Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuim Hidayat
Abstrak :
Jihad menurut Sayid Qutb adalah perang di jalan Allah untuk menegakkan sistem Ilahi. Menurutnya, jihad sifatnya ofensif bukan defensif Karena watak ajaran Islam sendiri adalah ofensif untuk menyebarkan misi Islam ke seluruh dunia, tanpa memandang batas rasial dan geografis. Meski demikian, jihad tidak memaksa seseorang atau masyarakat untuk memeluk agama Islam. Manhaj Islam, menurut Qutb, melindungi masyarakat untuk tetap berpegang teguh pada keyakinan agama masing-masing. Qutb membahas masalah jihad ini secara terpisah-pisah dalam karya monumentalnya Fi Zhilal Al Qur 'an. Dalam karyanya Ma alim fit Thariq, Qutb membahas jihad dalam bab khusus : Jihad fir Sabiilillah. Pemikiran Qutb tentang jihad, tidak terlepas dari pendidikan dan pengalaman hidupnya. Pendidikan agama dari keluarga sejak kecil dan pengalaman hidupnya di Amerika lebih dari dua tahun, serta hegemoni Amerika dan Inggris di Mesir ketika itu, membuat Qutb mempunyai pemikiran yang militan. Kehidupan Sayid Qutb bisa disebut sebagai kehidupan pemikir, aktivis dakwah dan mujahid. Pemikir, karena Qutb telah menghasilkan lebih dari 30 buku (buku sastra dan buku Islam). Aktivis dakwah, karena ia aktif dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin, Pemikir karena ia telah menghasilkan buku lebih dari 25 buah dan Mujahid, karena ia terus konsisten untuk menegakkan sistem Ilahi (Negara Islam) di Mesir. Sayid Qutb (1906-1966) adalah salah seorang pemikir besar Islam kontemporer. Di pergerakan Ikhwanul Muslimin, ia disebut-sebut sebagai tokoh kedua setelah Hassan Al Banna (1906-1949). Ia juga sering disejajarkan dengan Abul Ala Al Maududi, tokoh gerakan Islam Jamaat Islami di Pakistan, Imam Khomeini dan dan Ali Syariati, seorang ideolog revolusi Iran. Buku-bukunya menjadi bacaan aktivis-aktivis Islam dan Mesir, Aljazair, Syria, Tunisia, Turki, Indonesia, Malaysia, Amerika sampai inggris. Di Indonesia puluhan buku Qutb telah diterjemahkan.
Sayid Qutb observed that Jihad is a war in the way of Allah to establish a divine system from his point of view, jihad is offensive and not defensive. It is because the characteristic of Islamic teachings itself is offensive to disseminate the mission of Islam to all of the world without considering the racial and geographical frontiers. Although, jihad does not mean to coerce anyone or any society to embrace the religion of Islam. Islamic method or manhaj from Qutb's point of view protects people to adhere to everyone faith. Qutb has discussed jihad separately in his two monumental books of Fii Zhilal al-Qur'an and Ma'alim f al Thariq, and in the latter work he studied jihad in specific chapter : Jihad in the Way of Allah (Jihad fii sabilillah). The concept of jihad in Qutb's mind flourished from his earlier education and life's experiences. His earlier religious education from the family and more than two years life's experiences in America built up his idea of militancy. The life of Qutb can be said or categorized as a thinker, an activist of da'wah and a Mujahid. As thinker he authored more than 30 books (literary and Islamic). As an activist, he was an active member of al-Ikhwan al-Muslimun and said as Mujahid because he continually and consistently fought to establish a divine system (Islamic state) in Egypt. Sayid Qutb (1906-1966) is one of the great Muslim thinkers of contemporary Islam. In the al-Ikhwan al-Muslimun movement he said to be the second leader of this Islamic movement after Hasan al-Hanna (1906-1949). He often treated equal to Abut Ma al-Maududi, the founder of Jamaat Islami of Pakistan, Imam Khomeini and Ali Syariati, the ideologists of the revolution of Iran. His works became sources of reading of Muslim activists in Egypt, Al-Jazair, Syria, Tunis, Turkey, Indonesia, Malaysia, America to England. In Indonesia tens of his books has been translated into Indonesian.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lesiangi, Budi Marcello
Abstrak :
Tesis ini mencoba untuk membuktikan mispersepsi dalam pemikiran pelaku jihad di Irak pada perang AS - Irak tahun 2001 Indikasi mispersepsi ini yaitu keterlibatan para sukarelawan jihad transnasional dalam perang AS - Irak tahun 2003. Tesis ini menggunakan pluralis untuk mengkaji fenomena tersebut, dan menggunakan teori Cognitive Dissonance dari Leon Festinger sebagai alas untuk menganalisa pembentukan mispersepsi para aktornya. Dikatakan mispersepsi, karena para pelaku jihad memandang perang AS - Irak sebagai serangan negara Kristen terhadap negara Islam. Dengan itu para aktor ini memandang Perang AS - Irak tahun 2003 sebagai konflik religi. Mispersepsi dari para pelaku jihad dalam perang AS - Irak diasumsikan karena adanya pengalaman traumatis dari umat Muslim dalam interaksinya dengan negara - negara Barat. Pengalaman traumatis itu merupakan bagian dari sejarah hubungan Barat-Islam, yaitu: Perang Salib, kolonialisasi-imperialisasi, westernisasi, dan permasalahan Arab-Israel. Tesis ini mengasumsikan bahwa keyakinan mengenai imej negatif buruk dari Barat akan dikaji ulang oleh para pelaku jihad karena adanya persepsi berbeda mengenai perang AS - Irak. Persepsi berbeda itu mendasarkan pemikirannya pada kenyataan bahwa AS adalah negara sekuler yang mengutamakan kepentingan nasionalnya dalam melakukan setiap pelaksanaan kebijakan luar negerinya. Ini yang terjadi dalam kasus serangan unilateral AS ke Irak pada tahun 2003. Diasumsikan bahwa yang menjadi kepentingan nasional AS tersebut antara lainnya adalah: perlucutan WMD Irak, perang melawan terorisme, eksistensi rezim pemerintahan Saddam Hussein di Irak, dan cadangan minyak Irak. Karena adanya persepsi yang bertolak belakang dengan persepsi para pelaku jihad tersebut, maka diupayakan pencarian pembenaran dengan menggunakan referensi dari: khotbah - khotbah agama yang membenarkan kekerasan, ayat - ayat dalam Al-Qur'an yang menceritakan peperangan Muhammad melawan umat Nasrani dan Yahudi di Mekkah saat ia berupaya menyebarkan ajaran agama Islam di wilayah tersebut, anti Irak bagi Islam, dan pernyataan - pernyataan yang menyiratkan adanya motivasi keagamaan Bush saat memutuskan serangan terhadap Irak. Tesis ini mencoba membuktikan bahwa sejarah hubungan Barat-Islam telah membentuk imej keliru mengenai negara - negara Barat bagi umat Islam. Imej keliru itu adalah: Barat adalah Kristen, dan Kristen adalah musuh Islam. Tesis ini ditujukan untuk memberikan pengertian bahwa Barat dan Kristen harus dipisahkan, karena perbedaan - perbedaan dari tindakan yang pernah dilakukan Barat dalam sejarah, dengan nilai - nilai yang diajarkan agama Kristen. Dengan itu diharapkan imej mengenai Barat yang Kristen akan dapat berubah. Tujuannya, agar serangan AS ke Irak jangan sampai dipandang keliru sebagai serangan negara Kristen ke negara Islam. Tesis ini juga mencoba untuk membantah rasa kebenaran para pelaku jihad yang didasari referensi pembenaran seperti yang telah dijelaskan diatas. Upaya ilni juga ditujukan untuk membuktikan bahwa perjuangan jihad di Irak adalah suatu kekeliruan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14436
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Taqi Mishbah Yazdi
Jakarta: Al-Huda, 2006
297.72 TAQ j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra, Scheich Muhammad Abu
[Muncen]: Obersten Rates , [1970?]
JER 297.72 ZAH b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ansari Yamanah
Medan: Perdana Publishing, 2016
297.72 ANS e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdalqadir al-Murabit
Depok: Pustaka Adina, 2015
297.72 ABD a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tulisan ini bertujuan untuk menguji konsep negara Islam dalam perspektif PKS.Penulis pertama kali memaparkan bagaimana al-Ikhwan al-Muslimin-sebagai yang menginspirasi gerakan tarbiyah dan PKS di Indonesia-membangun konsep negara Islam.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Jihad adalah perbendaharaan kata dalam Islam yang pada masa akhir-akhir ini menjadi teramat populer di Asia Tenggara. Kata Jihad berasal dari kata bahasa arab yang berasal dari kata juhd atau jahd. Juhd berarti kemampuan atau mengeluarkan sepenuh tenaga dan kemampuan, sedangkan Jahd berarti kesukaran sehingga untuk mengatasinya harus bersungguh-sungguh (dalam bekerja). Kata Ijtihad yang dikenal dalam Hukum Islam juga berasal dari akar kata yang sama dan berarti upaya sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu hukum syara' yang bersifat amali dan zanni. ...
IKI 2:10 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Syarif Hidayatullah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan aspek yang berhubungan dengan naskah dan wacana dari khotbah yang berisi dorongan berjihad (khu ṭbah ḥathth lial-jihād) pada Perang Aceh abad XIX. Setidaknya ada 5 naskah yang berkategori ini. Naskah-naskah itu tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden (Cod. Or. 2269 1 [naskah A] dan 1a [C]) dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (ML 465 [naskah B], ML 466 [naskah D] dan naskah ML 467). Namun, naskah ML 467 hingga kini belum bisa ditemukan. Naskah A dan B berbahasa Arab, sementara C dan D berbahasa Melayu-Aceh. Naskah yang dibuat edisi teksnya adalah naskah A, C dan D, sementara naskah B dijadikan sebagai pendukung naskah A. Metode edisi teks yang dipergunakan adalah metode edisi kritis. Teks hasil suntingan dikaji struktur wacana, fungsi wacana dan gaya bahasanya, untuk mengungkap konteks keagamaan dan konteks sejarah yang melingkupi khotbahkhotbah itu. Berdasarkan analisis naskah dan wacana, diketahui naskah yang berbahasa Arab dan yang berbahasa Melayu-Aceh memiliki hubungan baik isi maupun makna. Ada tiga isu penting yang dibicarakan oleh naskah-naskah itu: (1) pemahaman terkait jihād fī sabīl Allāh; (2) sikap orang Aceh dalam melawan agresi Belanda; (3) upaya pihak Aceh dalam mencari aliansi dengan sultan-sultan Kerajaan Turki Usmani sebagai kerajaan Islam terbesar saat itu. ...... The aim of research is to explain philological and discourse aspects of sermon to give spirit to the Aceh people in their fight against the Dutch (khu ṭbah ḥathth lial- jihād) in Aceh War at 19th century. There are 5 manuscripts in this category. The manuscripts are part of collection of the Library of the University of Leiden (Cod. Or. 2269 1 [A] and 1a [C]) and the National Library of Indonesia (ML 465 [B], ML 466 [D] and ML 467). But until now, ML 467 can?t found. A and B are Arabic, while C and D are Malay with Acehnese. The textual edition are based on A, C and D, while B is supporting evidence for A. Based on the characteristic of the manuscripts, the method of textual edition is critical edition method. The text is approached with its discourse structure, discourse function and style for getting religious context and historical context in the sermons. According to philological and discourse analyses, there are some relations between Arabic sermons and Malay-Acehnese sermons in content and meaning. There are three important issues in the sermons: (1) understanding about jihād fī sabīl Allāh based on religious order; (2) Acehnese attitude in their fight againts Dutch aggression; (3) Acehnese effort for getting alliance with the Ottoman Sultans as a biggest Islamic kingdoms in the time.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
D1466
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>