Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Widiarti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk terjemahan metafora bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia dan mengungkapkan perpadanan metafora bahasa sumber dengan unsur bahasa sasaran melalui prosedur penerjemahan berupa pergeseran baik berupa transposisi maupun modulasi. Analisis penerjemahan metafora dalam Tsu ke dalam Tsa dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap awal telah dikumpulkan data dari sumber data yang berupa novel dan terjemahannya. Data seluruhnya dikumpulkan dari Novel Yukiguni karya Kawabata Yasunari dan terjemahannya Daerah Salju oleh Ajip Rosidi. Data tersebut diperoleh dengan mengenali unsur kebahasaan yang tak berterima secara harfiah dan dengan menggunakan teori pembandingan. Ditemukan unsur kebahasaan yang diidentifikasi sebagai metafora. Setelah itu, metafora dalam Tsu dikelompokkan berdasarkan tipe pembandingan yang membentuknya. Sebagian besar metafora bahasa sumber dan terjemahannya memiliki tipe pembandingan tak penuh dan citra yang sama. Jumlah terjemahan dalam bentuk metafora tipe pembandingan penuh dengan citra yang sama adalah 10 (19,23%), tipe pembandingan tak penuh dengan citra sama adalah 35 (67,31%) serta tipe pembandingan tak penuh dengan citra yang berbeda sejumlah 7 (13,46%). Jumlah terjemahan dalam bentuk simile dengan pembandingan tak penuh sebanyak 6 (40%), dalam bentuk non figuratif dengan pembandingan penuh sebanyak 1 (6,67%) dan pembandingan tak penuh sebanyak 8 (53,33%). Berdasarkan analisis terhadap penerjemahan metafora Tsu ke dalam Tsa, disimpulkan bahwa prosedur penerjemahan yang sangat berpengaruh pada pencapaian kesepadanan dinamis dalam penerjemahan sebuah metafora adalah prosedur modulasi dan transposisi. Pergeseran sudut pandang terjadi pada citra metafora tersebut, sedangkan eksplisitasi terjadi pada titik kemiripannya. Pergeseran bentuk diperlukan untuk menghasilkan terjemahan yang wajar dalam bahasa sasaran. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar metafora Jepang dan terjemahannya berbentuk tipe pembandingan tak penuh. Hal ini sesuai dengan hipotesis Quintilian yang menyatakan tipe pembandingan tak penuh adalah versi yang paling baik dari teori pembandingan. Dan segi terjemahan telah tercapai kesepadanan dinamis dalam penerjemahan metafora Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Amanat yang terdapat dalam metafora bahasa Jepang dapat tersampaikan dalam bahasa sasaran.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardani
Abstrak :
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Betakang Masalah
Kesusastraan merupakan ekspresi atau pernyataan kebudayaan yang mencerminkan sistem sosial, kekerabatan, ekonomi, pendidikan, poiitik, kepercayaan yang hidup dalam masyarakat yang bersangkutan. Berbicara mengenai kesusastraan suatu bangsa berarti juga mellihat kebudayaan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kesusastraan merupakan bagian dari kebudayaan (Atar Semi, 1989:5).

Kebudayaan merupakan jaringan makna yang dikembangkan oleh manusia dalam beradaptasi terhadap lingkungannya. Selanjutnya dijelaskan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang semiotik yaitu hal-hal yang berhubungan dengan tanda, dan lambang, yang ada di dalam kehidupan masyarakat dan dikenal oleh khalayak yang bersangkutan. Lambang sebagai sesuatu yang perlu dipahami maknanya dan dapat dibagikan kepada warga masyarakat dan diwariskan kepada keturunannya. Di samping itu, kebudayaan pun merupakan sistem lambang Bahasa (Geertz,1992:5;; Semi,1989:2).

Kesusastraan dapat juga dikatakan sebagai suatu sistem lambang, bukan hanya karena kesusastraan itu menggunakan bahasa, melainkan karena kesusastraan dapat melambangkan kehidupan manusia. Dengan demikian, terdapat suatu keterkaitan antara kesusastraan dan kebudayaan yang diciptakan oleh suatu kelompok masyarakat. Hal itu sesuai dengan pendapat A.W.Wijaya yang berikut:

Masyarakat adalah sekelompok orang yang mempunyai identitas diri yang membedakan dengan kelompok lain dan hidup dalam wilayah atau daerah tertentu secara tersendiri. Kelompok ini baik sempit maupun luas mempunyai ikatan perasaan akan adanya persatuan di antara anggota kelompok dan menganggap diri berbeda dengan kelompok-kelompok lain. Mereka memiliki norrma norma, ketentuan-ketentuan, dan peraturan-peraturan yang dipatuhi bersama sebagai suatu ikatan. Perangkat dan pranata tersebut dijadikan pedoman untuk memenuhi kebutuhan kelompok dalam arti seluas-luasnya. (Wijaya, 1986:6).

Sehubungan dengan pandangan di atas, dalam tulisan ini akan melihat salah satu kelompok orang yang ada di dalam masyarakat Jepang pada era Tokugawa yaitu kelompok samurai. Kelompok masyarakat samurai yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan bushi. Bushi adalah golongan masyarakat yang apabila dilihat dari sistem penggolongan pada era Tokugawa, (zaman Edo) memiliki kedudukan yang paling tinggi. Penggolongan tersebut lebih dikenal dengan sebutan Shi No Ko-Sho (Bushi/samurai-Nomin/petani-Shokunin/tukang Shonin/pedagang}. Dengan adanya sistem penggolongan seperti itu, masing-masing golongan mengembangkan gaya hidup dan lambang-lambang yang mencerminkan status masing-masing. Misalnya pakaian, tempat tinggal, dan tingkah laku. Hal tersebut hams dilaksanakan sesuai dengan status yang disandangnya. Dengan kata lain, sistem penggolongan tersebut mengatur dengan ketat status dan peran masing-masing golongan.

Berbicara mengenai tingkah laku ada suatu perbuatan yang dilakukan oleh golongan samurai untuk bunuh diri, yaitu dikenal dengan nama Seppuku (bunuh diri dengan cara memotong perut). Seppuku adalah suatu tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh kalangan samurai dan merupakan bagian dari bushido, yaitu suatu kode moral dari samurai (Seward, 1968:9),

Secara harafiah bushido memiliki arti jalan samurai. Namun, secara keseluruhan yang dimaksud dengan bushido adalah kode moral yang harus dihormati dan dijalankan oleh samurai (kelas prajurit), baik di dalam kehidupan maupun di dalam pekerjaan mereka (Kodansha Encyclopaedia, 1983:221-223).

Bushido berkembang sejak zaman Karnakura, dan sampai pada kesempurnaannya pada zaman Edo (1603-1867) yang didasari oleh ajaran konfusian. Ajaran tersebut menanamkan nilai kesetiaan, pengorbanan keadilan, rasa malu, bertata krama sopan, kesuciar1, rendah hati (kesederhanaan), kehematan, semangat berperang, kehormatan, dan kasih sayang (Shimizu,1985:328),

Menurut A.L. Sadler nilai-nilai mendasar bushido bagi samurai diantaranya adalah nilai kesetiaan, keberanian, dan bertindak adil (Sadler, 1988:33).

Nitobe menambahkan nilai-nilai yang terkandung dalam bushido selain kesetiaan, keberanian, dan bertindak adil, adalah kessopanan, kesungguhan hati, kehormatan dan pengendalian did (Nitobe,1991;vii)?.
2001
T14627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Sawindra Janti
Abstrak :
Skripsi ini membahas mencoba untuk membahas kebudayaan Jepang dari sudut iklim, yang didasarkan atas tulisan seorang fisuf terkenal di Jepang yaitu Watsuji Tetsuro. Ia menulis tentang iklim yang terangkum dalam karangannya yang berjudul Fudo atau iklim pada tahun 1978. Setelah membaca buku tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana hubungan antara iklim dan karakter manusia dari suatu daerah tertentu
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Dzulfiqar
Abstrak :
[ ABSTRAK
Jepang sebagai negara industri maju telah mengembangkan investasinya sampai ke Indonesia. Perusahaan Jepang memiliki bentuk ciri khas manajemen yakni manajemen gemba/genchi genbutsu. Skripsi ini menjelaskan tentang manajemen gemba dimana manajemen tersebut membuat atasan harus langsung terjun ke lapangan. Astra Honda Motor dan Showa Manufacturing Indonesia merupakan perusahaan Jepang yang bergerak di bidang otomotif dan manajemen gemba merupakan salah satu manajemen yang ada di dalamnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang datanya didapat melalui studi pustaka dan wawancara, dengan desain eksposisi. Analisis dari skripsi ini berkutat pada proses, kelebihan, kekurangan, kesempatan, ancaman dan efektivitas dari aplikasi manajemen gemba di kedua perusahaan tersebut.
ABSTRACT Japan as one of the advanced industrial countries has developed their investment to Indonesia. Japanese company has their own management characteristic called gemba management / genchi genbutsu. This thesis mainly discuss about gemba management, which require the manager to directly visit the plant. Astra Honda Motor and Showa Manufacturing Indonesia are some of the Japanese automotive company that implements the gemba management. This study is a qualitative research where?s the data is obtained through library research and interviews, with exposition design. The analysis from this thesis focused on the process, strength, weakness, opportunity, threat and effectiveness from the implementation of gemba management in both company.;Japan as one of the advanced industrial countries has developed their investment to Indonesia. Japanese company has their own management characteristic called gemba management / genchi genbutsu. This thesis mainly discuss about gemba management, which require the manager to directly visit the plant. Astra Honda Motor and Showa Manufacturing Indonesia are some of the Japanese automotive company that implements the gemba management. This study is a qualitative research where?s the data is obtained through library research and interviews, with exposition design. The analysis from this thesis focused on the process, strength, weakness, opportunity, threat and effectiveness from the implementation of gemba management in both company.;Japan as one of the advanced industrial countries has developed their investment to Indonesia. Japanese company has their own management characteristic called gemba management / genchi genbutsu. This thesis mainly discuss about gemba management, which require the manager to directly visit the plant. Astra Honda Motor and Showa Manufacturing Indonesia are some of the Japanese automotive company that implements the gemba management. This study is a qualitative research where?s the data is obtained through library research and interviews, with exposition design. The analysis from this thesis focused on the process, strength, weakness, opportunity, threat and effectiveness from the implementation of gemba management in both company.;Japan as one of the advanced industrial countries has developed their investment to Indonesia. Japanese company has their own management characteristic called gemba management / genchi genbutsu. This thesis mainly discuss about gemba management, which require the manager to directly visit the plant. Astra Honda Motor and Showa Manufacturing Indonesia are some of the Japanese automotive company that implements the gemba management. This study is a qualitative research where?s the data is obtained through library research and interviews, with exposition design. The analysis from this thesis focused on the process, strength, weakness, opportunity, threat and effectiveness from the implementation of gemba management in both company., Japan as one of the advanced industrial countries has developed their investment to Indonesia. Japanese company has their own management characteristic called gemba management / genchi genbutsu. This thesis mainly discuss about gemba management, which require the manager to directly visit the plant. Astra Honda Motor and Showa Manufacturing Indonesia are some of the Japanese automotive company that implements the gemba management. This study is a qualitative research where’s the data is obtained through library research and interviews, with exposition design. The analysis from this thesis focused on the process, strength, weakness, opportunity, threat and effectiveness from the implementation of gemba management in both company.]
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abiyoga Herlambang
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis performa naratif di dalam novel Wagahai wa neko de aru karya Natsume S?seki. Skripsi ini didasarkan pada konsep tuturan performatif dari teori tindak tutur yang dikemukakan oleh John Austin. Konsep tersebut diterapkan ke dalam ranah susastra dengan menekankan pada kontektualitasnya. Penelitian kualitatif ini melihat konten novel tersebut sebagai suatu performa naratif yang dilakukan oleh narator wagahai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narasi yang disampaikan oleh wagahai dibatasi dan dibentuk oleh konteks situasi saat penarasian berlangsung. Dengan demikian, narasi wagahai dapat dilihat sebagai produk dari interaksi antara narator dengan tokoh-tokoh lain, dengan pembaca atau dengan dirinya sendiri.
ABSTRACT This research observes narrative performance in Natsume S seki rsquo s Wagahai wa neko de aru. This research was compiled using the concept of performative utterance of John Austin rsquo s speech act theory. The concept was applied into literature framework by highlighting the context boundedness of the text. This qualitative research sees the content of the novel as a narrative performance conducted by narrator wagahai. The analysis shows how the narrative told by wagahai is limited and shaped by the context. Therefore, wagahai rsquo s narrative could be seen as a product of interaction between narrator and the other characters, the readers or the narrator himself.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsuboi, Sakae
Abstrak :
Sebagai guru baru, Bu Guru Oishi ditugaskan mengajar di sebuah desa nelayan yang miskin. Di sana dia belajar memahami kehidupan sederhana dan kasih sayang yang ditunjukkan murid-muridnya. Sementara waktu berlalu, tahun-tahun yang bagai impian itu disapu oleh kenyataan hidup yang sangat memilukan. Perang memorak-porandakan semuanya, dan anak-anak ini beserta guru mereka mesti belajar menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Jakarta: PT Gramedia, 2024
895.6 TSU d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Westport: Greenwood Press , 1970
895.6 INT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nio, Joe Lan
Djakarta : Gunung Agung , 1964
895.6 NIO s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Akutagawa, Ryunosuke
New York: Penguin Books, 2006
895.6 AKU r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mishima, Yukio, 1925-1970
Tokyo: Charles E. Tuttle, , 1992
895.635 MIS t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>