Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adiati Hardjanti
Abstrak :
ABSTRAK
Perusahaan komputer Amerika menunjuk suatu perusahaan jasa komputer nasional sebagai agen untuk menangani pemasaran produk serta jasa sistem informasinya di Indonesia, sesuai dengan peraturan pemerintah pada tahun 1968 yaitu UU no.6/1968 yang mengharuskan semua perusahaan asing yang bergerak dibidang perdagangan barang dan jasa untuk mengalihkan usaha mereka kepada perusahaan nasional menjelang akhir 1977.

Hasil penjualan selama empat tahun berturut-turut mulai tahun 1991 sampai dengan tahun 1994 berkisar antara Rp.170 - Rp.185 milyar dan prosentasi persediaan dibandingkan dengan total asset secara keseluruhan berkisar antara 18 % -22 %.

Untuk menjamin kelangsungan pemasaran produk dan jasa-jasanya, perusahaan berusaha menjalankan pengendalian terhadap persediaan sebaik mungkin dengan didukung oleh sistem informasi yang terintegrasi dan melakukan pengawasan secara kontinue (berkesinambungan). Meskipun ada perbaikan, nilai persediaan dalam neraca untuk empat tahun ini masih belum menunjukkan angka yang menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan secara langsung digudang-gudang perusahaan dan laporan yang ada mengenai persediaan. Produk-produk yang seharusnya tidak menjadi persediaan, ternyata berada digudang dalam waktu yang cukup lama, yang berarti bahwa pengelolaan persediaan dalam perusahaan ini masih perlu ditingkatican kualitasnya.

Produk yang dijual oleh perusahaan ini disimpan dalam dua gudang yang terpisah dan terdiri dari:

-. persediaan komputer berdasarkan pesanan (built to order)

-. persediaan komputer berdasarkan perencanaan (built to plan)

-. persediaan suku cadang.

Dalam karya akhir ini akan dianalisa permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam pengelolaan persediaan dan diakhir karya tulis ini akan diberikan saran-saran perbaikan daripada sistem persediaan, sehingga dapat meningkatkan kineija dan sistem manajemen persediaan, tanpa mengganggu proses penjualan maupun pemeliharaan inesin-mesin komputer ditempat pelanggan.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martunus Haris
Abstrak :
ABSTRAK
Pada dasarnya persediaan atau inventory dimaksudkan untuk menghindari kemacetan operasi baik produksi ataupun penjualan, Pentingnya persedjaan bila ditinjau dan Segi operasional. merupakan hal yang mutlak bagi hampir semua jenis industri terutama dalam operasi yang mementingkan kontinunitas.

Operasi perminyakan di Indonesia dilaksanakan dengan menggunakan bentuk Kontrak Production Sharing (KPS) yang sesuai dengan Undang?undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (Pertamina) Pasal 12 yaitu mengadakan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka pencarian, pengeboran dan produksi minyak dan gas bumi.

Manajemen persediaan untuk KPS Pertamina ini tidak dapat lepas dari karakteristik barang untuk keperluan operasional yaitu :

- Barang-barang untuk operasi pengeboran (drilling).

- Barang-barang untuk operasi produksi.

Barang-barang untuk keperluan operasi produksi umumnya berupa suku cadang mesin-mesin serta barang-barang penunjang kelancaran operasi seperti bahan kimia. Barang?barang ini tidak secara langsung mempunyai korelasi dengan output (crude oil) tapi dapat mempengaruhi jalannya operasi.

Pola penyediaan barang dapat dianggap ?independent demand? sehingga dapat dianalisa dan dapat dilaksanakan dengan menggunakan model-model persediaan yang ada.

Model model untuk Dynamic-Certain merupakan model dasar untuk pengelolaan persediaan yang dibuat berdasarkan keadaan untuk mengatasi masalah-masalah :

- Kapan kita harus membuat atau membelj suatu barang ?

- Berapa banyak yang harus kita beli atau dlbuat ?

liga model dasar yang dapat digunakan adalah : - Economic lot size model

- Fixed time replenishment model

- Optional replenishment model

Model?model serta formula pengelolaan persediaan yang digunakan oleh beberapa KPS Pertamina hampir semua KPS Pertamina tidak menggunakan model EOQ (Economic Lot Size) karena berbagai alasan Paling tidak ada tiga alasan mengapa model EOQ tidak digunakan oleh kebanyakan KPS Pertamina yaitu alasan teoritis, finansil dan operasionil.

Penerapan model Fixed Time Replenishment? merupakan alternatif optimal untuk KPS-KPS Pertamina. Dengan periode pemeriksaan satu bulan sekali. model ini mempunyai keuntungan yang sarna dengan model optional replenishment yaìtu tidak diperlukan parameter biaya-biaya.

Untuk dapat mendukung terlaksananya manajemen persediaan yang effektif diperlukan perangkat lunak yang mempunyai karakteristik :

1. Mampu melayani seketika keperluan barang untuk operasi produksi pada tingkat pelayanan yang ditetapkan oleh manejemen.

2 Mampu menekan biaya Operasional pengelolaan persediaan dengan cara menekan biaya-biaya :

- pembelian barang untuk persediaan.

- Biaya pergudangan baik untuk barang-barang aktif maupun barang?barang yang tak hergerak (slow moving & dead stock).

3. Mampu memberikan informasi yang akurat baik pada tingkat operasjional maupun tingkat manajemen mengenai keadaan barang yang ada dalam persediaan.

Alternatif pilihan model & formula dipengaruhi oleh kondisi operasional perusahaan dan kebijaksanaan yang digariskan oleh perusahaan mengenai manajemen persediaan.

Aspek finansil operasi perminyakan rnenyebabkan manajemen KPS melihat biaya pembelian barang-barang persediaan sebagai bagian dan biaya operasional yang akan segera dimintakan kembali (cost?recovery), karena itu diusahakan agar biaya tersebut tidak mempengaruhi biaya produksi minyak (per barrel) dengan cara biaya tersebut harus dibebankan secara merata.

Dalam proses pemllihan formula dan model untuk KPS Pertamina (khususnya ARII) perhatian lebib diarahkan kepada pemenuhan persyaratan-persyaratan diatas, yaitu dengan menghindari biaya pembelian yang fluktuatif. memperbaiki tingkat pelayanan (service level), memperpendek lead time serta menekan biaya?biaya operasional.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK
Pada dasarnya persediaan atau inventory dimaksudkan untuk menghindari terhentinya proses produksi atau penjualan dari suatu perusahaan.

Yang menjadi masalah disini adalah bagaimana perusahaan mengelola persediaannya sedemikian rupa sehingga bisa diperoleh suatu keadaan dimana kelangsungan produksi atau penjualan tetap terjamin sementara biaya persediannyapun cukup rendah. Untuk mendapatkan situasi tersebut diatas perlu ditetapkan suatu kebijaksanaan persediaan yang tertuang didalam suatu sistem inventory yang berisi beberapa kebijaksanaan persediaan.

Secara garis besar persediaan yang dimiliki oleh PT. Dira Paratama terdiri dari dua kelompok besar yaitu :

- Peralatan utama (Main Equipment) : yaitu berupa alat-alat kedokteran yang bentuk fisiknya cukup besar atau harganya cukup mahal. - X-Ray Film : yaitu film yang dipergunakan untuk memotret bagian tubuh manusia, X-Ray film ini kuantitas dan kualitasnya cukup besar. Karakteristik demand untuk kedua jenis persediaan tersebut berbeda satu sama lain. Karakteristik untuk main equipment adalah berbeda satu sama lain. Karakteristik untuk main equipment adalah b ukan independent demand karena penjualannya tergantung dari ada tidaknya pembangunan atau perluasan fasilitas rumah sakit.

Sedangkan karakteristik dari X-Ray Film adalah independent demand karena memang disediakan untuk memenuhi rumah sakit yang sudah mempunyai X-Ray Equipment (Peralatan Rontgen). Hampir semua rumah sakit besar mempunyai peralatan Rontgen ini.

Karena mempunyai demand yang independent ini maka untuk menganalisanya bisa dipergunakan model inventory.

Tujuan dari pembahasan persediaan ini adalah untuk mengetahui :

Kapan kita harus membeli barang.

Berapa banyak barang yang harus kita beli.

Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut diperlukan suatu kebijaksanaan yang tertuang didalam sistem inventory yang berisi anatara lain : safety Stocl, Economical Order Quantity, Reorder Point dan sebagainya yang diperoleh dari perhitungan model inventory yang dipilih.

Dengan adanya Sistem Inventory tersebut diharapkan perusahaan bisa mengelola persediaannya dengan efektif dan efisien.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sobarsa
Abstrak :
Inventory should always be found almost in every walks of life, like in a household or within a company. In the household, inventory is held for fulfilling its needs, while in the company, inventory is held for a large amount of pupose. Thai is : (1) custober service, (2) Protect againts supply errors, (3) protect of core technology, (4) decouple succesive stages in operation. For Achieving the purpose, a firm must decide on how much to order and when an inventory is required. Adequate inventories facilitate operation activities and held assure cutomers of good service. on the other hand, carrying inventories ties up working capital on goods that sit idle. So that a function of costs and forecast or requirements is a problem to solve. There are many items of inventory, but for accounting purpose, firms classify it in three categories as (1) raw materials, (2) work-in-process, or (3) finished goods. As one of the elements or working capital, inventory is an unique item, because of its variance from time to time, inventory also need the space for protecting it. Sometimes the space needed is greater than the space for production processes. So, there are many costs to pay for holding an inventory as long as activity chain pay for holding an inventory as long as activity chain from ordering it to supplier until shipping it to the customer. In that condition, in fact, those activitites do not create value added. Expert have been trying to develop some models to manage inventory for reducing the costs, that is EOQ,P order system, Q order System, pareto system, MRP and jus in time. The last model gives raise to a question: "why inventory should exist?". Could inventory eliminated? Answering those question that is, inventory should exit because the company depends on many factor especially distance and quality. all The factors come from outside that's always fluctuate. If company has the ability to make shorter of distance between supllier and the company, as well as to increase quality to zero defect, inventory could be reduced. This research is aimed at knowing how the firms of synthetic fiber industry manage their inventories. Does the industry use one of the models of inventory management?
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Yudhistira
Abstrak :
Penelitian ini membahas pengelolaan persediaan yang ada di PT. Foseco Indonesia, sebuah perusahaan global yang memiliki kantor pusat di London, Inggris. Ada tiga jenis barang yang dimiliki oleh PT. Foseco Indonesia yaitu raw material, finished goods dan trading goods, dimana trading goods berkontribusi sebesar 50% dari total nilai barang. Dalam pengelolaan persediaan trading goods belum tersedia klasifikasi sehingga pengelolaan persediaan belum dilakukan dengan optimal. Selain itu tidak tercapainya target perusahaan untuk OTIF, NSMI, trade working capital serta inventory days menjadikan pengelolaan trading goods menjadi krusial. Tujuan penelitian adalah untuk melakukan klasifikasi terhadap persediaan trading goods dengan pendekatan ABC-XYZ analysis. Kemudian menyusun kebijakan persediaan sesuai klasifikasi dari setiap trading goods, dan melakukan simulasi terkait hasil ABC-XYZ analysis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja persediaan trading goods. Metode yang digunakan adalah integrated ABC-XYZ Analysis dengan menggunakan data primer berupa hasil wawancara dengan pihak yang terlibat dalam pengelolaan persediaan serta data sekunder perusahaan pada tahun 2019 terhadap 160 jenis trading goods. Hasil pengelompokan menunjukkan ada 22 barang termasuk kelompok AX, 10 barang termasuk kelompok AY, 5 barang termasuk kelompok AZ, 8 barang termasuk kelompok BX, 27 barang termasuk kelompok BY, 15 barang termasuk kelompok BZ, 6 barang termasuk kelompok CY dan 66 barang termasuk kelompok CZ. Pengelompokan tersebut kemudian digunakan sebagai panduan dalam menentukan periode review dalam pembelian di masa depan. Dan hasil simulasi menunjukkan bahwa pengelolaan persediaan di PT.Foseco Indonesia masih belum efektif dan diperlukan perbaikan kebijakan persediaan dan kerjasama pihak yang terlibat. ......This study discusses inventory management at PT. Foseco Indonesia, a global company headquartered in London, England. There are three types of goods owned by PT. Foseco Indonesia, namely raw materials, finished goods and trading goods, where trading goods contribute 50% of the total value of goods. There is no classification for trading goods inventory so that inventory management cannot be carried out optimally. In addition, the company's failure to achieve its targets for OTIF, NSMI, trade working capital and inventory days makes the management of trading goods crucial. The purpose of this research is to classify the inventory of trading goods with the ABC-XYZ analysis approach. Then formulate an inventory policy according to the classification of each trading goods, and perform simulations related to the results of ABC-XYZ analysis to determine its effect on the performance of the trading goods inventory. The method used is the integrated ABC-XYZ Analysis using primary data in the form of interviews with parties involved in inventory management as well as company secondary data in 2019 on 160 types of trading goods. The grouping results show that there are 22 items including group AX, 10 items including group AY, 5 items including group AZ, 8 items including group BX, 27 items including group BY, 15 items including group BZ, 6 items including group CY and 66 items including CZ group. The grouping is then used as a guide in determining the review period for future purchases of goods. And the simulation results show that inventory management at PT. Foseco Indonesia is still not effective, so improvements are needed on inventory policies and cooperation from the parties involved.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipota, Belinda Larisa
Abstrak :
Perusahaan dari seluruh dunia terkena dampak gangguan rantai pasokan global selama pandemi, salah satunya adalah IKEA Indonesia. Perusahaan ini mengimplementasikan proses inventory sharing yang bertujuan untuk menyeimbangkan inventory antar toko serta mencapai target product availability dan overstock, sehingga mampu menunjang komersialitas perusahaan dan tingkat inventory meskipun memiliki pengaturan inventory secara desentralisasi. Beberapa bulan dijalankan secara rutin, proses stock balancing membutuhkan cycle time yang panjang serta tidak memberikan dampak yang signifikan pada struktur inventory karena kerap terjadi inventory discrepancy. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi masalah dalam proses stock balancing, menganalisis dampaknya terhadap inventory, dan juga merancang perbaikan proses bisnis sehingga menghasilkan cycle time yang lebih singkat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pengumpulan data lewat wawancara dan observasi. Penelitian dimulai dengan menganalisis proses stock balancing saat ini untuk mengidentifikasi penyebab utama masalah. Kemudian, merancang perbaikan proses melalui sepuluh tahapan business process improvement termasuk teknik seperti eliminate, reduce cycle time, dan automation. Hasil penelitian memproyeksikan bahwa proses stock balancing dapat menjadi lebih efisien dengan mengeliminasi empat aktivitas duplikasi dan cycle time dapat dipersingkat 50% dari 28 hari menjadi 14 hari. Selain itu, penelitian ini menyarankan faktor pendukung seperti integrasi sistem dan dedicated manpower untuk mendukung penuh proses stock balancing. ......Companies worldwide were impacted by global supply chain disruption during the pandemic. IKEA Indonesia executes inventory sharing process called as stock balancing aims to balance inventory levels between stores and reaching goals for availability and overstock level that affects company’s commerciality and stock holding despite the centralized inventory management. After months of implementation, cycle time of weekly execution was too long up to one month and didn’t contribute a significant impact on inventory structure due to inventory discrepancy. This study aims to investigate and identify issues in current stock balancing process, to analyse the impact to total inventory level, and also to design business process improvement in shorter cycle time. Qualitative method is conducted in this research and data collection through interviews and observations. The research began with analysing current process to identify the root cause. Then, proposing process improvements through ten steps of business process improvement including techniques such as eliminate, reduce cycle time, and automation. The result projecting that stock balancing process can be improved by eliminating four duplicating activities and the cycle time could be shortened by 50% from 28 days to 14 days. In addition, this study suggests supporting factors such as system integration and dedicated manpower to fully support on stock balancing process.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hadi Harsongko
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusia Lilik Budhi S.
Abstrak :
Tugas akhir ini membahas tentang salah satu teori tentang pengadaan safety stock dan pengalokasiannya sesuai dengan biaya safety stock yang telah di tetapkan oleh perusahaan dengan tujuan meminimumkan total jumlah unit short (unit-unit yang tidak tersedia pada saat deman datang ) per tahun. Dan penerapannya pada perusahaan pembuatan kain ban (tyre cord) di PT Andayani Megah.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Omar Armandiego Soeharto
Abstrak :
Dalam industri ritel, sifat kompetitif mengharuskan perusahaan untuk memiliki sistem manajemen persediaan yang efisien untuk menciptakan keunggulan kompetitif terhadap pesaing mereka. Dengan demikian pengelolaan inventori memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya, meningkatkan pergerakan inventori, mengurangi inefisiensi, dan pada akhirnya meningkatkan laba perusahaan. Salah satu cara untuk mengendalikan dan menyusun strategi ini adalah melalui sistem manajemen rantai pasokan, di mana manajemen rantai pasokan digunakan sebagai strategi keseluruhan bagi perusahaan untuk mengendalikan dan memantau tingkat persediaan mereka. Ini dapat menimbulkan beberapa tantangan dan hambatan di perusahaan yang mungkin baru dalam hal penerapan sistem manajemen ini. Makalah ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis efek dan tantangan yang terjadi di perusahaan ritel dalam hal menerapkan sistem manajemen rantai pasokan baru di perusahaan mereka dan untuk mengetahui apakah bermanfaat atau tidak bagi perusahaan untuk melakukannya. Untuk menghitung ini, makalah ini akan membandingkan kinerja aktual perusahaan yang menggunakan sistem manajemen rantai pasokan e-baru terhadap kinerja perusahaan sebelum mereka menerapkan system tersebut. Perbandingan ini akan menggunakan indikator kinerja utama (KPI) yang dievaluasi melalui laporan keuangan perusahaan. Hasil dari studi kasus ini menemukan bahwas setelah menggunakan e-SCM tersebut selama 2 tahun, perusahaan yang diteliti telah meningkatkan performa perusahaan tersebut yakni meyakinkan peneliti akan manfaat dari siste tersebut. ......In the retail industry, the competitive nature requires companies to have an efficient inventory management system in order to create a competitive advantage against their competitors. The management of inventory thus allows companies to reduce costs, improve inventory movement, decrease inefficiency and ultimately improve a company’s bottom line. One way to control and strategize this is through a supply chain management system, where the supply chain management is used as an overall strategy for companies to control and monitor their inventory levels. This may pose some challenges and obstacles in companies that may be new in regards to implementing this management system. This paper aims to illustrate and analyse the effects and challenges that happen in a retail company in regards to implementing a new supply chain management system in their company, and to find out whether or not it is beneficial for the company to do so. In order to calculate this, this paper will compare the company’s actual performances with the new e-supply chain management system to the company’s performance before they implemented the system. This comparison will use the key performance indicators (KPIs) that is evaluated through the company’s financial statements. The results of the study showed that after using the system for almost 2 years, the company is able to increase their financial performances and thus showed that the use of the e-SCM system is actually beneficial for the company.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Artono Darwanto; Sianturi, Harlyn
Abstrak :
ABSTRAK
PT Patra adalah sebuah perusahaan kontraktor bagi hasil Pertamina, yang sudah beroperasi semenjak tahun 1979 di daerah selat Malaka. Pada saat ini perusahaan ini memproduksi minyak mentah dalam jumlah rata?rata 40,000 barrel/perhari, tetapi pernah mericapai tingkat produksi tertinggi sekitar 70,000 barrel/perhari pada tahun 1988.

Untuk mendukung kelancaran operasi, perusahaan ini menggunakan empat buah gudang, di empat tempat yang terpisah, untuk menyimpan persediaan bahan baku, suku cadang, pipa, dll. Dalam kurun waktu lebih dari sepuluh tahun operasi, PT Patra telah berusaha untuk menjalankan sistem persediaan dengan sebaik mungkin, dibawah pengawasan dan pengaturan suatu bagian Inventory Control. Tetapi, dengan semakin berkembangnya perusahaan, masalah sistem persediaan ini pun menjadi semakin rumit. Pada akhir tahun 1991, nilai persediaan perusahaan ini telah mencapai US$ 12,493,979.67.

Dari hasil tanya jawab dengan berbagai pihak yang terlibat dalam sistem manajemen persediaan pada PT Patra, dan juga dengan menganalisa laporan-laporan, data-data yang ada, ternyata pengelolaan persediaan perusahaan ini masih perlu diperbaiki. Hal ini terlihat pula dari adanya keluhan?keluhan pihak pemakai barang karena terjadinya stock-out terutama untuk beberapa jenis barang yang berhubungan langsung dengan kegiatan operasi dan terjadinya penumpukkan persediaan untuk beberapa Jenis barang yang lain, seperti yang terlihat pada lampiran 5.8. permasalahan yang ada juga menyangkut sistem pemberian kode identifikasi barang yang beluin berfungsi dengan baik, serta sistem kontrol yang belum memadai.

Setelah menganalisa penyebab?Penyebab permasalahan, maka dalam karya akhir ini diberikan usulan untuk mengatasi persoalan sistem persediaan PT Patra, agar perusahaan ini dapat meningkatkan pelayanan, menurunkan resiko terjadinya penumpukafn barang, dan meningkatkan kinerja dari sistem manajemen persediaan.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>