Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Rizqa
"Masyarakat Muslim di Indonesia memiliki wajah yang beragam. Sistem demokrasi di Indonesia secara paradoksikal turut mendukung bangkitnya kelompok konservatisme yang menolak paradigma Barat. Sehingga seringkali terjadi perdebatan sengit mengenai pluralisme agama, hak asasi manusia, dan kebebasan. Salah satunya adalah perdebatan mengenai kebijakan penghapusan kekerasan seksual. Berbagai aksi menentang pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS) salah satunya adalah Indonesia Tanpa Jaringan Islam Liberal (ITJ) yang hingga saat ini menyuarakan penolakannya terhadap RUU P-KS di media sosial. Mereka menyebarkan pesan melalui ruang digital dan gerakannya semakin meluas. Namun, dengan beragamnya khalayak ITJ, setiap penerimaan pesan pun terjadi secara spesifik. Khalayak tidak selalu pasif menerima setiap pesan yang diterima. Oleh karena itu, penelitian ini melihat bagaimana penerimaan pengikut akun ITJ terhadap konten ITJ mengenai penolakan RUU P-KS dengan menggunakan teori Encoding-Decoding Stuart Hall (1980). Selain itu, peneliti akan menggunakan konsep liberal, moderat dan konservatif dalam melihat latar belakang ideologi informan untuk menjelaskan posisi penerimaan informan terhadap konten ITJ. Penelitian ini menggunakan studi kasus untuk menjelaskan polemik RUU P-KS, khususnya dalam konten ITJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemaknaan informan terhadap konten ITJ mengenai RUU P-KS melalui berbagai pertimbangan. Ideologi setiap informan mempengaruhi pertimbangan terhadap pemaknaan.

Muslim society in Indonesia have various faces. The democratic system in Indonesia paradoxically supports the rise of groups that refuse Wersternization. So that there is often debate about pluralism, human rights and freedom. Various actions against the ratification on the anti-sexual violence (RUU P-KS), also voiced through the Indonesia Tanpa Jaringan Islam Liberal (ITJ) which is currently voicing its decision on the RUU P-KS on social media. Their voices and movements expand through digital space. However, with the diversity of ITJ audiences, each message reception was carried out specifically. Audiences are not always passive in accepting every message received. Therefore, this study will look at how the acceptance of ITJ account followers towards ITJ content regarding the rejection of the the anti-sexual violence bill by using Stuart Halls encoding-decoding theory (1980). In addition, the researcher will look at the background of the informants ideology to explain the position of the informants acceptance of the ITJ content. This research will use to explain the polemic of the anti-sexual violence bill especially in the ITJ content. In addition, researcher will use the concepts of liberal, moderate and conservative in looking at the background of the informants ideology to explain the position of the informants acceptance of ITJ content. This research uses a case study to explain the polemic of the P-KS Bill, especially in the ITJ content. The results of this study indicate that the interpretation of the informants toward the content of ITJ about the the anti-sexual violence bill through various consideration. These consideration depend on the ideology of informants."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairil Anwar Adjis
Jakarta: ICRI, 2014
364.959 8 CHA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sukron Kamil
"Summary:
On Islam and politics and social problems in Indonesia."
Rawamangun, Jakarta: Kencana, 2013
297.272 SUK p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sahlul Fuad
"Penelitian ini membahas pandangan-pandangan, gagasan-gagasan, dan ungkapan-ungkapan, serta tindakan-tindakan anak muda NU yang berada di P3M sebagai bentuk resistensi terhadap pandangan-pandangan dan tindakan-tindakan para elit NU. Hal ini muncul karena tindakan-tindakan, dan kebijakan-kebijakan beberapa tokoh NU tidak selalu sesuai dengan gagasan dan pandangan kaum muda NU di P3M. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan sekaligus pemahaman mengenai berjalannya budaya kekuasaan dan resistensi dalam suatu kelompok masyarakat. Penelitian ini juga memberikan pemahaman reflektif terhadap budaya resistensi di Indonesia. Adapun manfaat penelitian ini secara teoretis untuk memahami suatu budaya yang dinamis, melalui pendekatan yang holisitik terhadap suatu problem tertentu. Kerangka teori penelitian ini mengacu pada konsep kekuasaan yang dikemukakan Michel Foucault, yang menyatakan bahwa hubungan-hubungan kekuasaan sekaligus bersifat intensional dan tidak subyektif; di mana pun ada kekuasaan, di sana ada resistensi atau resistensi tidak pernah berada di luar kekuasaan. Kemudian, konsep resistensi menelaah terhadap kajian James C Scott dan Lila Abu-Lughod. Menurut Scott, resistensi tidak lebih dari sebuah hasrat yang dapat dipahami pada bagian rumah tangga untuk survive, untuk kepastian keamanan fisik, kebutuhan makanan, kebutuhan uang tunai, dan mengidentifikasi sumberdaya resistensi terhadap tuntutan tekanan geng, penagih pajak, tuan tanah, dan para pembantu. Sedangkan menurut Lila Abu-Lughod, bahwa resistensi hendaknya digunakan sebagai sebuah “diagnosa kekuasaan”. Oleh karena itu, Lughod menggunakan resistensi sebagai tanda kebabasa manusia yang bisa digunakan sebagai strategi untuk memberi informasi mengenai bentuk-bentuk kekuasaan dan bagaimana orang-orang mengejarnya. Melalui pendekatan interpretasi terhadap data-data yang diperoleh melalui pengamatan terlibat dan wawancara mendalam, penelitian ini menemukan selain adanya ungkapan, gagasan, dan tindakan yang dilakukan oleh kaum muda NU di P3M sebagai bentuk resistensi mereka terhadap struktur kekuasaan yang sedang berjalan, mereka juga menujukkan kekuasaannya melalui jaringan-jaringan yang mereka bangun. Bentuk-bentuk resistensi yang mereka lakukan adalah dengan mengungkap kekurangan-kekurangan para elit NU melalui gosip, mengkritik, menggagas bentuk kegiatan untuk kepentingan NU, dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk kepentingan warga NU.

This research discusses views, ideas, articulations, and actions of the NU youth in P3M, which were a form of resistance towards views and actions of NU elites. This resistance emerged because the actions of NU elites were not always in line with the ideas and views of the NU youth. The purpose of this research is to provide a picture as well as an understanding on the culture of power and its resistance in certain society. It is also intended to provide a reflective understanding on the resistance culture in Indonesia. Such a research is useful to understand a dynamic culture through a holistic approach towards a particular problem. The theoretical framework of the study is based on the concept of power introduced by Michael Foucault, which says that power relations are intentional and non-subjective; wherever there is power, there is resistance, and yet, or rather consequently, this resistance is never in a position of exteriority in relation of power. Furthermore, the concept of resistance in this study refers to the concept of resistance introduced by James C. Scott and Lila Abu-Lughod. According to Scott, a resistance is no more than a desire in a part of a household to assure physical safety, food needs, cash needs, and to identify resistant resources upon gang pressures, tax collectors, landlords and their guards. Lila Abu-Lughod argues that a resistance as a diagnose power. Therefore, she marks resistance as signs of human freedom will be use them as strategically to tell information on the forms and how people are caught up in them. Through interpretative approaches on some data, which were collected from direct observation and in-depth interview, this research discovers several articulations, ideas, and actions of the NU youth in P3M, which were the forms of their resistance toward the structure of power hold by NU elites. They also demonstrated their power through their networks. The resistance was articulated by gossiping the weaknesses of NU elites, criticizing them, and running several alternative activities for the interests of NU members."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahlul Fuad
"Penelitian ini membahas pandangan-pandangan, gagasan-gagasan, dan ungkapan-ungkapan, serta tindakan-tindakan anak muda NU yang berada di P3M sebagai bentuk resistensi terhadap pandangan-pandangan dan tindakan-tindakan para elit NU. Hal ini muncul karena tindakan-tindakan, dan kebijakan-kebijakan beberapa tokoh NU tidak selalu sesuai dengan gagasan dan pandangan kaum muda NU di P3M. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan sekaligus pemahaman mengenai berjalannya budaya kekuasaan dan resistensi dalam suatu kelompok masyarakat. Penelitian ini juga memberikan pemahaman reflektif terhadap budaya resistensi di Indonesia. Adapun manfaat penelitian ini secara teoretis untuk memahami suatu budaya yang dinamis, melalui pendekatan yang holisitik terhadap suatu problem tertentu. Kerangka teori penelitian ini mengacu pada konsep kekuasaan yang dikemukakan Michel Foucault, yang menyatakan bahwa hubungan-hubungan kekuasaan sekaligus bersifat intensional dan tidak subyektif; di mana pun ada kekuasaan, di sana ada resistensi atau resistensi tidak pernah berada di luar kekuasaan. Kemudian, konsep resistensi menelaah terhadap kajian James C Scott dan Lila Abu-Lughod. Menurut Scott, resistensi tidak lebih dari sebuah hasrat yang dapat dipahami pada bagian rumah tangga untuk survive, untuk kepastian keamanan fisik, kebutuhan makanan, kebutuhan uang tunai, dan mengidentifikasi sumberdaya resistensi terhadap tuntutan tekanan geng, penagih pajak, tuan tanah, dan para pembantu. Sedangkan menurut Lila Abu-Lughod, bahwa resistensi hendaknya digunakan sebagai sebuah “diagnosa kekuasaan”. Oleh karena itu, Lughod menggunakan resistensi sebagai tanda kebabasa manusia yang bisa digunakan sebagai strategi untuk memberi informasi mengenai bentuk-bentuk kekuasaan dan bagaimana orang-orang mengejarnya. Melalui pendekatan interpretasi terhadap data-data yang diperoleh melalui pengamatan terlibat dan wawancara mendalam, penelitian ini menemukan selain adanya ungkapan, gagasan, dan tindakan yang dilakukan oleh kaum muda NU di P3M sebagai bentuk resistensi mereka terhadap struktur kekuasaan yang sedang berjalan, mereka juga menujukkan kekuasaannya melalui jaringan-jaringan yang mereka bangun. Bentuk-bentuk resistensi yang mereka lakukan adalah dengan mengungkap kekurangan-kekurangan para elit NU melalui gosip, mengkritik, menggagas bentuk kegiatan untuk kepentingan NU, dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk kepentingan warga NU.

This research discusses views, ideas, articulations, and actions of the NU youth in P3M, which were a form of resistance towards views and actions of NU elites. This resistance emerged because the actions of NU elites were not always in line with the ideas and views of the NU youth. The purpose of this research is to provide a picture as well as an understanding on the culture of power and its resistance in certain society. It is also intended to provide a reflective understanding on the resistance culture in Indonesia. Such a research is useful to understand a dynamic culture through a holistic approach towards a particular problem. The theoretical framework of the study is based on the concept of power introduced by Michael Foucault, which says that power relations are intentional and non-subjective; wherever there is power, there is resistance, and yet, or rather consequently, this resistance is never in a position of exteriority in relation of power. Furthermore, the concept of resistance in this study refers to the concept of resistance introduced by James C. Scott and Lila Abu-Lughod. According to Scott, a resistance is no more than a desire in a part of a household to assure physical safety, food needs, cash needs, and to identify resistant resources upon gang pressures, tax collectors, landlords and their guards. Lila Abu-Lughod argues that a resistance as a diagnose power. Therefore, she marks resistance as signs of human freedom will be use them as strategically to tell information on the forms and how people are caught up in them. Through interpretative approaches on some data, which were collected from direct observation and in-depth interview, this research discovers several articulations, ideas, and actions of the NU youth in P3M, which were the forms of their resistance toward the structure of power hold by NU elites. They also demonstrated their power through their networks. The resistance was articulated by gossiping the weaknesses of NU elites, criticizing them, and running several alternative activities for the interests of NU members."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malang: UIN Maliki Press, 2016
297.5 ISL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library