Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jony Eko Yulianto
Abstrak :
Etnis Jawa dan Etnis Tionghoa sama-sama menekankan pentingnya harmoni sosial dalam sebuah relasi. Apakah harmoni ini tetap eksis pada perkawinan beda etnis yang melibatkan individu dari kedua etnis tersebut? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi dan dinamika interdependensi pada 24 pasangan pelaku perkawinan beda etnis (perempuan Tionghoa dan laki-laki Jawa) dengan metode kualitatif pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manifestasi interdependensi terbagi menjadi tiga kategori, yakni pembentukan identitas, penggunaan kuasa, dan penggunaan sumber daya. Pembentukan identitas terdiri dari identitas yang melebur (fused), identitas yang berlapis (layered), identitas yang didasarkan pada kesamaan atribut, dan identitas yang berfokus pada tata nilai (value-focused). Penggunaan kuasa mencakup bentuk hierarki, dominasi, dan subordinasi yang bersifat fleksibel (versatile). Penggunaan sumber daya meliputi bentuk penggunaan bersama (communal sharing), transaksi (transaction), dan dominasi (domination). Dinamika interdependensi yang terjadi pada subjek penelitian ini terbagi menjadi sisi interpersonal yang terfokus pada peran kepercayaan dan ketidakpercayaan, sisi intrapersonal yang menyoroti afeksi individu terhadap pasangan, sisi transendental yang membahas kepercayaan subjek terhadap figur transenden, dan sisi antarkelompok yang menekankan pada peranan model meta-relasional keluarga besar. ......Javanese and Chinese Indonesians (Tionghoa) ethnicity both emphasize the importance of social harmony in their relations. Does it exist in intermarriage of these two ethnics? The present study describes the existence of interdependence and its dynamics in the marital relation between Chinese Indonesian women and Javanese men by applying qualitative method with phenomenology approach on 24 married couples in Solo and Yogyakarta. The result shows that interdependence manifestation in interethnic marriage includes identity establishment, the use of power, and the utilization of resources. Identity establishment consists of fused identity, layered identity, attributed identity, and value-focused identity. The use of power exists in variations of hierarchy, domination, and versatile. The utilization of resource shows the variations of communal-sharing, transaction, and domination. Interdependence dynamics between husband and wife manifest in interpersonal level which emphasizes the role of trust and distrust, intrapersonal level which is expressed in affection toward spouse, transcendetal level which is voiced in the role of trust toward transcendental agents, and intergroup level which is pointed to role of meta-relational model of extended family.
Surabaya: Universitas Ciputra Surabaya. School of Psychology; Universitas Gadjah Mada. Faculty of Psychology, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Natazsa Octria Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Pasangan yang menikah antarbudaya kerap mengalami perselisihan yang menimbulkan stres internal minor dalam hubungan. Pada hubungan pernikahan, pengaruh negatif stres internal minor terhadap kepuasan pernikahan tidak hanya memengaruhi individu, namun juga pasangannya. Data diambil dari 45 pasang suami istri yang menikah antarbudaya, berasal dari daerah Jabodetabek, Bandung, dan Pekanbaru. Analisis data dilakukan menggunakanActor-Partner Interdependence Model pada aplikasi APIM_SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres internal minor individu memengaruhi kepuasan pernikahan individu secara negatif (p istri = 011, p suami = 018), namun tidak memengaruhi kepuasan pernikahan pasangan.
ABSTRACT
Intercultural couples face cultural conflicts inside their marriage, resulting in internal minor stress. Stress as dyadic phenomenon-commonly found in marriage-affects both individuals inside their relationship. As a result, couples experience low levels of marital satisfaction. 45 intercultural couples from Jabodetabek, Bandung, and Pekanbaru completed this study. The highlight of this study was the use Actor-Partner Interdependence Model in data analysis, using the APIM_SEM app. The result from this study implied that internal minor stress affected marital satisfaction in an individual level (p = .011 for wives, p = .018 for husbands). No significant effects were found in partner-effect.
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuriko
Abstrak :
ABSTRAK
Pasangan antarbudaya seringkali menjadi korban prasangka. Studi TMT menunjukkan bahwa mengingatkan seseorang mengenai kematian (saliansi mortalitas) dapat membuatnya lebih berprasangka. Studi dilakukan guna menguji peran kecemasan eksistensial dalam kemunculan prasangka terhadap pasangan antarbudaya dengan menggunakan desain faktorial between subjects control) x 2 (harga diri tinggi vs. rendah). Partisipan penelitian ini terdiri dari 104 mahasiswa. Hasil studi menunjukkan adanya peran kecemasan eksistensial dalam kemunculan prasangka terhadap pasangan antarbudaya. Partisipan yang diminta untuk memikirkan mengenai kematian memiliki skor rata-rata evaluasi terhadap pasangan antarbudaya yang secara signifikan lebih dibandingkan partisipan yang diminta untuk memikirkan mengenai topik netral.
ABSTRACT
Intercultural couples often found themselves at the receiving end of prejudicial treatment. TMT research has shown that exposure to mortality reminders could worsen prejudicial attitudes. The present study was conducted to examine whether mortality reminder would increase prejudicial attitudes towards intercultural couples. One hundred and four undergraduate students participated in a 2 (mortality salience vs. control) x 2 (low vs. high self-esteem) between subjects factorial design experimental study. Compared to participants in the control group, participants in the mortality salient condition reported a significantly lower evaluation towards intercultural couples
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library