Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sagala, Hasan Basri
Abstrak :
Walaupun hingga hari ini bukti bahwa tuduhan Pemerintahan Amerika Serikat dibawah Presiden Geroge Walker Bush yang menuduhkan negara Irak memiliki dan mengembangkan persenjataan pemusnah massal belum terbukti, namun isu inilah yang dijadikan pemerintahan Amerika Serikat dan sekutunya untuk tetap melakukan invasi terhadap Irak sekaligus mengganti pemerintahan otoriter Saddam Husein dan membentuk pemerintahan "demokratis" AS. Berbagai kecaman dan dukungan pada awalnya mengalir dari berbagai negara ketika invasi akan digelar tidak terlepas pada rakyat AS sendiri. Inggris yang merupakan negara sekutu AS berada paling depan untuk mendukung aksi ini, sementara Perancis, Jarman dan Rusia juga sebagian besar negara Uni Eropa menginginkan diutusnya kembali tim inpeksi untuk menyelidiki tuduhan tersebut. Beberapa Tim Inpeksi telah diturunkan baik yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pihak AS sendiri. Hasilnya Irak tidak terbukti sedang memiliki dan mengembangkan persenjataan pemusnah massal seperti yang dituduhkan pemerintahan AS. Berdasarkan pada teori kebijakan luar negeri yang mengatakan bahwa faktor pemimpin sangat berperan dalam pembuat kebijakan luar negeri (foreign policy decision making), maka permasalahan utama yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah faktor-faktor internal dan eksternal apa saya yang mendukung Pemerintahan AS terutama bagi George W Bush sehingga tetap memilih langkah penyelesaian dengan cara perang untuk memusnahkan persenjataan pemusnah massal Irak. Padahal hat itu jelas belum terbukti. Penelitian dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif (Qualitative Research) dengan jenis case studies. Paradigma penelitian yang digunakan adalah kontruktivisme, sementara data-data yang ambit adalah data-data primer dan sekunder yang diperoleh dari domukentasi. Penelitian ini dianalisa dengan menggunakan metode hermeneutic interpretative. Sementara tingkat analisa yang dilakukan yaitu analisa reduksionis dan korela sionis. Dari berbagai data yang dimunculkan, terdapat beberapa faktor yang mendorong pemerintahan AS dibawah George W Bush dalam menginvasi Irak. Diantaranya, perrama, sejarah masa lalu pemerintah AS pada masa George Bush (Bush Senior) belum berhasil menjatuhkan pemerintahan Saddam Husein sehingga George W Bush (Bush Junior) berupaya mewujudkan impian ayahnya itu. Kedua, secara geopolitik Presiden Saddam Husein diyakini masih menjadi ancaman serius bagi hegemoni AS di Timur Tengah khususnya bagi Negara Israel. Pengalaman Perang Teluk memberikan pelajaran berharga bagi mereka. Ketiga, Secara ekonomi, Irak diyakini memiliki cadangan minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi, hat ini menjadi daya tarik tersendiri untuk menguasai Irak. Keempat, Kampanye perang melawan jaringan terorisme internasional masih menjadi isu aktual tintuk memelihara posisi AS sebagai polisi dunia atau setidaknya menjadikan negaranya masih dianggap perlu dalam menjaga perdamaian dunia.
Up till now, even though the evidence of accusations of US government under it's president George Walker Bush that accuse Iraq owns and develops weapons of mass destruction hasn't been proved,However because of this issue, U.S and it's allied not only keep doing the invasion to Iraq but also alter the authoritarian government of Saddam Hussein and fond U.S democratic government. Many criticism and endorsements come from many countries when this invasion will be done,even U.S societies them selves. England is as U.S allied country stays in the front side to back up this action, while France, German and Russia also most Europe of Union Countries are eager to be redelegated the inspection team to investigate the accusation. Some inspections team have been dropped both formed bay united nation organization (UNO) and U.S it self As the result Iraq wasn't proved that it owns and develops weaponry of muss distruction as accused by U.S government. Based on the foreign policy theory said that leader factor has a role in foreign policy decision making, so the main problem that writer discusses in this research is what the internal and external factors thack back up us government mainly for George W. Buch, so that he keeps choosing the problem solving by war to annihilate Iraq weaponry of muss distruction, whereas the case hasn't been proved. The research of this thesis is qualitative research by using case study. Contructivism is used by research paradigm. While the data are primer and seconder data that gained from documentation. This research is analyzed by using hermeneutic interpretative method while the grade that done is reductions and correlation analysis."' From the data that gained, some factors support us Government under it's George Walker Bush in Invasion to Iraq. First, the past history U.S Government under it's George Bush (senior Bush) hadn't succeeded to over throw the Saddam Hussein Government. so that George W Bush (Junior Bush) gets effort to realize his father's dream. Second, Geopolitically President Saddam Hussein is still assumed as serious threat for U.S hegemony in Middle East Especially for Israel. The experience of Gulf War gives them the valuable lesson. Third, Economically, Iraq is assumed owns the biggest oil reserve after Saudi Arabia, this becomes the power anntraction to colonialist Iraq. Fourth, the war campaign against international terrorism network still to be actual issue to keep U.S position as world policy, at least makes the country still considered to be able to keep world peace.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Agustina
Abstrak :
Invasi Amerika Serikat atas Irak mendapat dukungan penuh dari Inggris. Walaupun mendapat banyak kecaman dari kalangan domestik Inggris maupun internasional, tetapi Inggris tetap mempertahankan dukungan tanpa mengindahkan kecaman tersebut. Sehingga yang menjadi pokok permasalahan adalah mengenai alasan Inggris dalam mendukung invasi AS. Penelitian ini bertujuan menemukan data yang signifikan yang dapat menggambarkan dukungan Inggris dalam invasi ke Irak dan untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya hubungan antara AS dan Inggris. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah mengapa Inggris khususnya PM Tony Blair tetap bersikeras mendukung AS dalam invasi AS ke Irak Maret 2003. Penelitian ini menggunakan teori mengenai analisis kebijakan luar negeri,di mana kebijakan luar negeri Inggris tentang Perang Irak itu dipengaruhi oleh empat variabel yaitu variabel individu, peran, pemerintahan dan sistemik atau eksternal. Metode Penelitian yang digunakan menggunakan metode penelitian eksplanatif, di mana berusaha menjelaskan tentang dukungan Inggris dalam invasi AS ke Irak. Sedangkan format penelitian yang digunakan dalam meneliti dukungan Inggris tersebut menggunakan studi kasus. Dari berbagai data yang dimunculkan, terdapat beberapa faktor yang mendorong pemerintahan Inggris dibawah Tony Blair dalam mendukung invasi AS ke Irak. Secara domestik, Blair bermaksud mengurangi kritik Partai Konservatif yang selama ini dekat dengan AS, kepentingan Inggris dalam bisnis dan kepentingan mengenai minyak juga merupakan faktor pendorong. Selain itu, Blair juga menjadikan dukungan tersebut sebagai kesempatan untuk tampil lebih aktif dalam kancah politik internasional sehingga memperkuat pengaruh Inggris dalam dunia internasional. Sedangkan secara faktor eksternal, dukungan Inggris karena dipengaruhi oleh perubahan tata dunia pasca 11 september 2001 dimana terorisme dinyatakan sebagai ancaman global. Doktrin Bush yang bersifat unilateral juga membuat Inggris mengambil kebijakan untuk turut serta dalam invasi. Terakhir, Adanya lobi zionis dalam realisasi perang Irak ikut menjadi faktor yang mendorong Inggris ikut serta dalam invasi AS ke Irak.
The invasion of the United States of America over Iraq has obtain full support from England, even though it gets a lot of objections from domestic circles in England as well as internationally. But England still maintains its support without paying any attention to those objections. Therefore the subject matter is about the reason by England in supporting US invasion. This research is aimed to find out significant data that can picture out the support of England in invasion to Iraq and to find out how in reality the relation between US and England. The question in this research is why England, particularly the Prime Minister Tony Blair still insists on supporting US in its invasion to Iraq on March 2003. This research uses theory on foreign policy analysis, whereas the foreign policies of England on that Iraq War is affected by four variables namely the variable of individual, role, governance and systematic or external. The research method used is by using explanative research method, whereas this tries to explain on England?s support on US invasion to Iraq. As for research format used in researching that England?s support uses study case. From various data withdrawn upon, there are several factors that encourage the governance of England under Tony Blair in supporting US invasion to Iraq. Domestically, Blair intends to reduce conservative party criticisms thus far so close to US, England?s interests in business and the interests on oil is also the supporting factor. Besides that, Blair also makes that support as an opportunity to rise up more actively in international political area thus strengthening England?s influences in international world. As for the external factor, England?s support is affected by the world structural changes post September 11, 2001, whereas terrorism is certified as global threat. Bush doctrine, which is unilateral, also makes England taking the policies to follow suit in the invasion. Finally, the existence of Zionist lobby in the realization of Iraq War also has become the factor encouraging England participating in US invasion to Iraq.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azman Ridha Zain
Abstrak :
Topik riset ini adalah mengenai perjalanan konflik antara Irak dan AS dengan segala dinamikanya. Terutama berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pasta perang dingin, khususnya setelah berlangsungnya perang Teluk II yang menjadikan Irak sebagai pihak yang kalah dan menerima akibatnya sejak saat itu sampai sekarang. Penelitian tentang dinamika konflik tersebut diarahkan pada realitas dan hakikat dibalik konflik berkepanjangan antara Irak dan AS yang berujung pada invasi AS ke Irak serta untuk mengetahui sejauh mana dampak dan pengaruh invasi AS terhadap negara Irak dan proses perdamaian yang sedang terus diupayakan di kawasan Timur Tengah secara keseluruhan. Sejak Perang Teluk II Amerika sebenamya telah merancang berbagai cara untuk menaklukkan Saddam Hussein, balk dengan pemberian sanksilembargo ekonomi, dikeluarkannya berbagai resolusi PBB untuk melemahkan kekuatan persenjataan Irak sampai usaha pembunuhan terselubung maupun terang-terangan yang dilakukan oleh Amerika. Namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil, sementara Saddam Hussein tetap bertengger di singgasana kekuasaannya. Invasi Amerika ke Irak bulan Maret tahun 2003 yang lalu adalah sebagai salah satu bagian dari kebijakan pemerintahan George Bush sekarang. Tapi menjadi prioritas utama untuk memuluskan agenda-agenda Iainnya yang tersembunyi. Alasan kepemilikan terhadap senjata pemusnah massal, upaya untuk menjadikan Irak sebagai negara demokratis dan lebih terbuka, dendam pribadi George Bush terhadap Saddam Hussein, dan ancaman terorisme maupun keterkaitan Saddam Hussein dengan al-Qaida, meskipun memang bisa dijadikan dalih oleh Amerika untuk memberangus Irak, tetapi fakta di lapangan dan mats hati maupun nurani jernih ummat manusia tidak bisa dikelabui, bahwa itu semua hanyalah sebagian dari alasan dibalik adanya agenda tertentu yang telah sejak lama dirancang oleh pengambil kebijakan di pemerintahan George Walker Bush. Dengan demikian tidaklah berlebihan bila mengatakan bahwa Dibalik invasi Amerika terdapat sejumlah agenda tersembunyi yang sedang dijalankan oleh negara adidaya itu. Agenda tersebut ada yang memiliki dampak yang langsung bagi Amerika berupa keuntungan-keuntungan materi maupun kepuasan batin setelah berhasiI mengalahkan musuh bebuyutan, ada pula yang berupa kemenangan atas nama hegemoni politik, ekonomi, militer dan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Disamping itu terdapat banyak sekali dampak ikutan (side effect) maupun realitas yang terungkap dibalik konflik Amerika dan lrak yang telah berlangsung lebih dari dua dasawarsa tersebut. Hipotesis: "Semakin besar dan berani penentangan Irak terhadap AS semakin besar dan berat pula konsekuensi yang diterima Irak. Invasi yang dilancarkan AS terhadap Irak didasari oleh keinginan untuk menjadi satu-satunya negara super power yang paling berkuasa dan berpengaruh di dunia.." Metode Penelitian: Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Teknik pengumpulan datanya antara lain dengan menggunakan kajian literature, bail( dengan eksplorasi bahan-bahan kepustakaan, bahan-bahan dari berbagai artikel? majalah, mass media/surat kabar, pendapat tokohlahli dan pengamat hubungan intemasional, utamanya pengamat masalah-masalah keislaman dan Timur Tengah. Disamping itu penelitian juga dilakukan dengan menelusuri situs-situs Internet yang relevan dengan penelitian. Oleh karenanya bertitik tolak pada pendekatan deskriptif analisis yang digunakan dalam penelitian ini, maka dalam pembahasannya penel;itian ini banyak memaparkan berbagai peristiwa yang berhubungan dengan konflik antara Irak dan AS. Dengan menggunakan teori konflik dan berbagai teori lain yang ada dalam hubungan internasional, berbagai peristiwa konflik tersebut dianalisa secara kritis. Hasil Penelitian : Dengan mengumpulkan serta menganalisa data yang ada, penulis menyimpulkan bahwa invasi AS ke Irak didasari oleh keinginan AS untuk lebih mengukuhkan supremasi kekuasaannya sebagai satu-satunya super power yang tanpa tandingan di muka bumi ini. Dan kekuatan dunia lainnya yang potensial untuk menandingi serta mengalahkan kekuatannya terlebih dahulu akan dilemahkan atau dikalahkan sebelum benar-benar menjelma menjadi kekuatan yang besar. Kekuatan Islam dalam kacamata Barat adalah yang paling potensial untuk menyaingi bahkan mengalahkan supremasi AS tersebut. Maka dengan dalih memberantas terorisme, menjaga perdamaian dunia, serta mengalahkan realm Partai Baath di bawah Saddam Hussein yang tiran atau tidak demokratis, AS pun menginvasi Irak. Keberhasilan tentara AS untuk menaklukkan Saddam Hussein memberi keuntungan yang besar dari segi politic dan ekonomis bagi AS maupun Zionis Israel, karena akan memuluskan agenda besar mereka untuk menaklukkan dan menguasai dunia Arab maupun dunia. Diantara realitas yang berhasil penulis ungkap dalam penelitian tesis ini adalah sebagai berikut: Bahwa dibalik segala alasan Amerika untuk menginvasi Irak terdapat agenda tersembunyi yang telah direncanakan dan diperhitungkan dengan sangat matang oleh pengambil kebijakan di Amerika. Disamping itu terdapat realitas yang tak sempat mereka pikirkan atau sengaja mereka abaikan dari dampak invasi mereka kepada Irak. Dalam bidang politik adalah terjadinya perubahan konstelasi politik internasional yang cukup signifikan. Yang implikasinya sangat luas, mengarah kepada terjadinya konflik-konflik susulan yang semakin memanaskan suhu politik dunia. Dampaknya tidak hanya mempengaruhi kawasan Timur Tengah tetapi juga dunia secara keseluruhan. Akan terjadi pergeseran kekuatan antara Timur dan Barat, peran PBB akan semakin terkecilkan, dan akan muncul kekuatan-kekuatan dunia baru yang potensial untuk menahan laju keserakahan Amerika untuk menguasai dunia. Kekuatan dunia akan semakin terkonsentrasikan ke arah kawasan Timur Tengah. Kondisi ini nantinya akan memunculkan terpolarisasikannya kekuatan dunia menjadi dua kekuatan utama, yaitu Islam dan Barat. Namun hal ini justru diawali dengan semakin kuatnya cengkeraman Amerika untuk menguasai kawasan Timur Tengah. Realitas berikutnya adalah bahwa kemenangan Amerika pada hakikatnya adalah kemenangan Zionis Israel. Karena keingian mereka yang telah Iama dirancang, untuk memuluskan didirikannya negara Israel Raya semakin mudah untuk diwujudkan. Dan itu dilakukan melalui perpanjangan tangan Amerika, Dengan demikian Israel akan semakin dapat leluasa untuk menjalankan berbagai kebijakan politiknya untuk semakin memojokkan perjuangan Palestina dan melemahkan bargaining politik negara-negara Arab. Dalam bidang ekonomi, realitas yang disepakati oleh banyak pengamat adalah bahwa motivasi utama Amerika menginvasi lrak adalah untuk meraih keuntungan yang besar dari minyak Irak. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa Amerika merupakan negara yang kebutuhan akan energi minyaknya terbesar di dunia. Realitas lainnya adalah adanya perseteruan antara mata uang Euro dan Dolar, faktor yang sangat krusial yang bisa sangat mempengaruhi hidup matinya perekonomian Amerika. Keberanian Saddam untuk menggunakan Euro disaat perekonomian Amerika sedang sekarat, membuat marah pihak Amerika karena hal itu bisa mendorong negara lain untuk juga menggunakan Euro, yang implikasinya bisa membuat US Dolar menjadi sekarat. Realitas lainnya adalah kehancuran Irak sebagai suatu bangsa. Kekalahan Irak menjadikan negara tersebut menjadi kehilangan jati diri kebangsaannya. Karena elemen-elemen kenegaran yang menjadi dasar berdirinya suatu negara telah tercabikcabik akibat perang. Realiatas berikutnya adalah bahwa perang menimbulkan sentimen agama yang memberi jalan bagi diabsahkannya tesis Samuel P. Huntington yang mempertentangkan antara budaya Barat dan Islam. Meskipun tidak diakui, tetapi perang ini bisa juga dijadikan legitimasi bagi adanya benturan antar peradaban. Meskipun alasan ini masih kontroversial dan masih bisa diperdebatkan, namun dari perspektif agama sejarah membuktikan bahwa berbagai pertentangan yang selama ini terjadi antara berbagai kekuatan di dunia yang memiliki dampak bagi kemunduran dan kekalahan politik ummat Islam terhadap Barat sebenarnya dilandasi oleh adanya rivalitas laten, kebencian yang telah tertanam di hati ummat Yahudi maupun Nasrani terhadap ummat Islam. Baik itu diakibatkan oleh faktor kekuasaan dan hegemonitas, maupun karena faktor ideologi agama. Terlepas dari motif apapun yang ada dibalik alasan invasi AS ke Irak, tetapi konflik antar peradaban bisa mengemuka menjadi sesuatu yang akan berperan bagi terjadinya konflik antar kekuatan Barat dan Islam. Terhadap kasus konflik AS- Irak, konflik antar peradaban bukanlah sesuatu yang menjadi alasan bagi terjadinya perang antar keduanya. Namun perang tersebut justru memicu semakin terbukanya gap dan perbedaan antar peradaban Barat dan Islam. Realitas lain yang muncul sebagai dampak dari perang yang berlangsung di Irak adalah terjadinya penderitaan rakyat Irak yang sangat memilukan, dan berdampak sangat panjang terhadap nasib masa depan rakyat Irak. Terhadap masalah ini Amerika terbukti telah melanggar HAM di Irak, hal yang tak terelakkan sebagai akibat dari perang yang tak berperikemanusiaan. Adapun realitas sebagai dampak ikutan akibat perang diantaranya adalah bahwa perang kali ini dijadikan Amerika sebagai lahan ajang unjuk kekuatan teknologi militer. Hal yang semakin mengukuhkannya sebagai satu-satunya negara militer terkuat di dunia. Unjuk kekuatan ini bcrmanfaat dari segi uji kemampuan militer, maupun untuk pengembangan strategi perang di masa-masa yang akan datang. Disamping itu realitas ikutan lainnya adalah bahwa perang ini juga menimbulkan terjadinya perang media antar berbagai media massa internasional. Peran media terbukti sangat penting dan efektif untuk memanipulasi opini massa tentang kondisi dan realitas perang yang sedang berlangsung. Kaitannya dengan masalah ini, terdapat dua kutub media yang berperang dalam hal ini, yaitu media Arab (baca Islam) dengan media-media yang berasaI dari Barat. Kondisi ini tidak terjadi pada perang-perang sebelumnya. Dimana tradisi yang ada selama ini bahwa sumber berita dari media Baratlah yang dominan menjadi sumber berita dan mempengaruhi opini massa dunia. Demikianlah diantara realitas yang bisa diungkap dari konflik dan perang antara Amerika dan Irak. Konflik yang sangat besar pengaruhnya bagi perubahan konstelasi politik di Timur Tengah dan dunia. Namun hal ini justru diawali dengan semakin kuatnya cengkeraman Amerika untuk menguasai kawasan Timur Tengah. Realitas berikutnya adalah bahwa kemenangan Amerika pada hakikatnya adalah kemenangan Zionis Israel. Karena keingian mereka yang telah Iama dirancang, untuk memuluskan didirikannya negara Israel Raya semakin mudah untuk diwujudkan. Dan itu dilakukan melalui perpanjangan tangan Amerika, Dengan demikian Israel akan semakin dapat leluasa untuk menjalankan berbagai kebijakan politiknya untuk semakin memojokkan perjuangan Palestina dan melemahkan bargaining politik negara-negara Arab. Dalam bidang ekonomi, realitas yang disepakati oleh banyak pengamat adalah bahwa motivasi utama Amerika menginvasi lrak adalah untuk meraih keuntungan yang besar dari minyak Irak. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa Amerika merupakan negara yang kebutuhan akan energi minyaknya terbesar di dunia. Realitas lainnya adalah adanya perseteruan antara mata uang Euro dan Dolar, faktor yang sangat krusial yang bisa sangat mempengaruhi hidup matinya perekonomian Amerika. Keberanian Saddam untuk menggunakan Euro disaat perekonomian Amerika sedang sekarat, membuat marah pihak Amerika karena hal itu bisa mendorong negara lain untuk juga menggunakan Euro, yang implikasinya bisa membuat US Dolar menjadi sekarat. Realitas lainnya adalah kehancuran Irak sebagai suatu bangsa. Kekalahan Irak menjadikan negara tersebut menjadi kehilangan jati diri kebangsaannya. Karena elemen-elemen kenegaran yang menjadi dasar berdirinya suatu negara telah tercabikcabik akibat perang. Realiatas berikutnya adalah bahwa perang menimbulkan sentimen agama yang memberi jalan bagi diabsahkannya tesis Samuel P. Huntington yang mempertentangkan antara budaya Barat dan Islam. Meskipun tidak diakui, tetapi perang ini bisa juga dijadikan legitimasi bagi adanya benturan antar peradaban. Meskipun alasan ini masih kontroversial dan masih bisa diperdebatkan, namun dari perspektif agama sejarah membuktikan bahwa berbagai pertentangan yang selama ini terjadi antara berbagai kekuatan di dunia yang memiliki dampak bagi kemunduran dan kekalahan politik ummat Islam terhadap Barat sebenarnya dilandasi oleh adanya rivalitas laten, kebencian yang telah tertanam di hati ummat Yahudi maupun Nasrani terhadap ummat Islam. Baik itu diakibatkan oleh faktor kekuasaan dan hegemonitas, maupun karena faktor ideologi agama. Terlepas dari motif apapun yang ada dibalik alasan invasi AS ke Irak, tetapi konflik antar peradaban bisa mengemuka menjadi sesuatu yang akan berperan bagi terjadinya konflik antar kekuatan Barat dan Islam. Terhadap kasus konflik AS- Irak, konflik antar peradaban bukanlah sesuatu yang menjadi alasan bagi terjadinya perang antar keduanya. Namun perang tersebut justru memicu semakin terbukanya gap dan perbedaan antar peradaban Barat dan Islam. Realitas lain yang muncul sebagai dampak dari perang yang berlangsung di Irak adalah terjadinya penderitaan rakyat Irak yang sangat memilukan, dan berdampak sangat panjang terhadap nasib masa depan rakyat Irak. Terhadap masalah ini Amerika terbukti telah melanggar HAM di Irak, hal yang tak terelakkan sebagai akibat dari perang yang tak berperikemanusiaan. Adapun realitas sebagai dampak ikutan akibat perang diantaranya adalah bahwa perang kali ini dijadikan Amerika sebagai lahan ajang unjuk kekuatan teknologi militer. Hal yang semakin mengukuhkannya sebagai satu-satunya negara militer terkuat di dunia. Unjuk kekuatan ini bcrmanfaat dari segi uji kemampuan militer, maupun untuk pengembangan strategi perang di masa-masa yang akan datang. Disamping itu realitas ikutan lainnya adalah bahwa perang ini juga menimbulkan terjadinya perang media antar berbagai media massa internasional. Peran media terbukti sangat penting dan efektif untuk memanipulasi opini massa tentang kondisi dan realitas perang yang sedang berlangsung. Kaitannya dengan masalah ini, terdapat dua kutub media yang berperang dalam hal ini, yaitu media Arab (baca Islam) dengan media-media yang berasaI dari Barat. Kondisi ini tidak terjadi pada perang-perang sebelumnya. Dimana tradisi yang ada selama ini bahwa sumber berita dari media Baratlah yang dominan menjadi sumber berita dan mempengaruhi opini massa dunia. Demikianlah diantara realitas yang bisa diungkap dari konflik dan perang antara Amerika dan Irak. Konflik yang sangat besar pengaruhnya bagi perubahan konstelasi politik di Timur Tengah dan dunia.
There are many dimensions to the US-Iraq conflict. They can be looked at from varying perspectives to highlight American concerns, Iraqi objections to US behaviour and the wider consequences of a war between the two protagonists for regional stability and world order. The objective of this research is to focus on those dimensions for which ample evidence exists in the public arena. Is is also to underline one major contention: that the US is partly responsible for the current crisis and a war with Iraq for the purpose of destroying Saddam Hussein's regime and transforming Iraq into a subordinate US ally, free of Weapons of Mass Destruction (WMD), changing Iraqi government to be a democratic country, and weakening Saddam Hussen's potention to threat US interests in the area, since it suspected to have a relation with group of terrorist al-Qaida, is unlikely to make the Middle East any less volative and American interests any more secure in the region in the long run. The ruination of Saddam Hussein' regime was expected by most American government. As it can smooth the American ambition to become a real super power of the world. US superiority will facilitate realizing of occult agenda from Israel Zionism to build 'the Great Israel Nation' unfolding from Israel to Afghanistan. Neglectfully react to ossify international world protesting unilateral action of its country, US remain to be determined groan, conquering even colonizing Iraq. Notwithstanding this action neglect the aspects of human right and regional perfection of Iraq sovereignity. The American invasion to Iraq, however carries a very high risk of inflicting greater suffering upon the Iraqi people and subjecting the region to geostrategic shifts that may be beyond the US's power to control. The invasion also Ieft the other impacts and realities caused by a brutal war launched by US armies: the national identity ruination of Iraq, the mass media war between media of Arab and the West, a new phenomenon which not yet been happened in the previous Gulf War, And not to mention was the foray and crushing to various heritage and valuable old cultures of the past Iraqi history. hypothesis : "The greater Iraq confrontation towards US the greater and harder consequense faced by Irak as US launched the war and invation against Irak, a hidden and desired agenda to beat any potential opponent power and to prove that US is the only one unbeatable and influense super power in the Middle East and of the world." Research Method : This research uses a qualitative methode with analytical descriptive approach. The technique of data collecting is by using literature study, exsploration of bibliography substances from various articles, magazines, mass medial newspapers, the opinions of the international relation experts and observers about Middle East issues, and not to mention also the searching or tracing relevant intemet sites. Along with using of a theorical framework utilize to comprehend social reality, hence the way of thinking used in this research by the character of deductive. Here the concepts mustered in theorical framework weared to explain, non to be tested. Starting at analytical descriptive approach used in this research, hence under consideration, this research analize a lot of various events dealing with conflict between Iraq And US_ By using conflict theory and various existing other similar theories in international relations, the various conflict events analysed critically. Research Method : This research uses a qualitative methode with analytical descriptive approach. The technique of data collecting is by using Iiterature study, exsploration of bibliography substances from various articles, magazines, mass medial newspapers, the opinions of the international relation experts and observers about Middle East issues, and not to mention also the searching or tracing relevant internet sites. Along with using of a theorical framework utilize to comprehend social reality, hence the way of thinking used in this research by the character of deductive. Here the concepts mustered in theorical framework weared to explain, non to be tested. Starting at analytical descriptive approach used in this research, hence under consideration, this research analize a lot of various events dealing with conflict between Iraq And US. By using conflict theory and various existing other similar theories in international relations, the various conflict events analysed critically. Result of Research: By collecting and analysing the relevance data to this research, the writer conclude that the US invasion towards Iraq was constituted by US desire to maintain and increase its power supremacy as a single major super power of the world. Any other potential power that might have a capability and opportunity beforehand to compete with US power or even to threat and beat its supremacy must be defeated and destroyed before it really transform to become a big strength and the real threat for US hegemony. As the Islamic Strength is now awakening and is the biggest power that might defeat US power,- for the US and West perspective- The Islamic power is the most potential power to be a real threat for its supremacy. Eventhough Iraq ought not to be claimed as a representative of Islamic power or movement but in the fact that for decades the other enemies or the rival potential of US never be beated as to Iraq and Afghanistan. Hence under the cloak of fighting against terrorism, taking care of world peace, and also defeating Baath Party Regime under Saddam Hussein, which is tyran leader or undemocratic, US decided to invade Iraq. Military efficacy of US to conquer Saddam Hussein gave big advantages from economic and political facet for US and also Israel Zionism, since this conquering smooths their 'hidden agenda' to conquer and to have control over the Middle East and the World. There are many realities noted in this research : Behind the reasons of attacking Iraq, America had planned to launch the war long before it happened. The invasion however can not be avoided from any negative impact or side effect caused by the war. And the war had been affecting many implications in politics, economic, humanity, civilization, etc. In politics side is the changing of world politics constalation. It has a wide effect that can be inflicting the upcoming of conflict in the area between the international actors around the middle east, there would be a changing between the west and east power, the role of United Nation would be reduced as it failed to hinder the US war against Iraq. The US winning the war against Iraq is indeed the winning of Zionism against Iraq and Islam power_ Indirectly involved in the war Israel will take an advantage from US superiority that facilitate realizing of occult agenda from Israel Zionism to build 'the Great Israel Nation' unfolding from Israel to Afghanistan. It can be the smart way to weaken the Palestine's struggle for freedom and to reduce the bargaining position from the Arab nations. In economic field, almost the middle east experts and observer aggred that the main motivation from US to attack Iraq is to get a lot of benefit and advantage from Iraq oil. Not to mention is the rivalries between US Dollar vs Euro currencies, as the crucial factor that has a vital impact for US future economic. Other reality is Iraq ruination as a nation. US invasion towards Iraq has made it state lost of its national spirit and exixtence. However the war caused the loss of Iraq identity and the basic elements as a nation. Next Reality is that war generate religion sentiment between Islam and the west (read: Christian and Jews) as stated by Samuel P. Huntington thesis opposing to Western civilization and Islam. Though this reason still be controversy and still can be debated, but from religion perpective, the history proved that various oposition which during the time be happened among various strength in the world indeed be based on the existence of rivalries coming from the hatret and dislike from the Jew and Christian towards Islam and its communities. In the ease of conflict between US and Iraq, the war of civilization between the west and Islam was not a direct cause of the war launched by US towards Iraq, and was not also the significance reason for US to attack Iraq. But, however the Saddam and Iraq factors which are coming from the power that represented Islam as their religion opened the big gap and religious sentiment from George Bush and his governmental desicive maker. And the war had been escalating the sencitive issues about the beginning war of civilization between the west and Islam, eventhough it sencitive issues always be hidden by US policy maker or the middle east observers or experts worried of it dangerous and wide effect for the peace of the world. The invasion also left the other impacts and realities caused by a brutal war launched by US armies : greater suffering upon the Iraqi people and the uncertainty living of Iraqi people, unpredictable fate of future Iraq. The war had also caused the national identity ruination of Iraq, the killing of thousand unsin people, and not to mention was the foray and crushing to various heritage and valuable old cultures of the past Iraqi history. The other impact of US light against Iraq is that the war used by US army to show up the force of its war machine technology. US wanted to show to the world that he was the biggest military power in the world, and for those who dared to challenge, claimed as the US enemy or to fight against him must be defeated before it become the real potential power that threat US power. The last reality found in this research is the mass media war between media of Arab and the West, a new phenomenon which not yet been happened in the previous Gulf War.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tahrul Anam
Abstrak :
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kontroversi kasus Irak yang bersumber dari sikap Amerika Serikat yang berambisi menjatuhkan pemerintahan Irak di bawah Presiden Sadam Hussein. Berbagai argumentasi dan bukti tentang keterlibatan Irak dalam terorisme dan senjata pemusnah masal terus disampaikan oleh Amerika Serikat guna mendapatkan dukungan masyarakat internasional. Perdebatan tentang perlu tidaknya tindakan militer atas negara Irak terus berlanjut baik di media massa maupun di forum-forum resmi di Perserikatan Bangsa Bangsa. Perdebatan tentang perlu tidaknya invasi tersebut juga berkembang di negara-negara Uni Eropa yang selama ini dikenal sebagai anggota NATO di bawah Amerika Serikat. Negara senior yang sangat berpengaruh seperti Jerman dan Prancis dengan tegas menolak rencana invasi militer atas Irak. Permasalahan yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah 1) apa kepentingan Amerika Serikat menggulingkan Presiden Sadam Husein? dan 2) mengapa Uni Eropa menentang invasi militer terhadap Irak? Serangan terhadap Irak adalah bagian dari kepentingan Amerika Serikat untuk menjamin keamanan sumberdaya minyak bumi dan dominasinya terhadap kawasan Timur Tengah dengan cara mengganti pemerintahan yang dianggap tidak mendukung Amerika Serikat. Timur Tengah yang selama ini menjadi daerah instabilitas harus berada di bawah kontrol Amerika Serikat. Pada saat yang sama, Jerman dan Francis atas nama Uni Eropa juga mempunyai kepentingan untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah melalui kerjasama-kerjasama ekonomi dan peran diplomatiknya dalam menyelesaikan damai terhadap masalah konflik antara Israel dan negara-negara di Timur Tengah. Konsisten dengan langkah damai melalui perlucutan senjata Irak melalui Resolusi PBS 1441, Jerman dan Prancis menentang Amerika Serikat yang mengesampingkan resolusi tersebut dengan menginvasi Irak secara sepihak. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Jerman dan Prancis dengan Amerika Serikat mempunyai kepentingan yang sama yaitu peningkatan pengaruh terhadap kawasan Timur Tengah. Penolakan Jerman dan Prancis terhadap invasi militer atas Irak berangkat dari keinginan Jerman dan Prancis meningkatkan peran-peran diplomatiknya di Timur Tengah.
This research attempts to explain the different policy of European Union and US on Iraqi war H. Since 11 September attack, US government believed that radical Moslem terrorist was behind on WTC case. For US, North Korea, Iran and Iraq are devil axis where terrorists are free to live and grow. Those countries must be under control the UN extremely for international stability reason. For Iraq, in particular, US government proposes to change Iraqi administration for world peace and democratization of Iraqi people. Under Saddam Husein, the peace process of Middle East has not been achieved. US have pushed the UN to take military action deal with Iraq. US said that Saddam Husein developed the weapon mass of destruction to fight Israel and occupy other Arabic land. Although the UN team did not find the weapon mass of destruction like US opinion, the Bush administration would like to change Saddam government. Meanwhile, European Union disagreed to US policy. For European Union both Germany and France as leading countries of Europe, diplomacy is much better way than a war. It is necessary to take some questions dealing with the European Union (Germany and France) and US policy on Iraq problem. First, Why US really wanted to change Saddam Husein government? Second, Why European Union (Germany and France) rejected US proposal for Iraq? There were opinions on European forum itself whether fighting Iraq military was need. Some of them did so, and the rest did not so. Germany and France as senior countries of Europe preferred to take diplomacy. European Union asked the UN to take pays more attention for Iraq problem. The point is that European Union has not wanted to US as sole power for Iraqi future. It is fact that some European Union countries are member of NATO, but it does not mean that all US policy will be supported. They have worried what US did would cause race and religious sentiment. The most important thing of combating Iraq is national interest of US. A natural resource of Iraqis the answer. Oil is a main of Iraq resource that is hunted. US have recognized that potential oil of Iraq is bigger than Sandia. If US could change Iraq government, most oil resource of Iraq would support US industry. US efforts have disturbed the bilateral economical relationship between Iraq and European Union. Politically, European Union wants to give more contribution for peace process in Middle East region. Without any political tension on that region, European Union will get many advantages. The Middle East countries those are disappointed to the US domination will tend to Europe. European Union for future time will have power and influence like US.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Republic of Iraq: External Information Dept., Ministry of Culture and Information, 1983
956.7 IRA s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Rahadyan
Abstrak :
Pelaksanaan Operation Iraqi Freedom di Irak tahun 2003 disebut-sebut sebagai momentum tercapainya suatu revolution in military affairs oleh militer Amerika Serikat. Penjatuhkan rezim Saddam Hussein dari kepemimpinannya di Irak berhasil dilakukan dengan tempo yang singkat dan korban jiwa serta biaya yang minim. Tujuh tahun sebelumnya, Departemen Pertahanan Amerika Serikat mempublikasikan dokumen Joint Vision 2010, yang berisi konsep-konsep operasional yang dirancang Amerika Serikat untuk dapat mencapai suatu bentuk dominasi menyeluruh dalam setiap pertempuran yang melibatkan militer Amerika Serikat. Konsep-konsep tersebut terbukti berhasil diimplementasikan secara efektif dalam pelaksanaan Operation Iraqi Freedom. Penelitian ini kemudian menganalisis faktor-faktor penyebab berhasilnya implementasi konsep-konsep tersebut dengan menggunakan metode penelitian kuantitaif-eksplanatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa, keberhasilan implementasi konsep-konsep operasional tersebut disebabkan oleh faktor kapabilitas speed, precision, situational awareness dan jointness yang dimiliki oleh militer Amerika Serikat dalam pelaksanaan Operation Iraqi Freedom. ...... In 2003, United States conduct a military operation in Iraq to topple the Saddam Hussein's Ba'athist regime and replace it with a stable democracy government. The major combat operations in the so-called "Operation Iraqi Freedom" which occurred from March 20, 2003 to April 9, 2003, is described to represent the achievement of a revolution in military affairs by the United States military. Seven years prior to the operation, the United States Department of Defense published "Joint Vision 2010", a conceptual template for how United States' Armed Forces will channel the capabilites to achieve a revolution in military affairs. The operational concepts which included in the document proofed to be implemented successfully seven years later in Operation Iraqi Freedom. This research try to analyze the major contributing factors to the implementations of Joint Vision 2010 in Operation Iraqi Freedom, which come to the conclusion that the implementation has been achieved succesfully because of four capabilites that United States' Armed Force possessed: speed, precision, situational awareness and jointness.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ully Damari Putri
Abstrak :
Dalam pidatonya di hadapan Kongres pada tanggal 20 September, 2001 -hanya sembilan hari setelah tragedi 11 September- George W. Bush menyatakan bahwa Al-Qaeda adalah organisasi teroris yang merupakan otak di balik penyerangan dua menara kembar tersebut. Bush juga menyatakan bahwa Amerika akan melakukan serangan balasan, dan bahwa pertempuran yang akan terjadi bukan hanya pertempuran AS, melainkan pertempuran dunia karena yang dipertaruhkan tidak hanya kebebasan AS. Tidak sarnpai dua tahun sejak pidatonya itu, Bush memenuhi janjinya untuk memerangi terorisme dengan menyatakan perang kepada Sadam Hussein dan Irak_ Sejak scat itu, Amerika terlibat dalam perang yang panjang dan melelahkan. Perang Irak dan pendapat-pendapat pro dan kontra yang menyertainya telah menjadi fokus media di Amerika sejak Bush pertama kali mengirim tentara Amerika ke Irak pada bulan Maret 2003. Untuk memahami bagaimana Perang Irak dinarasikan oleh media, terutama media cetak, penulis menganalisa artikel-artikel yang mengangkat topik tersebut di dalam majalah Reader's Digest (RD) edisi Amerika Serikat. Alasan mengapa penulis memilih Reader's Digest dan bukan majalah Time atau Newsweek adalah karena RD memiiiki suara yang khas dalam menuturkan cerita-ceritanya. Seperti yang pemah dikatakan oleh James Playsted Wood, RD beroperasi dengan cara menyederhanakan isu-isu yang kompleks menjadi mudah dipahami. RD meletakkan problem-problem abstrak ke dalam konteks yang personal sehingga masalah yang rumit sekali pun dapat lebih mudah dimengerti. Mengingat bahwa RD mengangkat dirinya sebagai corong bagi kebijakan pemerintahan, tidak salah bila RD diasumsikan sebagai pendukung setia Perang Irak. Bagaimana suatu majalah dengan posisi yang jelas terhadap Perang Irak menuturkan ceritanya mengenai Amerika Serikat, Irak dan hubungan di antara keduanya dalam konteks Perang Irak merupakan pertanyaan yang mendasari penelitian ini. Dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) dan semiotika, penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan itu. AWK dan semiotika digunakan untuk menganalisa artikel-artikel yang berhubungan dengan Perang Irak yang dirnuat di RD AS pada periode 2004 - 2005. Penelitian ini disajikan dalam enam bab. Bab pertama adalah pendahuluan yang berisi latar belakang dilakukannya penelitian ini, fokus permasalahan, serta metode yang digunakan. Bab dua membahas kerangka teori yang melandasi penelitian ini. Bab tiga hingga bab lima adalah analisis talcs dan gambar dari keenam corpus. Selanjutnya pada bab terakhir akan disimpulkan hasil analisa dari ketiga bab sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perang Irak merupakan perang yang krusial bagi AS. Perang itu dibutukan tidak hanya untuk mengibarkan bendera demokrasi di Irak dan menanamkan kebebasan serta nilai-nilai Barat lainnya, tapi juga untuk `melindungi' minyak Irak. RD juga menonjolkan nilai-nilai patriotisme dan heroisme AS serta kejahatan dan keterbelakangan Irak. Lebih jauh lagi, hubungan budaya yang coba diciptakan oleh RD dilandasi oleh pemikiran bahwa nilai-nilai budaya Barat jauh lebih superior dan nilai-nilai budaya masyarakat Irak.
In his speech to the Congress and the American people on September 20, 2001 -only nine days after the September 11 tragedy- George W. Bush stated that Al-Qaeda was the terrorist organization behind the twin tower tragedy. He also stated that America would strike back, and that the fight would not only be America's fight but also a world's fight since what was at stake was not just America's freedom. Less than two years after his speech, Bush kept his promise to fight terrorism by declaring war against Sadam Hussein and Iraq. Since then, America has been involved in a long and exhausting battle in that country. The Iraq war and the pros and cons that follow the war have been the focus of the American media since Bush first stated that he would send his troops there on March 2003. To understand how Iraq war is narrated by the media, particularly the print media, I analyzed stories on that topic that were published in US edition of Reader's Digest. The reason why I chose Reader's Digest and not Time or Newsweek is because The Digest has a very distinctive voice in telling its stories. As what James Playsted Wood had said, The Digest operates to reduce baffling complexities to understandable simplicities. It puts abstract problems into human terms and world concerns into a personal frame. In other words, the Digest makes at least some of life's confusions seem intelligible. Seeing that the Digest acts as one of Washington's "paraphrasers", it would be safe to conclude that the magazine is a loyal support of the war. How a magazine that has a clear stance of the war narrates stories about America, Iraq and their relationships within the context of Iraq war is a question that underlies this research. Using Critical Discourse Analysis (CDA) and semiotics approach, this qualitative research aims to answer that question and analyze six articles related to Iraq War, which were published in US edition of RD in 2004 - 2005. The thesis will be presented in six parts. Firstly I will discuss the background of the research. I then continue with the choice of corpus and the explanation of the method use. In the next three chapters, 1 shall discuss the analysis of the corpus. I will then conclude from the language features as well as images interplayed together in the articles the underlying ideology of the articles and the representation of Iraq War in the Digest. The results of the research showed that Iraq War was seen as an imperative war for the United States. Not only was it necessary to `unfurl' the democratic flag and to spread freedom and other western values in Iraq, but the Digest also implicitly stated that it was necessary to `protect' the oil in Iraq. The magazine also highlighted the heroism and patriotism of America and the evil and bigotry of Iraq. Furthermore, the cultural relationship that the Digest tried to build between the two countries was based on the thought that Western values are far superior to the values of Iraqi people.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirawan Sukarwo
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas dominasi pihak koxporasi dalam kebiakan pcmerintahan Amerika Serikat di Timur Tengah dengan Studi kasus bisnis tentara bayaran pascaperang Irak tahun 2003. Fokus masalah dalam penelitian ini teranglcum dalam tiga pertanyaan inti. Pertama, mengapa pihak korporasi AS dapat menjalankan bisnis tentara bayaran mcrcka pascapcrang Irak tahun 2003? Kedua, bagaimana praktik bisnis tentara bayaran yang dilaksanakan Oleh AS pascaperang Irak tahun 2003? Dan, ketiga, bagaimana prospck serta tantangan bisnis tentaxa bayaran AS di Irak pada masa yang akan datang? Teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini adalah teori ekonomi neoliberal serta teori pemerintahan korporatisme. Keduanya adalah teori ekonomi politik. Dengan rnenggunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus, penelitian ini menghwilkan beberapa kesimpulan, yaitu scbagai berikut. Pcrtama, terdapat hubungan yang kuat antara pihak koprorasi dengan para politisi dari Partai Republik di AS yang menyebabkan pihak korporasi dapat melaksanakan bisnis tentara bayaran di lrak pascaperang. Kedua, bisnis tentara bayaran tersebut, dilakukan melalui pintu proyek rekonstruksi I1-ak pascaperang. Ketiga., prospek bisnis tentara bayaran di Irak pada masa yang akan datang sangat bergantung kepada karakter rezim yang berkuasa. Presiden Barrack Obama memang berjanji untuk menarik pasukan militer dari Irak, tetapi di sisi lain, dia oenderung mempenahankan tentara bayaran AS di Irak untuk mengamankan infiasturicnnr minyak yang sudah mereka kuasai.
ABSTRACT
This thesis speaks about the corporate domination of the United States govemment policy in the Middle East, in the case study the mercenaries business during postwar Iraq in 2003. This research is focused in three main questions. First, why did the United States corporate mercenaries be able to conduct their business during postwar Iraq on year 2003? Second, how did the United States run their Mercenaries Business during postwar Iraq on year2003? And the Third, what is the prospect for the US mercenaries business in Iraq and their challenges ahead? To analyze the subject, this research is using the neo-liberal economic theory and the theory of state corporatism; both are the theory of political economy. By using the qualitative method through study case analysis, this research has tinally come into three conclusions. First, there is a strong connection between the corporation and the US Republican politicians that make the corporations were able to conduct their mercenaries business during postwar Iraq. Second, the business was held by the mean of the postwar reconstruction project in Iraq. Third, the prospect of the mercenaries business will be strongly depending on the characteristic ofthe ruling govemment. Though President Barrack Obama had promised to Withdraw the US Army fiom Iraq, he tends to maintain the US mercenaries so that _they will be able to keep the Iraq Oil secured at their hands.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34471
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trias Kuncahyono
Jakarta: Kompas, 2005
355.02 TRI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schechter, Danny
Amherst, N.Y.: Prometheus Books, 2003
070.449 SCH e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>