Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sopacua, PI Jaclyn
Abstrak :
Sejak tahun 2004, Perpustakaan UI mulai mencanangkan program information skills bagi sivitas akademika UI dan tahun 2005 Perpustakaan UI berhasil membuat modul untuk pelatihan information skills. Tujuan utama pembuatan modul information skills tersebut adalah memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada pengguna perpustakaan untuk dapat mengidentifikasi, mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pustakawan mengenai program information skills dan kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan program tersebut di UI. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif karena metode ini lebih tepat untuk menggali persepsi informan mengenai topik yang dibahas. Peneliti mewawancarai 13 pustakawan dari 13 fakultas di lingkungan UI (10 orang kepala pustakawan dan 3 orang pustakawan rujukan). Model operasional menggunakan model SCONUL. Model ini berfungsi untuk mengarahkan peneliti dalam mengajukan pertanyaan dan menganalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para informan sangat memahami pentingnya program information skills di perguruan tinggi untuk mendukung visi universitas menghasilkan lulusan berkualitas dan menjadi pembelajar seumur hidup. Tanggapan informan terhadap program information skills mencakup hal-hal berikut : 1) Program information skills adalah bagian dari information literacy 2) Program information skills adalah bagian dari pendidikan pengguna yang dirancang secara sistematis dan lebih mendalam. 3) Information skills mencakup kemampuan mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi secara tepat dan efektif. 4) Information skills bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan pengguna dalam mengelola informasi dan mencegah pengguna melakukan tindakan plagiat. 5) IS membutuhkan pengetahuan mengenai perpustakaan (basic library skills) dan ketrampilan teknologi (IT skills). 6) Modul information skills UI cukup lengkap dan mencakup semua materi dalam information skills, namun belum spesifik sesuai kebutuhan semua fakultas. 7) Program information skills merupakan tanggung jawab pustakawan sebagai penyedia informasi dan sebagai partner staf pengajar dalam penyelenggaraan proses pembelajaran di perguruan tinggi. 8) Pustakawan yang mengajarkan information skills harus memiliki kemampuan soft skills, hard skill dan memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan atau menguasai berbagai macam sumber-sumber informasi serta memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. 9) Pustakawan harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang baik mengenai perkembangan ilmu, khususnya subjek ilmu di fakultasnya masing-masing. 10) Pustakawan berperan sebagai fasilitator atau intermediary (perantara) bagi pengguna. Hasil wawancara menunjukkan bahwa program information skills di UI belum berjalan sebagaimana diharapkan oleh Perpustakaan UI. Para informan mengakui bahwa banyak kendala yang dihadapi di lapangan yang membutuhkan tindakan lebih serius dari lembaga. Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah: 1) Keterbatasan SDM yang mampu mengajarkan IS kepada pengguna. Pustakawan di lingkungan UI tidak semuanya dapat diandalkan mengajarkan keahlian informasi kepada pengguna. 2) Kebijakan yang tidak mendukung dari pimpinan dan staf pengajar. 3) Fasilitas yang tidak memadai (komputer, akses Internet), Melihat kendala-kendala diatas, Perpustakaan UI perlu melibatkan dosen dan mahasiswa untuk menjalankan program information skills. Hal ini dapat ditempuh dengan memasukkan program information skill dalam kurikulum pendidikan dan bekerja sama dengan organisasi-organisasi kemahasiswaan, seperti BEM atau Senat Mahasiswa. Perpustakaan UI juga harus dapat memastikan bahwa sarana dan fasilitas yang ada di tiap fakultas memadai untuk membuka kelas information skills. Supaya kegiatan dapat dilakukan, perlu pendekatan resmi kepada pimpinan fakultas karena hal ini menyangkut fasilitas kegiatan akademik.Langkah konkrit yang dapat dilakukan adalah promosi terus menerus terhadap sivitas akademika UI dan mengorganisir pelaksanaan program tersebut secara terpadu.
In 2004, the library of the University of Indonesia decided to introduce training in information skills to the academic community. In 2005, the UI Library UI prepared a module for training in information skills. This module aims especially at giving library users the knowledge and skills to identify, access, evaluate and use information effectively. This research is based on a survey of UI librarians concerning their perceptions about the training program and the constraints faced in applying it at UI. The research method is qualitative because this method is more appropriate for probing perceptions in regard to the topic. The researcher interviewed .13 Librarians from 13 faculties at UI (10 Library directors and 3 reference librarians). The SCONUL model was used to guide the researcher in raising question and conducting analysis. Results show that all informants have a good understanding of the importance of the program on information skills in support of the vision of a high-quality university graduate who becomes a lifetime learner. Responses included the following: 1. The program of information skills is part of information literacy. 2. A program information skill is a kind of consumer education designed in a systematic and thorough way. 3. Information skills include the ability to access, evaluate and use information precisely and effectively. 4. Information skills aim to increase consumer skills in managing information and avoiding plagiarism. 5. IS requires a knowledge of basic library skills and information technology skills. 6. The UI information skills program is comprehensive enough and includes all the relevant materials in information skills, but has not yet been adapted to the needs of each faculty. 7. The program in information skills is a responsibility of librarians, who serve as resources of information and as partners of teaching staff in managing the study process in college. 8. Librarians who teach users need to have soft skills, hard skills and a background in library science, together with good communications skills. 9. Librarians need to have a good knowledge of scientific development, especially in regard to one's own faculty. 10. Librarians need to function as facilitators or intermediaries for users. Survey results indicate that the UI program in information skills has not yet been implemented as expected by the UI Library department. As a group, the informants mentioned many constraints requiring more serious action from the [which?] institute. These include: 1. Limited skills on the part of librarians. Not all of them have the mastery needed to teach information skills to users 2. Policies that are not effectively supported by leaders and teaching staff 3. Inadequate facilities (computers, Internet access). Considering these constraints, the UI Library department needs to involve students and teachers in the program for developing information skills. This could be accomplished by introducing an IS program in the regular curriculum, and collaborating with student organizations, including the BEM and Student Senate. The Library Department also needs to ensure that equipment and facilities are provided in every faculty to support classes in information skills. In order that this support be obtained, a formal approach to faculty leaders is needed. On this basis, the IS program can be promoted to the entire academic community and implemented in an integrated way.
2006
T17236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarsih
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kompetensi literasi informasi pustakawan Badan Litbang Kementerian Pertanian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui literasi informasi pustakawan dan pengelola dengan menggunakan standar Information Literacy Competency Standards for Higher Education (ACRL). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survai. Responden dalam penelitian ini adalah pustakawan dan pengelola perpustakaan yang berjumlah 88 (delapan puluh delapan) orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran sebagian besar pustakawan sudah melakukan hal yang sudah sesuai dengan standar kompetensi literasi informasi kecuali untuk beberapa indikator. Sedangkan berdasarkan latar belakang pendidikan, secara umum pustakawan dengan latar belakang pendidikan D3 merupakan pustakawan dengan kuantitas yang paling banyak menjawab dengan jawaban yang baik, kemudian diikuti dengan S1 dan D2. Peneliti menyarankan perlu dirancang program literasi informasi terhadap pustakawan dan pengelola perpustakaan di Badan Litbang Kementerian Pertanian. Selain itu diperlukan pendidikan tambahan bagi beberapa pustakawan untuk meningkatkan keahliannya dan Kementerian Pertanian perlu mengganggarkan dana bagi ketersediaan sarana dan prasarana perpustakaan Unit Kerja/Unit Pelayanan Teknis untuk mendukung keberhasilan visi dan misinya.
ABSTRACT
The purpose of this research was to determine librarians and library officers information literacy in Badan Litbang Kementerian Pertanian. This study aims to describe information literacy librarians by using standard Information Literacy Competency Standards for Higher Education (ACRL). This is a quantitative survey method. Respondents in this study was the librarians amount 88 (eighty-eight). The results indicate that most of the librarians have been doing indicators in accordance with the information literacy competency standards except for some indicators. While based on educational background, librarians with a background in D3 education are the the most responded with the good answer, then followed by S1 and D2. To remedy the deficiencies, the study recommends the necessary information literacy program designed to librarians in the Badan Litbang Kementerian Pertanian. To support the vision and mission of Badan Litbang Kementerian Pertanian, it also required additional education for some librarians to improve skills and also the Kementerian Pertanian should budgeting funds for infrastructure for Unit Kerja / Unit Pelayanan Teknis Badan Litbang Kementerian Pertanian.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang literasi informasi jurnalis majalah yaitu jurnalis LAIQA Magazine Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi literasi informasi jurnalis LAIQA Magazine dalam produksi berita Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan dengan desain deskriptif Adapun pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling Hasil penelitian ini menunjukkan literasi informasi yang dilakukan jurnalis LAIQA Magazine sesuai dengan komponen komponen yang ada dalam konsep model literasi informasi the Seven Pillars karena sifatnya yang fleksibel sehingga dapat berlangsung secara simultan atau tidak linear Penelitian ini menyarankan kepara jurnalis LAIQA Magazine untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan baik tercetak maupun digital serta memanfaatkan bantuan pustakawan meminimalkan penggunaan Wikipedia lalu memanfaatkan penggunaan cloud storage dan perangkat penyimpanan khusus untuk data yang diperoleh. ...... This thesis will explore the information literacy of magazine journalist particularly the journalists of LAIQA Magazine The purpose of this study is to identify the information literacy of LAIQA Magazine journalists in news production This qualitative study using case study method and descriptive design Furthermore the technique used informant selection is the purposive sampling technique Based on the results the study shows that the information literacy done by LAIQA Magazine journalists have component that are consistent to the one of the information literacy model known as The Seven Pillars due to its flexibility The results of the study suggests that the LAIQA rsquo s journalists should use both printed and digital library facilities in addition to that this method also uses the help of librarian And also minimise the use of unreliable sources such as Wikipedia Furthermore LAIQA Magazine rsquo s journalists should also make use of a special data saving tools such as cloud storage to save the collected data.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zeinia Maulida
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas proses berbagi informasi antar pustakawan hukum pada Asosisasi Pekerja Informasi Hukum Indonesia APIHI berdasarkan motivasi yang mereka miliki, media yang digunakan, jenis informasi yang dibagikan dan alur dalam berbagi informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana berbagi informasi antar pustakawan hukum, di satu sisi mereka harus berbagi dan di sisi lain pengguna pengacara tempat bekerja mereka bersaing. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang yang terdiri dari anggota dan pengurus asosiasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa berbagi informasi telah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh pustakawan guna membantu pekerjaan mereka dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Namun, proses berbagi terkadang berjalan hanya satu arah dimana informasi hanya disediakan oleh satu anggota dan informasi yang ditanyakan tidak mendapat tanggapan dari anggota lain.
ABSTRACT
This study discusses the process of information sharing among the law librarians of the Association of Indonesia rsquo s Information Law Workers, based on their motivation, media usage, type and flow of information sharing. The purpose of this research is to find out how the law librarians share information among themselves, where they have to share but at the same time their users lawyers compete to each other. This research using a qualitative approach with a case study methode. Six informants were selected using snowball sampling technique. The results showed that information sharing has become a routine activity performed by librarians to assist themselves fulfilling the users information needs. However, the process of sharing information is not always two way, there are times when someone shares information gets responses from other members but the sharing process sometimes runs only one way in which the information is only provided by one member and the information requested does not receive any response from other members.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziizah Mutiara Yasti
Abstrak :
Dalam kurikulum 2013 yang menekankan pada student-centered learning, kemampuan literasi informasi siswa berperan penting. Kemampuan literasi informasi siswa yang baik akan mendukung keberlangsungan proses belajar mengajar terutama di dalam kelas. Sekolah tingkat menengah atas SMA di Jakarta umumnya terbagi menjadi dua jurusan, yaitu jurusan Ilmu-Ilmu Sosial IIS dan siswa jurusan Matematika dan Ilmu Alam MIA . Kedua jurusan ini memiliki perbedaan dalam subjek, metode belajar dan gaya belajar. Sehingga, terdapat kemungkinan adanya perbedaan literasi informasi antara siswa dari kedua jurusan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan literasi informasi antara siswa jurusan Ilmu-Ilmu Sosial IIS dan siswa jurusan Matematika dan Ilmu Alam MIA di SMAN 103 Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data primer. Kuesioner disusun menggunakan indikator-indikator dari standar kompetensi literasi informasi untuk tingkat sekolah Information Literacy Standards for Student Learning yang dikembangkan oleh American Association of School Librarians AASL dan Association for Educational Communications and Technology. Hasil deskriptif penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi informasi siswa dari kedua jurusan IIS dan MIA termasuk ke dalam katagori baik dengan besar skor tiap indikator dalam rentang skala 3,43-4,23. Sedangkan untuk hasil uji-t, nilai signifikan sebagian besar indikator sebesar > 0,05, atau tidak ada perbedaan signifikan pada kemampuan literasi informasi antara siswa jurusan IIS dan MIA. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan signifikan pada kemampuan literasi informasi siswa jurusan IIS dan MIA di SMAN 103 Jakarta. Hasil tersebut disebabkan karena kurikulum 2013 memungkinkan siswa dari kedua jurusan tersebut memilih mata pelajaran yang ada dalam mata pelajaran peminatan yang tidak berada dalam mata pelajaran wajib masing-masing jurusan. Hal ini mengakibatkan siswa jurusan IIS dan MIA mendapatkan pengalaman belajar yang nyaris sama sehingga kemampuan literasi informasi keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Kurikulum 2013 that emphasizes student centered learning, students 39 s information literacy skills play an important role. Good information literacy skills of students will support the continuity of teaching and learning process, especially in the classroom. High school SMA in Jakarta is generally divided into two majors, namely the Department of Social Sciences IIS and Departmen of Mathematics and Natural Sciences MIA . Both of these majors have differences in subject, learning method and learning style. Thus, there may be differences in information literacy skill between students from both departments. This study aims to find out whether there are significant differences in information literacy skills between students majoring in Social Sciences IIS and students majoring in Mathematics and Natural Sciences MIA at SMAN 103 Jakarta. This research is a comparative research with quantitative approach using questioner to get primary data. The questionnaire was prepared using indicators of the Information Literacy Standards for Student Learning standard created by the American Association of School Librarians AASL and the Association for Educational Communications and Technology. The descriptive results of this study indicate that students 39 information literacy skills from both IIS and MIA departments are catagorized as good within the range of 3.43 4.23, which is included in the good category. While for t test results, the p value of most indicators are 0.05, or there is no significant difference in information literacy skills between students of IIS and MIA. So it can be concluded there is no significant difference in the ability of information literacy students majoring in IIS and MIA at SMAN 103 Jakarta. The result is because the Kurikulum 2013 allows students from both majors to choose subjects that are in mata pelajaran peminatan that are not in mata pelajaran wajib. So students on each department get subjects with subjects, learning methods and learning styles typical in each department.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Azhar
Abstrak :
Information literacy adalah serangkaian kemampuan seseorang dalam menyatakan kebutuhan informasi sendiri dengan mencari, menyeleksi, mengevaluasi, menggunakan, dan menyampaikan kepada orang lain. Jika seseorang sudah memiliki serangkaian kemampuan tersebut maka ia dapat dikatakan melek inforrnasi (information literate). Information literacy merupakan kemampuan yang dapat digunakan sepanjang hayat, karena kemampuan tersebut dapat mendidik pemakai dalam memanfaatkan sumber informasi dan cara memperoleh pengetahuan. Mengingat pentingnya memiliki kemampuan information literacy maka ilmu ini sudah selayaknya diajarkan dan mulai diterapkan dalam dunia pendidikan yang dimulai dari tingkat sekolah. Karena kemampuan information literacy penting diterapkan pada siswa tingkat sekolah, maka sekolah perlu mencantumkan program infcrmnation literacy sebagai salah satu program wajib yang mendukung dalam kurikulum sekolah. Oleh karena itu penelitian ini ingin membahas mengenai pengaruh program information literacy siswa Sekolah Internasionai Stella Maris dalam penulisan esai. Alasan pemilihan Sekolah Internasional Stella Maris sebagai tempat penelitian dikarenakan sekolah tersebut sudah mencantumkan program information literacy ke dalam kurikulum dan melaksanakannya sebagai mata pelajaran wajib. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif berbentuk studi kasus dengan pendekatan kualitatif Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada informan dan melakukan studi literatur sebagai bahan acuan untuk teori pendukung. Hasil dari data tersebut disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa program information literacy yang dilaksanakan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar mengajar dan sangat membantu siswa dalam menulis tugas esai di sekolah. Hal tersebut dapat dilihat dari masing-masing pemahaman siswa dalam menerapkan kemampuan information literacy pada setiap esai yang dibuat.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risyad Adityatama
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan kemampuan literasi informasi siswa kelas X SMA Negeri 6 Jakarta dalam mengerjakan tugas penyusunanmakalah dan menggambarkan peran guru dan perpustakaan sekolah dalam menunjang pemenuhan kebutuhan informasi untuk para siswa SMA Negeri 6Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode penelitian deskriptif dengan observasi dan wawancara. Wawancara dibuat dengan menggunakan indikator-indikator model literasi informasi The Big 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 6 Jakarta telah memiliki kemampuan literasi informasi yang cukup baik untuk menunjang tugas penyusunan makalah. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa guru memiliki peran signifikan dalam menyediakan informasi penunjang tugas pembuatan makalah dan perpustakaan sekolah SMA Negeri 6 Jakarta juga telah menyediakan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan oleh siswa walaupun masih dirasakan perlunya upaya menambah koleksi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa dalam proses pemebelajaran mereka.
The purpose of this study is to describe the information literacy skills of class 10 students of SMA 6 Jakarta in preparing and writing the paper assignment, and to describe the role of the school library as well as the role of teachers in supporting the information needs of SMA 6 students. This is a qualitative research using a descriptive method with observations and interviews. The interviews are conducted based on the indicators of information literacy model, The Big 6. The results of the study show that class X students of SMA Negeri 6 Jakarta have already had sufficient information literacy skills to support their essay assignments. The study also shows that the teachers have significant roles to provide supporting information for the essay writing assignments and the school library of SMA 6 Jakarta has also already provided information resources that are needed by the students, however, the library collection still needs to be added to fulfill the information needs of students in their learning process.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, Massachusetts: Chandos Publishing, 2017
028.7 MED
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Imanudin Aziz
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang dampak program pendidikan pemakai (IT4U) terhadap pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran unika atma jaya angkatan 2008. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif berbentuk survey pendapat dengan pendekatan kuantitatif, dan pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya angkatan 2008 mengenai perpustakaan dan penggunaan sistem perpustakaan AtmaLib. Penelitian ini dilakukan kepada 135 orang responden dengan cara menyebarkan kuesioner sebelum dan 2,5 bulan sesudah pelaksanaan kegiatan Information Technology For You (IT4U). Dari hasil penelitian ini di dapatkan bahwa kegiatan ini mengakibatkan peningkatan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya angkatan 2008 terhadap perpustakaan dan penggunaan sistem perpustakaan AtmaLib. Hal ini dilihat dari hasil analisis nilai responden mengenai perpustakaan dan penggunaan sistem AtmaLib sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan IT4U serta dari pengalaman responden setelah mengikuti kegiatan IT4U.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S15317
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Michelia Puspaseruni Ramadiati
Abstrak :
Pendidikan sekolah rumah memiliki keunikan karena proses belajar dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun, melalui berbagai cara. Kemampuan literasi informasi yang baik harus dimiliki siswa sekolah rumah di tengah membanjirnya informasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan literasi informasi siswa sekolah rumah SAnDi KerLiP, serta memaparkan hambatan dan keberhasilan yang telah dicapai. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan SAnDi KerLiP telah menerapkan literasi informasi melalui model belajar yang dikembangkannya yaitu Cara Asyik Cari Tahu (CACT). Melalui proses identifikasi dan analisis, CACT identik dengan model literasi informasi Big6 dan Empowering 8. CACT menjadi sarana belajar sepanjang hayat yang merupakan tujuan dari literasi informasi karena didalam CACT terdapat konsep-konsep dasar yang sistematis dalam mengakses, menggunakan, mengorganisasi dan mengomunikasikan informasi.
Homeschooling education is a unique learning process. In which learning can be conducted in various ways, anytime and anywhere. Good information literacy skills is a must for homeschooling students in dealing with the information overload nowadays. This research aimed to know the application of information literacy to SAnDi KerLiP homeschooling students and to explain the barriers as well as the success that have been achieved. This research is a qualitative one using a case study approach. The results of this research showed that SAnDi KerLiP has applied information literacy using a study model that has been developed known as Cara Asyik Cari Tahu (CACT). By identification and analysis processes, CACT is identical with information literacy models, ig6 and Empowering 8. CACT becomes a medium for lifelong learning in line with the aim of information literacy, CACT has systematic basic concepts to access, use, organize, and communicate the information.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S15528
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>