Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Adriani
"Penelitian ini berfokus pada penggunaan kata futsuuni sebagai bahasa anak muda Jepang yang telah mengalami pergeseran dan perubahan dalam segi semantik. Kemudian difokuskan pula terhadap hal-hal yang mempengaruhi perubahan dan pergeseran makna tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan disain deskriptif.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner ke mahasiswa/I BIPA UI dan penutur asli bahasa Jepang yang tinggal di Jepang. Kemudian, analisis dilakukan dengan merujuk pendapat para peneliti di bidang linguistik bahasa Jepang.
Dari analisis terhadap hasil kuesioner, disimpulkan bahwa, penggunaan kata futsuuni sebagai bahasa anak muda Jepang yang bersifat arbitrer, menyebabkan makna futsuuni yang beragam, yakni tidak hanya bermakna atarimae, ippanteki, dan heibon, tetapi juga terjadi perubahan dan pergeseran makna. Ditemukannya makna lain yang tersirat pada makna futsuuni, baik masih berada dalam satu medan makna, seperti hijouni, maupun rujukan baru yang tidak berada dalam satu medan, seperti hontou, igaini, heizento. Selain itu, masih adanya kelompok yang tidak mengetahui rujukan baru dari kata futsuuni, menimbulkan kesalahpahaman bahkan rasa sakit hati, hingga muncul asumsi terjadinya peyoratif. Ditambah lagi, tumpang tindih makna yang terjadi pada peristiwa yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13806
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Balukh, Olce
"Kata pinjaman dalam setiap bahasa adalah fenornena yang wajar saja ditemui mengingat kontak antarbahasa saat ini sudah tidak dapat dihindarkan lagi karena derasnya arus informasi dan globalisasi. Fenomena ini pun dapat ditemui dalam bahasa Jepang yang memiliki banyak kata pinjaman atau gairaigo. Bahasa jepang sejak awal meminjam kata-kata dari bahasa Cina, namun kata-kata itu tidak digolongkan ke dalam gairaigo. Gairaigo dalam bahasa Jepang adalah kata-kata asing (selain bahasa Cina) yang menjadi bahasa Jepang dan digunakan sebagai milik sendiri, dan biasanya ditulis dalam katakana. Karena merupakan produk asing, kata pinjaman seringkali mengalami penyesuaian-penyesuaian yang kemudian melahirkan perbedaan-perbedaan, seperti pada lafal, bentuk kata, jenis maupun kelas kata, bahkan sampai kepada makna katanya.Umumnya kata pinjaman dalam bahasa Jepang terbagi dua : kata pinjaman yang bermakna sama dengan makna asalnya dan kata pinjaman yang berbeda maknanya dengan makna asalnya. Skripsi ini membahas kata pinjaman yang disebut belakangan. Kata pinjaman bahasa Jepang dapat berbeda dari makna asalnya (bergeser, menyempit, meluas) antara lain karena penyingkatan kata, perubahan kelas kata, peminjaman hanya satu makna dari banyak makna kata asal, makna khusus yang dimiliki kata tersebut sebagai kata pinjaman, dan hubungan kata serta arti. Beberapa kata pinjaman merupakan bentukan Jepang sendiri dan seringkali memiliki makna yang amat berbeda dibandingkan dengan makna dalam bahasa asalnya. Narnun, tidak berarti pemakaian makna kata pinjaman dalam bahasa Jepang tersebut keliru, karena makna kata bersifat arbiter dan konvensional. Keberadaan kata pinjaman dalam bahasa Jepang merupakan gambaran dari bangsa Jepang yang suka meniru namun sekaligus kreatif menciptakan kata-kata baru."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fazatia Nindya Sasmi
"Makalah ini akan membahas penggunaan kata warui yang berarti meminta maaf dalam bahasa Jepang sehari-hari. Kata warui ini telah mengalami perluasan makna, yaitu yang awalnya bermakna jelek, jahat, bersalah, dan berdosa; menjadi permintaan maaf. Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah siapa, apa, dan bagaimana penggunaan kata warui dalam konteks permintaan maaf. Sumber data diperoleh dari serial kartun Jepang (anime) yang berjudul Slam Dunk yang kemudian dianalisis dan disimpulkan.
Hasil penelitian dalam makalah ini dibagi berdasarkan keadaan sosial di sekitar konteks penggunaannya, seperti jenis kelamin, umur, situasi, dan hubungan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak laki-laki yang menggunakan warui sebagai permintaan maaf daripada perempuan, umur yang mengucapkannya adalah sekitar 16 sampai 18 tahun, situasinya adalah informal, dan dalam konteks pertemanan sehari-hari.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penutur kata warui ini biasanya lelaki, anak muda, dan dikatakan kepada orang yang umurnya sama atau lebih muda. Selain itu, dapat disimpulkan juga konteks penggunaan warui sebagai permintaan maaf yang diucapkan karena penyesalan, tidak tepat waktu, penolakan atas suatu ajakan atau tawaran, dan basa-basi.

This paper discusses the use of word warui which means an apology in Japanese colloquial language. The word warui has undergone the extension of its meaning, from which was originally meant bad, evil, fault, and sinful to be an apology. The problem which is discussed in this paper is about who, what, and how the word warui is used. The source of data was obtained from Japanese cartoon animation (anime) titled Slam Dunk. Then, it was analyzed and concluded.
The result of this paper is divided by social circumstance on the context of its use, such as sex, age, situation, and relation. Then, the results are that men are likely to use warui as an apology than women; the range of the age is around sixteen years old to eighteen years old; the situation is informal; and the relation is usually in daily friendship.
So, it can be concluded that the speakers of this word warui are usually men, young people and said to the person who have the same age or younger than the speakers. Besides, it can be concluded that the context of warui as apology which is spoken is caused by the feeling of regret, unpunctuality, refusal of an invitation or an offer and courtesy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Mariska
"Skripsi ini membahas tema nalisis semantik adverbia gitaigo (kata tiruan bunyi yang menggambarkan keadaan atau perasaan)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13719
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aditya Afriandino
"Penelitian ini membahas mengenai padanan kata bahasa Indonesia untuk ungkapan kimochi ii sebagai idiom bahasa Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis padanan kata kimochi ii dalam Bahasa Indonesia berdasarkan kejadian yang dialami oleh orang Jepang. Penelitian ini dilakukan karena bahasa Indonesia memiliki beberapa padanan kata untuk ungkapan kimochi ii bergantung pada situasi pengucapannya. Sumber data penelitian ini diperoleh dari vlog berbahasa Jepang yang diunggah ke media sosial YouTube. Data yang diperoleh disusun ke dalam kuesioner dan disebarkan ke penutur jati bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ungkapan kimochi ii memiliki beberapa padanan kata bahasa Indonesia seperti enak, nikmat, geli, dll. Beberapa padanan kata bahasa Indonesia ada karena penutur jati bahasa Indonesia mengucapkan ungkapan yang berbeda pada situasi yang sama seperti pada vlog.

This research discusses the equivalent of the Indonesian word for kimochi ii as a Japanese idiom. The purpose of this study was to analyze the equivalent of the word kimochi ii in Indonesian based on the events experienced by the Japanese. This research was conducted because Indonesian has several words equivalent to the expression kimochi ii depending on the pronunciation situation. The source of the research data was obtained from Japanese-language vlogs uploaded to YouTube. The data obtained was compiled into a questionnaire and distributed to Indonesian teak speakers. The results of this study indicate that the expression kimochi ii has several equivalent Indonesian words such as enak, nikmat, geli, etc. Some equivalent Indonesian words exist because Indonesian native speakers speak different expressions in the same situation as in vlogs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library