Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oktaviani Kusuma Ardhy
"Penelitian ini berfokus pada fungsi hadaka matsuri sebagai sebuah sarana untuk mempererat interaksi sosial dalam masyarakat Jepang. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hadaka matsuri atau upacara yang biasanya dilakukan di musim dingin sebagai sebuah sarana untuk mempererat interaksi sosial masyarakat Jepang. Pengumpulan data dilakukan melalui metode kepustakaan dan pengamatan tidak terlibat salah satu jenis hadaka matsuri di Toyota-shi.
Dalam analisis digunakan teori folklor Jepang yang diteliti oleh James Dananjaya, teori hadaka no tsukiai, yaitu gaul telanjang oleh Scott Clark, dan teori hare, ke dan kegare atau teori suci, normal, dan kotor, yang diteliti oleh Namihira. Melalui analisis hadaka matsuri berdasarkan teori-teori yang dipakai, dapat disimpulkan bahwa hadaka matsuri merupakan kegiatan upacara yang dilakukan untuk mempererat interaksi sosial di antara seluruh komponen pelaku matsuri pada khususnya dan orang Jepang pada umumnya. Kepercayaan terhadap benda pembawa keberuntungan dan jimat pembuang sial membuat hadaka matsuri tetap dipertahankan dan dilestarikan sebagai bagian dari kebudayaan tradisional Jepang.

This study focused on the function of hadaka matsuri as a way to tighten social interaction of the Japanese society. The purpose of this study is to give a clear description about hadaka matsuri, which is a ceremony usually done in winter as a way to tighten social interaction of the Japanese society. The data collected using literature and uninvolved observation method. The object of observation is one of the hadaka matsuri event held in Toyota city.
The study analysis used Japanese folklore theory by James Dananjaya, hadaka no tsukiai theory, also hare, ke by Scott Clark, and kegare theory by Namihira. It can be conlude from the analysis that hadaka matsuri is a ceremony which held to tighten the social interaction especially for the people who participate the matsuri and Japanese people in general. The believe in talismans made hadaka matsuri still exist and preserved as a part of Japan`s traditional culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13795
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Paramita K.
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan bahwa osake, yaitu istilah yang digunakan untuk menyebut minuman beralkohol bagi orang Jepang, bukanlah sesuatu yang dipandang negatif sebagaimana minuman keras pada umumnya. Osake memiliki arti yang penting dalam menjalin kekerabatan dalam lingkungan masyarakat Jepang. Metode penulisan skripsi ini menggunakan metode deskripsi analisis. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pustaka, yaitu dengan sumber buku-buku yang dipinjam dari perpustakaan Pusat Studi Jepang, beberapa buku yang disarankan oleh teman dan orang Jepang, serta sumber data melalui media internet. Teori yang menjadi acuan dalam skripsi ini adalah teori uchi dan soto, honne dan tatemae serta hadaka no tsukiai (skinship). Hasil penelitian menunjukkan bahwa osake, dengan tidak melepaskan perannya sebagai sarana untuk melepaskan stres, juga berperan sebagai sarana untuk menjalin dan mempererat kekerabatan melalui berbagai acara minum osake seperti nomikai, enkai, naorai, kekkonshiki (upacara pernikahan) dan banyak lagi acara-acara minum osake yang dilakukan orang Jepang.

The goal of this thesis is to explain that osake, the word used by the Japanese to describe alcoholic drinks, is not something viewed negatively as alcoholic beverages tend to be treated. Osake has an important role in relationships in Japanese society. This thesis is written using the analytical description method. Data was gathered with library study, using books borrowed from the library of the Center of Japanese Study. Some books were suggested by associates, Japanese friends, and through the internet. The principles this paper is built on is uchi and soto, honne and tatemae, and hadaka no tsukiai (skinship). Research results show that osake, while not leaving it's role as a stress reliever, also plays it's role as a solidifier of relationships through many drinking traditions such as nomikai, enkai, naorai, kekkonshiki (marriage ceremony), and many other osake ceremonies practiced by the Japanese."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S13527
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ranny Rastati
"Jepang merupakan salah satu bangsa yang mengenal budaya pemberian yang disebut zoutou bunka. Ada berbagai kesempatan untuk saling tukar-menukar pemberian salah satunya adalah pada saat ulang tahun, khususnya ulang tahun anak-anak. Salah satu elemen penting dalam budaya pemberian adalah seni membungkus hadiah yang disebut rappingu. Selain kertas dan pita, warna memegang peranan penting dalam seni membungkus hadiah.
Warna dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu warna maskulin dan feminin. Warna maskulin diperuntukkan bagi anak laki-laki, sedangkan warna feminin diperuntukkan bagi anak perempuan. Adanya pembedaan warna menjadi warna maskulin dan feminin ditentukan oleh konvensi sosial yang diwariskan secara turun-temurun. Warna pun memiliki dua buah makna, yaitu makna simbolis yang dekat dengan alam dan warna psikologis yang merupakan asosiasi psikologis yang ditentukan oleh kesepakatan masyarakat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengutamakan kedalaman pemahaman terhadap hubungan antar konsep yang diuraikan secara deskriptif analisis. Sumber data yang dipakai berasal dari buku Quick and Easy Enchanting Gifts Wrapping tahun 2004 oleh Yoshiko Hase dan buku Rappingu to Ka-do tahun 2007 oleh Marie Takeda.
Berdasarkan analisis yang telah dikumpulkan, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin dapat menimbulkan pembedaan penggunaan warna pada hadiah ulang tahun anak-anak. Selain itu, makna yang dikandung dalam warna pun dapat digunakan untuk menyampaikan rasa dari si pemberi kepada si penerima.

Japanese is one of the nation that having the knowledge of gift and giving culture that it called zoutou bunka. There are many occasion for gift and giving in Japan, one of them is birthday, especially children's birthday. One of the important element in Japanese gift and giving culture is the art of wrapping gifts that called rappingu. Besides paper and ribbon, color is one of the important elements for the art of wrapping gifts.
Color can be classified as two, that is masculine color and feminine color. Masculine colors are for boys and feminine colors are for girls. The differences definite by social consensus generation by generation. Color have two meanings, that is symbolical meaning, is the similarity color with the nature, and psychological meaning, is psychological association by society consensus.
This is a study that using a descriptive analysis method. This method describes the facts then continued to analyze the data. The source of data from Quick and Easy Enchanting Gifts Wrapping year 2004 by Yoshiko Hase and Rappingu to Ka-do year 2007 by Marie Takeda.
After analyzing the data it can conclude that sex can emerge the differences of using colors in children birthday gifts. Also, the color meaning can be using to deliver feel from a giver to a receiver.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13885
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bosworth, Allan R.
New York: Harper & Row, 1958
915.2 BOS l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Hendro Purnomo
"ABSTRAK
Karena berbagai masalah sosial dan ekonomi, penduduk Kotobuki menjadi kelompok marginal dalam masyarakat Jepang. Perbedaan kondisi antara penduduk Kotobuki dan masyarakat Jepang pada umumnya membuat para borantia yang pada dasarnya berasal dari luar Kotobuki perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam melakukan aktivitas borantia-nya di Kotobuki. Skripsi ini membahas pengertian borantia, kondisi geografi dan sejarah Kotobuki, komunitas borantia di Kotobuki dan analisis mengenai cara adaptasi yang ditempuh oleh borantia dalam menyesuaikan kegiatan borantia-nya terhadap kondisi sosial-ekonomi penduduk Kotobuki.

ABSTRACT
Because of social and economic obstacles, Kotobuki residents are 'marginal' members of Japanese society. Different condition betwen Kotobuki resident and the rest of Japanese society cause volunteers who come from rest of Japanese society need to make some adaptation during their voluntering in Kotobuki. This Thesis will discuss about definition of borantia, geography and history of Kotobuki, borantia community in Kotobuki and analyses various ways that volunteers should be do to adapt their activity with social-economic condition of Kotobuki resident."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S333
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Felicidad
"Skripsi ini membahas fungsi pembagian peran suami istri berdasarkan gender dalam rumah tangga pada masa pertumbuhan ekonomi pesat 1955-1973. Penulis memilih masa ini sebagai masalah penelitian karena pada masa itulah pembagian peran dalam rumah tangga menyebar di masyarakat Jepang. Pembagian peran yang dimaksud adalah suami sebagai pencari nafkah dan istri sebagai ibu rumah tangga. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pembagian peran suami istri dalam rumah tangga bersifat fungsional terhadap manajemen ala Jepang yang diterapkan dalam perusahaan Jepang. Manajemen ala Jepang tersebut menopang pertumbuhan ekonomi pada saat itu.

The focus of this study is division of labor by gender in Japanese family between husband and wife during the period of rapid economic growth (1955-1973). One of the factors of rapid economic growth was the Japanese management system. The meaning of division of labor in this mini thesis is husband goes to works as employee and wife works as homemaker. The data were collected by literature study. The purpose of this study is to analyze the function of divison of labor at home to the Japanese management system and how this division of labor correlated with rapid economic growth"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi Tripratiwi
"Skripsi ini membahas tentang mono no aware, sebagai salah satu ciri khas pemikiran Kokugaku di Jepang. Mono no aware adalah bentuk ekspresi manusia yang terdalam. Secara harafiah, mono no aware berarti tergugah oleh sesuatu. Kokugaku sendiri merupakan sebuah pergerakan yang dilakukan oleh para cendikiawan Kokugaku (Kokugakusha) yang menolak pengaruh pemikiran asing ke Jepang dan mencari pemikiran Jepang yang sebenarnya. Dalam pencarian bagaimana Jepang yang asli, para Kokugakusha mencari lebih dalam tentang masa Jepang sebelum masuknya pengaruh asing dengan kodōron atau teori purbakala melalui penelaahan karya-karya sastra klasik Jepang. Penelitian dengan cara seperti ini dilakukan oleh Motoori Norinaga dan lain-lain.

This thesis discusses mono no aware, as one characteristic of Kokugaku ideas in Japan. Mono no aware is the deepest form of human expression. Literally, mono no aware means moved by something. Kokugaku itself is a movement by the Kokugaku's scholars (Kokugakusha) that resist the influence of foreign ideas to Japan and search for real Japanese ideas. In the searching of how is the real Japan, the Kokugakusha looked deeper into era of Japan before the foreign influences by using kodōron or ancient way theory through the study of ancient works of classical Japanese literature. This kind of research is done by Motoori Norinaga and others."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yofiandhy Dwi Indrayana
"Skripsi ini membahas makna-makna jenis homekotoba dalam bahasa Jepang. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan penggunaan homekotoba dalam kehidupan sehari-hari yang ditemukan dalam drama Hanawake no Yon Shimai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami perbedaan antar jenis-jenis penggunaan homekotoba tersebut sehingga dapat membantu penutur asing bahasa Jepang dalam berkomunikasi dengan penutur jati bahasa Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis homekotoba dapat dilihat melalui komponen makna, implikasi, dan untuk siapa homekotoba tersebut diucapkan. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif berdasarkan teori dan ditulis dengan metode penulisan deskriptif analisis.

The purpose of this research is to make a significance definition on homekotoba’s types. This research analyze the difference of these types by comparing in their daily usage which is found in the drama called Hanawake no Yon Shimai so that foreigners who learns Japanese can have a clear understanding in these homekotoba. The result of this research is showing that the types of homekotoba can be seen in their meaning component, implication, and who’s the recipient of that homekotoba. This is a qualitative research that written in analytic description method."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dira Rahimsyah
"Penelitian ini berujuan untuk menganalisis hubungan antara suci dan kotor dengan misogi sebagai sebuah purifikasi yang dapat menghilangkan kegare. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data diperoleh dari buku referensi, jurnal penelitian, maupun informasi elekronik seperti internet yang berhubungan dengan misogi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara dilakukan dengan cara dikumpulkan, dibaca, dipahami, dianalisis, kemudian dinterpretasikan melalui kerangka teori. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pada dasarnya misogi adalah suatu proses yang dilakukan orang Jepang untuk menghilangkan kegare dan mencapai kesucian.

The focus of this study is to analize the relation between holy and uncleanness with misogi as sub purification which can erase kegare. This study is qualitative research. Referance books, journal, or electronic information as internet that is linked with misogi are main resources of the data. Then, datas is collected, readed, understanded, analized, and interpreted by the theory. The result of analizing shows that fundamentaly misogi is Japanese's process to erase kegare and to aim the holy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vining, Elizabeth Gray
Philadelphia : J.B. Lippincott, 1960
915.2 VIN r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>