Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfa Defison
Abstrak :
[ABSTRAK
Kebudayaan, khususnya komponen nilai, dapat dipelajari melalui proses pendidikan. Pendidikan menjadi isu penting karena pendidikan memainkan peran yang penting dalam sosialisasi pada diri anak-anak. Menjadi sesuatu yang kontradiktif ketika budaya di sekolah bertentangan budaya di masyarakat, khususnya budaya di sebagian kalangan pelajar. Misalnya, masyarakat tidak membenarkan kenakalan pelajar seperti tawuran, pergaulan bebas dan penyalah gunaan narkoba. Tetapi justru sebagian pelajar justru terlibat dalam kenakalan pelajar tersebut.Sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya mempunyai peran penting untuk membendung kenakalan pelajar. Sekolah pada umumnya memiliki visi, misi, nilai, program dan tata tertib yang menentang kenakalan pelajar tersebut. Visi, misi, nilai, program dan tata tertib sekolah dapat disebut sebagai school culture. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan school culture di SMA Islam Terpadu Nurul Fikri (SMAIT NF) Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus. Nilai SMART merupakan inti school culture SMAIT NF Depok. School culture SMAIT NF Depok secara umum cukup berjalan cukup baik. Hal tersebut didukung oleh pelaksanaan sosialisasi SMART sejak Masa Orientasi Sekolah (MOS). SMART juga dimasukkan ke dalam buku pedoman tata tertib siswa dan dievaluasi setiap bulan. SMART juga berlaku bagi guru dan karyawan tetapi sosialisasi dan evaluasi belum optimal. Tetapi elemen school culture yang masih lemah di SMAIT NF Depok adalah dokumentasi sejarah dan artefak simbolik. Nilai SMART yang berlaku bagi semua warga SMAIT NF Depok baik siswa, guru maupun karyawan seharusnya didukung oleh kebijakan, konsep dan berbagai perangkat yang lebih tepat guna. Sehingga nilai SMART secara konkret dapat bekerja sebagai inti shoool culture SMAIT NF Depok.
ABSTRACT
Culture, especially a value component can be learnt through a learning process. Education becomes an important issue because education plays the crucial role in socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency. School as the education institution has the crucial role to prevent teenages delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values, program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School (SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy. SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an implementation of SMART socialization since School Orientation Period (SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact. SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students, teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture core of SMAIT NF Depok, Culture, especially a value component can be learnt through a learning process. Education becomes an important issue because education plays the crucial role in socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency. School as the education institution has the crucial role to prevent teenages delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values, program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School (SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy. SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an implementation of SMART socialization since School Orientation Period (SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact. SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students, teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture core of SMAIT NF Depok]
2012
T43539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Halimah Wibowo
Abstrak :
ABSTRAK

Penelitian ini meneliti tentang kontribusi religiusitas dan ketahanan terhadap pengaruh teman sebaya dalam memprediksi kencenderungan delinkuensi pada santri yang tinggal di pesantren X di Bekasi, Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu kuantitatif dan kualitatif untuk mengumpulkan data. Sebanyak 143 orang santri berpartisipasi dalam penelitian, dengan rincian 72 orang perempuan dan 71 orang laki-laki, dengan rentang usia 12 sampai 18 tahun. Penelitian ini menggunakan tiga alat ukur yaitu: 1) Centrality of Religiosity Scale, (2) Resistance to Peer Influence Questionaire dan 3) Self-Report Delinquency Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas dan ketahanan terhadap pengaruh teman sebaya memiliki kontribusi sebesar 12,8% dalam memprediksi delinkuensi. Bentuk delinkuensi yang paling sering terjadi di pesantren yaitu pelanggaran status. Berdasarkan wawancara, delinkuensi di pesantren X muncul karena kurangnya pengawasan dari guru dan sanksi yang diberikan tidak konsisten dan bentuk sanksi kurang mampu mengatasi perilaku delinkuen pada santri


ABSTRACT

This study is interested in examining the contribution of religiosity and resistance to peer influence in predicting delinquency tendency among adolescents who live in pesantren X as a traditional islamic school in Bekasi, Indonesia. This study used mixed design method (quantitative and qualitative) in order to obtain the data.  There are a total of 143 students participate in this study, which consist of 72 females and 71 males, between the ages of 12 to 18. Three measures are used to gather information: 1) Centrality of Religiosity Scale, (2) Resistance to Peer Influence Questionaire and 3) Self-Report Delinquency Scale. The results showed that there is a contribution of religiosity and resistance to peer influence contribute 12.8% in predicting delinquent behaviour in adolescent students who live in pesantren. The results revealed that most of the students who live in pesantren engage in the offense behaviour. Further, interview with the students revealed that lack of supervision and inconsistency of consequences from teacher and/or caregivers in Pesantren are the caused of delinquency in this population.

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52008
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Najib
Abstrak :
Tulisan ini berusaha untuk melihat pola komunikasi ulama dan pesantren dalam dinamika politik Nahdlatul Ulama. Keduanya tidak hanya merupakan elemen penting organisasi dan kultur Nahdlatul Ulama, tapi juga basis dukungan bagi beberapa partai politik. Adanya konflik ulama akibat fragmentasi keterlibatan mereka dalam politik mempengaruhi dinamika komunikasi di pesantren dan luar pesantren. Hubungan antara ulama dan dunia politik membawa implikasi pada terjadinya persebaran politik dan kultur para ulama dan pesantren di basis wilayah NU di Jawa Timur. Dalam hubungan ini, kepentingan parpol,--sebagaimana dimaksud dalam konsep oligarki—lebih menentukan. Tentu saja, komunikasi politik mencakup segala bentuk komunikasi yang dilakukan dengan maksud menyebarkan pesan-pesan politik dari pihak-pihak tertentu untuk memperoleh dukungan massa yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dinamika politik, tempat komunikasi itu berlangsung. Posisi kiai di dalam organisasi pesantren dan NU mempunyai andil besar bagi penyebaran informasi, ilmu keagamaan dan wawasan kebangsaan. Disinilah, pentingnya posisi kiai sebagai komunikator yang ia jalankan, baik di ranah pendidikan, keagamaan, dan juga politik kebangsaan. Peran sebagai komunikator itulah yang menjadi titik tolak penelitian ini. Khususnya, sikap mereka menghadapi tarik menarik kepentingan politik yang memasuki ranah keagamaan dan pola komunikasi di internal organisasi pesantren ......This paper seeks to look at patterns of communication and Islamic scholars in the political dynamics of the Nahdlatul Ulama . Both are not only an important element of Nahdlatul Ulama organization and culture , but also the base of support for some political parties . The existence of conflicts scholars due to their involvement intf the political fragmentation affects the dynamics of communication in school and outside boarding . The relationship between scholars and political world have implications for the distribution of political and religious leaders and culture in the base region of the NU pesantren in East Java. In this connection , the interests of political parties - as defined in the concept of oligarchy - more decisive . Of course, political communication encompass all forms of communication made with the intention of spreading political messages from certain parties to gain mass support is an integral part of the political dynamics,where thecommunicationtakesplace. Position in the organization pesantren kiai and NU has a big hand for the dissemination of information , knowledge and insight religious nationality . Here, the importance of the position of the kiai as a communicator , which he ran, both in the realm of education, religious, and national politics . Role as a communicator that is the starting point of this research . In particular , they face attitude tug political interests into the realm of religious and communication patterns in the internal organization of boarding
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Halfian
Jakarta: Departemen Agama RI, 2008
297.733 LUB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Syamsuddin
Jakarta: Departemen Agama RI, 2008
297.734 1 ARI j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
This research is aimed at studying the model of development for teachers at Pondok Pesantren (Islamic Boarding School). The research was conducted at Pondok Pesantren Nurul Hakim Lombok where thousands of young generations of Moslems have been studying Islamic knowledge and science. The research used qualitative method with interview as main tool of data collection. The research found that Pondok Pesantren Nurul Hakim where Kyai (Moslem intellectual) is regarded as a model of education is one of the biggest pesantren in Lombok. The research also found that most of the teachers were graduates of universities and teaching subject in line with their educational background.
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Murniasih
Abstrak :
Skripsi ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui pemanfaatan koleksi buku oleh pemakai di Perpustakaan Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur dan untuk mengetahui subyek koleksi buku atau bidang ilmu yang dimanfaatkan serta diminati oleh pengunjung perpustakaan terutama pada subyek Agama Islam. Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada koleksi buku. Pengumpulan data dilakukan selama 30 hari kerja dan koleksi buku yang ditinggalkan oleh pembaca di meja baca dengan asumsi buku tersebut telah dimanfaatkan baik itu dibaca, ditulis atau difotokopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koleksi buku pada kelompok kelas umum yang paling banyak dimanfaatkan oleh pemakai adalah kelas teknologi 31,26 % dan ilmu sosial 25,94%. Pada kelompok kelas khusus Agama Islam yang paling banyak diminati pemakai adalah kelas fiqih atau hukum Islam (16,79%). Untuk keseluruhan koleksi yang dimanfaatkan, baik kelas umum maupun kelas Agama Islam, kelas 200 (Agama) merupakan kelas yang paling banyak diminati yaitu sebanyak 50,12%. Persentase judul koleksi yang dimanfaatkan dengan judul koleksi yang dimiliki baru sebagian kecil saja yang dimanfaatkan pemakai yaitu sebanyak 13,04%. Kendala kurangnya pemanfaatan koleksi disebabkan antara lain karena kurang nyamannya kondisi fisik buku terutama pada buku klasik berbahasa Arab untuk dibaca dan juga kondisi ruangan, kemudian kurangnya sarana temu balik bagi pemakai. Selanjutnya disarankan untuk memiliki sarana temu balik yang memadai bagi pemakai, mengembangkan koleksi sesuai subyek yang sesuai kebutuhan pemakai dan misi perpustakaan serta melakukan promosi koleksi yang dimiliki.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S15444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library