Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Shafirra Shikka Larasati
"Aktivitas manusia sehari-hari dilakukan dalam sebuah ruang. seiring berjalannya waktu kebutuhan manusia berubah dan semakin beragam. Diharapkan sebuah ruang mampu mengikuti perubahan ini agar bisa memfasilitasi penghuninya dalam melakukan beragam aktivitasnya tanpa memerlukan usaha yang besar. Hal ini disebut sebagai kemampuan ruang untuk beradaptasi. Dalam studi kasus saya mengambil contoh bagaimana produk Ikea bisa mewujudkan hal tersebut. Melalui analisa yang saya lakukan saya menemukan bahwa dengan menerapkan adaptable space di dalam ruang maka akan didapatkan ruangan dinamis yang multifungsi.
People do their daily activities in a space, and as time goes by, their needs are always changing. Space is expected to follow this diversity to provide an opportunity to its occupant to do their things in it without requiring a major effort. As in my case study I took an example of how Ikea product can make this come true. And through my analyze I found that by creating an adaptable space we can get a dynamic multifunction space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42599
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ryfa Albanin Hamid
"Interioritas sebagai bagian dari keseharian individu, merupakan esensi terbentuknya makna dan pengalaman seseorang terhadap ruang yang dihuninya. Persoalan keterbatasan ruang, membuat kampung padat memiliki pola keseharian yang unik dan dengan dinamika tinggi. Keunikan interioritas kampung padat merupakan tantangan tersendiri terhadap upaya intervensi spasial yang dilakukan pada konteks tersebut.
Tugas akhir ini berisi tentang upaya menerapkan mekanisme aliran fluida sebagai metode dalam merespons konteks kampung padat Manggarai yang memiliki praktik keseharian yang sangat fluid.
Interiority as part of our daily life, is the essence of the formation of meaning and experiences of individuals in the space they inhabit. The issue of space limitations, making high-density kampong has a unique pattern and high dynamics of everyday spatial practice. The uniqueness of interiority in highdensity kampong itself is a challenge for any spatial interventions implemented in that context. This project is about the implementation of applying the fluid flow mechanism as a method to respond to the context of a high-density kampong in Manggarai which has a very fluid everyday practice."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Chandrawati Hasanah
"Hiruk pikuk kehidupan ibukota menuntut perpindahan terjadi dengan cepat. Hal ini menjadikan ruang transisi sebagai ruang yang tidak terelakkan dalam kehidupan sehari-hari dan membentuk ruang transit sebagai ruang yang mewadahi transisi manusia dari titik A ke titik B. Fungsi dan interioritas ruang transit merupakan konsep yang bertolak belakang. Desakan kesibukan membuat fungsi dikedepankan dibanding interioritas ruang transit. Interioritas yang tidak tersampaikan memicu perilaku seenaknya dari user seperti perilaku user pada lost space yang berakibat pada pengabaian ruang dan berakhir dengan rusaknya ruang tersebut sehingga ruang tersebut bahkan tidak mampu untuk memenuhi fungsinya. Tugas akhir ini berisi tentang usaha menggapai interioritas ruang transit untuk mencegah kecenderungan ruang transit menjadi lost space dengan memanfaatkan mekanisme pertahanan spasial.
Rush in city life demands people to move efficiently from point A to point B which makes transitional space as an unavoidable space in daily life. Function and interiority of transitional space are concepts which work in dualism, but the force of rush makes the function to be more prioritized than the interiority. Interiority which is not conveyed properly drives unintended user behaviour such as act in lost space. The act makes desertion of space which ends up with space selfdestruction. It even makes the space incapable to fulfill its function.This final project contains an effort to prevent the tendency of lost space and reach the proper interiority of transitional space by applying spatial defense mechanism."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Chantika Nurmadhany
"Rumah merupakan suatu entitas dengan karakter yang dapat membuat manusia nyaman dan merasa aman. Ketika narasi dalam film horor menggunakan rumah sebagai latar utama, keberadaannya memberikan efek yang lebih menegangkan karena rumah merupakan media yang sangat dekat dengan manusia dan memiliki ingatan tersendiri. Film horor memiliki elemen unik yang berbeda dengan genre film lainnya karena pendekatan emosional yang membuat penontonnya merasakan ketegangan, ketakutan, dan suasana tegang yang diatur oleh visual dan audio capture. Film yang merupakan media penyampaian informasi dan penyalur pesan dan emosi memiliki kemampuan untuk memanipulasi ruang sehingga narasi yang disampaikan lebih terkontrol dan pesan yang terkandung lebih mudah diterima. Dari kemampuan ini, film dan arsitektur terkait dalam beberapa konsep. Penulisan ini dilakukan dengan membandingkan 3 film horor Indonesia dengan rumah sebagai setting utamanya. Perbandingan dilakukan dengan membahas pola pada setiap elemen film horor sehingga dapat dianalisis hubungan antara elemen spasial rumah dengan interioritas apa yang terdapat dalam film tersebut.
The house is an entity with character that can make humans comfortable and feel safe. When the narration in a horror film uses a house as the main setting, its existence gives a more tense effect because the house is a medium that is very close to humans and has its own memories. Horror films have unique elements that are different from other film genres because of the emotional approach that makes the audience feel tension, fear, and a tense atmosphere that is governed by visual and audio capture. Film, which is a medium for conveying information and channeling messages and emotions, has the ability to manipulate space so that the narrative conveyed is more controlled and the message contained is easier to accept. Of these capabilities, film and architecture are related in several concepts. This writing is done by comparing 3 Indonesian horror films with the house as the main setting. The comparison is done by discussing the pattern in each element of the horror film so that it can be analyzed the relationship between the spatial elements of the house and what interiority is contained in the film."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library