Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aziz Kharie
"Tujuan dibentuknya Propinsi Maluku Utara yang tercantum dalam UU No,46 tahun 1999 diantaranya adalah untuk pembangunan, pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat masyarakat daerah. Demikian juga dengan amanat UU No 32 Tabun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sebagai propinsi hasil pemekaran dan propinsi Maluku, dimana pemerintah daerah dituntut harus membangun infrastruktur dan suprastruktur daerah, dalam menunjang aktivitas publik dan investasi daerah. Namun dalam kondisi baru mempersiapkan sarana penunjang pemerintahan, tiba-tiba daerah ini diperparah dengan adanya konflik sosial (kemanusiaan) yang melanda Kabupaten Kota di Wilayah tersebut. Kondisi Maluku Utara yang terpuruk, di tambah belum banyaknya penelitian tentang investasi daerah, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian dalam bentuk karya tulis (tesis), dengan tujuan untuk melakukan analisa terhadap beberapa variabel yang dipandang dapat mempengaruhi daya tarik investasi daerah Maluku Utara. Untuk mengkaji determinan daya tarik investasi, dan menentukan rangking daerah dipakai sarana pendekatan The Analytical Hierarchy Process (AHP).
Maksud dalam penelitian ini, adalah menentukan prioritas variabel yang mempengaruhi daya tarik investasi di Maluku Utara yang secara teoritis dapat mempengaruhi minat investasi. Kemudian membuat rangking atau urutan prioritas daya tarik investasi sesuai variabel-variabel tersebut dan rangking secara umum. Determinan Daya Tarik Investasi di Maluku Utara, diperoleh prioritas, kriteria Keamanan daerah menempati urutan pertama dengan nilai (0,213), kemudian kedua Kelembagaan Daerah sebesar (0,198), ketiga Tenaga Kerja dan Produktivitas sebesar (0,151), kemudian berturut-turut Perekonomian Daerah sebesar (0,140) dan Kepabeanan (0,116). kemudian Infrastruktur Daerah sebesar (0,107), dan yang terakhir Variabel Lain sebesar(0,076). Urutan Daya Tarik Investasi di Daerah secara umum untuk Kabupaten/Kota, maka Kota Ternate menempati urutan pertama dengan niiai tertinggi (0,192), urutan kedua Kabupaten Halut sebesar (0,143), urutan ketiga Kabupaten Halsel sebesar (0,141), urutan keempat Kota Tidore sebesar (0,123), urutan kelima Kabupaten Kep. Sula sebesar (0,122). Urutan keenam Kabupaten Halbar dengan nilai sebesar (0,093), urutan ketujuh Kabupaten Haiteng sebesar (0,092), urutan kedelapan Kabupaten Haltim sebesar (0,091)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linting, Andre Bramandita
"Tesis ini membahas pengukuran dan analisis besarnya proporsi risiko nilai tukar mata uang asing terhadap keseluruhan risiko sistematik dari portofolio investasi saham di Indonesia. Risiko sistematik diukur sebagai systematic Value at Risk (VaR). Risiko sistematik dapat diuraikan menjadi komponen-komponen marjinalnya, yaitu komponen risiko nilai tukar dalam bentuk foreign exchange (forex) marginal VaR dan komponen risiko ekuitas dalam bentuk equity marginal VaR dengan metode Value at Risk decomposition technique. Penelitian dilakukan dengan mengukur forex marginal VaR dari nilai tukar mata uang USD, JPY, KRW, GBP, dan SGD terhadap Rupiah pada periode Januari 2012 sampai April 2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai forex marginal VaR dan proporsi forex marginal VaR terhadap systematic VaR terbesar dimiliki oleh mata uang JPY, sedangkan nilai forex marginal VaR dan proporsi forex marginal VaR terhadap systematic VaR terkecil dimiliki oleh mata uang USD.

The purpose of this study is to measure and analyze the contribution of foreign exchange risk to Indonesian portfolio systematic risk. The value of systematic Risk is measured as systematic Value at Risk (VaR), which can be decomposed into its marginal component of foreign exchange risk, measured as foreign exchange (forex) marginal VaR, and marginal component of equity risk, measured as equity marginal VaR using Value at Risk decomposition technique. This study investigates forex marginal VaR of five different foreign exchanges in Indonesia, which are USD, JPY, KRW, GBP, and SGD from January 2012 until 2014. The result shows that the highest proportion of forex marginal VaR to systematic VaR belongs to JPY and the lowest proportion of forex marginal VaR to systematic VaR belongs to USD.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Laksmana Sarwana
"Tesis ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dividen di Indonesia. Umumnya orang berpikiran bahwa besarnya dividen ditentukan oleh besarnya laba. Namun demikian, pada kenyataannya arus kas merupakan faktor yang lebih penting dalam menentukan besarnya dividen. Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk menganalisis faktor ? faktor apa sajakah yang mempengaruhi dividend melalui model linter yang dimodifikasi, diantaranya net operating income,cash, flow from operation, dan lagged dividend yield. Selain itu juga dilakukan perbandingan apakah ada perbedaan faktor ? faktor yang mempengaruhi dividen antara perusahaan dengant tingkat pertumbuhan yang tinggi dengan tingkat pertumbuhan yang rendah. Penelitian mengambil seluruh perusahaan yang membagikan dividen tunai secara berturut ? turut selama tahun 2008 - 2012
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa arus kas operasi merupakan memiliki hubungan yang posittif terhadap perubahan kebijakan dividen baik bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi maupun perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah.

This thesis discusses the factors that affect dividend change in Indonesia. Most people think that the amount of the dividend is determined by the profits. Nevertheless, in fact cash flow is a more important factor in determining the amount of the dividend. In this study the authors tried to analyze the factors that affect dividend policy using modified Lintner?s models, such as net operating income, cash, flow from operations, and the lagged dividend yield. It also made no difference whether the comparison of factors affect the company's dividend policy with a high or low growth rate. The study took all companies which distribute cash dividends respectively during the years 2008 - 2012.
This study concluded that operating cash flow has positive correlation with changes in the dividend policy for both companies with high growth rates and companies with low growth rates."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sawidji Widoatmodjo
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007
332.6 SAW c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Oryza Sativa
"Sejak tahun 2008, PSAK 13 mengenai properti investasi sudah efektif diberlakukan. Perusahaan memiliki dua opsi untuk metode pengukuran properti investasi setelah pengakuan awal, yaitu metode biaya dan metode nilai wajar. Berdasarkan penelitian sebelumnya, metode nilai wajar dipercaya lebih relevan untuk investor. Oleh karena itu, penilitian ini bertujuan untuk menguji apakah metode nilai wajar untuk mengukur properti investasi meningkatkan relevansi nilai dari informasi akuntansi. Dengan menggunakan data perusahaan tercatat di Indonesia dalam periode 2008-2015, Penelitian ini mengimplementasikan model Ohlson untuk menguji hipotesis. Penelitian ini memberikan bukti terhadap nilai relevansi bahwa metode nilai wajar untuk properti investasi tidak meningkatkan relevansi informasi akuntansi dalam menilai harga pasar saham perusahaan Indonesia.

Since 2008, PSAK 13 about investment property had been effectively implemented. Companies have two options for their investment property measurement method after initial recognition, which are cost method and fair value method. According to previous research, fair value method is more relevant for investor. Therefore, this research is aimed to test whether fair value method used to measure investment property improve the value relevance of accounting information. Using the data of public listed companies in Indonesia for period 2008-2015, this research implemented Ohlson's model to test the hypothesis. The research provide evidences on value relevance that fair value method on investment does not increase the relevance of accounting information in valuing Indonesian companies' market share price."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Azhar
"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel keputusan, fungsi tujuan, alternatif prioritas dan fungsi pencapaian dalam perencanaan investasi. Dari komponen optimasi tersebut dapat diperoleh model optimasi perencanaan investasi galangan kapal. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah optimasi perencanaan investasi galangan kapal dengan pendekatan programasi tujuan ganda. Model terdiri atas 5 variabel keputusan, 11 fungsi tujuan, 2 alternatif prioritas dan 11 fungsi pencapaian. Implementasi model dilakukan terhadap rencana investasi galangan kapal PT ASSI. Perhitungan dengan menggunakan program Quantitative System 3.0 dan diperoleh besarnya parameter variabel keputusan untuk beberapa alternatif. Alternatif pertama dengan prioritas tujuan yang mempunyai bobot sama dan alternatif kedua dengan prioritas tujuan yang mempunyai bobot berbeda.

Optimation model of planning investment dockyard with approach multi objective goal programming. The purpose of this research is to determine decision variable, goal function, alternative priority and achievement function in investment planning. From this optimation component, the model of ship yard investment planning could be achieved. The model of developed model in this research was the optimation of ship yard investment planning using multi objective goal programming approach. The model consist of 5 decision variable, 11 goal function, 2 alternative priority and 11 achievement functions. The model implementation was done toward PT ASSI investment planning. The calculation using from Quantitative System 3.0 was that the quantity of decision variable parameters could be achieved. The first alternative was based on the difference goal priority, and the second alternative based on similiar goal priority."
Lengkap +
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Rudi Bambang Trisilo
"ABSTRAK
Minimum required rate of return atau cost of capital penting karena menentukan diterima atau tidaknya investasi modal dalam perusahaan, yang sekaligus akan berpengaruh terhadap pengeluaran investasi agregat suatu perekonomian.
Capital Asset Pricing Model ( CAPM ) sering digunakan sebagai project screening rates. Hal ini dilakukan oleh manajer karena kepentingan pemegang saham atau pemilik perusahaan diutamakan. Dengan menggunakan CAPM sebagai alat mengukur cost of capital, berarti manajer berusaha menetapkan besarnya opportunity cost suatu proyek investasi modal bila dibandingkan dengan investasi yang risikonya sama di pasar modal. Selain CAPM, Arbitrage Pricing Theory (APT) dapat juga digunakan untuk menderivasi required rate of return suatu proyek investasi.
Beberapa pengujian menemukan APT menjelaskan lebih baik terhadap return sekuritas dibanding CAPM. Tetapi beberapa studi yang lain menemukan tidak ada perbedaan antara kedua model. Tidak ada konsensus tentang mana yang lebih baik antara CAPM dan APT.
Sementara perbedaan pendapat tentang CAPM dan APT berlangsung, beberapa pakar ekonomi keuangan mengajukan model alternatif. Antara lain Wei {1988) dan Breeden (1989). Apabila beberapa pakar mempertentangkan, sebaliknya Wei (1988) justru mengajukan model yang mengintegrasikan CAPM dan APT. Breeden {1989) mengajukan suatu model yang merupakan pengembangan dari CAPM, yaitu CAPM yang berorientasi konsumsi, dalam hal ini risiko sekuritas diukur dengan sensitivitas sekuritas terhadap perubahan konsumsi investor.
Dengan mempertimbangkan (1) masih adanya kontroversi diantara para pakar ekonomi keuangan tentang keunggulan APT dibanding CAPM , dan (2) saran beberapa peneliti sebelumnya tentang perlunya terus diadakan perbaikan dalam pembentukan model agar diperoleh model yang lebih sempurna, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas CAPM Berorientasi Konsumsi, serta Teori Gabungan CAPM-APT di BEJ.
Hipotesa kerja penelitian ini adalah : (1) Ada pengaruh yang positip dari variabel konsumsi agregat terhadap tingkat return saham di BEJ, (2) Ada pengaruh yang positip dari variabel ekonomi makro (tingkat inflasi harapan, tingkat inflasi tak diharapkan, perubahan harga minyak ekspor) dan tingkat return portfolio pasar terhadap tingkat return saham di Bursa Efek Jakarta.
Populasi penelitian ini adalah 210 perusahaan yang listing di BEJ per bulan Nopember 1994. Rencana sampling adalah sebagai berikut :
Pengujian validitas CAPM berorientasi konsumsi menggunakan data triwulanan IHSI dan Pengeluaran konsumsi rumahtangga atas dasar harga konstan. Sampel berjumlah 27 emiten yang listing di BEJ antara tahun 1977 - 1889. Periode yang digunakan adalah triwulan I-1983 hingga triwulan IV-1991.
Pengujian validitas CAPM, APT dan Teori gabungan CAPM-APT menggunakan data bulanan Indeks Harga Saham Individual, Indeks Harga Saham Gabungan, Indeks Harga Konsumen Gabungan, Suku Bunga Deposito Berjangka satu bulanan kelompok Bank Pemerintah, Harga Minyak Ekspor. Sampel berjumlah 20 emiten yang paling aktif tahun 1992 dilibat dari total volume perdagangan saham. Periode yang digunakan adalah bulan Agustus 1991 hingga Desember 1993 (kecuali untuk CAPM hingga bulan September 1994).
Analisis dalam penelitian ini merupakan analisis data sekunder. Statistik yang digunakan adalah statistik uji t, dan statistik uji F, statistik uji D-W.
Data-data return saham diperoleh dari Perpustakaan BAPEPAM dan PISO (Public Information Services Office), sedangkan data faktor sistematik diperoleh dari publikasi Biro Pusat Statistik, Bank Indonesia dan Nota Keuangan & RAPBN.
Pengolahan data dilakukan dalam dua tahap, sebagai berikut : (1) Regresi Time-Series Tahap Pertama (First Pass Regression) digunakan untuk menghitung taksiran Beta saham tiap emiten sampel dan kemudian menggunakan Regresi Cross Section Tahap Kedua (Second Pass Regression) dalam menghitung koefisien konsumsi agregat dan koefisien variabel ekonomi makro, serta portfolio pasar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : koefisien beta pada model CAPM, APT, maupun Teori Gabungan CAPM-APT tidak ada yang signifikan. Sementara itu, koefisien beta Konsumsi signifikan (t-stat = 3,94) dan positip. Artinya beta konsumsi berpengaruh positip terhadap return saham di BEJ selama periode 1983-1991. Namun secara teoritis nilai beta konsumsi yang seharusnya di bawah satu, karena menunjukkan arah suatu garis, di dalam penelitian ini angkanya di atas satu.
Karena koefisien beta untuk model CAPM, APT maupun Teori Gabungan CAPM-APT tidak ada yang signifikan, maka artinya selama periode Agustus 1991 hingga Desember 1993, faktor sistematik seperti inflasi harapan, inflasi tak diharapkan, perubahan harga minyak ekspor, dan portfolio pasar tidak berpengaruh terhadap return saham emiten sampel di Bursa Efek Jakarta.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan bidang investasi, khususnya dalam menentukan besarnya cost of capital atau minimum required rate of return suatu proyek investasi modal. Penelitian yang masih perlu dilakukan sebagai komplemen terhadap penelitian ini adalah pengujian terhadap model alternatif yang lain.
"
Lengkap +
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>