Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Irradiator yang dikaji adalah tipe kolam menggunakan sumber radiasi Cobalt-60 (Co-60) bentuk batang pensil yang tersusun sebagai rak papan pipih. Iradiator di desain untuk aktivitas 2 MCi. Namun untuk analisis keselamatan, aktivitas yang dipertimbangkan adalah 1,5 kali atau 3 MCi. Apabila iradiator sedang tidak beroperasi sumber radiasi tersimpan dan terendam dalam dasar kolam air yang mempunyai ukuran panjang 360 cm, lebar 280 cm dan kedalaman 600 cm. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui pada kedalaman berapa radiasi ,menggunakan program MCNP6. Dari hasil analisis didapatkan bahwa pada kedalaman 163 cm dosis radiasi di dalam air kolam sudah mendekati nol uSv/jam. Dapat disimpulkan bahwa jika pada saat iradiator tidak beroperasi dan sumber radiasi berada di dasar kolam, maka paparan yang dihasilkan di atas kolam masih dalam batas aman bagi operator sesuai dengan ketentuan keselamatan BAPETEN.
PRIMA 11:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Iradiator gamma buatan Institute of Isotop Co. Ltd. Hungaria merupakan jenis panorama kategori IV yang dapat beroperasi secara kontinyu dan batch. Kapasitas maksimum sumber gamma pada iradiator ini adalah 2 MCi. Kolam penyimpan sumber berukuran lebar 2,8 m, panjang 3,6 m dan tinggi 1 m. Jarak antara permukaan air kolam dan rak sumber menentukan fungsi air sebagai perisai radiasi. Konsep jarak ini digunakan untuk mengevaluasi keselamatan radiasi kolam iradiator. Pasal 8 dari SSG-8 IAEA digunakan sebagai referensi untuk analisis ini. Penentuan faktor build-up air menggunakan persamaan Taylor. Perhitungan laju dosis di atas kolam dilakukan untuk masing-masing tingkat permukaan air, yaitu pada tingkat air normal, dan untuk setiap 0,3 m penurunan permukaan air hingga penurunan sampai 1,5 m. Pada tingkat air normal sampai penurunan permukaan air 1,2 m, hasil perhitungan menunjukkan laju dosis sangat aman. Keadaan laju dosis radiasi mencapai tingkat tidak aman ketika penurunan tingkat air lebih dari 1,2 m. Hasil evaluasi ini memberikan gambaran bahwa desain kolam iradiator buatan izotop tersebut dapat memenuhi rekomendasi IAEA. Berdasarkan rekomendasi ini pada operasi normal iradiator gamma kategori IV, proses make up air harus dilakukan ketika permukaan air berada di batas normal bawah, sehingga kejadian tidak aman tidak terjadi.
PRIMA 11:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Iradiator gamma 2 MCi dirancang khusus untuk proses pengawetan bahan pangan menggunakan sumber radioaktif Cobalt-60. Desain iradiator mengacu pada jenis iradiator yang dikembangkan oleh isotop Hungaria. Salah satu karakteristik dari iradiator ini adalah pintu masuk dan keluar produk melalui sebuah pintu tunggal. Ketika produk akan diradiasi, produk tersebut disusun dalam tote-tote. Selanjutnya tote-tote ini dimasukkan ke dalam ruang iradiasi dengan diangkut oleh box car. Di dalam ruang iradiasi tote-tote bergeser mendekati dan menjauhi sumber isotop Cobalt-60. Selesai iradiasi, tote kembali diangkut oleh box car melalui jalur yang sama. Proses masuk-keluar box car inilah yang menjadi bahasan dalam makalah ini. Pembahasan ini bertujuan menentukan spesifikasi teknis untuk komponen-komponen utama. Kegiatan diawali dengan mempelajari geometri lintasan rantai. Selanjutnya persamaan gaya dikembangkan dan diselesaikan. Dengan diperolehnya gaya yang dibutuhkan untuk menarik rantai, beberapa spesifikasi komponen utama berhasil diidentifikasi seperti motor, rantai, sproket dan gearbox. Berdasarkan perhitungan daya motor minimum adalah 1 HP. Rantai telah diidentifikasi dengan spesifikasi nomor rantai 40. Sproket terdiri dari dua jenis. Jenis pertama adalah sproket yang dipasang langsung pada motor dengan jumlah gigi 40. Sedangkan jenis lainnya adalah sproket 12 gigi yang berjumlah 103 buah. Untuk gearbox, rasio penurunan kecepatan yang ditetapkan adalah 1:96.
PRIMA 11:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Respati Kevin Prama Dewandaru
Abstrak :
Penelitian ini mempelajari elektroreduksi karbon dioksida CO2 pada permukaan boron-doped diamond BDD termodifikasi iridium Ir-BDD . BDD diketahui sebagai suatu kandidat yang menarik untuk aplikasi dalam proses elektroreduksi CO2 karena dilaporkan memiliki kestabilan yang tinggi dan kemampuan menghasilkan radikal bebas dengan persen hasil yang tinggi. Modifikasi elektroda BDD dilakukan dengan teknik kronoamperometri pada potensial reduksi 0,60 V vs. Ag/AgCl menggunakan larutan K2IrCl6 dalam H2SO4. Karakterisasi dilakukan menggunakan instrument X-Ray Photoelectron Spectroscopy XPS , Scanning Electron Microscopy SEM, dan Raman Spektroskopi. Teknik kronoamperometri juga digunakan untuk proses elektroreduksi CO2 dalam sel elektrokimia yang memiliki dua kompartemen yang dipisahkan oleh membran Nafion. Potensial reduksi yang digunakan adalah -1.5 V dan -2.5 V vs. Ag/AgCl. Karakterisasi hasil elektroreduksi CO2 yang dilakukan dengan menggunakan High Performance Liquid Cromatograph HPLC dan Gas Chromatography GC. Perbandingan dengan elektroda BDD, Ir-BDD, dan BDD termodifikasi IrO2 IrO2-BDD menunjukkan bahwa Ir-BDD dan BDD menghasilkan asam format, sedangkan IrO2-BDD menghasilkan asam asetat. ......This research studied about electroreduction carbodioxide CO2 at the surface of boron doped diamond BDD modified by iridium Ir BDD. BDD is known as an attractive candidate for applications in the electroreduction of CO2 due to its high stability and its ability to produce radicals in high percent yields. Modification of BDD was performed using chronoamperometry method in a solution of K2IrCl6 in H2SO4 at the potensial of reduction of 0.60 V vs. Ag AgCl. Characterization was performed by X Ray Photoelectron Spectroscopy XPS, Scanning Electron Microscopy SEM, and Raman Spectroscopy. Chronoamperometry technique was also employed for the electroreduction process of CO2 using an electrochemical cell with 2 compartments separated by a Nafion membrane. The reduction potentials of 1.5 V and 2.5 V vs. Ag AgCl were applied. The results of electroreduction process of CO2 were characterized by High Performance Liquid Cromatography HPLC and Gas Chromatography GC. Comparison of Ir BDD with BDD and BDD modified by iridium oxide IrO2 BDD suggested that Ir BDD and BDD produced formic acid, while IrO2 BDD produced acetic acid.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Millati Hanifah Saprudin
Abstrak :
Melimpahnya gas CO2 di alam berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku konversi recovery untuk menghasilkan produk bahan kimia sintetik salah satunya melalui reduksi CO2 secara elektrokimia elektroreduksi. Elektroda boron-doped diamond BDD diketahui memiliki berbagai karakteristik unggul untuk digunakan sebagai elektroda kerja pada aplikasi elektroreduksi. Pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi elektroda BDD dengan mendepositkan bimetal platinum dan iridium Pt-Ir menggunakan metode wet chemical seeding yang dilanjutkan dengan elektrodeposisi pada potensial -0,5 V vs Ag/AgCl selama 15 menit. Optimalisasi dilakukan pada variasi rasio Pt-Ir 1:1, 1:2 dan 2:1. Setiap elektroda dikarakterisasi menggunakan CV, SEM, EDX, XPS dan Raman Spektroskopi. Elektroreduksi CO2 dilakukan pada sel 2 kompartemen, yaitu ruang katoda yang berisi NaCl 0,1 M dan terta terlarut gas CO2 dan ruang anoda yang berisi Na2SO4 dengan menggunakan setiap elektroda tersebut masing-masing pada potensial -1,1 V, -1,2 V, -1,3 V, -1,5 V, dan -1,7 V vs Ag/AgCl selama 60 menit. Produk hasil reduksi dianalisa menggunakan HPLC dan GC. Produk terbanyak yang dihasilkan adalah asam format sebesar 7,08 mg/L dengan efisiensi faraday 23,17 menggunakan elektroda PtIr 2:1 BDD pada potensial -1,1 V vs Ag/AgCl. Selain asam format dihasilkan pula produk lainnya seperti metanol, gas CO, gas metana dan gas H2. Sedangkan dengan menggunakan elektroda Pt-BDD hanya mampu menghasilkan asam format 2,51 mg/L pada potensial -1,6 V vs Ag/AgCl. Keberadaan Ir mampu menurunkan potensial pada elektroreduksi CO2 untuk menghasilkan produk dengan konsentrasi yang lebih besar. ......The abundance of CO2 gas in nature potentially to produce valueable chemical products through electrochemical reduction of CO2 electroreduction of CO2. Boron doped diamond BDD is known to have superior characteristic to supports to electroreduction CO2 which requires high potensial reduction. In this research, BDD electrode was modified by depositing platinum iridium bimetals onto BDD surface through wet chemical seeding method followed by electrodeposition at 0,5 V vs Ag AgCl for 15 min. Optimization was also performed for various Pt Ir mole ratios, including 1 1 , 1 2 and 2 1. Each electrode was characterized by using CV, SEM, EDX, XPS and Raman spectroscopy. Electroreduction of CO2 was performed by using two compartement cell. In the cathode chamber 0.1 M NaCl with dissolved CO2 gas was placed, while in the anode chamber the solution was 0.1 M Na2SO4. PtIr BDD were performed as working electrode. Electroreduction of CO2 was carried out at various potentials of 1,1 V, 1,2 V, 1,3 V, 1,5 V, and 1,7 V vs Ag AgCl for 60 min. The products of the electroreduction were analyzed using HPLC and GC. The main product in this system was formic acid with the largest concentration of 7,08 mg L with 23,17 farradaic efficiency at PtIr 2 1 BDD at the potential of 1,1 V vs Ag AgCl. Other products including methanol, CO, methane and H2 gas was also generated. On the other hand, Pt BDD electrode can produce 2,51 mg L formic acid at much higher potential at 1,6 V vs Ag AgCl. The existance of Ir particles proposed to contribute in reducing the required potential and to produce concentration of formic acid the CO2 reduction.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Agustiany
Abstrak :
Preparasi elektroda Boron-Doped Diamond termodifikasi Iridium telah berhasil dilakukan dengan metode pembibitan dan pertumbuhan elektrokimia. Modifikasi dilakukan dengan tiga tahap yaitu pembibitan, elektrodeposisi, dan annealing. Setiap tahap modifikasi dikarakterisasi dan dibandingkan performanya sebagai sensor arsen III . Karakterisasi dilakukan dengan Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy SEM-EDS , RAMAN, X-Ray Photoelectron Spectroscopy XPS dan Cyclic Voltammetry CV . Aplikasinya sebagai sensor arsen menggunakan teknik siklik voltametri memberikan kondisi optimum pengukuran pada larutan elektrolit buffer posfat pH 3, dan scan rate 50 mV/s. Modifikasi elektroda 3 yang dipreparasi dengan metode pembibitan, elektrodeposisi dilanjutkan dengan annaeling memberikan kemampuan deteksi spesi As III terbaik dengan nilai rasio S/B, limit deteksi, sensitifitas dan linearitas sebesar 5,83, 4,64 M, 0,056 uAuM-1cm-2; dan 0,99. Serta memberikan stabilitas dan repeatabilitas yang baik terhadap pengukuran spesi arsen III . Pengukuran variasi konsentrasi spike arsen pada sampel tap water dan air danau UI juga memberikan linearitas dan sensitifitas yang baik, mengindikasikan bahwa elektroda dapat digunakan untuk pengukuran sampel uji. ......Preparation of iridium modified boron doped diamond electrode through wet chemical seeding and electrochemical overgrowth technique was studied for arsenic III electrochemical detection. The preparation comprises of three steps, including wet chemical seeding, electrodeposition, and rapid thermal annealing RTA steps. The material produced from each step was characterized using Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive Spectroscopy SEM EDS , RAMAN, X Ray Photoelectron Spectroscopy XPS and Cyclic Voltammetry CV. The optimum condition for the detection of arsenic III was found in phosphate buffer solution pH 3 as the electrolyte and scan rate of 50 mV s using electrode prepared with the complete steps method. The prepared electrode shows an excellent sensing ability with S B ratio of 5.83, detection limit of 4.64 M, sensitivity of 0.056 A M 1cm 2 and linearity of 0.99. Excellent stability and reproducibility were also observed. In addition, the electrode also exhibited a good linearity and sensitivity towards the measurement of arsenic III in both spiked tap water and river water samples.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawar Khalil
Abstrak :
This work reports an investigation into the synthesis and electrodeposition of iridium oxide nanoparticles to fabricate an Au-based super-Nernstian potentiometric pH sensor. Monodisperse ultrafine iridium oxide nanoparticles with a mean particle diameter of 1–2 nm were successfully synthesized by the facile alkaline hydrolysis method and electrodeposited on the surface of Au substrate using Cyclic Voltammetry (CV). Based on the result, it was observed that the iridium oxide deposited Au substrate had a rough surface morphology. It was also found that the as-prepared sensor exhibited an excellent pH sensitivity and good stability over a long period, with a super-Nernstian response value of -73.7 mV/pH.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2018
UI-IJTECH 9:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library