Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Namira Afifah Diyana
"Kata mwo adalah kata tanya dalam bahasa Korea yang berfungsi sebagai penanda interogatif dalam konstruksi interogatif dan penanda tidak definit. Namun, dalam bahasa Korea kata mwo juga bisa digunakan sebagai pemarkah wacana (discourse marker/DM) khususnya dalam percakapan yang merupakan bentuk wacana lisan. Menurut Renkema & Schubert (2018) pemarkah wacana (discourse markers) merupakan partikel pragmatis dalam komunikasi lisan yang fungsi utamanya menjadi penanda yang mengindikasikan aspek sikap dalam suatu struktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi fungsi pragmatis kata mwo sebagai pemarkah wacana dalam tuturan menurut Chung (2019). Chung membagi klasifikasi pemarkah wacana mwo ke dalam 4 kelompok yaitu, sebagai placeholder, mitigasi, penekanan, dan penanda hubungan interpersonal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan drama Itaewon Class sebagai korpus. Hasilnya ditemukan sebanyak 299 kali penggunaan kata mwo sebagai pemarkah wacana dalam 16 episode drama. Fungsi pragmatis pemarkah wacana mwo yang paling banyak ditemukan termasuk dalam kategori penekanan (45%), diikuti oleh kategori mitigasi (26%), placeholder (18%) dan terakhir yaitu kategori penanda hubungan intrapersonal (10%).
Mwo is one of the Korean question words. It serve both as an interrogative marker in question sentence and an indefinite marker. However, in Korean spoken conversation mwo is often appeared as discourse marker (DM). According to Renkema & Schubert (2018) discourse markers are pragmatic particles in oral communication whose main function is to be a marker that indicates aspects of attitude in a structure. This study aims to identify and classify the pragmatic function mwo as discourse marker in spoken context with Chung (2019)’s categorization which can be divided into 4 main function; mwo as placeholder, mitigator, emphatic, and interpersonal markers. This study used a descriptive qualitative method with Korean drama Itaewon Class as the corpus data source. The results found that, in 16 episodes of Itaewon Class drama, mwo appeared as discourse markers 299 times. The pragmatic function of discourse marker mwo that most commonly found is in the emphathic function category (45%), followed by the mitigator category (26%), placeholder (18%) and finally the interpersonal relationship markers category (10%)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nesya Putri Maharani Jonathans
"Penelitian ini berfokus pada jenis kalimat tanya dan fungsi kalimat tanya dalam film Ja Ik Wil karya Kees van Nieuwkerk. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk dapat menguraikan jenis-jenis kalimat tanya dan fungsi kalimat tanya dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengelompokkan kalimat berdasarkan jenisnya untuk mendapatkan kalimat-kalimat tanya dalam dialog film tersebut, kemudian menganalisis fungsi dari kalimat tanya yang dilontarkan oleh para tokoh dalam dialog film Ja Ik Wil. Hasil dari penelitian atas kalimat-kalimat tanya dalam dialog tersebut ditemukan bahwa, kalimat tanya dengan jenis gesloten vragen lebih banyak digunakan dibanding dengan kalimat tanya jenis open vragen. Kalimat tanya memiliki daya ilokusi sehingga tidak sekedar untuk bertanya tetapi memiliki fungsi tertentu dalam berbahasa. Dalam film Ja Ik Wil ini ditemukan bahwa kalimat tanya dalam dialog film tersebut memiliki fungsi untuk meminta, seruan, menanyakan pendapat, menanyakan situasi atau keadaan seseorang, menanyakan keberadaan seseorang, tempat dan benda dan menanyakan sebuah kejadian atau peristiwa.
This study focuses on the types of interrogative sentences and the function of interrogative sentences in the film Ja Ik Wil by Kees van Nieuwkerk. The purpose of this research is to describe the types of interrogative sentences and the function of the interrogative sentences in the film. This study uses a qualitative descriptive method by grouping sentences based on their type to get the interrogative sentences in the film's dialogue, then analyzing the function of the interrogative sentences raised by the dialogue from the characters in the film Ja Ik Wil. The results of the research on interrogative sentences in the dialogue found that interrogative sentences with the closed-ended question type were more widely used than those with the open-ended question type. An interrogative sentence has illocutionary power so that it is not just asking but has a specific function in language. In the Ja Ik Wil film, it is found that the interrogative sentence in the film's dialogue has a function to request, to exclamation, to ask opinions, ask about someone's situation, ask about someone's existence, ask about places and objects and ask about an event."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library