Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tokyo : Japan Publication Trading
050 IIC
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Haris Moedjeni
Abstrak :
Prestasi peradaban yang dicapai bangsa Jepang dewasa ini dicapai melalui proses historis yang sangat panjang dan pengembangan sistem filsafat yang mendasari tegaknya peradaban itu di atas akar budaya dan sistem tradisi bangsanya yang tertanam kuat-dalam di dalam kepribadian bangsa ini. Teori Local Genius digunakan agar lebih khas. Di samping pembuktian adanya local genius dalam kebudayaan Jepang yang memberikannya ciri-ciri yang khas, juga dibahas faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti faktor alam, sistem ekonomi pertanian dan perdagangan dan industrial, serta sistem politik yang sudah ada sejak perioda kuna dan tetap berpengaruh sampai dewasa ini. Teori Challenge and Response digunakan sebagai pisau analisis untuk membedah sejauh mana peranan local genius Jepang berperan aktif dalam menjawab tantangan dari dalam dan luar kebudayaan JEpang serta menjadi cetakan pembentuk peradaban Jepang dewasa ini dengan ciri-cirinya yang khas. Semua data diambil dari sumber kepustakaan berupa buku, karya leksikografis, dan makalah. Local genius bangsa Jepang mempunyai ciri-ciri yang kontradiktif. Kesetiaan, yang konservatif, dan kecendikiaan yang progresif, merupakan dua unsur dominan yang berperan secara simultan dalam sejarah Jepang. Pengendalian diri, budi pekerti dan kearifan adalah ciri-ciri psikologis bangsa Jepang yang natif. Ciri-ciri ini terekspresi jelas di dalam produk-produk budaya nasionalnya: arsitektur, kesusastraan, upacara minum teh, sistem sosial dan sistem politik yang sederhana, terbuka, kekeluargaan, mungil, alami, asimetris, dan memiliki kehangatan domestik yang merupakan ciri-ciri purba local genius bangsa Jepang. Alam, sistem ekonomi dan sistem politik adalah tiga faktor obyektif yang mempengaruhi local genius bangsa Jepang. Local genius kebudayaan Jepang tidak sekedar lestari dalam bentuk artefak-artefak budaya yang mati, melainkan aktif sebagai pola (patron) dan wadah pelaku (agency) dalam penciptaan dan pencetakan kembali unsur-unsur kebudayaan asing yang dipinjamnya, sehingga dihasilkan produk-produk budaya yang forma, sifat konsepsi dan sensibilitasnya khas Jepang. Peradaban Jepang juga menghasilkan produk budaya yang gagasannya murni Jepang berkat kesinambungan tradisi purba yang dilestarikan dan diaktifkan oleh segenap lapisan masyarakatnya. Di dalam proses ini ada peran wanita, yang juga khas local genius Jepang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nungky Widyaningsih
Abstrak :
Di Jepang, obentou tidak hanya dianggap sebagai kotak makan siang saja, tetapi juga merupakan sarana mengekspresikan kasih sayang. Selain kaya akan nutrisi, obentou juga harus ditata sedemikian rupa agar orang-orang tertarik untuk memakannya. Di Taman Kanak-Kanak Jepang, seorang ibulah yang wajib membuatkan obentou bagi anaknya. Para ibu harus berusaha sekuat tenaga mengekspresikan atau merepresentasikan diri mereka dalam obentou tersebut agar anak-anak dapat mengikuti kegiatan di Taman Kanak-Kanak tanpa kesulitan. Untuk membuat obentou yang identik dengan kasih sayang, usaha yang melibatkan pengorbanan, pengertian, juga kreatifitas sangat dibutuhkan. Dengan membuat obentou yang menarik dan penuh nutrisi, anak-anak diharapkan tidak hanya dapat makan dengan lahap dan riang, namun juga dapat merasakan cinta sang ibu dalam obentou yang dimakannya.
Abstract
In Japan, obentou is not only just a lunch box, but also one mean to express someone_s affection. Besides the nutrition factor, obentou has to be nicely arranged and designed so that the people are interested in consuming it. In Japanese Preschool, it is the mothers who have the obligation to make the obentou for their children every morning. Mothers must have the ability to represent and express themselves through the obentou arrangement so that the children can do their daily activities well at preschool. In order to make obentou full of motherly affection, effort needs to be done. The effort made to express affection involves sacrifice, understanding, and creativity. Because of the nutritious and well arranged obentou, children are not only expected could enjoy their lunch time, but also could feel their mothers_ affection in the obentou.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13759
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nagoya, Japan : Department of Japanese Studies Nanzan University
050 NSJL 4 (2004)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Chinthea Anggreni
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memahami sebuah gejala atau bentuk kepercayaan rakyat Jepang terhadap engimono (_) atau benda pembawa keberuntungan umumnya, kepercayaan terhadap manekineko (_) khususnya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan, yaitu dengan memanfaatkan sumber-sumber dari koleksi Perpustakaan Pusat Studi Jepang, Chiba University, Perpustakaan Chiba Chuo, dan Perpustakaan The Japan Foundation. Metode observasi lapangan juga digunakan dengan Cara mengunjungi museum dan kuil yang berhubungan dengan manekineko (_). Penulis menggunakan berbagai teori diantaranya adalah teori Ernst Casirrer yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk simbolis. Selain itu penulis juga menggunakan teori shomin shinkou (_) yang dikemukakan oleh Kusunoki Masahiro dalam bukunya Shomin Shinkou no Sakai.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kehidupannya manusia selalu menciptakan simbol sebagai wujud nyata dari gagasan atau idenya dan juga menggunakan simbol dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu kepercayaan masyarakat terhadap engimono (_), benda-benda yang dianggap sebagai simbol pembawa keberuntungan dalam tradisi Jepang, salah satunya manekineko (_ ), adalah salah satu gejala shomin shinkou (_) yang terbentuk dalam kebudayaan masyarakat Jepang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolana Wulansuci
Abstrak :
Skripsi ini membahas budaya populer manga dan anime sebagai soft power Jepang. Pembahasan ini menggunakan konsep budaya populer oleh John Storey dan konsep soft oleh Joseph S. Nye Jr. Penelitian ini difokuskan pada manga dan anime Doraemon serta menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskriptif analisis. Perhatian pemerintah Jepang terhadap budaya populer yang dimanfaatkan menjadi soft power salah satunya dapat dilihat dari ditunjuknya Doraemon menjadi Duta Budaya Animasi Jepang pertama pada tahun 2008 yang memiliki misi diplomasi khusus. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai budaya populer manga dan anime yang dimanfaatkan Jepang sebagai soft power negara tersebut dalam menjalin hubungan dengan dunia internasional. ...... This thesis is about popular culture manga and anime as Japan_s soft power. The research is using the concept of popular culture by John Storey and soft power_s concept by Joseph S. Nye Jr. The focus of this thesis is on Doraemon_s manga and anime. The Japanese government concerns on make use of popular culture as soft power can be seen from Doraemon_s appointment as the first Anime Cultural Ambassador in 2008 which has a special diplomatic mission. This thesis uses qualitative descriptive analysis methode. The purpose of this study is to understand the use of popular culture as soft power for Japan on making relationship with the international world.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13904
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puput Setia Susanti
Abstrak :
ABSTRAK
Puput Setia Susanti. Abstrak skripsi sbb. Olahraga merupakan salah satu praktik kebudayaan. Salah satu contoh olahraga di Jepang adalah sumo. Sumo berasal dari ritual kepercayaan Shinto. Skripsi ini membahas perubahan sumo ritual menjadi olaheaga populer Jepang dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori Leslie White tentang perubahan budaya dan Jay Coakley tentang olahraga. Analisis dari penelitian ini menyimpulkan bahwa perkembangan sosial, politik, dan ekonomi mempengaruhi perubahan sumo ritual menjadi olahraga populer.
Abstract
Sport is a form of culture. One of the sports in Japan is sumo. Sumo comes from a ritual in the Shinto religion. This thesis discusses the change in ritual sumo into a popular sport in Japan, using the analytic descriptive method, and theories by Leslie White about the change of culture, and from Jay Coakley about sport. The analysis of this study concludes that the development of social, politic, and economy has influenced the change of ritual sumo into a popular sport.
2010
S13801
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Sawitri Dradjat
Abstrak :
ABSTRAK
Pet Boom merupakan tren memelihara hewan di Jepang yang berkembang sejak tahun 1996. Tren ini berkembang dikarenakan faktor-faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal adalah berubahnya struktur masyarakat yang menambah jumlah lansia yang hidup seorang diri dalam masyarakat Jepang. Skripsi ini membahas mengenai perkembangan pet boom, khususnya kaitannya dengan perubahan struktur keluarga Jepang yang berdampak terhadap kaum lansia di Jepang, berakibat pada renggangnya hubungan antar manusia yang menjadikan memelihara binatang sebagai sesuatu kebutuhan. Hal tersebut memberi peningkatan terhadap perkembangan perboom.
Abstract
Pet boom is a trend on owning pets in Japan, that has occurred since 1996. This trend is affected by internal and external factors. One of the external factor is the change of family structure which raises number of elder people living alone among the Japanese society. This thesis discusses the development of pet boom, especially its relation to the change of family structure in Japan, in which affected elderly in the society. This thesis uses deductive-analytic method. The analysis of this study concludes that the change of family structure in the Japanese society has cause a bigger gap between human relations, which makes owning pets as a necessity. This gives an improvement in the development of pet boom.
2010
S13473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo : Hideya Kawakita Japan Belier Art Center, 2007,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Purnama Dewi
Abstrak :
Penelitian ini memiliki tiga tujuan. Yang pertama adalah untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan genkan dalam struktur tata ruang rumah Jepang. Tujuan yang kedua adalah untuk mengetahui mengapa genkan merupakan bagian yang harus ada dalam struktur tata ruang rumah Jepang. Kemudian, yang ketiga bertujuan untuk mengetahui bagaimana genkan di tengah perkembangan desain tata ruang yang semakin modern mampu bertahan hingga saat ini. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kepustakaan. Berdasarkan pada pengertian genkan yang tertera pada Kamus Kojien akan dilakukan analisis terhadap pengertian dan fungsi genkan yang dikaitkan dengan teori uchi-soto Seiichi Makino dan Charles J. Quinn, Jr, serta pernyataan Shigeru Iijima mengenai factor pembentukan psikologi orang Jepang yang ada dalam lingkup arsitektur Jepang. Hasil penelitian menunjukan bahwa genkan yang merupakan bagian dari tata ruang rumah jepang tetap dapat bertahan dengan karakteristiknya yang khas, memiliki fungsi lebih dari sekedar pintu masuk kedalam rumah. Genkan yang juga dapat disebut sebagai aimai no tobira atau pintu yang bukan pintu (pintu yang bersifat ambigu), merupakan pembatas antara bagian dalam dan luar dari bangunan rumah yang memiliki makna lebih dari sekedar pengertian ruang yang bersifat konkrit, seperti dapat dicontohkan dengan juga fungsi genkan yang dapat menyatakan _gmana yang merupakan orang dalam (uchi) dan mana yang merupakan orang luar (soto)_h. Selain itu, genkan juga berfungsi untuk memisahkan antara bagian yang bersih dan yang kotor, serta bagian yang suci dan tidak suci. Dari analisis juga dapat disimpulkan bahwa fungsi genkan dapat dapat mencerminkan kesadaran psikologi dan cara pandang orang Jepang terhadap pembagian antara dalam (uchi) dan luar (soto).
This research has three objectives. The first is to figure out what genkan means in Japanese interior design. The second is to figure out why genkan is a has to be a part of Japanese interior design. Finally, the third objective is to figure out how genkan manages to survive despite the modernization of interior design. The research is done by the dictum method. Based on the description of genkan that is described in the Kojien Dictionary, there will be an analysis concerning the comprehension and the functions of genkan that is related to Seiichi Makino and Charles J. Quinn, Jr._fs uchi-soto theory, along with Shigeru Iijima_fs statement about the shaping of Japanese people_fs psyche within the range of the Japanese architecture. The research shows that genkan as a part of Japanese interior can still survive with its certain characteristic, that it is more functional than merely an entrance to the house. Genkan, which can also be described as the aimai no tobira or a door that is not a door (an ambiguous door), separates the indoor space and the outdoor space of the house that has a deeper meaning than _gspace_h in a concrete sense. For example, genkan can separate between _ginsiders (uchi) and outsiders (soto)_h. Apart from that, genkan also functions as a separator between the clean and the dirty, as well as the pure and impure . From the analysis we can also conclude that the functions of genkan can reflect the Japanese_fs psyche and point of view about separating the inside (uchi) and outside (soto).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13750
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>