Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
Akhmad Tamzis Hudi
"Ryosai Kenbo adalah suatu paham yang membentuk wanita menjadi seorang istri yang baik dan ibu yang bijaksana yang dijadikan pemerintah Jepang sebagai tujuan pendidikan wanita Jepang pada zaman Meiji. Dengan dilaksanakannya Restorasi Meiji, pemerintah Jepang zaman Meiji melakukan pembaharuan-pembaharuan di segala bidang kehidupan dalam rangka mengejar ketertinggalan negaranya dari negara-negara Barat dan memajukan bangsa serta negaranya. Dan Ryosai Kenbo dijadikan pemerintah Jepang sebagai usaha untuk mencapai tujuan negaranya tersebut. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui mengapa Ryosai Kenbo dijadikan sebagai usaha untuk memajukan Jepang. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan pendekatan kepustakaan dengan memilih, menganalisa, dan mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dan terkait dengan skripsi. Hasilnya menunjukkan bahwa pemerintah Jepang menjadikan Ryosai Kenbo untuk mendukung usahanya dalam memajukan Jepang karena makna dari Ryosai Kenbo itu sendiri. Yaitu Ryosai Kenbo dijadikan sebagai salah satu ideologi yang menjadi dasar untuk negara Jepang dalam mencapai tujuan negaranya tersebut. Dengan dijadikannya sebagai ideologi yang berlaku di Jepang, Ryosai Kenbo menempatkan dan melembagakan secara jelas peran wanita Jepang di dalam lingkungan domestik yaitu rumah dengan menjadi istri yang melayani suami dengan setia dan patuh, mendukung karir suami, dan dapat mengerjakan semua urusan rumah tanganya dengan baik; dan menjadi seorang ibu yang membesarkan dan mendidik anaknya dengan bijaksana sehingga menghasilkan anak-anak yang dapat menjadi generasi penerus bangsa yang baik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13635
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yamaguchi, Ken
Wilmington, Del: Scholarly Resources, 1973
952.025 KEN h
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Teguh A.
"Selama kurang lebih 250 tahun kepulauan Jepang menutup diri dari dunia luar dengan pelaksanaan politik sakoku(isolasi) di bawah rezim keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa mengelompokkan masyarakat Jepang ke dalam 4 kelas sosial yaitu pedagang, pengrajin, petani dan yang paling tinggi kedudukannya adalah kelas samurai. Hanya kelas samurai lah yang mempunyai hak-hak istimewa di dalam masyarakat, bisa dibilang bahwa mereka adalah kelas yang paling elit dalam strata sosial pemerintahan feudal Tokugawa. Kedudukan kelas samurai berubah sejak dimulainya peristiwa Restorasi Meiji. Pemerintahan Meiji pada saat itu melakukan restorasi dan reformasi besar-besaran dalam bidang politik, sosial, kebudayaan dan ekonomi; seluruh rakyat Jepang dari berbagai kalangan mengalami efek positif maupun efek negatifnya pada saat itu. Perubahan ini pun berdampak pada posisi dan kedudukan kelas samurai pada saat itu. Pemerintah Meiji menganggap keberadaan kelas samurai selama masa damai hanya menjadi gangguan saja yang otomatis berdampak pada hak-hak istimewa yang dimiliki oleh kelas samurai sejak era sebelumnya. Makalah ini berusaha membahas secara lebih detil efek-efek modernisasi di Jepang selama peristiwa Restorasi Meiji kepada kelas samurai dalam bidang politik, sosial, budaya maupun ekonomi.
For more than 250 years, the islands of Japan isolated themselves from the outside world by implementing the politic of sakoku (isolation) under the regime of Tokugawa. Tokugawa regime grouped the Japanese society into 4 social classes, i.e merchants, craftsmen, farmer and the highest of all the samurai. Only the samurai class had special privileges in the society. It can be said that they are the elite class in the feudal Tokugawa government. The position of samurai class changed since the beginning of Meiji Restoration. The Meiji government in those time greatly restored and reformed the political, social, cultural and economic areas; the whole Japanese people from all classes of society experiences positive as well as negative effects at that time. Their change also affected the positive and power of the samurai class. The Meiji government considered the presence of the samurai class during the peace era, only as disturbance that automatically affected the special privileges that the samurai class had once in the previous era. This paper attempt to discuss in more detail the modernization effect in Japan during the occurance of meiji Restoration to the samurai class, in the area of politic, social, culture and economy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Hillsborough, Romulus
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009
952.025 HIL st (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Khrisna Aditya Dharma
"
ABSTRAKSkripsi ini membahas tentang bagaimana kedudukan bushi (kaum ?samurai?) pasca restrukturisasi sosial Meiji. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Dalam penelitian ini, kebijakan-kebijakan pemerintahan di zaman Meiji telah membuat ruang gerak bushi di berbagai aspek kehidupan melemah dan pengaruh mereka tidak se-dominan seperti di zaman-zaman sebelumnya. Meski pada kenyataannya para petinggi-petinggi militer modern Jepang dan birokrat-birokrat pemerintahan masih merupakan mantan ?samurai?, tetapi identitas seorang bushi yang tercermin dalam otoritas mereka di masa-masa sebelum zaman Meiji telah sepenuhnya hilang akibat modernisasi.
ABSTRACTThis study focuses on the bushi?s position in the Japanese government after social structure change in Meiji period. This study is written as qualitative research using descriptive analysis method. In this study, the Meiji?s government policies had limited bushi?s authority and movement in many aspects unlike the previous eras. Although in reality, many of Japanese new military high-ranked officers and bureaucrats were ex-samurai, but the bushi identity as the holder of the authority in their past glory days is not reflected clearly in the newly established Meiji?s government as their power slowly lost because of modernization."
2016
S64342
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Harootunian, H.D.
Berkeley : University of California Press, 1970
952.025 HAR t
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Hiroshi, Mitani
Tokyo : International House of Japan, 2006
327.952 HIR e
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Hubbard, Ben
"The Samurai warrior examines the fighting men of Japan's Warring States period. Divided into six chapters, the book describes the unification under the Tokugawa bakufu, the major battles of the era, the weapons and armor used, the social structures of Japanese society, myths about the samurai, and finally the decline of the samurai amidst the modernization of the Meiji period."
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2016
952.02 HUB p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library