Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Widiati
Abstrak :
ABSTRAK
Alat kesehatan yang terpasang pada anak akan membuat kulit atau membran mukosa tertekan sehingga dapat menimbulkan cedera tekan. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas panduan pencegahan cedera tekan terhadap anak yang terpasang alat medis. Metode penelitian randomized controlled trial, desain cross over dengan jumlah responden 50, usia 1 hari sampai dengan 18 tahun. Kelompok kontrol mendapatkan perlakuan sesuai dengan rutinitas rumah sakit, sedangkan kelompok intervensi diberikan tindakan sesuai dengan panduan Kiss dan Heiler 2014 .Penilaian kulit dinilai selama tiga hari.Kejadian cedera tekan dengan klasifikasi grade 1dan cedera membran mukosa pada responden dengan rata-rata skor NSRAS 15. Alat kesehatan yang menyebabkan cedera tekan pada responden adalah ETT 6,67 , OGT 12 ,NGT 11 , dan probe SpO2 6 . Tidak ada perbedaan yang bermakna kejadian cedera tekan pada kelompok kontrol dan intervensi.Trauma kulit dan cedera tekan akibat alat kesehatan terjadi pada kategori risiko ringan, untuk itu perawat tidak boleh terlena dengan nilai skor NSRAS dan Braden Q dalam melakukan pencegahan cedera tekan.Penelitian selanjutnya diperlukan untuk meningkatkan power penelitian dan pengembangan pengkajian risiko cedera tekan akibat alat kesehatan pada anak. Kata Kunci: alat kesehatan, Braden Q, cedera tekan, Neonatal Skin Risk Asesment Scale.
ABSTRACT
Medical devices attached to the child will make the skin or mucous membrane depressed so that it can cause injury pressure. The objective of the study was to determine the effectiveness of prevention pressure injury guidance for children with medical devices. Research method of randomized controlled trial, cross over design with number of respondent 50, age 1 day up to 18 years. The control group received treatment in accordance with the hospital routine, while the intervention group was administered in accordance with Kiss and Heiler guidelines 2014 . Skin assessment was assessed for three days. Incidence of pressure injury with grade 1 and mucous membrane injury on respondents with mean NSRAS score 15. Medical devices causing pressure injury on respondents were ETT 6, 67 , OGT 12 , NGT 11 , and SpO2 probe 6 . There was no significant difference in the incidence of pressure injuries in the control and intervention groups. Skin trauma and pressure injury related medical devices occurred in the low risk category, therefore nurses should not be complacent with the NSRAS and Braden Q scores in preventing pressureinjury. Further research is needed to improve power the research and development of risk assessment of pressure injuryrelated medical devices in children.
2017
T48115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afriadi Hamdan
Abstrak :
Latar belakang: IKPP merupakan salah satu pilihan terapi reperfusi. Kesintasan pasien pasca IKPP dipengaruhi berbagai faktor. Namun, dari hasil penelitian lain pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kesintasan memiliki hasil yang kontradiktif. Tujuan: Mengetahui kesintasan satu tahun pasien yang menjalani IKPP di RSCM dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode: Studi kohort retrospektif dilakukan dengan menelusuri RM pasien yang menjalani IKPP di RSCM periode Januari 2014 hingga Desember 2019. Pasien diamati selama satu tahun dengan luaran berupa mortalitas kardiovaskular. Analisis kesintasan dilakukan dengan metode Kaplan-Meier dan uji log rank untuk melihat kemaknaannya. Setelah itu, dilakukan analisis multivariat. Hasil: Didapatkan sebanyak 220 pasien untuk diteliti. Kesintasan satu tahun pasien pasca IKPP di RSCM sebesar 88,2% (SE 0,254) dengan rerata usia sebesar 54,96 ± 9,51 tahun di mana usia < 60 tahun (72,3%), laki-laki (85%), hiperglikemia (65%), Killip I-II (74,1%), dan lesi anterior (89,5%) memiliki proporsi lebih banyak. Sedangkan, obesitas (39,5%), kadar kreatinin serum tinggi (34,1%), dan PJK 3PD (45,5%) memiliki proporsi yang lebih sedikit. Rasio monosit-HDL memiliki nilai median 14,53 (0 – 61,4). Dari analisis multivariat didapatkan usia > 60 tahun dengan HR 4,25 (IK95% 1,93 – 9,37), kreatinin serum tinggi dengan HR 2,41 (IK 95% 1,08 – 5,33), dan nilai Killip III-IV dengan HR 4,06 (IK 95% 1,83 – 9,00) memengaruhi kesintasan satu tahun pasien pasca IKPP. Kesimpulan: Kesintasan satu tahun pasca IKPP di RSCM sebesar 88,2% (SE 0,254), dipengaruhi oleh usia, rasio monosit-HDL, dan nilai Killip. ......Background: Primary PCI plays important roles as reperfusion therapy in STEMI. The survival rate of post-Primary PCI patients is affected by some of risk factors. However, the effect of these factors on survival has contradictory results from others studies. Objective: To assess the one-year survival of patients undergoing Primary PCI in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia (RSCM) and factors affecting. Method: A retrospective cohort study was conducted by tracing the medical records of patients undergoing Primary PCI at RSCM for the period January 2014 to December 2019. Patients were observed for one year after Primary PCI for cardiovascular mortality outcomes. Survival analysis was performed using the Kaplan-Meier method, then log rank test to see its significance. Then, multivariate analysis was performed. Results: There were 220 patients to be studied. One-year survival rate of patients undergoing Primary PCI in RSCM is 88.2% (SE 0.254). The mean age of this study is 54.96 ± 9.51 years with groups of age < 60 years, males, hyperglycemia on admission, Killip I-II, and anterior lesions had higher proportions (respectively: 72.3%, 85%, 65%, 74.1%, and 89.5%). Meanwhile, the groups of obesity, high serum creatinine level, and CAD 3VD had lower proportions (39.5%, 34.1%, and 45.5%, respectively). The monocyte-HDL ratio has a median value of 14.53 (0 – 61.4). The variables of age > 60 years, high serum creatinin, and Killip III-IV values affect one-year survival with HR 4.25 (CI95% 1.93 – 9.37), 2.41 (CI95% 1.08 – 5.33), and 4.06 (CI95% 1.83 – 9,00), respectively. Conclusion: One year survival after Primary PCI in RSCM is 88.2% (SE 0.254), affected by age, high serum creatinine, and Killip scores.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effita Piscesiana
Abstrak :
Pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan jumlah pasien ST-Elevation Miocard Infarct (STEMI) tetapi terdapat peningkatan presentasi pasien dengan tindakan reperfusi yang mengalami penundaan. Penundaan ini berakibat pada pemanjangan waktu reperfusi yang memengaruhi Health Related Quality of Life (HRQOL). Penelitian cross-sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi HRQoL pada pasien STEMI yang menjalani terapi reperfusi selama masa pandemi. Sampel penelitian berjumlah 110 responden dengan teknik consecutive sampling. Analisa bivariat menunjukkan jenis kelamin, status hubungan pernikahan, ketepatan waktu reperfusi, tingkat depresi, dan persepsi sakit berhubungan signifikan dengan HRQoL. Analisis multivariat menunjukkan persepsi sakit, ketepatan waktu reperfusi dan status pernikahan merupakan faktor dominan yang memengaruhi HRQoL. Ketiga faktor tersebut menjelaskan variabel HRQoL sebesar 32,6% dan selebihnya 67,4% dijelaskan oleh faktor lain. Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih representatif untuk mendapatkan hasil prediktor R2 yang lebih baik dalam mengidentifikasi faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap HRQoL, evaluasi paska tindakan reperfusi menggunakan HRQoL yang multidimensional, edukasi kepada pasien maupun pasangannya, serta evaluasi secara berkala terhadap efektivitas screening COVID-19 untuk pasien STEMI yang datang ke IGD dalam mempertahankan target terapi reperfusi. ......The COVID-19 pandemic has resulted decreasing in the number of ST-Elevation Myocardial Infarct (STEMI) patients but there has been an increase in the presentation of patients with delayed reperfusion. This delay results in a prolonged reperfusion time which affects Health-Related Quality of Life (HRQOL). This cross-sectional study aims to identify the factors that influence HRQoL in STEMI patients undergoing reperfusion therapy during the pandemic. The research sample was 110 respondents with consecutive sampling techniques. Bivariate analysis showed that gender, marital relationship status, the timeliness of reperfusion, level of depression, and illness perception were significantly related to HRQoL. Multivariate analysis showed illness perception, timeliness of reperfusion and marital status were the dominant factors influencing HRQoL. These three factors explained the HRQoL by 32.6% and the remaining 67.4% was explained by other factors. Researcher suggests further research to be conducted using a more representative sample size to obtain better R2 predictor results in identifying other factors that more contribute to HRQoL, post-reperfusion evaluation using multidimensional HRQoL, educating patients and their partners, as well as comprehensive evaluation on the effectiveness of COVID-19 screening for STEMI patients who come to the ED to maintain the target of reperfusion therapy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Suryatmana
Abstrak :
Pertumbuhan dan perkembangan balita dapat menyebabkan resiko cedera, karena balita mempunyai keinginan yang besar dalam mengenal lingkungannya tetapi belum dapat mengkoordinasikan antara keinganan dengan efek dari aktifitas yang dilakukan sehingga lingkungan dapat mengancam kehidupannya. Dampak yang ditimbulkan dari cedera pada balita adalah cedera ringan, cedera berat berupa kecacatan hingga kematian., tetapi cedera dapat dicegah kejadiannya Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik orang tua dan faktor – faktor predisposisi, penguat serta pemungkin yang berhubungan dengan perilaku pencegahan cedera pada balita. Metode penelitian ini adalah cross sectional, dengan sampel 445 orang tua. Pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan cara consecutive sampling yang dilakukan secara online yang bersifat terbuka melalui media sosial whatsApp dan facebook. Sampel penelitian adalah orang tua yang mempunyai anak balita. Analisis penelitian menggunakan uji Chi Square menunjukkan adanya hubungan antara karakteristik dan faktor - faktor predisposisi, faktor penguat, serta faktor pemungkin dengan perilaku pencegahan cedera pada balita dengan nilai p value < 0,05. Analisis lebih lanjut menggunakan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa faktor sarana dan prasarana dan pengetahuan merupakan variabel yang dominan berhubungan dengan perilaku pencegahan cedera pada balita setelah dikontrol variabel perancu yaitu penghasilan. Perilaku pencegahan cedera pada balita dapat berupa pengajaran keselamatan, pengawasan dan modifikasi lingkungan yang aman bagi balita. ......The growth and development of toddlers can cause the risk of injury, because toddlers have a great desire to know their environment but have not been able to coordinate between desires and the effects of the activities carried out so that the environment can threaten their lives. The impact of injuries to children under five is minor injuries, serious injuries in the form of disability to death, but injuries can be prevented. This research method is cross sectional, with a sample of 445 parents. Sampling using nonprobability sampling by means of consecutive sampling conducted online which is open through social media WhatsApp and Facebook. The research sample is parents who have children under five. Research analysis using the Chi Square test showed a relationship between characteristics and predisposing factors, reinforcing factors, and enabling factors with injury prevention behavior in toddlers with p value <0.05. Further analysis using multiple logistic regression shows that the facilities and infrastructure factors and knowledge are the dominant variables related to injury prevention behavior in children under five after controlling for confounding variables, namely income. Injury prevention behavior in toddlers can be in the form of safety teaching, supervision and modification of a safe environment for toddlers.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Puspitasari
Abstrak :
Upaya pencegahan cedera masih terbatas pada cedera akibat kecelakaan lalu lintas, sementara cedera yang diderita oleh anak-anak usia sekolah mungkin termasuk tenggelam, terbakar, jatuh, keracunan dan kecelakaan lalu lintas. Pendidikan interaktif dengan puzzle 3 dimensi sesuai dengan tahap perkembangan anak usia sekolah yang konkret operasionalnya dengan menunjukkan puzzle menyerupai benda nyata pada pencegahan jatuh, tenggelam, terbakar, kecelakaan lalu lintas dan cedera keracunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan interaktif dengan teka-teki 3-dimensi pada perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pencegahan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain quasy experiment dan menggunakan pendekatan desain pre-post group dengan kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah 120 siswa sekolah dasar dengan 60 siswa sebagai kelompok intervensi dan 60 siswa sebagai kelompok kontrol. Hasilnya adalah bahwa ada pengaruh yang signifikan dari pendidikan interaktif dengan teka-teki 3 dimensi pada perilaku pencegahan cedera pada kelompok usia sekolah dengan nilai p 0,001 (p<0,05). Teka-teki 3 dimensi adalah media yang baik sebagai alat dalam meningkatkan perilaku pencegahan cedera pada kelompok usia sekolah dasar. Penggunaan teka-teki 3-dimensi efektif untuk meningkatkan perilaku pencegahan cedera. Kerja sama antara pekerja kesehatan, sekolah dan keluarga diperlukan untuk menyediakan alat pendidikan yang inovatif dan menyediakan sarana pencegahan cedera untuk anak-anak usia sekolah.
Injury prevention efforts are still limited to injuries due to traffic accidents, while injuries suffered by school-aged children may include drowning, burning, falling, poisoning and traffic accidents. Interactive education with 3 dimensional puzzle according to the stage of development of school age children that is concrete operational by showing the puzzle resembles real objects on the prevention of falling, drowning, burning, traffic accident and poisoning injury. The purpose of this study was to identify the effect of interactive education with 3-dimensional puzzles on behavior (knowledge, attitudes and skills) prevention. The research method used is quantitative with quasy experiment design and using pre-post group design approach with control group. The sample in this study were 120 elementary school students with 60 students as intervention group and 60 students as control group. The result is that there is a significant effect of interactive education with 3 dimensional puzzle on injury prevention behavior in school age group group with p value 0,001 (p <0,05). 3-dimensional puzzle is a good medium as a tool in improving injury prevention behavior in the elementary school age group. Use of 3-dimensional puzzles is effective for improving injury prevention behavior. Cooperation between health workers, schools and families is required to provide innovative educational tools and provide means of injury prevention for school-aged children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library