Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Suswandi
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai analisis kosakata emosi sedih dalam bahasa Jawa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah majalah Panjebar Semangat terbitan tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kata-kata yang mengandung emosi sedih dalam bahasa Jawa, disertai dengan komponen makna dan relasi maknanya. Penelitian ini menggunakan tiga teori, yaitu teori emosi dan keadaan pikiran, teori komponen makna, dan teori relasi makna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 15 kosakata dalam data majalah Panjebar Semangat yang mengandung emosi sedih. Dari kelima belas kosakata tersebut menunjukkan adanya hubungan sinonimi.
This thesis describes about analysis of sad emotion vocabularies in Javanese language. The data of this research is Panjebar Semangat magazine in year 2013. The purpose of this thesis is to find out the vocabularies in Javanese language which is has sad emotion. To find out the vocabularies, researcher using 3 theories, there are theory of emotion and state of mind, theory of meaning component, and theory of meaning relation. The method of this research is descriptive-analysis. The result of this research there are 15 vocabularies in Panjebar Semangat magazine in year 2013 that has sad emotion. From those five-teen vocabularies indicate the synonymy relation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S58214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satyawati
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas penggunaan bahasa Jawa Tegal oleh orang Tegal yang tinggal di Jakarta dan Depok. Data penelitian didapatkan melalui penyebaran kuesioner. Terdapat 44 responden yang masuk dalam kriteria penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang Tegal tetap menggunakan bahasa Jawa Tegal walaupun telah tinggal di Jakarta dan Depok. Secara keseluruhan, para responden menggunakan bahasa Jawa Tegal saat berbicara dengan keluarga dan teman yang berasal dari Tegal. Namun, saat membicarakan topik resmi, responden lebih sering menggunakan bahasa Indonesia. Begitu pula saat berada di luar rumah, responden lebih sering menggunakan bahasa Indonesia. Ketika berkomunikasi di media sosial, responden cenderung menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa campuran. Hasil lainnya adalah responden pria lebih sering menggunakan bahasa Jawa Tegal daripada responden wanita.
ABSTRAK
This thesis deals with the use of Tegal Javanese language by Tegal people who live in Jakarta and Depok. The data of this research are obtained through questionnaires. There are 44 respondents who meet the criteria in this research. The result of this research shows that the majority of the respondents still use Tegal Javanese. Overall, they use BJT when talking to family and friends who come from Tegal. However, when talking about the official topics, respondents were are likely to use BI. Similarly when outside the home, respondents are more likely to use bahasa Indonesia. When communicating in social media, the respondents tend to use bahasa Indonesia and bahasa campuran. In addition, male respondents use Tegal Javanese more than female respondents.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sutana
Abstrak :
Tulisan ini membahas semantik leksikal bahasa Jawa, khususnya tentang alat-alat pertukangan seng/patri. Tujuan pembasannya ialah mendeskripsikan leksem-leksem yang mengandung makna alat-alat pertukangan seng/patri dan untuk mengetahui komponen-komponen maknanya. Dengan tulisan ini diharapkan akan dapat mempermudah dalam membedakan antara leksem satu dengan leksem yang lainnya: tentang fungsinya, kemiripan maknanya, dan perbedaan makna spesifiknya. Kajian ini, pada akhirnya dapat digunakan sebagai bahan pendefinisian leksem-leksem dalam penyusunan kamus bahasa Jawa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sinkronik. Maksudnya, di dalam analisis bahasa tidak mempertimbangkan perkembangan yang terjadi pada masa lampau. Sehubungan dengan itu, dilakukan langkah pengumpulan data, pengolahan data, dan pemaparan hasil pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat pertukangan seng/patri ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu disebut sarana dan prasarana. Bahan-bahan yang termasuk sarana ialah (1) anglo anglo, (2) kikir kikir, (3) graji wesi gergaji besi, (4)solder solder, (5) tepas kipas, dan (6) gunting seng gunting seng, sedangkan bahan-bahan yang tergolong prasarana ialah (1) banyu keras air keras, (2) patri patri, (3) gondorukem gondorukem, (4) geni api, dan (5) areng arang.
Yogyakarta: Balai Bahasa Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta, 2010
407 WID 38:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Javanese as one of the Austronesian languages conversseveral dialects. One of the dialects is Surabayan dialect. The speakers of Surabayan dialect exist not only in Surabaya but also in other parts of Indonesian such as in Borneo. Nowadays, Surabayan dialect is consideredas one of the cultural heritages of the past, present and future. In this study, some philosophical sciences such as ontology, epistemology and axiologyare used to describe the cultural heritage-surabayan dialect. To analyzethe surabayan dialect and its cultural heritage, the theory of descriptive linguistic, especially sociolinguistic is applied. The term 'heritage'. In this study refers to cultural aspects. Specifically, language could not be separated from its cultural root. In this study, the epistemological approach is used to study 'ludruk', as a conserved oral tradition of Surabaya. Then, Sociolinguistic approach is used to analyze the Surabayan Surabaya, and at berita suroyoan pojok kampung JTV
MBSN 6:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This study is aimed at describing the lexical of time, during day and night, in Klopoduwur village community. The data are collected through interview technique and then analyzed by using intralingual identity method. The result of analysis shows that javanese has rich number of lexical markers of time which are not found in other languages. The word 'wayah' is only equaled to the words which mean 'circular or repetitive'. Alignment of words either in the form of free morpheme or polimorfemis on the formation of lexical marker of time measurement has a grammatical 'time' and metaphorical meanings
MBSN 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1981
499.25 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini merupakan kumpulan catatan kata-kata yang dibuat dalam perjalanan menuju Banyuwangi. Kata-kata yang dicatat tersebut dikumpulkan dari beberapa orang pejabat, pamong, atau guru sekolah dari daerah yang disinggahi antara tahun 1926 dan tahun 1933 oleh M. Citrasari. Naskah ini sebagian ditulis dengan tangan memakai pensil dan tinta warna hitam, dan sebagian lagi diketik dengan pita (karbon?) warna ungu (h.23-26). Adapun isinya antara lain keterangan tentang adanya tempat-tempat istimewa di daerah Jawa Timur, seperti adanya gamelan batu di daerah Sumbersari, Jember; bahasa dialek Banyuwangi, dengan keterangan bahasa Belanda yang kadang-kadang menunjuk ke kamus Kawi-Balineesch- Nederlandsch Woordenboek (KBW) karangan Van Der Tuuk, dan kadang-kadang juga disertai gambar; juga terdapat daftar kata-kata yang khusus dipakai di Blambangan, diberi persamaan katanya dalam bahasa Jawa baku.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.213-W 77.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Marti Alrina
Abstrak :
Bahasa Jawa Dialek Surabaya (BJDS) adalah salah satu subdialek dari diaek Bahasa Jawa Timur (BJT), yang merupakan bagian dari Bahasa Daerah Jawa (BJ). BJDS in imemiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh dialek-dialek bahasa Jawa lainnya, seperti misalnya penggunaan bentuk-bentuk sapaan rek, cak, cuk, ning, peno. Kekhasan bentuk sapaan dalam BJDS tersebut merupakan bentuk-bentuk yang tidak terdapat di daerah penyebaran dialek-dialek bahasa Jawa lainnya. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan bentuk-bentuk sapaan dalam BJDS tidak lagi terlalu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara umum biasanya berpengaruh terhadap pemilihan bentuk sapaan dalam BJ yang dianggap baku. Faktor-faktor tersebut menyangkut hal seperti jarak sosial, situasi, dan topik pembicaraan. Selain itu, penggunaan bentuk sapaan dalam BJDS lebih mudah memperlihatkan dimensi hubungan sosial antarpenuturnya karena bentuk sapaan yang dipergunakan lebih sederhana dan khas. Dimensi hubungan sosial mencakup hubungan dimensi vertikal dan horisontal, sedangkan situasi pembicaraan adalah situasi di mana pembicaraan itu berlangsung, topik pembicaraan menyangkut masalah yang sedang dibicarakan
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library