara ibu hamil remaja dengan ibu hamil dewasa. Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi Puskesmas Kota Bogor dalam melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya ASI dan intensi menyusui.
Breastfeeding is a way for mothers to provide the nutrients needed by babies. Knowledge about the importance of breast milk and breastfeeding intentions is important in increasing exclusive breastfeeding. This study discusses the knowledge and intention of breastfeeding between adolescent pregnant women and adult pregnant women. The research design that was used is a comparative cross sectional type. The number of respondents in this study were 214 primiparous pregnant women. The results of this study showed that there is no difference in level of knowledge (p = 0.260; α = 0.05) and breastfeeding intention (p = 0.391; α = 0.05) between adolescent pregnant women and adult pregnant women. The results of this study provide recommendations for the Bogor City Health Center in conducting health promotions about the importance of breastfeeding and breastfeeding intentions.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Elearna Angeline Poetri
Abstrak :
ABSTRAK
Kelahiran bedah cesar merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan angka kesuksesan menyusui ASI eksklusif khususnya di wilayah perkotaan. Fenomena ini berhubungan dengan kesiapan ibu untuk memberikan ASI. Kesiapan meningkatkan menyusui merupakan hal yang penting karena berdampak bagi kesehatan ibu dan bayi. Metode yang digunakan yaitu studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan pada klien dengan kesiapan meningkatan menyusui dari periode antenatal hingga postnatal. Masalah keperawatan utama yang diangkat pada klien 26 tahun yaitu kesiapan meningkatkan menyusui. Data yang mendukung yaitu klien mengatakan anaknya diberikan susu formula karena melanjutkan susu yang diberikan oleh pihak rumah sakit namun masih dan tetap ingin memberikan ASI. Implementasi yang dilakukan adalah edukasi menyusui pada periode antenatal dengan metode diskusi menggunakan lembar balik dan pada periode postnatal dengan metode diskusi serta demonstrasi. Evaluasi dari tindakan adalah klien mengatakan ingin memberikan ASI saja kepada anaknya hingga usia 6 bulan, mengatakan pemberian susu formula sudah dihentikan, dan terjadi peningkatan berat badan sebesar 350 gr pada hari keenam belas.
ABSTRACT
The birth of cesarean section is one of the factors that can reduce the success rate of exclusive breastfeeding in urban areas. This phenomenon is related to mother rsquo s readiness to breastfeed. Readiness for enhanced breastfeeding was crucial because gave an impact to maternal and child health. The method used is case study with nursing care to client with readiness of enhanced breastfeeding from antenatal to postnatal period. The main nursing problem in Mrs. M aged 26th is readiness for enhanced breastfeeding. Supporting data is the client said her child was given formula milk because continuing milk provided by the hospital however she still want to give a breast milk. Implementation is the education of breastfeeding in the antenatal period with discussion method using a flipchart and in the postnatal period with discussion and demonstration methods. Evaluation obtained was that the client said they wanted to breastfeed their babies until 6 months old, saying formula feeding had been stopped, and there was a weight gain of 350 gr on the sixteenth day.
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelia Lugita Santoso
Abstrak :
Pada masa menyusui, kebutuhan gizi ibu mengalami peningkatan. Periode ini merupakan periode penting bagi ibu untuk mengembalikan cadangan gizi ibu setelah melahirkan serta memastikan terpenuhinya kebutuhan energi tambahan untuk menyusui. Namun, berbagai penelitian menemukan bahwa asupan energi ibu menyusui belum memenuhi angka kecukupan yang direkomendasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan asupan energi ibu menyusui di Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional ini menggunakan data sekunder. Terdapat 217 ibu menyusui pada penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu menyusui di Kecamatan Sawangan memiliki asupan energi yang tidak adekuat (78,3%). Keragaman konsumsi pangan (p-value 0,006) dan frekuensi makan (p-value 0,015) merupakan faktor yang berkaitan dengan asupan energi ibu menyusui. Faktor dominan yang berhubungan dengan asupan energi pada ibu menyusui adalah keragaman konsumsi pangan. Ibu menyusui yang konsumsinya tidak beragam berisiko 2,507 kali lebih tinggi untuk mengonsumsi energi tidak adekuat dibandingkan ibu dengan konsumsi beragam, setelah dilakukan kontrol terhadap variabel lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan intervensi pada ibu menyusui salah satunya dengan pemberian makanan tambahan agar dapat memenuhi kebutuhan gizinya sehingga dapat memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan. ......Nutritional needs of mothers are increased during lactation. This period is crucial to replenish their nutrient reserves after childbirth and ensure the fulfillment of additional energy requirements for lactation. However, various studies have reported that energy intake of lactating mothers still falls short of the recommended adequacy levels. This study aimed to identify factors associated with energy intake among lactating mothers at Sawangan District, Depok City. This quantitative study with a cross-sectional design utilizing secondary data. There were 217 lactating mothers included in this study. Data analysis was performed using the chi-square test and binary logistic regression. This study revealed that the majority of lactating mothers at Sawangan District had inadequate energy intake (78,3%). Dietary diversity (p-value 0,006) and eating frequency (p-value 0,015) were found to be factors associated with the energy intake of lactating mothers. The dominant factor was dietary diversity. Breastfeeding mothers who had less diverse food consumption were at a 2,507 times higher risk of having inadequate energy intake compared to mothers with diverse consumption, after controlling for other variables. Therefore, interventions are needed, including the provision of supplementary food, to help lactating mothers meet their nutritional needs and continue providing exclusive breastfeeding for 6 months.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Athirah Salsabila
Abstrak :
Saat ini pencarian nafkah bukanlah merupakan suatu kegiatan yang hanya dilakukan oleh laki-laki saja melainkan dapat dilakukan pula oleh perempuan tidak terkecuali ibu yang sedang menyusui. Hal ini berakibat pada pemberian ASI eksklusif pada bayi. Tingginya angka pekerja perempuan di Indonesia berbanding terbalik dengan tingkat pemberian ASI eksklusif. Beberapa faktor keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja diantaranya adalah efikasi diri dan dukungan sosial tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dan dukungan sosial tempat kerja dengan tingkat keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada perempuan bekerja di DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 204 perempuan bekerja di DKI Jakarta yang memiliki bayi di usia 6 - 24 bulan. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner karakteristik responden, kuesioner Breastfeeding Self-Efficacy dengan hasil cronbach’s alpha sebesar 0,924, dan Kuesioner Workplace Breastfeeding Support hasil cronbach’s alpha sebesar 0,872. Temuan pada penelitian ini menggambarkan 53.8% perempuan bekerja memberikan ASI eksklusif, 60.7% perempuan bekerja memiliki efikasi diri tinggi, dan 58.0% perempuan bekerja memiliki dukungan sosial tempat kerja. Hasil analisis memperoleh nilai p=0.004, sehingga membuktikan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri dengan pemberian ASI dan nilai p=0.914, sehingga membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial tempat kerja dengan pemberian ASI pada perempuan bekerja di DKI Jakarta. Temuan penelitian mengidentifikasi bahwa tingkat pemberian ASI eksklusif di DKI Jakarta pada perempuan bekerja masih melebihi target yang dibuat oleh Kemenkes. Penelitian ini merekomendasikan pelayanan kesehatan untuk memberikan edukasi dan pelatihan mengenai manfaat dan pemberian ASI yang benar pada perempuan bekerja. Penelitian ini merekomendasikan institusi pendidikan keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai peningkatan efikasi diri dan manfaat ASI eksklusif pada mata kuliah keperawatan maternitas. Penelitian juga merekomendasikan peneliti selanjutnya untuk mengembangkan metode, variabel, dan lokasi penelitian guna menjadi pembanding dan penyempurna penelitian yang telah dilakukan. ......Currently the search for a living is not only an activity that is carried out by men but can also can be carried out by women, including mothers who are breastfeeding. This has an impact on exclusive breastfeeding. The high number of female workers in Indonesia is inversely proportional to the rate of exclusive breastfeeding. Several factors for the success of exclusive breastfeeding among working women are self-efficacy and workplace social support. This research aims to determine the relationship between self-efficacy and workplace social support with the success rate of exclusive breastfeeding to working women in DKI Jakarta. The research method used is a quantitative research approach cross sectional in 204 working women in DKI Jakarta who have babies aged 6 - 24 months. The instruments used are respondent characteristic questionnaire, Breastfeeding Self-Efficacy questionnaire, and Workplace Breastfeeding Support questionnaire. The findings in this study illustrate 53.8% of working women provide exclusive breastfeeding, 60.7% of working women have high self-efficacy, and 58.0% of working women have workplace social support. The results of the analysis obtained a value of p = 0.004, thus proving that there is a relationship between self-efficacy and breastfeeding and a value of p = 0.914, thus proving that there is no relationship between workplace social support and breastfeeding for working women in DKI Jakarta. The research findings identify that the rate of exclusive breastfeeding in DKI Jakarta for working women is still exceeding which targets made by Riskesdas. This study recommends that health services provide education and training regarding the benefits and proper breastfeeding for working women. This study recommends nursing education institutions to increase knowledge and skills regarding increasing self-efficacy and the benefits of exclusive breastfeeding in maternity nursing courses. The research also recommends future researchers to develop methods, variables, and research locations to be a comparison and complement the research that has been done.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cowie, Alfred T.
Berlin: Springer-Verlag, 1980
612.664 COW h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>