Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anna Erliyana
Jakarta: FTUI, 2007
639.2 Erl l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Khrisna Prasadya Farras Ahmad
Abstrak :
ABSTRAK
Situs Fort Carcassonne adalah situs Warisan Dunia yang terletak di Perancis yang memiliki sejarah panjang dari zaman Romawi. Situs ini menjadi terkenal dan kontroversial ketika dipulihkan oleh Viollet-le-Duc. Viollet-le-Duc, menggunakan wawasan ilmiah untuk memulihkan Situs Carcassonne, ingin menciptakan kembali keadaan penuh saat digunakan. Restorasi ini juga terjadi pada saat romantisme ketika nasionalisme Perancis sedang bangkit. Proses pendaftaran untuk menjadi Situs Warisan Dunia ditolak pada 1980-an. Namun karena berbagai hal, akhirnya situs tersebut bisa dikenali. Kota Tua Batavia saat ini juga memiliki permasalahan yang sama, yaitu belum mampu menjadi Situs Warisan Dunia. Ada masalah dengan restorasi dan revitalisasi di Kota Tua menurut UNESCO dan beberapa ahli. Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan pelajaran yang dipetik dari Situs Carcassonne untuk Kota Tua dan memberikan saran agar Kota Tua diakui sebagai Situs Warisan Dunia.
ABSTRACT
The site of Fort Carcassonne is a World Heritage site located in France which has a long history dating back to Roman times. The site became famous and controversial when it was restored by Viollet-le-Duc. Viollet-le-Duc, using scientific insights to restore the Carcassonne Site, wants to recreate its full state when used. This restoration also took place at a time of romanticism when French nationalism was on the rise. The registration process to become a World Heritage Site was rejected in the 1980s. However, due to various reasons, the site was finally recognized. The Old City of Batavia currently also has the same problem, which is not being able to become a World Heritage Site. There are problems with restoration and revitalization in the Old Town according to UNESCO and some experts. In this paper, the authors will describe the lessons learned from the Carcassonne Site for the Old Town and make suggestions for the Old Town to be recognized as a World Heritage Site.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izazi Mulya Putra
Abstrak :
Kawasan Kampung Tongkol sebagai bagian dari bentang Kawasan Wisata Sejarah Kota Tua merupakan bagian tengah dari kawasan Sunda Kelapa di bagian utara & Glodok di bagian selatan. Bentang yang berkisar 3 km itu memiliki banyak sekali titik destinasi wisata. Sayangnya, dengan begitu banyaknya destinasi wisata, fasilitas sosial & fasilitas umum pendukung aktivitas berwisata dinilai masih kurang. Pasalnya, Kawasan Wisata Kota Tua dinilai melemah karena pengunjung merasa lelah bergerak dari utara ke selatan atau sebaliknya tanpa adanya ruang jeda untuk beristirahat. R-Cade sebagai salah satu solusi, diharapkan mampu menjadi ruang peristirahatan sejenak sekaligus penyedia fasilitas umum & fasilitas sosial. Disamping tujuan tersebut, R-Cade juga ditujukan untuk menghubungkan komplek museum dekat Stasiun Kota Tua dengan Kawasan Kampung Tongkol, sebagai objek arsitektur yang berlikasi tepat di antara kedua kawasan ini.
Kampung Tongkol area as a part of the Kota Tua Historical Tourism Area landscape is the central part of the Sunda Kelapa region in the north & Glodok in the south. The span which is about 3 km has a lot of tourist destination points. Unfortunately, with so many tourist destinations, social facilities & public facilities supporting tourism activities are still considered lacking. Because the Kota Tua Tourism Area is considered weak because visitors feel tired of moving from north to south or vice versa without any space to rest. R-Cade as one of the solutions, is expected to become a resting place for a moment as well as a provider of public facilities & social facilities. Besides these objectives, R-Cade is also intended to connect the museum complex near Kota Tua Station with the Kampung Tongkol area, as an architectural object that is located right between these two regions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Karunia Ramadhan
Abstrak :
Jl. Pancoran merupakan daerah yang terapit oleh kawasan bersejarah yaitu Kota Tua dan Glodok. Dalam perancangan ini, Jl. Pancoran merupakan jembatan penghubung masyarakat urban Jakarta dengan kawasan turisme Kota Tua dengan menghadirkan berbagai macam fasilitas penunjang dan juga atraksi tersendiri. Untuk merealisasikan itu, pengolahan site berupa transportasi air dilakukan pada Kali Krukut yang tehubung sampai Pelabuhan Sunda Kelapa untuk menghadirkan atraksi dan transportasi umum alternatif berupa terminal air.

Sebuah terminal air akan berfungsi sebagai penyambung daerah Pancoran dengan keseluruhan kawasan bersejarah Jakarta lainnya dan juga berfungsi sebagai penunjang kegiatan pariwisata pada konteks local Glodok dan Pancoran bersama dengan perancangan masterplan Pancoran Glodok.

 


Jl. Pancoran is an area surrounded by heritage sites that are Kota Tua and Glodok. In this design plan, Jl. Pancoran acts as a bridge to connect the urban people of Jakarta with the heritage tourism in Kota Tua by offering a multitude of supporting facilities and its own set of attractions. To realise that, a site development in the form of water transportation is done on the Krukut Canal which is connected all the way to Sunda Kelapa Harbour to create a public transport system as well as attraction in the form of a water terminal.

The water terminal aims to function as a direct connection between Pancoran and the Jakarta heritage areas as well as a supporting amenity in its own local context along with the redesign of the Pancoran Glodok masterplan.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Alfarisi
Abstrak :
Grunhirst merupakan proyek sekaligus tugas akhir penulis sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Profesi Arsitektur. Proyek berada di lahan seluas 162500 meter persegi atau 1,6 hektar. Proyek berlokasi di utara Kota Tua, tepatnya di Parkiran dan Pujasera Kota Tua. Proyek ini merupakan usaha untuk merehabilitasi bangunan cagar budaya yang saat ini rusak berat dan revitalisasi pujasera yang saat ini sepi dan ditinggalkan dan menyesuaikannya terhadap masterplan dan peran kawasan Kampung Tongkol demi mendukung kawasan wisata Batavia. Selain revitalisasi program ruang yang sudah ada, proyek ini menambah program ruang seperti perpustakaan dan taman, yang merupakan bentuk penyesuaian terhadap potensi TOD yang dimiliki tapak.
Grunhist is a final project that author did as student of Architecture Professional Education. This project is built on 1.6 hectare lot, which is located on north side of Kota Tua, approximately on Kota Tua Food court and Parking Lot. This project is also an attempt to rehabilitate heritage building that is heavily damaged now and to revitalize the food court which is quiet deserted right now and adjust the programs to support Kampung Tongkols role to enhance Tourism Area of Batavia. Besides revitalize existing program, this project also adds programs such as library and garden, which are adjustment of projects programs toward TOD potential that the site possess.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Fitrisari
Abstrak :
Kawasan Kota Tua merupakan area yang sebagian besar kawasannya terdiri dari kawasan cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda yang di dalamnya terdapat bangunan bersejarah. Untuk itu pemerintah Jakarta melakukan upaya pelestarian dan revitalisasi bangunan-bangunan cagar budaya beserta kawasan Kota Tua secara keseluruhan. Karya tugas akhir ini merupakan sebuah respon terhadap kebijakan pelestarian kawasan Kota Tua tersebut. Museum Sejarah Pinisi merupakan bagian dari penataan ulang revitalisasi kawasan Luar Batang sebagai tujuan pariwisata yang mendukung kawasan pariwisata cagar budaya Kota Tua. Kawasan ini mengangkat Journey of Pinisi sebgai program utama kawasan sebagai kawasan pariwisata edukasi yang mengedukasi pengunjung tentang Kapal Pinisi dimulai dari proses pembuatannya, sejarahnya, masyarakat penciptanya, hingga perjalanannya sebagai faktor penyokong aktivitas dagang di Kota Batavia pada masa penjajahan Belanda. Pembuatan kapal pinisi merupakan serangkaian proses yang tidak hanya mencakupp teknik pembuatan saja namun juga beberapa upacara tradisi yang mengiringi berjalannya pembuatan Kapal Pinisi. Serangkaian proses ini merupakan cagar budaya tak benda yang telah ada dan terus dilakukan dalam pembuatan Kapal Pinisi sejak abad ke 16. Namun, semenjak penemuannya hingga saat ini telah banyak terjadi perubahan bentuk dan ukuran pada Kapal Pinisi. Untuk itu Museum Sejarah Pinisi menunjukan bagaimana perubahan bentuk dan ukuran pada Kapal Pinisi tersebut terjadi.
The Kota Tua region is an area that mostly consist of heritage from the Dutch colonial era that have many historical buildings. Therefore, the Jakarta govement is doing an effort to preserve and revitalize the historical buildings and the Kota Tua region as a whole. This final project is a response to that Kota Tua preservation policy. Pinisi Historical Museum is a part of the redesign of Luar Batang area as a tourist destination that supports Kota Tua. Luar Batang will promote the Journey of Pinisi as the main program of this educational tourism area that educates the visitors about Pinisi ship starting from its manufacturing process, history, community, and journey as one of the supporting factor of Batavias trading activity in the Dutch colonization. Pinisi ship making is a series of processes that not consist of the manufacturing process and of a series of ceremonies that accompanies the process of manufacturing itself. These processes are one of Indonesian intangible heritage that has been carried out since the 16th century. However the design and size of the
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library