Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iqbal D. Husain
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pre ambulasi dan latihan ROM terhadap peningkatan luas gerak sendi pasca bedah fraktur ekstremitas bawah. Desainnya adalah quasi eksperimen dengan pretest-posttest with control terhadap 15 responden kelompok intervensi dan 15 kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan pre ambulasi dan latihan ROM selama 5 hari, 3 kali sehari, selama 15 menit, sedangkan kelompok kontrol diberikan latihan ROM, menggunakan goniometer sebelum dan setelah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna peningkatan luas gerak sendi antara kedua kelompok, dimana pangkal paha p= 0.092, lutut p= 0.001, dan kaki p= 0.495. Latihan ini menjadi standar prosedur pasien pasca bedah fraktur ekstremitas bawah. ......This study aims to know the effectiveness of pre ambulation and ROM exercises to increase joint range of motion post-surgical in fractures of the lower limb. The design was quasi experimental pretest-post test with control of the 15 respondents intervention group and 15 the control group. The intervention group received pre ambulation and ROM exercises for 5 days, three times a day, 15 minutes. The control group was given ROM training course, with a goniometry before and after the intervention. The results shows no significant difference obtained average - the average increase joint range of motion between two groups in which to groin p= 0.092, knee p= 0.001, and feet p= 0.495. This exercises may be standard procedure in patients with postoperative lower extremity fractures.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Nurfauziah Br.
Abstrak :
Latar belakang: Musculoskeletal disorders (MSDs) berkontribusi 42-58% dari total penyakit akibat kerja dan 40% dari total biaya kesehatan kerja secara global. Tingginya angka gangguan musculoskeletal pada pekerja khususnya nyeri bahu menuntut adanya metode terapi dan pencegahan agar terhindar dari penyakit akibat kerja dan peningkatan produktivitas kerja, terutama nyeri bahu di antara pengemudi bus. Untuk mengurangi penyakit terkait pekerjaan dan untuk meningkatkan tingkat produktivitas, dipilih Active Isolated Stretching (AIS). Dengan pelatihan sistematis dan pengamatan untuk melakukan AIS setiap hari, studi di antara pengemudi bus kampus terbukti mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fleksibilitas bahu. Metode: Penelitian ini merupakan quasi-eksperimen. Penelitian dilakukan di salah satu kampus universitas di Jakarta selama 14 bulan berturut-turut. Mulai mengumpulkan data sebelum melakukan AIS (T1), 18 supir bus kampus sebagai subyek penelitian dilatih dan diamati oleh perawat terlatih untuk melakukan AIS secara teratur sebelum memulai mengemudi. Data dikumpulkan setiap 2 minggu oleh dokter medis yang terlatih (T1-T5). Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan fisik, observasi, kuesioner, pemeriksaan neurologis dan wawancara. Hasil: Ada 18 pengemudi bis yang memiliki rata-rata VAS (Visual Analogue Score) dari T1 (rata-rata awal VAS) adalah 5,5 (0-10) dan meenurun secara bertahap menjadi 2 (0-6) pada minggu ke-8. Hasil rata-rata Apley Scratch Test (AST) T1 adalah (-9,122+11302) dan menjadi lebih baik secara bertahap ke T5 (-3,833+9,133). Semua ROM bahu memiliki peningkatan yang signifikan dari T1 ke T5. Pada Fleksi ada peningkatan rata-rata dari (166,22+7,697) menjadi (177,94+2,838). Abduksi dari 165 (160-180) menjadi 177 (165-180), Abduksi endorotasi dari 168,5 (150-165) menjadi 180 (170-180), Abduksi eksorotasi dari (162,56+4,605) menjadi (173,39+5.521), Ekstensi dari (42,11+6,747) menjadi (54,89+8,366), Adduksi dari 25 (20-40) menjadi 39 (30-45), Endorotasi dari (62,67+8,717) menjadi (80,67+10,738), Eksorotasi dari (71,28+9,670) menjadi (89,22+5,694). Ada juga korelasi yang signifikan antara kelompok usia dengan endorotasi bahu ROM p <0,05 dan r-0,474 dan abduksi eksorotasi bahu dengan p <0,05 dan r-0,477. Kesimpulan dan saran: Hasil analisis menunjukkan bahwa ada penurunan rerata VAS dan peningkatan rerata ROM dan rerata Apley Scratch Test. Hasil ini menunjukkan bahwa AIS terbukti sebagai terapi dan pencegahan nyeri bahu, tetapi penelitian lebih lanjut pada populasi masyarakat pekerja lain diperlukan.
Background: Musculoskeletal disorders (MSDs) contribute 42-58 % of total occupational illnesses and 40% of total occupational healthcare costs globally. There were high numbers of MSDs among workers, those need special treatment for therapy and prevention, especially of shoulder pain among bus drivers. To reduce work related illnesses and to increase productivity rate, active isolated stretching (AIS) was selected to be aplicated in every day. By systematic trainings and observations to do AIS every day, the study among campus bus drivers proved to reduce the pain and to increase the shoulder flexibilities. Method: This research was a quasi-experiment. The study was conducted in a campus of University in Jakarta for 14th months continuously. Started to collect the data before did the AIS (T1),18 campus bus drivers as study subjects were trained and observed by trained nurse to do AIS regularly before start the day. Data were collected every 2 weeks by trained medical doctors (T1-T5). The data collection procedures was done by an observation check list, questionnaire, neurological examination and interview. Result: There were 18 bus drivers who had average VAS (Visual Analogue Score) of T1 (initial VAS average) was 5,5 (2-10) and reduce gradually to 2 (0-6) at week 8th (p<0,05). The results of average Apley Scratch Test (AST) of T1 was (-9,122+11,302) and became better gradually at T5 to -3,833 +9,133) p<0,05. All shoulder ROMs have a significant improvement from T1 to T5. On Flexion there is an average increase from (166,22+7,697) to (177,94+2,838). Abduction from 165 (160-180) to 177 (165-180), Abduction of endorotation from 168.5 (150-165) to 180 (170-180), Abduction of exorotation from (162.56+4,605) to (173,39+5,521), Extension from (42,11+6,747) to (54,89+8,366), Adduction from 25 (20-40) to 39 (30-45), Endorotation from (62,67+8,717) to (80,67+10,738), The exorotation from (71.28+9.670) to (89.22+5.694) p<0,05. There was also significant correlations between ages group with shoulder endorotation ROM p<0.05 and r -0.474 and abduction of shoulder exorotation with p <0,05 and r-0,477. Conclusion and suggestion: The experimental study proved that there was a decrease of average VAS and an increase of average ROM and average Apley Scratch Test. These results suggest that AIS is best used as a therapy and prevention of shoulder pain, but further research on other working populations is needed.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T54389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Bob
Marlborough: Crowood Press , 1994
613.711 SMI f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Widyawati
Abstrak :
ABSTRAK
Proses degeneratif pada lansia menyebabkan penurunan fungsi berbagai sistem organ yang memicu terjadinya sindrom kelamahan. Tidak adekuatnya asuhan yang diberikan dapat meningkatkan terjadinya disabilitas bahkan kematian. Asuhan keperawatan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan fleksibilitas sendi sehingga tidak terjadi kontraktur yang membuat lansia semakin terbatas dalam melakukan perawatan diri. Intervensi yang dilakukan adalah latihan rentang pergerakan sendi pasif dua kali sehari, selama 20 menit, delapan kali tiap gerakan, enam hari per minggu selama empat minggu. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat peningkatan fleksisbilitas sendi peluru-bahu 30o sampai 40o dan sendi engsel-lutut 50o, fleksibilitas sendi lain dalam kisaran normal kecuali sendi yang sudah kontraktur. Latihan rentang pergerakan sendi dapat dilakukan pada lansia dengan sindrom kelemahan untuk mencegah disabilitas.Kata Kunci : Lansia, sindrom kelemahan, Latihan rentang pergerakan sendi pasif, fleksibilitas sendi
ABSTRACT
Degenerative process in the elderly leads to decreased function of multiple organ systems that trigger the frail elderly syndrome. Inadequate care provided can increase disability and even death. Nursing care aims to maintain and increase joint flexibility in order to no contractures that cause the elderly more limited in self care. Interventions are the passive range of motion twice a day, 20 minutes, eight repetitions per movement, six days per week for four weeks. Evaluation results show an increase in flexibility of the shoulder joints 30o to 40o, knee joints 50o, flexibility of other joints in the normal range except already contracted joints. Passive range of motion exercise can be performed for frail elderly syndrome to prevent disability.Keywords Elderly, frail elderly syndrome, Passive range motion range exercises, joint flexibility
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library