Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reinhold, Karl Leonhard
New York: Cambridge, 2006
193 REI l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2012
193 KAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Altman, Matthew C
Hoboken: John Wiley & Sons, 2014
170.92 ALT k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beck, Lewis White
Chicago: The University of Chicago Press, 1960
142.3 BEC c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahmat Fadhilah
Abstrak :
Seni merupakan salah satu hasil dari kreasi manusia yang mempunyai nilai keindahan. Seni merupakan media ekspresi konkret yang dapat menyalurkan respons kesadaran kita alas realitas dunia atau alam, sosial, ataupun diri sendiri. Dengan begitu, seni juga dapat menjadi sarana dalam menyalurkan ketrampilan manusia demi pencapaian sisi estetis. Adanya kebutuhan estetis pada manusia. membuat seni berkembang dan selalu diminati. Pada proses penciptaan seni tidaklah hanya memproyeksikannya pada tataran apresiasi saja, namun dari segi kreasi khususnya ide gagasan juga harus diperhatikan. Ketika kita membahas seni sebagai apresiasi maka kita akan bersentuhan dengan aspek-_aspek seperti penerimaan sosial, selera akan keindahan, dan penampilan teknik. Seni sebagai penciptaan, membutuhkan peran ide gagasan, visi dan imajinasi. Seni juga mempunyai aspek kreativitas. Definisi kreativitas pada dunia seni mempunyai variasi pengertian. namun ketika kreativitas ingin ditujukan kepada kebaruan perubahan yang kondusif, ataupun revolusi seni uniuk menuju lebih baik, maka kreativitas seni harus disandarkan kepada originalitas. Originalilas pada penciptaan seni mengalami perkembangan pemahaman. Perkembangan ini berdasarkan pada ada atau tidak adanya originalitas dan penting atau tidak pentingnya sisi originalitas dalam penciptaan seni. Pada masa Yunani Kuno, Plato dengan konsep seni mimesisnya memperlihatkan bahwa seni hanyalah sebagai bagian yang rendah dari kegiatan manusia. Seni merupakan penjiplakan alas dunia real dan dunia real merupakan dari dunia idea, dengan begitu seni adalah tiruan atas tiruan dan peran manusia pun tidak diperhatikan, karena idea dari konsep Plato tidak berada di dalam manusia. Originalilas dalam seni pun tidak ada dalam konsep seni Plato. Aristoteles melakukan perubahan pemahaman akan seni yaitu seni bukanlah sekadar meniru namun terdapat unsur manusia yang nantinya akan menuntun kepada penciptaan yang baru. lni merupakan titik awal menuju seni yang menghargai peran manusia terutama ide gagasannya. Immanuel Kant adalah filsuf masa Romantisisme yang mempunyai perhatian kepada permasalahan keindahan, salah satunya adalah keindahan di dalam seni. Pencarian akan originalitas dilakukan oleh Kant, yaitu manusia sebagai kekuatan yang produktif. Kant memakai konsep genius untuk menjelaskan originalitas. Genius merupakan bakat alamiah dan unik yang dimiliki oleh manusia. Dengan genius maka originalitas dapat tercapai, karena genius selalu menghadirkan karya yang bersifat inspired, mempunyai aturan yang akan menuntun genius yang baru untuk menuntlun kepada originalitasnya sendiri. Fine art menurut Kant adalah karya yang bersandar pada genius dan diterima secara universal. Apabila kita memakai konsep genius dari Kant untuk melakukan pencarian akan originalitas yang bertujuan kepada kreativitas dan kebaruan, maka kita harus melihat konsep genius bukan sebagai konsep yang kaku atau determinan. Konsep genius dilihat sebagai intelejensia dari manusia yang selalu mencari yang baru dan lebih baik, yang nantinya akan memberikan produktivitas kreativitas yang subur terutama pada seni. Fine art dan seni yang inspired pada konsep Kant lebih ditujukan kepada permasalahan selera dan pencrimaan universal, dengan begitu diperlukan kritik akan fine art dari pemikiran Kant apabila kita ingin membebaskan genius agar lebih fokus kepada sisi penciptaan raja. Palsu dan pemalsuan (fake and forgeries) merupakan suatu fenomena di dalam dunia seni yang melibatkan permasalahan originalitas pada suatu karya. Dalam palsu dan pemalsuan kita dapat melihat dari sisi manakah originalitas dapat diusahakan untuk hadir. Palsu dan pemalsuan tidak melibatkan sisi estetis namun lebih kepada permasalahan non estetis. Ketika merefleksikan permasalahan darib palsu dan pemalsuan, maka kehadiran originalitas harus diutamakan demi menjaga sisi kreativitas pada penciptaan suatu karya seni, dikarenakan dalam karya palsu dan pemalsuan sisi originalitasnya tidak ada.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S15857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frandy Antoniwijaya
Abstrak :
Sebuah pemikiran mengenai kepemilikan atas diri sendiri, atau sebuah terminologi yang sering digunakan yaitu Self-Ownership merupakan sebuah konsep yang dapat dilacak secara historis. Sebuah pemikiran konseptual mengenai kepemilikan atas diri sendiri merupakan sebuah konsep yang seringkali dikaitkan dengan sebuah konsep keadilan. Hal ini, mengundang sebuah pertanyaan yang mendasar mengenai justifikasi epistemologis dari sebuah akar konseptual konsep Self-Ownership dan identifikasi epistemologis tersebut adalah konsep imperatif kategoris Immanuel Kant dengan segenap konsep pendukungnya. ...... A thought of Self-Ownership, or a frequently used terminology of Self-Ownership is a historically traceable concept. A conceptual concept of Self-Ownership is a concept often associated with a concept of justice. This invites a fundamental question of the epistemological justification of a conceptual root of the concept of Self-Ownership and the epistemology identification of it is the concept of Immanuel Kant Imperative Category and its whole supporting concept.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frandy Antonwijaya
Abstrak :
Pikiran tentang kepemilikan diri, atau a Terminologi yang sering digunakan yaitu Self-Ownership adalah a konsep yang dapat dilacak secara historis. Sebuah pemikiran konseptual tentang Kepemilikan diri adalah konsep yang sering dikaitkan dengan konsep keadilan. Ini, mengundang pertanyaan bahwa fundamental untuk pembenaran epistemologis dari konsep akar konseptual Kepemilikan diri dan identifikasi epistemologis semacam itu adalah konsep yang sangat penting Kategorisasi Immanuel Kant dengan segala konsep pendukungnya.
Thoughts of self-ownership, or a frequently used terminology i.e. Self-Ownership is a concept that can be traced historically. A conceptual thought about Self-ownership is a concept that is often associated with the concept of justice. This, begs the question that fundamental to the epistemological justification of the conceptual root concept Self-ownership and such epistemological identification are very important concepts Immanuel Kant's Categorization with all its supporting concepts.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library