Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darmadi J. Gunawan
Abstrak :
Tujuan: Mengetahui efektivitas terapi gabungan hot pack dan kompresi iskemik dibandingkan dengan hot pack saja terhadap penurunan nyeri penderita miofasial otot upper trapezius. Desain: Randomized controlled trial Tempat: Poliklinik Rehabilitasi Medik, Rumah Sakit Vmum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Subjek: Enam puluh satu pasien yang terdiri dari 51 pasien wanita dan 10 pasien pria yang menderita nyeri miofasial otot upper trapezius di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Satu orangdikeluarkan karena tidak mengikuti penelitian sampai selesai. Intervensi: Antara bulan Maret-Mei 2008. Enam puluh pasien dengan nyeri miofasial otot upper trapezius yang masuk dalam kriteria penerimaan dilakukan randomisasi sederhana, didapat hasil: 30 pasien diberikan terapi hot pack 5 kali berturut -turut dan 30 pasien diberikan terapi kompresi iskemik dan hot pack 5 kali berturut-turut, kemudian dievaluasi penurunan VAS( Visual Analog Scale) harian. Hasil Penelitian: Setelah lima hari terapi berturut-turut didapatkan penurunan VAS yang bermakna pada kedua kelompok terapi kombinasi hot pack + kompresi iskemik dan terapi hot pack saja, masing-masing (p<0,001), namun demikian persentase (%) penurunan V AS kedua kelompok tidak berbeda bermakna (p=O, 151) akan tetapi terdapat peningkatan persentase PTM yang berbeda bennakna (P=0,019) dengan peningkatan PTM lebih besar pada kelompok terapi kombinasi hot pack + kompresi iskemik (71,53 ± 27,50), dibandingkan terapi hot pack saja (55,17 ± 24,79). Kesimpulan: Penurunan nyeri bermakna setelah terapi kompresi iskemik + hot pack maupun terapi hot pack selama lima hari. Terapi kompresi iskemik dan hot pack lebih efektif dibanding dengan terapi hot pack dalam hal penurunan nyeri secara klinis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T59095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Elsiana Missa
Abstrak :
Besarnya penggunaan dana untuk penyakit jantung iskemik dapat mengancam sustainability pembiayaan JKN yang akan berdampak terutama pada pelayanan kesehatan penyakit jantung iskemik dan juga pelayanan penyakit lainnya. Pengetahuan biaya yang akurat sangat penting sebagai dasar strategi BPJS Kesehatan dalam mengalokasi dana secara rasional. Analisis biaya dapat dilakukan melalui studi Cost of Illness secara khusus pada biaya medis langsung. Studi ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan biaya medis langsung rawat inap penyakit jantung iskemik peserta JKN di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut. Penelitian yang menggunakan data sekunder dari data sampel BPJS Kesehatan 2015-2016 ini, dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menemukan rata rata biaya medis langsung per pasien sebesar Rp.13.200.000, penderita umur diatas 54 tahun Rp.15.200.000, laki laki Rp.15.300.000, perempuan Rp.9.807.036, rumah sakit tipe A Rp.36.800.000, rumah sakit tipe B Rp.10.100.000, dengan terapi medis saja Rp.7.060.097, dengan intervensi PCI dan terapi medis Rp.65.500.000 dan dengan pembedahan dan terapi medis Rp.94.500.000. Faktor faktor yang berhubungan dengan biaya adalah tipe fasilitas kesehatan, tipe manajemen penyakit, tingkat keparahan penyakit, frekuensi rawat inap dan length of stay. BPJS Kesehatan perlu meningkatkan investasi untuk mendukung upaya first prevention dan secondary prevention di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan rujukan serta menerapkan clinical pathway, rujukan berjenjang dan rujukan balik untuk mengontrol biaya di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut. ......The large use of funds for ischemic heart disease can threaten the sustainability of JKN financing which will have an impact on healthcare for ischemic heart disease and healthcare for other diseases. Accurate cost knowledge is very important as the basis for the BPJS Kesehatan strategy in allocating funds rationally. Cost analysis can be done through a Cost of Illness study specifically on direct medical costs. This study aims to determine the factors that are associated with the direct medical costs of inpatient ischemic heart disease at advanced referral health facilities. The study used secondary data from the 2015-2016 BPJS Kesehatan sample data, which was conducted using a cross sectional approach. Data analysis was performed by univariate and bivariate. The results of the study found that the average direct medical cost per patient was Rp.13,200,000, patients over 54 years old were Rp.15,200,000, men Rp.15,300,000, women Rp.9,807,036, type A hospital Rp.36,800,000, type B hospital Rp.10,100,000, with medical therapy Rp.7,060,097, with PCI intervention and medical therapy Rp.65,500,000 and with surgery and medical therapy Rp.94,500,000. Factors associated to cost are type of health facility, type of disease management, severity of disease, frequency of hospitalization and length of stay. BPJS Kesehatan needs to increase investment to support first prevention and secondary prevention efforts in first level and referral health facilities and implement clinical pathways, tiered referrals and back referrals to control costs at advanced referral health facilities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library