Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhayati M. Rasyid
"Rasio neutrofil limfosit (RNL) adalah salah satu biomarker prognostik yang sudah banyak dipakai untuk memprediksi luaran klinis berbagai penyakit. Nilai RNL yang tinggi berhubungan dengan luaran klinis yang buruk pada pasien stroke iskemik. Asupan energi dan protein yang cukup selama rawatan di rumah sakit (RS) dapat membantu menurunkan kadar RNL yang tinggi saat admisi. Asupan nutrisi yang cukup selama rawatan membantu mempertahankan sistem imun, meningkatkan proliferasi limfosit dan produksi antibodi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kecukupan energi dan protein selama rawatan di RS terhadap perubahan nilai RNL pada pasien stroke iskemik di RSCM dan RSUI. Penelitian menggunakan desain kohort prospektif pada subjek berusia ≥18 tahun yang dirawat di RSCM dan RSUI. Diperoleh 52 subjek dengan kelompok cukup asupan energi dan protein sebanyak 26 subjek dan kelompok yang tidak cukup sebanyak 26 subjek. Rerata usia subjek 62,34 + 11,8, laki – laki 61,5%, subjek dengan status nutrisi obesitas derajat 1 berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) 23,1%, dan faktor risiko hipertensi sebanyak 82,7%. Tidak terdapat hubungan bermakna antara kecukupan energi dan protein dengan penurunan nilai RNL selama rawatan. Namun, sebagian besar subjek yang mendapat asupan cukup energi dan protein mengalami penurunan nilai RNL. Penelitian lanjutan diperlukan dengan menggunakan subjek lebih banyak dan menganalisis faktor – faktor lain yang dapat memengaruhi penurunan nilai RNL dan asupan makan pada pasien stroke iskemik yang dirawat.

Neutrophil-lymphocytes ratio (NLR) is one of the prognostic biomarkers that has been widely used to predict clinical outcomes of various diseases. High NLR values are associated with poor clinical outcomes in ischemic stroke patients. Adequate energy and protein intake during hospitalization can help reduce high NLR levels at admission. Adequate nutritional intake during treatment helps maintain the immune system, increase lymphocyte proliferation and antibody production. This study aims to look at the relationship between energy and protein adequacy during hospitalization and changes in NLR values in ischemic stroke patients at RSCM and RSUI. The study used a prospective cohort design on subjects aged ≥18 years who were hospitalized at RSCM and RSUI. Total 52 subjects and then divided into two groups, an adequate energy and protein groups 26 subjects and an insufficient groups 26 subjects. The mean age of the subjects was 62.34 + 11.8, male 61.5%, subjects with nutritional status of grade 1 obesity based on body mass index (BMI) 23.1%, and risk factors for hypertension were 82.7%. There was no significant relationship between energy and protein adequacy group and the decrease in NLR values during hospitalization. However, most subjects who received energy and protein adequate experienced a decrease in NLR. Further research is needed by using more subjects and analyzing other factors that can affect the decrease in NLR value and food intake in stroke patients during hospitalization."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satyanaya Widyaningrum
"Latar Belakang: Uji Timed Up and Go (TUG) merupakan salah satu uji yang berhubungan erat dengan mobilitas fungsional untuk menilai keseimbangan dan kemampuan berjalan. Pasien pasca stroke bisa mempunyai gejala sisa diantaranya pola jalan hemiparesis dan penurunan kemampuan fungsional dalam berjalan. Berjalan tidak hanya berupa arah yang lurus namun diperlukan suatu kemampuan berputar. Pola jalan hemiparesis pada pasien stroke bisa berdampak pada keamanan dan kenyamanan saat berputar yang akan meningkatkan risiko jatuh.
Tujuan: Mengetahui nilai mobilitas fungsional pasien stroke iskemik fase kronik dengan hemiparesis menggunakan uji Timed Up and Go (TUG) dengan memperhatikan arah berputar
Metode: Penelitian ini merupakan suatu uji potong lintang yang dilakukan pada 30 subjek stroke iskemik fase kronik. Setiap subjek akan diminta untuk melakukan uji TUG sebanyak 2 kali dengan berputar pada 2 arah berbeda yaitu dengan sumbu tungkai sisi paresis dan non paresis. Parameter yang dinilai adalah status neuromuskular, uji TUG dalam detik, Indeks Bartel Modifikasi Shah versi Bahasa Indonesia, dan Moca- Ina.
Hasil: Subjek pada penelitian ini memiliki rerata usia 54 tahun dan berjenis kelamain perempuan. Rerata waktu TUG pada kelompok sisi paresis sedikit lebih cepat (18.29±8.98 detik) dibandingkan kelompok sisi non paresis (18.65±9.05 detik). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara arah berputar dengan waktu TUG (p>0.05). Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai TUG pada penelitian ini adalah spastisitas dan stadium pemulihan Brunnstrom.
Simpulan: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara arah berputar dengan waktu TUG.

Background: The Timed Up and Go (TUG) Test is strongly correlated to level of functional mobility, to reflect the balance and gait maneuvers used in everday life. The most common disability in stroke patients is hemiparesis which affect the ability to complete safe turning. Instability in performing a turn can result in increasing risk of fall. Turning as performed during the TUG can indicate mobility difficulties, in addition to the motoric recovery.
Objective: This study aims to investigate the effects of the turning direction according to the affected and unaffected sides of stroke on their TUG test.
Methods: This study is a cross sectional study conducted in 30 subjects ischemic stroke chronic phase. Thirty chronic stroke patients were asked to perform TUG test by turning two directions (axis with paretic side and non paretic side). Other parameters assessed were neuromuscular examination, Functional independence (Barthel Index Shah Modification Indonesian version), and Moca-Ina.
Result: Subjects in this study has mean age of 54 years old and majority women. Longer Timed Up and Go (TUG) test duration time when turning with unaffected side (18.65±9.05 s) compared with the affected side (18.29±8.98 s). There were no significant differences in turning direction in Timed Up and Go test (p>0.05). Factors that affect the TUG result are spasticity and Brunnstrom stage of recovery.
Conclusion: No significant difference between the turning direction and TUG test.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library