Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nilasari
Abstrak :
ABSTRAK Patient safety suatu keadaan dimana keselamatan pasien terjamin waktu menjalani pelayanan di rumah sakit. Tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran pengaruh pelatihan patient safety terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat klinik pada penerapan patient safety. Metodologi menggunakan pre experiment one group pretest?posttest design. Sampel 41 perawat. Hasil penelitian menggambarkan peningkatan bermakna sesudah pelatihan adalah pengetahuan, pengidentifikasian pasien, komunikasi saat operan, pemberian obat secara benar penandaan sisi tubuh yang benar, pencegahan salah kateter/salah slang, pencegahan risiko pasien jatuh, kebersihan tangan (p=0,000), tidak ada peningkatan bermakna adalah pengendalian cairan infus (p=0.137), penggunaan alat injeksi sekali pakai(p=0,257). Rekomendasi perlu penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan metodologi penelitian lebih kuat, yang bertujuan untuk menggali lebih dalam penerapan patient safety guna meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
ABSTRACT Patient safety is a condition when a patient is assured of safety when he was undergoing treatment in hospital. The purpose of this research was to describe the influence of patient safety training to the improvenet of knowledge and skills of clinical nurses on patient safety implementation. Methodology used in this research was qualitative approach, and using pre-experimental and one group pretest- post group design with 41 clinical nurses as the sample. The results showed that there was a significant improvement after the nurses got the training which are: knowledge, patient identification, communication at shift change, the correct drug administration, marking the correct side of the body, prevention of catheter assembly, preventing the risk of patient falls, and hand hygiene (p=0,000), while there was no significant improvement in the control of intravenous fluids (p=0,137) and disposable syringe (p=0,257). It is suggested that there is an advance research using stronger methodologies that aim to dig deeper into the implementation of patient safety in order to improve the quality of hospital services.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28471
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Budiman
Abstrak :
Latar belakang: Pengembangan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan di Puskesmas masih belum rutin dilakukan, sehingga umumnya belum mampu melakukan tatalaksana awal pada bayi bermasalah. Tujuan: Mengetahui pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan di Puskesmas wilayah Tangerang mengenai resusitasi, stabilisasi, dan transportasi neonatal, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhinya, serta mengetahui profil SNAPPE II neonatal yang dirujuk dari Puskesmas tersebut. Metode: Metode yang digunakan adalah mixed method yaitu penelitian kuantitatif desain kuasi-eksperimental (pretest-posttest) yang menilai pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan, serta SNAPPE II neonatal yang dirujuk sebelum dan sesudah intervensi, disertai pendalaman kualitatif melalui wawancara sistem kesehatan meso dan makro, serta focus group discussion sistem kesehatan mikro. Hasil: Penelitian dilakukan di 12 puskesmas wilayah Tangerang, dengan subjek 36 petugas kesehatan, dan wawancara mendalam kepada 17 sistem kesehatan meso dan makro. Pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan mengalami peningkatan bermakna sebelum dan sesudah pelatihan (p<0,001 dan p=0,002), namun nilai rerata stabilisasi dibawah batas lulus. Dalam pemantauan selama 3 bulan pasca pelatihan, retensi keterampilan penanganan kegawatan neonatal cukup baik dan didapatkan perbedaan bermakna sebelum dan sesudah intervensi (p<0,001). Pada VTP terdapat perbedaan bermakna dengan penurunan di bulan kedua (90,4 dan meningkat kembali di bulan ketiga (93.5sedangkan nilai rerata pemberian CPAP dan stabilisasi selalu dibawah batas lulus. Nilai SNAPPE II pada neonatal yang dirujuk ke rumah sakit menunjukkan perbaikan prognosis yang bermakna secara statistik (p=0,013). Analisis kualitatif menemukan 3 akar masalah utama yaitu keterbatasan sumber daya manusia, kualifikasi SDM yang belum mengikuti pelatihan maupun resertifikasi, dan monitoring evaluasi berkelanjutan, dengan 3 alternatif solusi berupa pelatihan dan update klinis berbasis teknologi (daring), pendampingan Dokter Spesialis Anak (Konsultan Neonatologi), serta supervisi Dinas terkait bekerjasama dengan organisasi profesi. Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan di Puskesmas wilayah Tangerang mengenai resusitasi, stabilisasi, dan transportasi neonatal sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) intervensi. Terdapat tiga faktor utama yang memengaruhi pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan antara lain jumlah SDM, kualifikasi SDM dan monitoring evaluasi yang berkesinambungan. Terdapat peningkatan profil SNAPPE II pada neonatal yang dirujuk ke rumah sakit oleh Puskesmas yang dilatih sesudah intervensi dibandingkan sebelumnya ......Background: The development of knowledge and skills of health workers at public health centers is not yet routinely carried out, so generally they are not able to carry out initial management of neonatal emergencies. Objective: To determine the knowledge and skills of health workers at Tangerang district public health centers regarding neonatal resuscitation, stabilization and transportation, to analyze the influencing factors, and to determine the profile of SNAPPE II neonates referred from the public health centers. Methods: A mixed method, quantitative research with a quasi-experimental design (pretest-posttest) that assesses the knowledge and skills of health workers, SNAPPE II for referred neonates before and after intervention, accompanied by qualitative deepening through interviews of meso and macro health systems, and focus group discussion on micro health systems. Result: The study was conducted in 12 public health centers in Tangerang area, with 36 health workers as subjects, and in-depth interviews with 17 meso and macro health systems. Knowledge and skills of health workers experienced a significant increase before and after training (p<0.001 and p=0.002), but the mean value of stabilization was below the pass threshold. In monitoring for 3 months after training, the retention of neonatal emergency handling skills was quite good and there were significant differences before and after intervention (p<0.001). In VTP there is a significant difference with a decrease in the second month (90.4 ± 9.0) and increase again in the third month (93.5 ± 7.8), while the mean value of CPAP and stabilization is always below the pass limit. The SNAPPE II value for neonatal admissions to hospital showed a statistically significant improvement in prognosis (p=0.013). Qualitative analysis found 3 main root problems, namely limited human resources, qualifications of human resources who have not attended training or recertification, and continuous evaluation monitoring, with 3 alternative solutions in the form of training and technology-based clinical updates (online), assistance of Pediatricians (Neonatology Consultants), and the supervision of related agencies in collaboration with professional organizations. Conclusion: There were significant differences in the knowledge and skills of health workers at the Tangerang district public health centers regarding resuscitation, stabilization, and neonatal transportation before (pretest) and after (posttest) intervention. There are three main factors that affect the knowledge and skills of health workers, including the number of human resources, qualifications of human resources and continuous monitoring and evaluation. There is an increase in the SNAPPE II profile among neonates referred to hospital by public health centers trained after intervention compared to before.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linarsih
Abstrak :
ABSTRAK
Pendidikan kesehatan ibu dan anak lebih banyak dilaksanakan melalui konsultasi perorangan atau perkasus pada waktu ibu datang memeriksakan kehamilannya, bayi atau balitanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan anak. Desain penelitian menggunakan rancangan quasi experiment dimana seluruh populasi dijadikan sampel berjumlah 42 ibu hamil. Uji hipotesis menggunakan paired sample t-test. Hasil menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan, keterampilan sebelum dan sesudah pelatihan serta keterampilan sesudah dan satu bulan sesudah pelatihan kelas ibu hamil, dengan demikian perlu dikembangkan program kelas ibu hamil sebagai salah satu upaya untuk menekan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi.
ABSTRACT
Maternal and child health education more consultation is carried out through individual or per case at the time the mother came to check her pregnancy, babies or toddler. This study aims to determine the effect of pregnant women class to increase their knowledge and skills of pregnant women on maternal and child health. The study design is quasi experiment using a design where the entire population sampled, amounting to 42 pregnant women. Hypothesis testing using a paired sample t-test. The results showed there were significant differencesbetween the knowledge, skills before and after training skills and one month after the training pregnant women class, as such programs should be developed pregnant women class as part of efforts to reduce morbidity and mortality in mothers and babies.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Budiman
Abstrak :
Latar belakang: Pengembangan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan di Puskesmas masih belum rutin dilakukan, sehingga umumnya belum mampu melakukan tatalaksana awal pada bayi bermasalah. Tujuan: Mengetahui pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan di Puskesmas wilayah Tangerang mengenai resusitasi, stabilisasi, dan transportasi neonatal, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhinya, serta mengetahui profil SNAPPE II neonatal yang dirujuk dari Puskesmas tersebut. Metode: Metode yang digunakan adalah mixed method yaitu penelitian kuantitatif desain kuasi-eksperimental (pretest-posttest) yang menilai pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan, serta SNAPPE II neonatal yang dirujuk sebelum dan sesudah intervensi, disertai pendalaman kualitatif melalui wawancara sistem kesehatan meso dan makro, serta focus group discussion sistem kesehatan mikro. Hasil: Penelitian dilakukan di 12 puskesmas wilayah Tangerang, dengan subjek 36 petugas kesehatan, dan wawancara mendalam kepada 17 sistem kesehatan meso dan makro. Pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan mengalami peningkatan bermakna sebelum dan sesudah pelatihan (p<0,001 dan p=0,002), namun nilai rerata stabilisasi dibawah batas lulus. Dalam pemantauan selama 3 bulan pasca pelatihan, retensi keterampilan penanganan kegawatan neonatal cukup baik dan didapatkan perbedaan bermakna sebelum dan sesudah intervensi (p<0,001). Pada VTP terdapat perbedaan bermakna dengan penurunan di bulan kedua (90,4 ± 9,0) dan meningkat kembali di bulan ketiga (93.5 ± 7,8), sedangkan nilai rerata pemberian CPAP dan stabilisasi selalu dibawah batas lulus. Nilai SNAPPE II pada neonatal yang dirujuk ke rumah sakit menunjukkan perbaikan prognosis yang bermakna secara statistik (p=0,013). Analisis kualitatif menemukan 3 akar masalah utama yaitu keterbatasan sumber daya manusia, kualifikasi SDM yang belum mengikuti pelatihan maupun resertifikasi, dan monitoring evaluasi berkelanjutan, dengan 3 alternatif solusi berupa pelatihan dan update klinis berbasis teknologi (daring), pendampingan Dokter Spesialis Anak (Konsultan Neonatologi), serta supervisi Dinas terkait bekerjasama dengan organisasi profesi. Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan di Puskesmas wilayah Tangerang mengenai resusitasi, stabilisasi, dan transportasi neonatal sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) intervensi. Terdapat tiga faktor utama yang memengaruhi pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan antara lain jumlah SDM, kualifikasi SDM dan monitoring evaluasi yang berkesinambungan. Terdapat peningkatan profil SNAPPE II pada neonatal yang dirujuk ke rumah sakit oleh Puskesmas yang dilatih sesudah intervensi dibandingkan sebelumnya. ......Background: The development of knowledge and skills of health workers at public health centers is not yet routinely carried out, so generally they are not able to carry out initial management of neonatal emergencies. Objective: To determine the knowledge and skills of health workers at Tangerang district public health centers regarding neonatal resuscitation, stabilization and transportation, to analyze the influencing factors, and to determine the profile of SNAPPE II neonates referred from the public health centers. Methods: A mixed method, quantitative research with a quasi-experimental design (pretest-posttest) that assesses the knowledge and skills of health workers, SNAPPE II for referred neonates before and after intervention, accompanied by qualitative deepening through interviews of meso and macro health systems, and focus group discussion on micro health systems. Result: The study was conducted in 12 public health centers in Tangerang area, with 36 health workers as subjects, and in-depth interviews with 17 meso and macro health systems. Knowledge and skills of health workers experienced a significant increase before and after training (p<0.001 and p=0.002), but the mean value of stabilization was below the pass threshold. In monitoring for 3 months after training, the retention of neonatal emergency handling skills was quite good and there were significant differences before and after intervention (p<0.001). In VTP there is a significant difference with a decrease in the second month (90.4 ± 9.0) and increase again in the third month (93.5 ± 7.8), while the mean value of CPAP and stabilization is always below the pass limit. The SNAPPE II value for neonatal admissions to hospital showed a statistically significant improvement in prognosis (p=0.013). Qualitative analysis found 3 main root problems, namely limited human resources, qualifications of human resources who have not attended training or recertification, and continuous evaluation monitoring, with 3 alternative solutions in the form of training and technology-based clinical updates (online), assistance of Pediatricians (Neonatology Consultants), and the supervision of related agencies in collaboration with professional organizations. Conclusion: There were significant differences in the knowledge and skills of health workers at the Tangerang district public health centers regarding resuscitation, stabilization, and neonatal transportation before (pretest) and after (posttest) intervention. There are three main factors that affect the knowledge and skills of health workers, including the number of human resources, qualifications of human resources and continuous monitoring and evaluation. There is an increase in the SNAPPE II profile among neonates referred to hospital by public health centers trained after intervention compared to before.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Samuel
Abstrak :


ABSTRAK
Peran apoteker di dalam CPOB sangat penting terkait dengan mutu obat sehingga perlu bagi seorang mahasiswa apoteker untuk mendapatkan pengalaman kerja sebelum nantinya akan mengerjakan tanggung jawabnya di dunia farmasi, salah satunya dengan mengikuti Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Melalui PKPA ini, mahasiswa profesi apoteker diharapkan dapat melihat keadaan nyata di industri farmasi serta menerapkan ilmu-ilmu teori yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam laporan ini, calon apoteker akan menjelaskan hasil praktek kerja yang telah dijalan selama dua bulan. Selama PKPA, calon apoteker mengikuti initial training dan ditempatkan di departemen Quality Assurance. Calon apoteker membuat protokol dan laporan validasi proses, validasi pembersihan, dan studi waktu tunggu bersih serta mengerjakan pembuatan analisis worst case untuk validasi pembersihan.

Setelah mengikuti PKPA, calon apoteker mengetahui peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di Industri Farmasi antara lain sebagai penanggung jawab produksi, penanggung jawab pengawasan mutu, dan penanggung jawab pemastian mutu dengan pemahaman akan CPOB yang menjadi kebutuhan dasar seorang apoteker. Selain itu, calon apoteker telah melihat penerapan langsung pada proses produksi sesuai dengan kedua belas aspek yang ada pada CPOB dan menyadari pentingnya peran apoteker di dalam industri farmasi untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu sesuai tujuan penggunaann
ABSTRAK
harmacist role in application of GMP is very important related to the quality of the drug, therefore a pharmacist student needs to have working experience. Internship is one of many ways to get that experience. Through internship, pharmacist students are expected to see the real condition in pharmaceutical industry and apply theories that had been learned before. In this report, pharmacist student will explain the result of the internship that had been done for 2 months. During the internship, pharmacist student had initial training and is plotted in Quality Assurance department. Pharmacist student made process validation, cleaning validation, and clean holding time protocol and report, also did the worst case analysis for cleaning validation.

As the result of the internship, pharmacist student understood the role, job and responsibility of pharmacist in pharmaceutical industry such as PIC of production, PIC of Quality Assurance, and PIC of Quality Control with GMP as a basic knowledge. Then, pharmacist student also had seen the production process according to the twelve aspect o
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Ayu Fajarningrum
Abstrak :


ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma Cibubur Periode Bulan April Tahun 2016 bertujuan untuk memiliki wawasan, pengetahuan, dan pengalaman praktis dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek, memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai standar pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Apotek Kimia Farma Cibubur, memiliki gambaran secara nyata mengenai peran, fungsi, dan tanggung jawab sebagai apoteker dalam bekerja di apotek, dan mengetahui permasalahan yang dapat terjadi dalam melakukan pekerjaan di apotek dan memahami strategi penyelesaiannya. Selama melakukan praktek kerja, mahasiswa melakukan berbagai kegiatan yang termasuk dalam standar pelayanan kefarmasian di apotek yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, serta melakukan pelayanan farmasi klinik kepada pasien. Praktek kerja profesi dilakukan selama empat minggu dengan tugas khusus yaitu Profil Peresepan di Apotek Kimia Farma Cibubur pada Bulan Maret 2016.
ABSTRAK
Profession internship at Kimia Farma Cibubur Pharmacy on April 2016 was intended to have insight, knowledge, and practical experience in doing pharmaceutical practice in pharmacy, have knowledge and understanding about standard of pharmaceutical service performed in Kimia Farma Cibubur Pharmacy, have description about roles, functions, and responsibilities as clinical apothecary in pharmacy, and understand to solve problems happened during working in pharmacy. During practice, student was performed several activity related to pharmaceutical services are management of pharmaceutical dosage, medical devices, medical disposable material, and doing pharmaceutical service to patients. Practice was performed for four weeks with the specific assignment is Profile Prescribing in Kimia Farma Cibubur in March 2016.
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Ayu Fajarningrum
Abstrak :
Praktek Kerja Profesi di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Periode Bulan Januari Tahun 2016 bertujuan untuk memiliki pengetahuan tentang tugas pokok Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat di bidang farmasi, memahami peran dan fungsi apoteker dalam Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat, memiliki gambaran bekerja dalam ruang lingkup pemerintahan, dan mengetahui pokok permasalahan dalam melakukan pekerjaan di bidang pemerintahan. Selama melakukan praktek, mahasiswa farmasi ditempatkan di Seksi Sumber Daya Kesehatan. Praktek kerja profesi dilakukan di Puskesmas Kecamatan Menteng dan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat dengan tugas khusus yaitu Absensi Pelaporan Narkotika dan Psikotropika oleh Sarana Apotek di Wilayah Jakarta Pusat Periode Tahun 2015. Tujuan utama dari tugas khusus yang dilakukan adalah untuk memahami pelaksanaan pelaporan narkotika dan psikotropika oleh apotek, mengetahui permasalahan absensinya apotek dalam melaksanakan pelaporan narkotika dan psikotropika, mengetahui peran apoteker dalam pelaporan narkotika dan psikotropika.
Profession internship at Health Department of Central Jakarta on Januari 2016 intended to have knowledge about principal duties of Central Jakarta Health Department in pharmaceutical, understand about apothecary functions and responsibilities in Health Department of West Jakarta, have insight to work in government, and how to understand problem that commonly happens during working in government division. During practice, students was placed in Health Resource Division. Practice was performed in Public Health Center Menteng and Health Department of Central Jakarta with specific assignment is Absences Reporting Narcotic and Psychotropic by Pharmacy in the region of Central Jakarta Period 2015. The Purpose of specific assignment performed is to understand the reporting of narcotics and psychotropic substances by pharmacies, the problems in implementing the reporting of narcotics and psychotropic substances, knowing the role of pharmacists in the reporting of narcotic and psychotropic drugs.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Dystra Maharani
Abstrak :


ABSTRAK Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma Lenteng Agung bertujuan agar calon apoteker mampu memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di apotek dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian. Tugas khusus yang diberikan berjudul poster dan edukasi mengenai aturan minum obat yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, sebagai bagian dari pelayanan informasi obat (PIO) dan meningkatkan pelayanan farmasi klinik di apotek.
ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma Lenteng Agung bertujuan agar calon apoteker mampu memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di apotek dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian. Tugas khusus yang diberikan berjudul poster dan edukasi mengenai aturan minum obat yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, sebagai bagian dari pelayanan informasi obat (PIO) dan meningkatkan pelayanan farmasi klinik di apotek.
ABSTRAK
Profession Internship at Apotek Kimia Farma Lenteng Agung aimed next generation pharmacists are able to understand the duties and responsibilities of phamacists in pharmacy management, as well as to do pharmaceutical practices in accordance with statuory provisions and ethics, have insight, knowledge, skills and practical experience to carry out pharmaceutical practice in pharmacy and have real visions about issues in pharmaceutical practice and learn the strategies that can be done for development of pharmaceutical practice. Spesific assignment entitled poster dan educational brochure about management drug intake that aimed to educate society as part of drug information services and improve clinical pharmacy services at pharmacy.
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library