Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lenggo Geni Sari
Abstrak :
Infeksi yang berhubungan dengan perawatan kesehatan atau infeksi yang diperoleh dalam perawatan kesehatan adalah efek samping yang paling umum dalam penyediaan layanan kesehatan di seluruh dunia. Rumah sakit bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit dan meningkatkan kualitas dan mempertahankan standar layanan rumah sakit. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah upaya untuk memastikan perlindungan setiap orang dari kemungkinan tertular infeksi dari sumber- sumber publik dan saat menerima layanan kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi program pencegahan dan pengendalian infeksi di RSUP Persahabatan Jakarta. Desain penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam terstruktur, telaah dokumen serta observasi dengan memakai lembaran observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia masih kurang, sarana dan prasarana belum berkesinambungan dibeberapa unit layanan, kepatuhan kebersihan tangan di kalangan peserta didik masih rendah, laporan mengenai infeksi daerah operasi masih belum optimal dan pencatatan serta pelaporan kegiatan program PPI belum disampaikan ke Kementerian Kesehatan. Implementasi program PPI di rumah sakit membutuhkan dukungan SDM, sarana prasarana yang berkesinambungan terutama untuk sarana prasarana kebersihan tangan, edukasi yang intens terhadap peserta didik dan karyawan rumah sakit akan kepatuhan kebersihan tangan dan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan PPI sesuai aturan yang ada.
Infections related to healthcare or infections acquired in healthcare are the most common side effects in the provision of health services worldwide. The hospital aims to provide protection for the safety of patients, the community, the hospital environment and human resources in hospitals and improve the quality and maintain standards of hospital services. Infection Prevention and Control (IPC) is an effort to ensure the protection of everyone from the possibility of contracting infection from public sources and when receiving health services in various health facilities. The purpose of this study was to analyze the implementation of infection prevention and control in RSUP Persahabatan Jakarta. The research design is qualitative using in-depth structured interview method, document review and observation using observation sheets. The results showed that human resources were still lacking, facilities and infrastructure had not been sustainable in some service units, compliance with hand hygiene among students was still low, reports of infection in operating areas were still not optimal and recording and reporting of PPI activities had not been submitted to the Ministry of Health. The implementation of PPI in hospitals requires the support of human resources, sustainable infrastructure, especially for hand hygiene infrastructure, intense education for students and hospital employees for compliance with hand hygiene and a system for recording and reporting PPI activities according to existing regulations.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Adip Pradipta
Abstrak :
Infeksi parasit usus seperti cacing usus masih menjadi masalah di Indonesia. Infeksi cacing usus digolongkan sebagai neglected tropical diseases dan 800 juta penderita di antaranya adalah anak-anak. Anak panti asuhan tinggal di lingkungan yang padat dan rentan mengalami infeksi cacing usus sehingga diperlukan informasi mengenai sikap dan perilaku pencegahan infeksi cacing usus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dengan sikap dan perilaku pencegahan infeksi cacing usus anak panti asuhan. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 10 Juni 2012 di Jakarta Timur dengan menggunakan kuesioner berisikan 13 pertanyaan tentang sikap dan perilaku pencegahan infeksi cacing usus. Data diolah dengan program SPSS for mac versi 20 dan dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis, Mann-Whitney dan Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan rerata skor penilaian sikap dan perilaku pencegahan infeksi cacing masing-masing 20,2 dan 29,1. Nilai maksimal dari skor penilaian sikap dan perilaku masing-masing 25 dan 40. Terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan dengan perilaku (p<0,05), serta jenis kelamin dengan sikap (p<0,05). Disimpulkan sikap anak panti asuhan terhadap pencegahan infeksi cacing usus tergolong baik dan jika akan memberikan edukasi maka perlu memperhatikan usia, tingkat pendidikan dan jenis kelamin.
Intestinal parasite infection, intestinal helminths for instance, remains a major problem in Indonesia. Intestinal helminths infection is regarded as a neglected tropical diseases and 800 million children are infected globally. Orphanage live in a densely populated place and are susceptible to intestinal helminths infection, thus it is necessary to know attitude and behavior of intestinal helminths infection. The purpose of this study is to understand the relationship between Attitude and Behavior of Street Children about Soil Transmitted Helminths Infection Prevention and demographic characteristic. This study used analytic cross sectional design. Data were collected on June 10th 2012 in East Jakarta using a questionnaire consists of 13 questions about attitude and behavior of intestinal helminths infection prevention. The data collected were processed using SPSS for Mac version 20 program and Kruskal-Wallis, Mann-Whitney and Spearman statistic test. The results showed that attitude and behavior scores are 20,2 and 29,1, respectively. Maximum score of attitude and behavior are 25 and 40, respectively. The results indicated that there is a relationship of gender, age, and education level with behavior (p<0,05), and also gender with attitude (p<0,05). It can be concluded that orphanage children attitude of intestinal helminths infection prevention is good meanwhile the behavior is poor and education methods should consider age, education level and gender.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarto
Abstrak :
Operasi merupakan suatu prosedur medis yang bertujuan untuk menyelamatkan jiwa, mencegah kecacatan dan mengurangi komplikasi. Infeksi luka operasi merupakan suatu kondisi komplikasi yang terjadi pada luka insisi akibat pembedahan. Perawat memiliki peran penting dalam praktek kesehatan serta dalam upaya pencegahan infeksi luka operasi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain analisis korelatif. Hasil penelitian dengan uji Fisher menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan sikap perawat dalam upaya pencegahan infeksi luka operasi. P value 0,000 < dari 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara dua variabel tersebut. ......Surgery is a medical procedure that aims to save lives, prevent disability and reduce complications. Wound infection is a condition that occurs in complications due to surgical incision. Nurse have important role in the practice of health and in the prevention of surgical site infections. This research is quantitative research design correlativ analysis. The result of the study with Fisher test concluded, there is a relationship between the level of knowledge of nurses with the attitude of nurses in the prevention of surgical site infections. Pvalue result 0,000 less than 0,05, which mean there is a relationship between two variables.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Asmara
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini adalah untuk menganalisis determinan kinerja IPCN (Infection Prevention Control Nurse) terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian menggunakan tehnik deskriptif dengan mengambil sampel 90 IPCN yang bekerja dibeberapa rumah sakit di Indonesia dan tergabung dalam Himpunan Perawat Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (HIPPI). Peneliti menggunakan kuesioner online melalui google form, setelah itu penyebaran dilakukan melalui Whatsapp Goup. Kinerja IPCN berdasarkan hasil penelitian menunjukkan IPCN yang berkinerja kurang baik sebanding dengan IPCN yang berkinerja baik yaitu sebesar 50%. Penelitian ini juga menunjukan variabel yang paling berhubungan dengan kinerja IPCN
ABSTRACT This study is to analyze the performance determinant of IPCN (Infection Prevention Control Nurse) on the factors that influence it. The study uses descriptive techniques by taking a sample of 90 IPCNs who work in several hospitals in Indonesia and are members of the Infection Prevention and Control Association (HIPPI) Association. The researcher used an online questionnaire through google form, after that the distribution was done through Whatsapp Goup. The IPCN performance based on the results of the study shows that IPCN which performs poorly is comparable to that of IPCN which is performing well at 50%. This study also shows that the variables most associated with
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T52279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetyana Madjid
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi program pencegahan dan pengendalian infeksi di RSUD Tebet melalui pengamatan terhadap tindakan pemasangan infus,mengganti perban, menyuntik dan menangani limbah oleh perawat di ruang rawat inap, juga dicari data tentang karakteristik perawat, kebijakan, sarana dan prasarana, pengawasan serta pelaporan infeksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, unit analisis adalah 105 jumlah tindakan. Hasil menunjukkan sebagian besar dari 4 tindakan telah dilakukan perawat dengan baik, analisis data menggunakan univariat, bivariat, multivariat regresi logistik. Variabel yang paling mempengaruhi tindakan tersebut adalah pelaporan infeksi. Saran untuk rumah sakit memperbaiki struktur organisasi, menugaskan perawat IPCN purna waktu, meningkatkan efektifitas pelatihan.
The focus of this research is identifying infection prevention and control program in Tebet hospital through observation of nursing action on infusion, bandage,injecting and waste management, and identifying nurses characteristics, policies,facilities, monitoring and reporting of infection. This research using qualitative and quantitative approach. Unit analysis of this research is 105 of actions mentioned above by all nurses in the inpatient room. The results of this study show that most of the actions performed by the nurses were good, analysis with univariat, bivariat and logistic regression of multivariate. The most affecting variables is the reporting of infection. Suggestions for hospitals is to improve organizational structure, assign full timen IPCN nurses and improve training effectiveness.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Twidy Tarcisia
Abstrak :
Penyembuhan luka adalah peristiwa kompleks yang meliputi kemotaksis, angiogenesis, pembelahan sel, sintesis matriks ekstraseluler, pembentukan dan remodeling jaringan parut. Angiogenesis, densitas kolagen, kontraksi luka, epitelisasi dan luas area luka adalah beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menilai baiknya penyembuhan luka. Pemberian ADSC-CM pada penelitian terdahulu terbukti meningkatkan proses penyembuhan luka melalui mekanisme parakrin ADSC. Penelitian ini menilai efek pemberian ADSC-CM monolayer dalam inkubasi normoxia selama tiga hari terhadap angiogenesis, kontraksi luka, epitelisasi dan kualitas penyembuhan luka kulit tikus Sprague Dawley. Adanya konsentrasi growth factor seperti VEGF dan EGF dinilai melalui pemeriksaan ELISA. Efek angiogenesis, densitas kolagen, kontraksi luka, epitelisasi dan luas area luka dinilai dengan pemeriksaan histologi menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin dan Masson’s Trichome. Dua puluh sembilan tikus dibalurkan ADSC-CM pada bagian punggung (full thickness wound) dan dinilai gambaran histologinya pada hari ke-3, 7, 14, 21 dan 28.  Konsentrasi VEGF dan EGF ditemukan dalam ADSC-CM dengan 5052,698 ± 0,31 pg/mL dan 0,233 ± 0,08 pg/mL. Gambaran histologi pada parameter angiogenesis, densitas koalgen, kontraksi luka, epitelisasi dan luas area luka menunjukkan perbedaan tidak bermakna antara kelompok luka yang dibalurkan ADSC-CM dan kelompok kontrol namun secara klinis dan epidemiologis pembaluran ADSC-CM meningkatkan proses penyembuhan luka. ......Wound healing is a complex event that consist chemotaxis, angiogenesis, proliferation, synthesis of matrix extracellular, formation and remodeling scar tissue. Angiogenesis, colagen density,  wound contraction, epithelialization and wound area is a several parameter to analyze wound healing. Previous studies have shown that ADSC-CM are able to accelerate wound healing due to paracrine effect. This study investigate the effect of monolayer ADSC-CM on angiogenesis, colagen density, wound contraction, epithelialization and wound area in a rat full thickness wound. Consentration of growth factor such as EGF and VEGF were assessed with ELISA examination. Angiogenesis, colagen density, wound contraction, epithelialization and wound area were analyzed histologically with Hematoxylin-Eosin and Masson’s Trichome staining. Twenty nine rats were administered topically with ADSC-CM. Histological examination was measured on day 3, 7, 14, 21 and 28.  Amount of VEGF and EGF is 5052,698 pg/mL dan 0,233 pg/mL. Histology examination angiogenesis, colagen density, wound contraction, epithelialization and wound area show there is no significant difference between ADSC-CM group and control group but meaningful difference to accelerate wound healing.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Yunita
Abstrak :
Kepala ruangan mempunyai peran penting, dalam upaya mendukung program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah sakit. Kompetensi kepala ruangan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi (ppi) merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki. Kemampuan yang dimiliki di pengaruhi faktor karakteristik, motivasi diri dan suvervisi kepala ruangan. Metode penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain Cross-sectional. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling dengan jumlah sampel 70 kepala ruangan di empat (4) Rumah sakit wilayah Bogor. Hasil penelitian menggunakan uji chi-square dengan CI 95%, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara jenjang karir (p-value 0.030), Motivasi Diri (p-value 0.015), Supervisi kepala ruangan (p-value 0.001) dan kemampuan pengendalian dan pencegahan infeksi kepala ruangan. Tidak terdapat hubungan antara usia (p-value 0,414), tingkat Pendidikan (p-value 0,069), jenis kelamin (p-value 0,314), lama bekerja (p-value 0,854), pelatihan PPI (p-value 0,896) dan kemampuan pencegahan dan pengendalian infeksi (ppi) kepala ruangan. Hasil regresi logistik berganda didapatkan supervisi kepala ruangan menjadi variabel paling dominan. Simpulan dalam penelitian ini adalah pentingnya kepala ruangan dalam peningkatan jenjang karir, melakukan supervisi dan memiliki motivasi diri baik, dalam optimalisasi program pengendalian dan pencegahan infeksi ......The head of the room has an important role, in an effort to support the Infection Prevention and Control program in the hospital. The competence of the head of the room in infection prevention and control is a basic competency that must be possessed. The abilities possessed are influenced by characteristic factors, self-motivation and supervision of the head of the room. This research method uses a quantitative approach with a cross-sectional design. Sampling with total sampling technique with a sample of 70 heads of rooms in four (4) hospitals in the Bogor area. The results of the study using the chi-square test with 95% CI, the results showed that there was a significant relationship between career path (p-value 0.030), self-motivation (p-value 0.015), supervision of the head of the room (p-value 0.001) and controllability and prevention of head room infection. There is no relationship between age (p-value 0.414), education level (p-value 0.069), gender (p-value 0.314), length of work (p-value 0.854), PPI training (p-value 0.896) and prevention skills. and infection control (ppi) head of the room. The results of multiple logistic regression showed that the supervision of the head of the room was the most dominant variable. The conclusion in this study is the importance of the head of the room in increasing career paths, supervising and having good self-motivation, in optimizing infection control and prevention.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sulistiawati
Abstrak :
Disertasi ini membahas konstruksi pengetahuan dan praktik/tindakan pengelolaan illness yang dilakukan orang dengan HIV-AIDS (ODHA) serta berbagai faktor kontekstual yang terkait dalam mewujudkan praktik/tindakan tersebut. Penelitian dilakukan kepada 6 ODHA di Jakarta: laki-laki homoseksual, laki-laki biseksual, pekerja seksual komersial perempuan, intravenous drug user (IDU) laki-laki, dan perempuan heteroseksual yang terinfeksi dari suaminya. Data penelitian juga diperoleh dari significant others setiap ODHA. Konstruksi pengetahuan ODHA dalam mengelola illness dilihat melalui pendekatan connectionism. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengetahuan ODHA dalam mengelola illness berkembang melalui pengalaman pribadi dari upaya memahami illness (learning what illness means) hingga beradaptasi terhadap illness. Praktik/tindakan pengelolaan illness terwujud karena adanya makna yang terbentuk dari interaksi antara struktur ekstrapersonal dan intrapersonal individu. ......This study discussed about knowledge construction and illness managing practices that conducted by people with HIV-AIDS (ODHA), also contextual factors related to bring into reality those practices. Study conducted to 6 ODHAs in Jakarta that consisted of a male homosexual, a female bisexual, a female prostitute, an intravenous drug user (IDU), and females that were infected HIV- AIDS from their husbands. The data also were collected from the significant others of ODHAs. The ODHA's knowledge construction in managing illness was viewed through connectionism approach. The study showed that the ODHAs' knowledge in managing illness developed through personal experiences from the effort to understanding the illness (learning what illness means) to becoming adaptive to the illness. The practices brought into reality because there was a meaning which was formed from interaction between individual extrapersonal and intrapersonal structure.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryuichi Bagas Aditya
Abstrak :
Jumlah pasien COVID-19 terus bertambah. Di sisi lain, penularan virus melalui udara (airborne) merupakan masalah yang serius. Virus menular langsung melalui batuk dan nafas dari orang yang terinfeksi ke orang lain. Virus juga tetap berada di permukaan dan hidup selama berjam-jam bahkan berhari-hari; dapat menyen penyebaran secara tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengontrol aliran udara di ruang isolasi pasien COVID-19 menggunakan air purifier fotokatalis dengan tujuan mencegah penularan virus dari pasien ke tenaga medis, serta mengevaluasi kinerja air purifier di ruang isolasi pasien rumah sakit, sistem pola aliran udara ruangan dan mengevaluasi pengaruh laju aliran udara suplai dan temperatur udara suplai pada tubuh pola aliran udara, dan menentukan kombinasi optimal laju aliran udara dan temperatur udara suplai. Penelitian ini dilakukan dengan simulasi dan eksperimen di ruang pasien rumah sakit. Penelitian ini akan menghasilkan satu artikel yang dimuat di jurnal internasional. Selain itu, penelitian ini juga akan menghasilkan prototipe alat pembersih udara di ruang isolasi pasien. ......The number of COVID-19 patients continues to grow. In other hand, the virus transmission through the air (airborne) is a serious problem. The viruses transmit directly through the coughing and breath from an infected person to others. Viruses also remain on surfaces and live for hours and even days; may cause to spread indirectly. This study aims to control air flow in the isolation room of COVID-19 patients with the aim of preventing transmission of the virus from patients to medical personnel, as well as to evaluate the performance of the photocatalyst air purifier in the hospital patient isolation, room air flow pattern system and evaluate the effect of supply air flow rate and supply air temperature on airflow pattern’s body, and determining the optimal combination of airflow rate and supply air temperature. This research was conducted by simulation and experiment in the hospital patient room. This research will result in one article published in an international journal. In addition, this research will also produce a prototype of an air purifier in the patient isolation room.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Beberapa hasil uji serologi HIV indeterminate pada tes skrining darah ditemukan di Indonesia. Prosedur skrining darah yang dilakukan saat ini sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh WHO untuk skrining darah, yaitu 3 tes uji serologi HIV selama pemeriksaan darah. Ketidaksesuaian hasil yang satu dengan yang lain didefinisikan sebagai hasil indeterminate. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi galur-galur HIV yang sulit teridentifikasi dari darah dengan uji serologi HIV intermediate dan mengevaluasi apakah galur HIV yang beredar di Indonesia mempunyai kemungkinan lolos dari sistem pendeteksian yang ada. Deteksi RT-PCR dilakukan pada 40 sampel RNA HIV dari donor darah yang mempunyai hasil uji serologi indeterminate dengan sebelumnya melakukan uji konfirmasi dengan menggunakan western blot. Deteksi RT-PCR menunjukkan bahwa sebanyak 24/32 (75%) sampel positif LTR, 4/31 (13%) positif pol dan 3/5 (60%) positif env. Amplifikasi pada daerah p24, pita-pita yang ditemukan pada sampel selalu lebih rendah dari yang diharapkan. Sekuensing dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil amplifikasi menunjukkan bahwa perlu analisis lebih lanjut untuk mengetahui apakah perubahan ini yang menyebabkan hasil indeterminate.

Indeterminate results of serological HIV test have been found in Indonesia. The screening procedure is following the prescribed by WHO for screening of blood donors which is based on 3 different serological HIV test during screening of blood donors. Discordant results are interpreted as indeterminate. This research aims to identify GIV strains that previously difficult to determine, and to evaluate whether the HIV strains present in Indonesia could pass the existing screening system. RTPCR detection test of HIV RNA were conducted for 40 blood donors samples with indeterminate serological HIV-test after a confirmatory test using western blot. Preliminary results showed that 24/32 (75%) of the samples are positive LTR, 4/31 (12%) positive pol and 1/3 (33%) positive env. Amplification in p24 region showed that bands found have lower size than expected. Sequencing performed to confirm these findings show that further analysis is needed to determine whether this change is what behind the indeterminate results.
[Institute of Human Virology and Cancer Biology University of Indonesia, Institute of Human Virology and Cancer Biology University of Indonesia], 2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>