Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardhi Rahman Ahani
"ABSTRAK
Latar Belakang : Morbiditas sindrom kolon iritabel SKI cukup tinggi. Kondisi stress, seperti masa studi yang panjang, banyaknya ujian, dan tugas jaga saat rotasi klinik, menyebabkan prevalensi SKI pada mahasiswa kedokteran tinggi. Perlunya diketahui prevalensi SKI pada mahasiswa kedokteran dengan menggunakan kriteria baru Roma IV dan faktor-faktor yang berhubungan Tujuan : Mengetahui prevalensi SKI pada mahasiswa kedokteran dengan menggunakan kriteria Roma IV dan faktor-faktor yang berhubunganMetode : Studi potong lintang dilakukan terhadap 350 mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia pada bulan November-Desember 2016, pemilihan berdasarkan stratified random sampling. Kriteria diagnosis yang digunakan adalah kriteria Roma IV. Analisis bivariat dilakukan terhadap faktor-faktor yang diteliti. Analisis bivariat menggunakan uji chi square, uji T tidak berpasangan, dan alternatifnya. Analisis multivariat menggunakan regresi logistikHasil : Proporsi SKI pada mahasiswa perempuan sebesar 18,3 15,4 ndash;21,2 IK 95 dan proporsi pada mahasiswa laki-laki sebesar 9,7 7,5-11,9 IK 95 . Subtipe SKI terbanyak adalah subtipe diare 53,1 . Skor student-life stress inventory pada mahasiswa dengan SKI lebih tinggi dibandingkan tanpa SKI, untuk skor stressor 66,4 SB 11,4 vs 60,0 SB 12,2 , p=0,001 dan skor respons terhadap stressor 64,0 41-97 vs 55,0 35-88 , p

ABSTRACT
Latar Belakang Morbiditas sindrom kolon iritabel SKI cukup tinggi. Kondisi stress, seperti masa studi yang panjang, banyaknya ujian, dan tugas jaga saat rotasi klinik, menyebabkan prevalensi SKI pada mahasiswa kedokteran tinggi. Perlunya diketahui prevalensi SKI pada mahasiswa kedokteran dengan menggunakan kriteria baru Roma IV dan faktor faktor yang berhubungan Tujuan Mengetahui prevalensi SKI pada mahasiswa kedokteran dengan menggunakan kriteria Roma IV dan faktor faktor yang berhubunganMetode Studi potong lintang dilakukan terhadap 350 mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia pada bulan November Desember 2016, pemilihan berdasarkan stratified random sampling. Kriteria diagnosis yang digunakan adalah kriteria Roma IV. Analisis bivariat dilakukan terhadap faktor faktor yang diteliti. Analisis bivariat menggunakan uji chi square, uji T tidak berpasangan, dan alternatifnya. Analisis multivariat menggunakan regresi logistikHasil Proporsi SKI pada mahasiswa perempuan sebesar 18,3 15,4 ndash 21,2 IK 95 dan proporsi pada mahasiswa laki laki sebesar 9,7 7,5 11,9 IK 95 . Subtipe SKI terbanyak adalah subtipe diare 53,1 . Skor student life stress inventory pada mahasiswa dengan SKI lebih tinggi dibandingkan tanpa SKI, untuk skor stressor 66,4 SB 11,4 vs 60,0 SB 12,2 , p 0,001 dan skor respons terhadap stressor 64,0 41 97 vs 55,0 35 88 , p"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoma Sari Namara
"Latar Belakang: Irritable bowel Syndrome (IBS) adalah penyakit fungsional saluran cerna yang bersifat multifaktorial, melibatkan faktor internal maupun lingkungan yang bervariasi secara geografis maupun budaya. Faktor risiko terhadap IBS, khususnya di daerah yang pernah mengalami bencana berat, belum banyak diteliti. Penelitian ini menilai prevalensi dan faktor risiko IBS di masyarakat Kota Palu Sulawesi Tengah pascabencana. Tujuan: Mengetahui prevalensi dan faktor risiko IBS di masyarakat Kota Palu, Sulawesi Tengah pascabencana. Metode: Penelitian potong lintang ini dilakukan di Kota Palu pada 2023. Data diambil dengan cara survei rumah ke rumah. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari data demografis, diagnosis IBS dengan kriteria Rome IV dan Bristol Stool Form Scale (BSFS), Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A), Beck’s Depression Index II (BDI-II) untuk menilai gejala gangguan psikologis yang terdiri dari cemas dan depresi, serta SEMI FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE (SFFQ) untuk menilai pola makan dan menentukan nilai konsumsi FODMAP. Hasil: Terdapat 1212 partisipan dalam penelitian ini. Prevalensi IBS di Kota Palu sebesar 0,99%, dengan proporsi subtipe IBS-C, IBS-D, dan IBS-M sebesar 50,00%, 17,67%, 33,33%. Tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin, usia, status ekonomi, topografi, dan pola makan dengan IBS, namun gangguan psikologis berhubungan bermakna secara statistik dengan IBS (p<0,001) dengan PR 29,629 (IK 95% 6,547— 134,081). Simpulan: Penelitian ini merupakan penelitian pertama tentang prevalensi IBS di masyarakat Kota Palu. Prevalensi IBS di masyarakat Kota Palu sebesar 0,99% dengan proporsi subtipe IBS terbanyak adalah IBS-C diikuti oleh IBS-M dan IBS-D dengan gangguan psikologis merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian IBS.

Background: Irritable bowel syndrome (IBS) is a multifactorial functional gastrointestinal disease involving internal and environmental factors that vary geographically and culturally. However, risk factors have yet to be widely studied, especially in areas that have experienced severe disasters. This study assessed the prevalence and risk factors of IBS in Palu City, Central Sulawesi post-disaster. Objective: To determine the prevalence and risk factors of IBS in Palu City, Central Sulawesi post-disaster. Methods: This study was held in Palu City in 2023 in cross-sectional design. Data was collected using a door-to-door survey. We extracted demographic data and diagnosed IBS using Rome IV criteria and the Bristol Stool Form Scale (BSFS). The validated Indonesian version of the Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) and Beck's Depression Index II (BDI-II) were used to assess psychological disorder severity of anxiety and depression, respectively. We used SEMI FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE (SFFQ) to assess eating patterns and determined FODMAP diet. Results: There were 1212 participants in this study. Prevalence IBS in Palu City was 0.99%, with proportion of IBS-C, IBS-D, and IBS-M subtypes were 50.00%, 17.67%, and 33.33%. There were no significant relationship between sex, age, economic status, topography, and FODMAP diet with IBS, otherwise psychological disorder was significantly associated with IBS (p<0.001) with a PR of 29.629 (CI 95% 6.547— 134.081). Conclusions: This is the first study to assess the prevalence of IBS in the Palu City community. The prevalence of IBS in the Palu City community is 0,99% with the most common IBS subtype is IBS-C, followed by IBS-M then IBS-D, and psychological disorder is an associated factor to IBS."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Renato Nafarin
"Latar belakang: Sakit perut berulang SPB merupakan penyebab terbanyak dari sakit kronis pada anak. Irritable bowel syndrome IBS merupakan salah satu penyebab terbanyak dari SPB, ditandai oleh nyeri/ rasa tidak nyaman pada perut dan perubahan fungsi saluran cerna. Patofisiologi IBS saat ini banyak dihubungkan dengan gangguan pada mikroflora usus. Belum ada data tentang mikroflora usus pada anak dengan IBS di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui pola mikroflora saluran cerna pada anak penderita IBS dan anak sehat berusia 13-18 tahun di Indonesia.
Metode: Penelitian kasus-kontrol dilakukan pada 22 anak penderita IBS dan 28 kontrol pada anak usia 13-18 tahun di SMP dan SMA di Jakarta Pusat. Diagnosis IBS menggunakan kriteria Rome III. Usia, jenis kelamin, pendidikan dicatat saat awal penelitian. Spesimen feses dikumpulkan lalu diperiksa jumlah Bifidobacterium dan Enterobacteriaceae.
Hasil: Penderita IBS terbanyak dari perempuan 17/22 dengan median usia 16 tahun. Nilai median Bifidobacterium spp sebesar 138,95 rentang 0,2 ndash;22.735,8 pada kelompok IBS dan 232,5 rentang 1,9 ndash;38.985,6 CFU/gram pada kelompok kontrol. Tidak ada perbedaan bermakna Bifidobacterium antara kedua kelompok p=0,493 . Nilai median Enterobacteriaceae sebesar 58,9 rentang 2,5 ndash;9.577,8 CFU/gram pada kelompok IBS dan 85 rentang 12,1 ndash;3.139,4 CFU/gram pada kelompok kontrol. Tidak ada perbedaan bermakna Enterobacteriaceae antara kedua kelompok p=0,938.
Simpulan: Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara jumlah Bifidobacterium dan Enterobacteriaceae pada kelompok IBS maupun kontrol. Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah Enterobacteriaceae pada kelompok IBS dan peningkatan jumlah Bifidobacterium pada kelompok kontrol.

Background: Recurrent abdominal pain RAP is the most frequent cause of chronic pain in children. Irritable bowel syndrome IBS is one of the most occuring type of RAP, marked with abdominal pain discomfort and changes in bowel movement. The current pathophysiology of IBS is associated with alterations of gut microflora. Currently, there is no data about gut microflora in children with IBS in Indonesia.
Aim: To evaluate gut microflora in healthy children and children with IBS aged 13 18 years old in Indonesia.
Methods: A case control study was conducted to 22 IBS children and 28 healthy subjects aged 13 18 years old at junior high school and senior high school in Central Jakarta. Irritable bowel syndrome diagnosed using Rome III criteria. Age, sex, and level of education were recorded. Stool samples were collected and investigated for Bifidobacterium and Enterobacteriaceae.
Result: Most of the IBS subjects were females 17 22 with a median age 16 years old. The median value of Bifidobacterium spp was 138.95 range 0.2 ndash 22,735.8 for the IBS subjects and 232.5 range 1.9 ndash 38,985.6 CFU gram on healthy subjects with no statistical difference p 0,493 . The median value of Enterobacteriaceae was 58.9 range 2.5 ndash 9,577.8 on IBS subjects and 85 range 12.1 ndash 3,139.4 CFU gram on healthy subjects with no statistical difference p 0,938.
Conclusion: There was no statistical difference for Bifidobacterium and Enterobacteriaceae on either IBS or healthy subjects. There was an increasing tendency of Enterobacteriaceae on IBS subjects and increasing tendency of Bifidobacterium on healthy subjects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library