Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariesta Okke Sukmi
Abstrak :
Arsitektur seringkali dilihat dari tampilan luar, yang tercermin melalui fasad bangunan. Tidak jarang orang menilai arsitektur hanya dari pengalaman visual ketika pertama kali melihatnya, yang erat kaitannya dengan estetika. Perancangan arsitektur juga harus mempertimbangkan aspek fungsional dan struktural. Bangunan arsitektur memiliki dua jenis ruang, yakni ruang interior dan eksterior. Fasad membatasi kedua ruang tersebut dengan memberikan tampilan terhadap ruang eksterior. Secara visual, fasad dapat terlihat sebagai kulit bangunan yang berdiri sendiri dan terpisah dari isi bangunan maupun sebagai kulit bangunan yang mencerminkan fungsi dan filosofi ruang di baliknya. Analisis studi kasus menunjukkan bahwa keterkaitan fasad dan ruang interior tidak hanya dilihat dari tampilan form secara visual, melainkan juga pemaknaan form melalui pengalaman ruang interior. Keterkaitan fasad dan ruang interior tidak dapat diukur secara pasti karena elemen arsitektur bersifat tidak terbatas dan sejalan dengan pemikiran manusia yang dinamis. Ruang interior dapat dikatakan sebagai ekstensi diri manusia sehingga fasad dapat mempertegas proyeksi eksistensi manusia tersebut. Sebagai transisi inside dan outside, fasad menjembatani kedua kondisi di dalam maupun luar bangunan melalui penekanan yang terkait dengan metode desain. ......Architecture is often seen from the outside view, which is reflected through the building's facade. Most of people perceive architecture just from the first visual experience, which is closely related with aesthetic. Architectural design should also consider the functional and structural aspects. The building's architecture has two spaces, the interior and exterior spaces. Facade separate the two spaces by giving the exterior look of the space. Visually, facade can be seen as a stand-alone building skin and separated from the inside. Facade also can reflect the function of the skin and a philosophy behind it. Case study analysis shows that the linkage facade and interior space is not only seen visually as form, but also the meaning of form through the experience of interior space. Linkage facade and interior spaces can not be measured with certainty because of the architectural elements is not limited and in line with the dynamic human thought. The interior space can be regarded as extensions of human self so that the facade can reinforce the projection of human existence. As the transition inside and outside, facade bridge on the conditions in inside and outside the building through emphasis associated with the design method.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ray Prasetya
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai cara mencegah kriminalitas dalam lingkungan hunian rumah susun dengan memanfaatkan pengaturan dan desain ruang di dalamnya. Rumah susun sederhana tidak mempunyai teknologi canggih atau petugas keamanan sehingga keamanan menjadi suatu masalah penting. Pendekatan melalui desain ruang dan lingkungan dapat menciptakan partisipasi penghuni untuk ikut memberikan pengawasan dan kontrol sosial terhadap lingkungan yang dihuninya. Faktor yang mendukung adalah batasan teritori yang jelas, pengawasan mutualisme, dan kedekatan hubungan antar penghuni. Jika berhasil, akan tercipta suatu ruang yang dapat mempertahankan diri dari ancaman luar. Ruang ini dapat disebut sebagai defensible space.
This script discusses about how to prevent crime in residential walkups using arrangement and spatial design of its interior. Walkups do not possess advanced technology or security personnel so security becomes an important issue. Approach through spatial and environmental design can create participation of the occupants to provide surveillance and social control over their own neighborhood. Factors that support this are clear territorial boundaries, mutual surveillance, and relationship between the residents. If successful, these can create a form of space which can defend itself from outside threats. This space can be referred to as defensible space.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkiyasa Nirmala
Abstrak :
Kegiatan pemasaran merupakan bagian dari proses menjual suatu produk. Salah satu cara yang dilakukan penjual untuk memasarkan produknya adalah dengan menggunakan booth. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana booth sebagai representasi dari produk yang dijual mampu menarik perhatian calon pembeli. Untuk mencapai tujuan dari skripsi ini maka akan dilakukan pengkajian pada elemenelemen booth berdasarkan teori semiotika Roland Barthes yang membahas tentang kemungkinan makna yang muncul dari suatu tanda, yaitu makna denotatif dan konotatif. Pada akhirnya skripsi ini akan mendeskripsikan bagaimana booth mengkomunikasikan produk yang dijualnya menggunakan tanda-tanda yang akan dimaknai oleh calon pembeli. Sehingga booth dapat memberikan citra tertentu yang menarik bagi calon pembeli. ......Marketing is part of a process selling a product. One of the way, that sellers trying to market its product is by using booth. The goal of this script is to know how booth as a representative from a product to be sold capable of attracting buyers. To achieve this goal from this script, writers are emphasizing the booth elements based on semiotics theory of Roland Barthes which discuss about the possibility of meanings that came up from a sign, which are denotative and connotative meaning. In the end, this script will describe how booth communicate products that ought to be sold using signs that buyers able to understand. Eventually using booth could give certain images that attract prospect buyers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifa Habibah Haifa
Abstrak :
Isu lingkungan yang berkembang saat ini memicu perkembangan konsep green, tidak terkecuali dalam arsitektur interior. Konsep green dalam arsitektur interior mencakup penggunaan material yang ramah lingkungan dan bagaimana kualitas ruang dalam interior terbentuk. Salah satu jenis material yang sedang berkembang saat ini sebagai material dengan karakteristik mendekati kayu adalah bambu. Bambu dalam interior di Indonesia sangat identik dengan aplikasinya pada tempat-tempat komersil seperti restoran, resort, dan hotel. Sedangkan masyarakat Indonesia tentu lebih banyak berinteraksi dan menghabiskan waktu di rumah. Penggunaan material bambu dalam interior rumah tinggal digunakan dalam kediaman Bapak Budi Faisal di Bandung. Material bambu dalam interior rumah tinggal tersebut dapat ditinjau berdasarkan teori green architecture yang berfokus pada analisis material dan kualitas ruang interior. Dengan melakukan analisis terhadap material bambu berdasarkan teori tersebut, berbagai kemungkinan penggunaan bambu dalam interior rumah tinggal dapat lebih di maksimalkan baik dalam segi pengolahan material hingga pembentukan kualitas ruang.
The environmental issue nowadays have triggering the development of green concept, includes in interior architecture. The green concept in interior architecture is including the use of eco-friendly materials and how to build the interior environment. One of the materials that have been developed nowadays with its similar characteristics to timber is bamboo. Bamboo application in Indonesia is still identical by its use in commercial areas such as restaurant, resort and hotels. Meanwhile, most of the Indonesian people spend their time at home to do some activities. The use of bamboo in home interior can be found at Mr. Budi Faisal's House in Bandung. Bamboo at that home interior can be analyzed based on green architecture theory, that focusing on materials and interior environment quality. By analyzing the use of bamboo based on the theory, so many possibilities in term of bamboo using in home interior can be maximized in materials development until the making of interior environment quality.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neysha Adzhani
Abstrak :
Pada era costumer-focused dalam dunia bisnis saat ini, penciptaan pengalaman konsumen yang positif dan berkesan menjadi bagian dari strategi pemasaran yang utama, termasuk pada ruang interior komersil yang mewadahi interaksi antara konsumen dengan perusahaan. Dalam mengalami ruang, manusia memiliki beragam indra sebagai penangkap informasi dari lingkungan fisik di sekitarnya. Namun, adanya paradigma okularsentris membuat visual dianggap sebagai pembentuk utama pengalaman manusia. Tulisan ini memfokuskan pembahasan pada pengalaman multiindra yang menyeluruh dalam ruang interior komersil dan perannya terhadap pembentukan pengalaman konsumen yang positif dan berkesan sebagai nilai tambah bagi perusahaan. ......In the era of customer-focused in today's business world, the creation of a positive and memorable customer experience is part of a major marketing strategy, including in the commercial interior spaces that facilitate interaction between the consumer and the company. In the context of experiencing spaces, we acquire information of the surrounding physical environment through various senses. However, the ocularcentric paradigm has regarded visual as the centre point of human experience. This writing focuses on the analysis of the multi-sensory experience as a whole in commercial interior spaces and its role in generating a positive and memorable consumer experience as an added value for the company.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita
Abstrak :
Dari awal kemunculannya hingga sekarang, coffee shop sudah menjadi tempat untuk bersosialisasi melalui percakapan. Semakin banyaknya gerai coffee shop baru di kota - kota besar membuat persaingan menjadi semakin ketat sehingga elemen interior dan kualitas akustik coffee shop harus dapat memfasilitasi percakapan pengunjung secara maksimal. Bagaimana pengaruh elemen interior dan kualitas akustik coffee shop terhadap kualitas dan kepuasan percakapan pengunjung akan dibahas pada skripsi ini.
From the initial appearance until now, coffee shop has become a place to socialize through conversation.The growth of new coffee shops in big city makes the competition become more and more stringent so that the interior elements and the acoustic quality of coffee shop should be able to facilitate visitor’s conversation to its maximum. The way that interior elements and acoustic quality of coffee shop effect the quality and satisfaction of visitors’s conversation will be discussed in this thesis.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marhamah Zahara
Abstrak :
Ketidaknyamanan pengunjung Puskesmas ketika menunggu karena ada bagian pada ruang tunggu yang selalu ramai dan bagian lainnya selalu sepi sehingga terjadi penggunaan ruang yang kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh adanya hubungan dengan ruang yang akan dituju dan ketidakmerataan pembagian tempat duduk. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan penjelasan secara rinci mengenai hubungan antar pengunjung yang terbagi menjadi dua yaitu, manusia sakit dan manusia sehat pada ruang tunggu Puskesmas terkait sistem sensorik tubuh mereka yang mana sistem sensorik manusia sakit berbeda dengan manusia sehat. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah melalui studi literatur mengenai privasi yang merupakan salah satu aspek pembentuk interaksi. Studi kasus dilakukan pada dua puskesmas untuk memperlihatkan bagaimana kualitas ruang tunggu pada Puskesmas dilihat dari tingkat privasi, pengalaman ruang dan bentuk interaksi antar pengunjung. Dari studi literatur dan studi kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa ruang tunggu Puskesmas kurang memenuhi kriteria ruang tunggu pada umumnya, khususnya pada fasilitas kesehatan. Privasi antar pengunjung selalu meningkat dalam keadaan ramai dan bentuk interaksi yang dominan terjadi adalah bentuk penolakan untuk melakukan hubungan. Hal ini terjadi karena sebagian besar pengunjung adalah manusia sakit yang mempunyai tingkat sensitif lebih tinggi.
Most of the time spent when visiting Puskesmas (community health care center) is for queing and waiting activity. The visitors, either as a patient or companion, often experience discomfort and crowding due to high density of people and limited seating arrangements, especially in peak time at particular waiting areas. On the other hand, there are also other waiting areas, which are seldom occupied. This phenomena shows that there are unequal distribution of waiting areas and seating arrangements in Puskemas, that may affect to the image of the center and affect the healing process of the patients. The purpose of this thesis is to illuminate the spatial need of waiting activity, related to the condition of the visitors - healthy and ill, through literature study and participative observation in two Puskesmas. The findings from the observation of the waiting activity in Puskesmas are then related to the need of certain form of privacy as well as intimacy, to identify the interaction pattern between the visitors while waiting, so better design of waiting room can be achieved. As a result, the waiting activity in Puskemas has not been catered well and the waiting areas haven't met yet the criteria of waiting room in general and health care facilities in particular. The crowded situation can be avoided by regulate the circulation in the Puskesmas. The patients (sick condition) show not only higher sensitivity, but also higher need for privacy as well as intimacy, lesser interest for interaction even in form of refusal, which should be considered in the design of waiting rooms in Puskesmas as part of the healing process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Sari Trihadiningsih
Abstrak :
Skripsi ini membahas bagaimana pencahayaan yang terdapat di ruang interior game center memberi pengaruh terhadap pengalaman ruang virtual yang berasal dari game dan dirasakan oleh pemain. Pada saat bermain, pemain yang secara fisik bertempat di dunia nyata, yaitu di dalam game center dapat memindahkan kesadarannya sehingga dapat “masuk” ke dalam ruang yang hanya terdapat di dalam game. Namun, pada saat bermain, pemain tidak dapat membatasi visual field-nya hanya kepada game, sehingga ruang interior sekitar juga akan menjadi stimulus visual bagi otak. Stimulus visual ini amat erat kaitannya dengan pencahayaan, karena cahayalah yang membuat ruang sekitar dapat terlihat oleh mata pemain. Oleh karena itu, pencahayaan di ruang interior game center akan memiliki dampak terhadap bagaimana pemain dapat merasakan ruang virtual yang diperoleh dari game, karena keadaan fisik pemain, terutama dari segi visual tidak lepas dari dunia nyata yang berada di sekitarnya. ......This paper discusses how lighting system in interior space of a game center affects gamers’ virtual space experience that the games created. When playing game, technically the gamer is in the game center - exists in the real world, while his mind can shift into the space within the game - virtual space. But visual field of gamer can’t be limited to the screen of the game he’s playing, so the elements of interior space will still become visual stimulus to his brain. The most influential element is lighting, because the gamer can see the environment only if there is light in the room. So, lighting system in the game center will give impact to the gaming experience, related to the virtual space that exists in the game, because the physical condition of the gamer, especially in visual aspect, is inseparable with the real environment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Silviamalia
Abstrak :
Pengembangan moral anak-anak pada usia emas sangat penting, terutama melalui aktivitas bermain karena dapat meningkatkan kecerdasan sosial dan motorik. Namun, hal ini terkadang terabaikan oleh kalangan menengah kebawah karena ketidaktahuan mereka akan pengembangan moral tersebut dan terbatasnya fasilitas yang mendukung. Tugas akhir ini membahas pembentukan ruang berdasarkan gerakan dan persepsi anak-anak usia dini ketika bermain serta membentuk ruang belajar sebagai fasilitas pengembangan moral yang memadai. Rumah Susun Marunda Jakarta Utara merupakan hunian vertikal yang ditujukan untuk warga korban banjir Pluit dimana sebagian besar dari mereka berasal dari kalangan menengah kebawah.Ketika melakukan survey disana didapati bahwa interaksi antar orang tua dan anak mengenai pengembangan moral sangat kurang serta 'ruang' bermain sebagai penunjang tidak memadai. Dari dua kondisi tersebut, penelitian ini dilakukan sebagai bentuk dasar untuk melakukan intervensi dalam pembentukan ruang yang dapat mewadahi proses pengembangan moral dan memperkaya pola bermain anak-anak rusun Marunda. Persepsi ruang oleh anakanak usia dini di Rusun Marunda dari sudut pandang affordancesdan pergerakan akan menjadi dasar pengembangan desain sehingga penciptaan ruang belajar dan bermain yang kontekstual mendukung pengembangan moral sebagai titik awal pemicu penularan kebahagiaan. ......Children's moral development in golden age is quite important, particularly through playing activities because it can increase their social and motoric intellegence. However, this sometimes is ignored by middle-low society because of their unknowledgement of this moral development and the limit of supporting facilities. This final project studies about space forming based on movement and perception of children in early age when they play while forming space of study as an adequate moral development facility. Marunda Flat in North Jakarta is a vertical dwelling aimed for the victims of Pluit flood who most of them are from middle-low society. When I did field observation there, it is found that interaction between parents and their children about moral development is lack also space for playing as supporting facilities is not adequately available. From those two conditions, this research is done as a base form that furthermore can be input an intervention in space forming that contains the processes of moral development and enrich the playing patterns of children at Marunda Flat. The perception of space by early childhood at Marunda Flat from affordances and movement perspectives become the foundation of design development so that the creation of contextual learning and playing space will support the moral development as a starting point of the happiness contagion.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinah Putri
Abstrak :
Bermain bagi dewasa sebagai experience of creating dilakukan dengan memanipulasi objek oleh gerakan tubuh dewasa yang terampil. Manipulasi ini menimbulkan peningkatan fungsi terhadap objek dan pembentukan pengalaman baru bagi dewasa. Interior dilihat sebagai kesatuan fungsi dari bangunan,merupakan constructed space yang memiliki fungsi sesuai dengan existing bangunan yang berhubungan dengan struktur, sejarah, konteks, orientasi dan tujuan program sehingga elemen dalam interior disusun untuk mendukung fungsinya tersebut. Disini fungsi interior tidak ditujukan untuk ruang bermain sehingga lebih jauh akan ditinjau bagaimana respon manusia dalam interior saat bermain sebagai experience of creating space hadir dalam interior. Pada studi kasus, pengamatan difokuskan pada aktivitas keseharian dalam interior, manipulasi yang dilakukan oleh pelaku bermain serta perubahan aktivitas manusia. Dengan mengamati ketiganya, akan membantu dapat diketahui bagaimana aktivitas bermain bagi dewasa dan perubahan terhadap fungsi elemen interior serta perubahan peran manusia sekitarnya sebagai penonton yang berdampak terhadap perubahan sirkulasi manusia dalam interior tersebut. ......Playing for adults as the experience of creating is done by manipulating the object by a skilled adult's body movements. Through manipulation, adults play to increase the function of objects and make their new experience. The Interior is seen as a function of the building. Interior as constructed space which has a function in accordance with the existing buildings associated with the structure, history, context, orientation and objectives of the program so that the elements in the interior are arranged to support these function. The function of interior is not intended for playing, so in case study, will be reviewed how human response in the interior while playing as the experience of creating space present in the interior. Case study focuses in changin of human activities in the interior including human circulation and the manipulation with the object. So it can be seen how increasing the function object as a role playing activity and human as a user in the interior of the active users who make changes to the play room through circulation and activity in the interior as well as changes to the function object adapted to human needs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>